Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] Talak 3: Keseruan Pasangan Suami Istri Yang Ingin Kembali Rujuk Tapi Terhalang Talak 3

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Talak 3 (2016)
Casts: Laudya Cynthia Bella, Vino G. Bastian, Reza Rahadian, Dodit Mulyanto, HJ Ray Sitoresmi, Gareng Rakasiwi, Hasmi Gundala, Mozza Kirana, Mosidik
Director: Ismail Basbeth & Hanung Bramantyo
Studio: MD Pictures, Dapur Films


#Trailer:


Official Trailer Talak 3 (2016)


#Synopsis:
Bagas (Vino G. Bastian) dan Risa (Laudya C. Bella) kembali dipertemukan dalam sebuah wedding project bernilai besar setelah mereka resmi bercerai dan Bagas langsung memberikan Talak 3 pada Risa. Kehidupan keduanya setelah berpisah menjadi kacau balau. Kehidupan Bagas menjadi berantakan. Begitu juga dengan Risa, ia terlilit hutang kartu kredit dimana-mana. Keduanya juga masih mempunyai tunggakan cicilan rumah milik bersama yang kini menjadi bahan rebutan.
Berkat tawaran wedding project dari Inggrid (Tika Panggabean), Bagas sanggup mengerjakan project itu. Namun sayang, diproposal wedding project yang Bagas ajukan pada Inggrid, proposal itu adalah hasil kerjasama dan ide bersama dengan sang mantan istri. Inggrid pun tak mau tau wedding project Bagas itu harus dikerjakan bersama-sama tidak boleh sendirian.
Melihat peluang itu, Bagas kemudian mencoba merayu Risa untuk merelakan project itu dikerjakan sendiri. Risa dengan tegas menolaknya, karena ia merasa turut andil dalam isi proposal wedding project itu. Dengan alasan tunggakan cicilan rumah, utang kartu kredit dan kurangnya pendapatan, akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bekerjasama dalam mengerjakan wedding project itu dan dibantu oleh sahabat mereka yaitu Bimo (Reza Rahadian).
Seiring berjalannya waktu, roman-roman cinta diantara mantan pasangan suami istri itu kembali muncul. Bagas pun berniat rujuk dengan Risa. Namun ia lupa telah me-nalak 3 Risa sekaligus. Niat baik Bagas terhalang oleh hukum agama yang menyatakan bahwa pihak perempuan harus terlebih dahulu dipinang oleh seorang muhalil (laki-laki lain yang menikahi pihak perempuan, lalu menceraikannya) apabila ingin bersatu kembali.
Karena dikejar oleh deadline wedding project dari Inggrid, Bagas dan Risa kemudian menempuh jalur "express" dengan menyuap petugas KUA bernama Hasmi (Hasmi Gundala) dan Jonur (Gareng Rakasiwi) untuk segera mengeluarkan buku nikah terbaru mereka. Rencana express yang mereka tempuh harus terhalang oleh petugas KUA lainnya yaitu Basuki (Dodit Mulyanto) yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran hingga ia ratusan kali dimutasi dari berbagai KUA di Pulau Jawa gara-gara sikapnya itu.
Rencana lewat jalur "express" telah gagal. Bayu dan Risa kemudian menempuh jalur mencari suami sewaan. Mereka bertemu dengan pria blasteran indo-arab (Mike Lucock) hingga menemui sosok Mariono Tangguh (Mosidik) yang terkenal dengan salam cintanya. Syarat yang diajukan Bayu dan Risa hanya satu, yaitu disewa untuk sekedar sebagai muhalil dan tanpa adanya hubungan suami-istri. Syarat itu mutlak mereka keluarkan karena diantara mereka sudah muncul kembali rasa sayang dan cinta.
Lagi dan kegagalan harus dialami Bayu dan Risa. Mereka akhirnya memutuskan pilihan pada Bimo untuk menjadi suami sewaan bagi Risa. Awalnya Bimo menolak dengan tegas permintaan mereka, tapi setelah mendengar permohonan Risa yang merupakan teman Risa sejak kecil, Bimo kemudian mau menolong kedua temannya itu.
Rencana yang awalnya digambarkan oleh Bagas tidak akan menyakiti siapapun ternyata berubah drastis dan diwarnai kisah baper. Ternyata Bimo memendam perasaan pada Risa sejak mereka duduk dibangku sekolah dan telah banyak melakukan pengorbanan yang dilakukan Bimo pada Risa.
Lalu bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Risa akan tetap memilih Bagas atau justru berpaling pada Bimo? Bagaimanakah juga dengan wedding project mereka?


#Review:
Siapa yang tak menunggu filmnya jika sutradara sekaliber Hanung Bramantyo yang duduk dikursi sutradaranya? Ya. Gue yakin mayoritas pasti selalu mengantisipasi kehadiran film-film produksi beliau. Bagaimana jika film yang diproduksi Hanung, disutradarai juga oleh seorang Ismail Basbeth, sutradara baru Indonesia yang sukses besar mencuri perhatian tahun lalu lewat film MENCARI HILAL (2015) yang dibintangi Oka Antara dan Deddy Soetomo itu. Komposisi itu tampak semakin menjanjikan untuk tidak boleh dilewatkan dibioskop.
Dibuka dengan kisah humor yang tiada ampun, TALAK 3 (2016) memberikan humor khas Hanung Bramantyo yang tak kalah dahsyatnya seperti di Film HIJAB (2015) yang satir, penuh dengan sindiran dan pelesetan dari yang lagi nge-trend pada masa kini contohnya para pemain pendukung difilm ini, Saski Nggotik (Mozza Kirana) yang dituduh sebagai wanita idaman lain Bagas, kemudian Mariono Tangguh (Mosidik) dengan salam cintanya, Basuki (Dodit Mulyanto) yang menjunjung kejujuran dan anti KKN. Nama mereka sudah tak asing kan? Dan memang terinspirasi dari dunia showbiz Indonesia.
Setelah dibombardir oleh aksi humor, tak disangka moment drama dipertengahan hingga akhir film juga tak kalah dahsyat dengan aksi humornya. Hanung Bramantyo dan Ismail Basbeth berhasil membawa BAPER semua penonton dengan konflik cinta segitiga yang dikemas dengan apik dan luar biasa dengan jajaran pemain yang tengah HITS di industri Film Indonesia seperti Laudya C. Bella, Vino G. Bastian dan Reza Rahadian.
Ketiganya tampil cemerlang dengan karakternya masing-masing. Bella pun semakin menunjukkan "taring"nya yang berkelas setelah apik dalam ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) dan SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015). Vino dan Reza pun tampil sangat memukau dengan permainan emosi yang diberikan. Aktor kelas wahid di Indonesia emang mereka berdua.
Overall, secara keseluruhan Film TALAK 3 (2016) film rom-com Indonesia paling menghibur dan paling bikin menguras emosi. Jika tahun lalu ada KAPAN KAWIN? (2015) yang merupakan rom-com terbaik, mungkin TALAK 3 (2016) ini adalah rom-com terbaik ditahun ini. BEST!



[9/10Bintang]

[Review] Aach.. Aku Jatuh Cinta: Highclass Local Romantic Comedy From Garin Nugroho

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Aach.. Aku Jatuh Cinta (Chaotic Love Poems) (2016)
Casts: Pevita Pearce, Chicco Jerikho, Anissa Hertami, Nova Eliza, Bima Azriel
Director: Garin Nugroho
Studio: MVP Pictures


#Trailer:

Official Trailer Aach.. Aku Jatuh Cinta (2016)


#Synopsis:
Rumi (Chicco Jerikho) terkenal dengan anak nakal. Seringkali dia membuat nangis tetangganya, seorang perempuan berdarah campuran bernama Yulia (Pevita Pearce). Jika bosan dengan Yulia, Rumi mengacaukan teman-temannya. Berbagai peristiwa yang dialami Yulia selalu membekas dan memunculkan kerinduan akan sosok Rumi karena kejahilannya. Jika Rumi tidak ada, Yulia seolah merana.
Beranjak dewasa, kekacuan mereka semakin liar bak kartun Tom & Jerry. Tapi, siapapun tahu bahwa keduanya pun memendam rasa. Botol limun milik pabrik orangtua Rumi dan tebing pantai menjadi saksinya. Walaupun semesta dan segala isinya belum memberikan dukungan. Pertemanan Rumi dan Yulia sangat unik dan menarik. Meski diisi dengan pertengkaran, namun di balik itu semua adalah bukti kasih sayang di antara mereka yang dibalut dengan sesuatu yang berbeda.
Suatu ketika, terjadi kerenggangan antara hubungan Rumi dan Yulia akibat kondisi larangan dari ibu Yulia (Anissa Hertami) serta sosial, ekonomi. budaya juga menjadi pemicunya. Musik rock and roll, lipstik merah sampai bra merah menyala.
Akankah Rumi dan Yulia bersatu setelah mereka melewati segala kekacuan yang terjadi diantara mereka?


#Review:
Salah satu sutradara senior dan terbaik di Indonesia yaitu Garin Nugroho kembali merilis sebuah film Indonesia. Namun yang cukup mencuri perhatian, beliau membuat film bertema kisah drama cinta. Yang menjadi pusat perhatian lantaran, Garin Nugroho sudah melekat akan film-film nasionalis atau sejarah atau film bertema berat dan grande. Terakhir beliau menggarap HOS Tjokroaminoto (2015) yang sukses mendapatkan penghargaan di ajang festival penghargaan film lokal.
Dengan latar siapa yang menyutradarai serta jajaran pemain yang tengah naik daun. Tak heran jika film yang mempunyai judul internasional CHAOTIC LOVE POEMS dan sudah tayang lebih dulu di BUSAN INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2015 ini sangat ditunggu kehadirannya di Bioskop Indonesia.
Harus diakui, AACH.. AKU JATUH CINTA ini benar-benar kacau! Banyak adegan loncat kesana kemari yang membingungkan jadinya. Namun kekacuan itu disajikan juga dengan keindahan. Kisah cinta yang dihadirkan begitu menggemaskan ala teatrikal dengan nuansa tahun 80-90'an. Chicco Jerikho tampil begitu menjengkelkan disepanjang film lewat karakter Rumi nya. Pevita Pearce lagi-dan-lagi memberikan penampilan terbaik, berkelas dan melesat tinggi setelah kemarin sukses besar lewat karakter Hayati di TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013). Meskipun dibeberapa adegan, jiwa Hayati dalam diri Yulia sedikit muncul.
Yang menjadi nilai sempurna dari film AACH.. AKU JATUH CINTA ini adalah set lokasi dan properti yang digunakan tampil begitu NIAT. Jarang-jarang ada film Indonesia bisa bikin film seniat ini. AACH.. AKU JATUH CINTA ini tampil meyakinkan dengan mengambil setting retro Indonesia. Tak hanya itu saja, Soundtrack yang dihadirkan dikemas dengan sangat retro. I really loved it. Beberapa adegan pun sangat berkesan, contohnya adegan mengukur baju pelanggan ibunya Yulia.
Overall, AACH.. AKU JATUH CINTA sangat memuaskan! Favorite Movie!!


[8.9/10Bintang]

[Review] Surat Dari Praha: Another Masterpiece Movie from Angga Dwimas Sasongko

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Surat Dari Praha (2016)
Casts: Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, Rio Dewanto, Chicco Jerikho, Shafira Umm, Jajang C. Noer
Director: Angga Dwimas Sasongko
Studio: Visinema Pictures, Tinggikan Production, 13 Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Surat Dari Praha (2016)



#Synopsis:
Ketika ibunya, Sulastri (Widyawati), sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit \Laras (Julie Estelle) justru mengajukan sebuah permintaan: meminta sertifikat kepemilikan rumah untuk membayar pengacara dalam kasus perceraiannya dengan sang suami (Chicco Jerikho). Sayangnya permintaan tersebut menjadi hal terakhir yang diminta oleh Laras kepada ibunya yang kemudian meninggal dunia. Sulastri dan Laras memiliki hubungan ibu dan anak yang kurang begitu harmonis, tidak heran ketika Sulastri hendak memberikan warisan kepada anak tunggalnya itu terdapat sebuah syarat yang harus dilakukan oleh Laras sendiri.
Dalam surat wasiat Sulastri yang dibacakan oleh Tante Laras (Jajang C. Noer) bahwa Laras dapat memiliki rumah yang ia inginkan tadi ketika telah mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat ke sebuah alamat di Praha, Eropa. Keadaan mendesak memaksa Laras untuk memenuhi permintaan dari almarhum ibunya tersebut dan kemudian bertemu dengan pria paruh baya bernama Jaya (Tyo Pakusadewo) disana. Tugas Laras ternyata tidak semudah yang ia bayangkan, misi Laras bukan hanya sekedar mengantarkan sebuah kotak dan memperoleh tanda tangan sebagai bukti terima, penyebabnya karena Jaya bukan merupakan sosok biasa dalam kehidupan Sulastri. Laras menuding Jaya dan surat-surat yang pernah dikirimnya ke Sulastri sebagai penyebab ketidakharmonisan keluarganya, situasi yang membawa akibat buruk bagi hidupnya. Jaya merasa tersudut dan terpaksa harus menjelaskan apa yang baginya telah ia ikhlaskan.


#Review:
Angga Dwimas Sasongko kembali menghadirkan Masterpiece nya setelah CAHAYA DARI TIMUR (2014) dan FILOSOFI KOPI (2015). Kali ini di SURAT DARI PRAHA menghadirkan kisah cinta yang tak biasa namun dikemas dengan sangat indah dan mempesona.
Sejak film dimulai, SURAT DARI PRAHA langsung mengenalkan lebih personal sosok para pemainnya. Hal itu lah yang menjadi jualan utama dari film yang diproduseri oleh Glenn Fredly (lagi) ini. Pertama, kita diperkenalkan dengan sosok Jaya, pria paruh baya kharismatik yang terbuang ke Praha gara-gara pada zaman orde baru ia anti-soeharto. Lalu, ada Laras yang baru saja terguncang akibat kematian ibunya dan perceraian dengan suaminya. Berkenalan dengan keduanya kita langsung bisa merasakan sikap keras dan egois yang mereka miliki.
Dengan meeksplor sisi cerita yang dibalik mereka berdua, membuat SURAT DARI PRAHA terasa begitu matang dan sempurna. Dialog-dialog indah dan puitis begitu mengalun disepanjang film berkat bantuan narasi cantik dari Julie Estelle dan Tio Pakusadewo. Kekuatan utama Surat Dari Praha adalah bagaimana cerita mampu mengajak penonton untuk tidak hanya hanya sekedar ikut terlibat di dalam petualangan Laras bersama Jaya, namun ikut pula merasakan polemik yang mereka hadapi. Siapa sangka kisah tentang mengantarkan sebuah surat ternyata mengandung suara tentang kebebasan menggunakan unsur politik yang dibentuk dengan manis.
SURAT DARI PRAHA bukanlah sebuah film Indonesia yang hanya jalan-jalan diluar negeri dan mengeksplor secara membabi buta keindahan luar negeri. Film arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko ini menampilkan Praha, Eropa sederhana dan apa adanya. Inilah yang menjadi kekuatan dan kematangan SURAT DARI PRAHA.
Julie Estelle tampil semakin mempesona dengan gaya rambut ala Widyawati ketika masih muda. Kecantikannya pun sama halnya dengan kualitas akting yang ia tampilkan. Tio Pakusadewo pun tampil sangat charming. Tio Pakusadewo berhasil memerankan sosok Jaya yang sudah lama tinggal disana, berpuluh tahun. Kita bisa merasakan dari bagaimana dia berinteraksi dengan sekitar, dengan tempat yang biasa Jaya kunjungi, dengan orang-orang yang dikenalnya. Angkat jempol juga untuk Widyawati dalam SURAT DARI PRAHA ini. Harus diakui, kemunculan beliau meskipun sekilas memberikan impact yang memperindah untuk film ini.
Musikalitas Julie Estelle dan Tio Pakusadewo memainkan piano, harmonika dan bernyanyi Nyali Terakhir dan Sabda Rindu di Film SURAT DARI PRAHA menjadi kejutan manis lagi yang Angga Sasongko berikan.
Overall, SURAT DARI PRAHA memuaskan. Cerita cinta tak biasa namun dibalut dengan kuatnya cerita dan pendalaman emosi para karakternya. Worth it for local awarding season!


[9/10Bintang]

[Review] The Boy: Cerita Tersembunyi Di Balik Boneka Brahms

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Boy (2016)
Casts: Lauren Cohan, Rupert Evans, Jim Norton, Diana Hardcastle, Ben Robson, Jett Klyne, Lily Pater, James Russell. Stephanie Lemelin
Director: William Brent Bell
Studio: STX Entertainment, Lakeshore Entertainment, Huayi Brothers Pictures, Vertigo Entertainment


#Trailer:

Official Trailer The Boy (2016)


#Synopsis:
Greta Evans (Lauren Cohan) sedang mengalami permasalahan dalam keluarga bersama Cole (Ben Robson). Ia kemudian memutuskan untuk terbang ke Inggris untuk menenangkan diri sendirian. Atas usulan dari temannya Sandy (Stephanie Lemelin), Greta akan tinggal dan bekerja sebagai asisten rumah tangga disebuah rumah besar milik keluarga Mr. Heelshire (Jim Norton) dan Mrs. Heelshire (Diana Hardcastle). Di dalam rumah yang bagaikan istana dongeng ini, Greta diharuskan mengurus anak semata wayang keluarga Heelshire bernama Brahms ketika Mr & Mrs Heelshire pergi untuk berliburan.
Namun, Greta terkejut dan menganggap sebuah lelucon ketika Malcolm (Rupert Evans) yang merupakan petugas pengantar makanan ke kediaman keluarga Heelshire mengenalkan Brahms padanya. Brahms ternyata sebuah boneka porselen. Orangtua dari Brahms menginginkan Greta bisa mengurus Brahms dengan baik dan mengikuti seluruh peraturan yang telah dibuat. Diantaranya yaitu: Jangan memutar musik kencang, Jangan tinggalkan Brahms sendirian dan Beri ciuman selamat malam sebelum tidur.
Pada awalnya Greta, mengabaikan Brahms, namun kemudian hal-hal aneh mulai menghampiri Greta. Ia mulai mimpi buruk, merasakan hal-hal aneh dan puncaknya ia merasakan terror misterius didalam rumah itu.
Siapakah yang meneror Greta? Apakah benar boneka porselen bernama Brahms itu adalah pelakunya?


#Review:
Film horror yang menggunakan Boneka sebagai jualan terror-horrornya mungkin bukanlah hal yang baru. Sebut saja Chucky (1988) boneka yang iconic itu, kemudian baru-baru ini Annabelle (2014) yang sukses berkat muncul sebagai "cameo" dalam Film Horror Terlaris Sepanjang Masa, The Conjuring (2013) yang meskipun Film Annabelle itu cukup mengecewakan. Kali ini sutradara William Brent Bell menghadirkan sebuah horror yang memberikan terrornya lewat sebuah boneka porselen berwujud anak laki-laki yang diberi nama Brahms.
Dengan premis cerita yang klasik dan sudah banyak ditemukan pada film horror lainnya, THE BOY tampil lumayan menjanjikan diawal film. Kita diajak ikut mempercayai dan ikut menggila bahwa boneka Brahms itu benar-benar hidup berkat akting meyakinkan dari Jim Norton dan Diana Hardcastle. Meskipun akting dari Lauren Cohan yang berperan sebagai Greta tidak terlalu mencolok sebagai seorang asisten rumah tangga yang jiwanya sedang terancam.
Perlahan tapi pasti, misteri pun mulai ditebar dipertengahan film. Meskipun minim jumpscared, The Boy masih bisa memberikan sensasi horror yang oke dengan bantuan creepy-nya si boneka Brahms, set lokasi yang meyakinkan dan efek musik yang menyeramkan.
Menuju akhir film, THE BOY memberikan plot-twist yang cukup oke dan diluar ekspetasi. Entah ini disebut twist yang bagus atau jelek, keseluruhan horror dan jumpscared yang diberikan THE BOY lumayan baik.


[7.5/10Bintang]

[SPOILER ALERT] Fakta Menarik Film Midnight Show (2016)

- Tidak ada komentar

Ini dia beberapa fakta menarik dari film terbaru produksi Renee Pictures berjudul Midnight Show (2016):

1. Sutradara Midnight Show yaitu Ginanti Rona merupakan sutradara muda yang dulu pernah menjadi asisten sutradara TiMo Brothers. Ginanti termasuk anti CGI dalam proses pembuatan film. Beliau lebih memilih memakai properti asli daripada menggunakan efek CGI. Terbukti, di MIDNIGHT SHOW nya, ia memakai set bioskop asli.
2. Film MIDNIGHT SHOW ini rencananya akan tayang dibioskop Indonesia pada akhir 2015 lalu. Namun, karena suatu hal, film yang diproduseri oleh Gandhi Fernando dan Laura Kirana ini mundur menjadi 14 Januari 2016. (Prediksi: mungkin takut head-to-head dengan Film Single, Bulan Terbelah Di Langit Amerika & Star Wars: The Force Awakens hehe)
3. Lokasi shooting MIDNIGHT SHOW menggunakan bioskop betulan yaitu Bioskop Galaxy diwilayah Bogor Jawa Barat dan Bioskop Mall Cimanggis Depok Jawa Barat.
4. Selama proses shooting, beberapa pemain sempat mengalami hal-hal mistis. Hal itu diungkapkan oleh Acha Septriasa, yang pernah melihat beberapa kru film mengalami kesurupan, properti mainan digedung bioskop menyala sendiri dan lain-lain.
5. Film MIDNIGHT SHOW menjadi film horror/thriller pertama dari aktris Acha Septriasa.
6. Karakter Guntur yang seorang pembajak film di MIDNIGHT SHOW awalnya sempat diberikan pada Robby Shine, tapi karena jadwal yang padat kemudian digantikan oleh Ade Firman Hakim.
7. Film MIDNIGHT SHOW sempat ditolak oleh LSF untuk tayang di Bioskop Indonesia lantaran terlalu banyak adegan sadis. Namun, akhirnya setelah 3x proses, Film arahan Ginanti Rona ini tayang dibioskop meskipun beberapa adegan digunting selama 4menit.
8. Salah satu adegan yang digunting LSF adalah ketika Ganindra Bimo menggorok leher Yayu Unru dan Neni Anggraeni.
9. Proses shooting MIDNIGHT SHOW berlangsung pada Desember 2014 dan berakhir pada akhir Januari 2015.
10. Ide Cerita film MIDNIGHT SHOW muncul ketika kedua produser film ini mengalami kejadian aneh ketika selesai menonton film KUNTILANAK (2006) di bioskop Artha Gading 21.


Spoiler Film MIDNIGHT SHOW (2016):


Tama Herdiansyah (Ganindra Bimo) adalah seorang sutradara terkenal sekaligus seorang psikopat. Ia ditugaskan oleh Lusy (Gesata Stella) untuk membunuh Seno (Arthur Tobing) jaksa yang menuntut Bagas (Zack Lee) kakak kandung Lusy atas kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya itu. Seno dijebak disuruh datang ke Bioskop Podium, tempat Lusy bekerja sebagai petugas loket tiket. Tak hanya Seno saja, rupanya ada penonton lain yang mempunyai tujuan lain datang ke Bioskop Podium. Diantaranya Guntur (Ade Firman Hakim) yang berniat membajak film BOCAH dengan merekamnya dan pasangan kekasih Sarah (Ratu Felisha) yang merupakan PSK dan pelanggannya Ikhsan (Boy Harsya). 


Alasan utama Lusy ingin menghabisi nyawa Seno karena kakaknya itu tidak sepenuhnya salah atas kematian kedua orangtuanya itu. Lusy ingin balas dendam. Bagas dan Lusy mengalami kekerasan sejak kecil yang dilakukan oleh kedua orangtuanya (Citra Prima & Rangga Djoned).
Kematian kedua orangtuanya itu, kemudian direkayasa oleh wartawan bernama Yuli (Neni Anggraeni). Yuli membuat sebuah berita palsu bahwa Bagas lah yang membunuh kemudian memutilasi ayah-ibu-adiknya. Hal itu dijelaskan ketika sebuah video diputar ketika Tama Herdiansyah disiksa dan disuruh membunuh Yayu Unru dan Neni Anggraeni. Lusy sebenarnya tidak mati. Ia menderita post traumatic syndrome, bersembunyi, bekerja di Bioskop Podium dan tumbuh dewasa sendirian.
Tama menjadi psikopat lantaran ia terus mendapat ancaman dan tekanan dari Lusy. Hal itu terlihat ketika Tama berdialog dengan Naya (Acha Septriasa), dimana Tama sangat merasakan kepedihan ketika anak dan istrinya terus diganggu oleh terror yang ingin mencoba membunuh mereka. Tak terima dengan apa yang dialami keluarganya itu, Tama kemudian menjadi psikopat dan menuruti perintah Lusy untuk membunuh Seno.
Sementara itu, pegawai bioskop lain yaitu Naya, Juna (Gandhi Fernando), Pak Johan (Ronny P. Tjandra), Allan (Daniel Topan) serta Guntur, Sarah dan Ikhsan mereka hanya sebatas saksi mata ketika peristiwa penyerangan dan pembunuhan Tama terhadap Seno di Bioskop Podium. Takut, ketahuan, mau tak mau, Tama juga harus menghabisi mereka.

[Review] Midnight Show: Terror Maut Mengintai Di Gedung Bioskop

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Midnight Show (2016)
Casts: Acha Septriasa, Ganindra Bimo, Gandhi Fernando, Ratu Felisha, Gesata Stella, Boy Harsya, Raihan Khan, Arthur Tobing, Ade Firman Hakim, Ronny P. Tjandra, Neni Anggraeni, Yayu Unru, Zack Lee, Citra Kirana
Director: Ginanti Rona
Studio: Renee Pictures


#Trailer:

Official Trailer Midnight Show (2016)


#Synopsis:
Tahun 90'an terjadi kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bocah bernama Bagas (Raihan Khan). Pelaku membunuh sekaligus memutilasi ayah-ibu dan adik perempuannya dirumahnya sendiri. Bagas pun berhasil ditangkap dan dimasukkan ke penjara.
Berdasarkan kisah tersebut, Tama Herdiansyah (Ganindra Bimo) tertarik untuk mengangkatnya ke layar lebar. Dan ketika film ditayangkan serentak di seluruh bioskop, Film dengan judul BOCAH itu langsung menimbulkan kontroversi dimana-mana.
1 bulan kemudian, Bioskop Podium milik Pak Johan (Ronny P. Tjandra) tertarik untuk menayangkan film BOCAH pada jam penayangan tengah malam atau Midnight Show. Namun tak sesuai dengan harapan, film itu sepi penonton dan diperparah dengan kondisi hujan deras. Beruntung, tak menunggu lama, beberapa penonton akhirnya datang. Meskipun tak membludak, Pak Johan beserta karyawannya yaitu Naya (Acha Septriasa), Lusy (Gesata Stella) petugas loket tiket, Juna (Gandhi Fernando) petugas proyektor dan Allan (Daniel Topan) bagian keamanan bioskop tetap melayani dan menayangkan film BOCAH di Midnight Show.
Para penonton itu adalah sepasang kekasih bernama Sarah (Ratu Felisha) dan Ikhsan (Boy Harsya), lelaki berkepala cepak bernama Guntur (Ade Firman Hakim), pria tua yang membawa tas bernama Seno (Arthur Tobing) dan lelaki yang mengenakan hoodie berwarna hitam. Kelima penonton itu mempunyai tujuan masing-masing datang ke Bioskop Podium itu.
Ditengah pertunjukkan film, tiba-tiba salah satu dari penonton diserang orang misterius hingga tewas. Sontak. penonton lain pun histeris melihat aksi penyerangan itu. Tak tinggal diam, penonton lainnya mencoba menghindar dari pria misterius itu.
Rupanya insiden tersebut diketahui oleh para pegawai Bioskop Podium. Mereka bersama penonton yang masih selamat terus berusaha mencari jalan keluar agar terbebas dari ancaman orang misterius itu. Meski nyawa dan darah yang harus mereka pertaruhkan.
Bisakah orang-orang yang tersisa di dalam gedung bioskop tua itu keluar dari ancaman orang misterius itu? Lalu siapakah sosok misterius yang menebar terror itu?


#Review:
Akhirnya, Film Indonesia bergenre horror-thriller-slasher kembali muncul diawal tahun 2016 ini setelah RUMAH DARA (2009), KILLERS (2014) dan THE RAID 2 (2014) yang penuh aksi berdarah-darah dan sadis, kini Renee Pictures yang sebelumnya sukses dengan Film TUYUL PART 1 (2015) ini menghadirkan sebuah film thriller-slasher berjudul MIDNIGHT SHOW arahan sutradara muda Ginanti Rona.
Dengan ide cerita yang sangat kuat, MIDNIGHT SHOW tampil lumayan baik dalam segi cerita. Intense ketegangan dan membuat penasaran terjaga dengan baik dari awal hingga akhir film. Premis yang menarik itulah yang memberikan sensasi "tebak-tebakan siapa pembunuhnya" muncul ketika film diputar. Menuju akhir film pun twist yang dihadirkan tampil membuat semua tebakan diawal film menjadi runtuh. Twist yang dihadirkan juga dijelaskan dengan cukup detail meskipun tetap bikin otak berfikir.
Jajaran pemain pun memberikan penampilan terbaiknya. Akhirnyaa! Mimpi gue selama ini pengen liat Acha Septriasa main film horror/thriller kesampe-an juga berkat Ginanti Rona mengajak beliau bermain di MIDNIGHT SHOW. Acha semakin menunjukkan kelasnya disini. Kualitas-nya emang tak usah diragukan lagi, She's one of THE BEST Actress in Indonesia so far. Tak hanya Acha saja, Ratu Felisha pun tampil semakin "gahar" setelah sukses dalam Film Horror Terbaik 2015: BADOET. Thumbs-up juga untuk Ganindra Bimo yang bermain semakin cemerlang. Gandhi Fernando juga tampil lumayan meningkat jika dibandingkan film-film dia sebelumnya. Tapi alangkah baiknya, It's enough sir. Just sit and relax as Producer or Writter. Not for an actor :)


Hal jempolan lainnya dari MIDNIGHT SHOW adalah setting lokasi yang memakai set bioskop betulan. Ginanti Rona berhasil menyajikan terror yang efektif lewat space-space di gedung bioskop. Music scoring pun berhasil disajikan dengan amat baik. Terlebih untuk efek musik suara-suara pisau yang menggorok leher begitu terasa nyata dan nyaring!
Sebagai mantan asisten-sutradara TiMo Brothers yang terkenal dengan RUMAH DARA nya, rasanya Ginanti Rona juga mempunyai taste yang sangat tinggi akan adegan berdarah-darah. Terbukti di MIDNIGHT SHOW nya ini, adegan berdarah-darah disajikan dengan sangat rapi dan tidak lebay. Meskipun beberapa adegan berhasil digunting oleh LSF, tapi secara keseluruhan adegan berdarah-darah disini merupakan salah satu elemen terbaik dari MIDNIGHT SHOW.
Overall, secara keseluruhan MIDNIGHT SHOW, shows you bloods everywhere in old theater. Acha Septriasa, music and slasher scene is the best on this movie. Sayang sekali dibioskop gue di Tasik21 film ini cuma bertahan 2 hari saja :(

SPOILER ALERT Film MIDNIGHT SHOW (2016) klik disini

[8/10Bintang]

[Review] The Danish Girl: Another Incredible Performance From Eddie Redmayne

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: The Danish Girl (2015)
Casts: Eddie Redmayne, Alicia Vikander, Adrian Schiller, Amber Heard, Emerald Fennell, Henry Pettigrew, Claus Bue, Ben Wishaw, Richard Dixon
Director: Tom Hooper
Studio: Focus Features, Artemis Pictures


#Trailer:

Official Trailer The Danish Girl (2015)


#Synopsis:
Ini kisah tentang sepasang suami istri yang berprofesi sebagai seniman pelukis. Mereka adalah Einar Wegener (Eddie Redmayne) dan Gerda Wegener (Alicia Vikander). Keduanya telah menikah selama 6 tahun namun belum dianugerahi momongan. Tapi mereka tak pernah mengeluh, mereka selalu terlihat bahagia dengan aktivitas mereka sebagai seorang seniman lukis.
Einar terkenal akan lukisan-lukisan alamnya, sedangkan Gerda terkenal akan lukisan-lukisan manusianya. Suatu hari, keadaan ekonomi keduanya dilanda krisis. Bahkan lukisan karya Gerda selalu ditolak oleh beberapa galeri untuk dipamerkan.
Tak mau menyerah, Gerda kemudian selalu memperbaiki lukisan-lukisannya. Suatu hari, ketika proses melukis seorang model bernama Elsa (Emerald Fennell) dengan mengenakan gaun indah berwarna biru, sang model datang terlambat. Padahal lukisan itu hampir 100% rampung. Karena tak mempunyai model lain, Gerda meminta bantuan pada suaminya untuk menggantikan Elsa sebagai model lukisan. Awalnya Einar menolak permintaan istrinya itu karena risih harus mengenakan stocking sang model tapi demi rasa cinta, Einar akhirnya mau menjadi model istrinya itu.
Suatu hari, Gerda mendapatkan undangan ke sebuah pesta dari Elsa. Gerda sudah bosan menghadiri pesta dengan sang suami. Ia kemudian iseng meminta sang suami untuk merubah penampilannya sebagai seorang perempuan. Demi sang istri, Einar selalu menuruti keinginan istri tercintanya itu.
Einar terus dilatih oleh sang istri untuk bisa menjadi perempuan. Einar diajari cara berjalan, cara berpakaian, atitude hingga merias wajah. Malam pesta pun tiba. Einar berhasil disulap menjadi seorang wanita cantik bernama Lily Elbe. Nama itu diberikan langsung oleh Elsa dan Gerda pada saat Einar menjadi model menggantikan Elsa pada waktu itu.
Semua mata tertuju Lily Elba. Mereka terpukau dengan kecantikan Lily. Gerda dan Elsa hanya bisa tersenyum dan tertawa melihat Einar kini berubah menjadi wanita cantik bernama Lily. Hingga seorang pria bernama Henry (Ben Wishaw) tertarik dan jatuh hati pada Lily. Einar sangat shocked ketika Henry berusaha menggodanya. Ia kemudian berhasil menghindar berkat bantuan sang istri dan langsung pergi meninggalkan pesta itu.
Gerda dan Einar kemudian memutuskan untuk menghentikan penyamaran Einar sebagai Lily Elba. Namun disisi lain lukisan-lukisan Gerda yang menggambarkan sosok Lily malah laku dipasaran dan disukai pecinta lukisan didunia. Tak hanya itu saja, didalam hatinya Einar muncul sebuah rasa nyaman ketika ia menjadi Lily. Muncul sebuah problematika diantara pasangan suami istri ini. Berbagai cara mereka lakukan untuk menghilangkan jati diri Lily pada diri Einar. Namun hasilnya selalu gagal. Jati diri Lily Elba semakin menguat pada diri Einar dan Einar malah lebih memilih ingin menjadi Lily daripada Einar.
Seiring berjalannya waktu, Gerda mau tak mau harus menerima pilihan yang dipilih oleh Einar. Bagaimanakah akhir kisah dari pasangan suami istri ini?


#Review:
Film-Film yang masuk deretan nominasi Oscar dan Golden Globe tahun 2016 sudah mulai tayang regular di beberapa bioskop dunia. Salah satunya adalah THE DANISH GIRL (2015) yang mempunyai kekuatan pada segi cerita dan pastinya para pemain.
Eddie Redmayne lagi dan lagi memberikan penampilan mengesankannya setelah beliau bermain dalam LES MISERABLES dan THE THEORY EVERYTHING. Beliau begitu MENJIWAI memerankan sosok perempuan bernama Lily Elba. Totalitas yang ia tampilkan sangat layak masuk deretan Nominasi Aktor Terbaik di Oscar maupun Golden Globe. Secara mengejutkan, Alicia Vikander juga memberikan penampilan memukaunya memerankan istri dari Einar. Ketegaran, ketabahan dan kepasrahannya sangat tampil meyakinkan banget. She's will be the next superstar in the future.
Dari segi sinematografi pun THE DANISH GIRL (2015) memberikan visual yang grande dan cantik. Sang cinematographer berhasil memvisualkan spot-spot indah di Eropa dengan gaya Instagram-able abis! Musik scoring yang mengiringi THE DANISH GIRL pun mengalun dengan indahnya disepanjang film.
Overall secara keseluruhan, THE DANISH GIRL memuaskan! Jajaran pemain adalah yang terbaik difilm ini!


[8.5/10Bintang]

[Review] Ip Man 3: Penutup Perjalanan Master Kung Fu Wing-Cun Yang Memukau

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Ip Man 3 (2015)
Casts: Donnie Yen, Zhang Jin, Mike Tyson, Lynn Xiong, Patrick Tam, Danny Chan, Kent Cheng, Kai-Chung Cheung, Babyjohn Choi, Sarut Khanwilai, Meng Lo
Director: Wilson Yip
Studio: Pegasus Motion Pictures, Dreams Salon Entertainment, Starbright Communications


#Trailer:

Official Trailer Ip Man 3 (2015)


#Synopsis:
Hongkong, Tahun 1959. Ip Man (Donnie Yen) sang Master Kung Fu Wing-Cun telah hidup tentram dan bahagia bersama sang istri tercinta, Cheung Wing Sing (Lynn Xiong) dan anak laki-lakinya. Ketenangan yang dirasakan oleh Ip Man harus terusik oleh gerombolan disekitar tempat tinggal Ip Man yang berencana membeli dan menggusur sekolah setempat dimana anak dari Ip Man bersekolah disana.
Gerombolan yang dikomandoi oleh Ma-King Sang (Patrick Tam) dan dipimpin oleh Bos Frank (Mike Tyson) ini terus berusaha sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan sekolah tersebut dengan berbagai cara termasuk berencana untuk menghabisi Ip Man yang selalu menghalangi niat mereka.
Ip Man yang tidak tinggal diam dan selalu melindungi keamanan sekolah itu kini mendapat perhatian dari penduduk sekitar dan media massa setempat.
Hingga suatu hari, Ip Man berhasil menggagalkan rencana pembakaran gedung sekolah oleh gerombolan Ma-King Sang dengan bantuan Cheung Tin-Chi (Zhang Jin), seorang pemuda yang mahir Kung Fu Wing-Cun yang berprofesi sebagai penarik becak dan petarung jalanan yang sering jadi bahan perjudian. Dan kebetulan juga, anak laki-laki dari Cheung Tin-Chi adalah teman sekelas dari anaknya Ip Man.
Melihat kemampuan Cheung Tin-Chi yang hampir sejajar dengan kemampuan Ip Man, Ma-King Sang berusaha membujuk Cheung Tin-Chi untuk membantunya melenyapkan Ip Man. Dengan iming-iming imbalan yang besar, Cheung Tin-Chi akhirnya bersedia membantu gerombolan Ma-King Sang. Namun, didalam hati kecilnya Cheung Tin-Chi, ia juga sudah mempunyai ambisi ingin menjadi bahkan bisa merebut gelar Master Kung Fu Wing-Cun milik Ip Man dan membuka sekolah Kun Fu Wing-Cun sendiri.
Ditengah situasi yang sedang kacau, Cheung Wing-Sin di diagnosis terkena kanker. Ia awalnya berusaha untuk tidak memberitahukan pada Ip Man, namun karena insiden penculikan anak semata wayang mereka, akhirnya Ip Man mengetahui apa yang sedang dialami oleh sang istri tercinta.
Ip Man juga manusia mempunyai hati dan perasaan. Ia tak mau lagi meninggalkan keluarga kecilnya ini.
Lalu, bagaimanakah akhir dari kisah Master Kung Fu Wing-Cun ini?




#Review:
Untuk pertama kalinya gue menonton film Asia di layar bioskop. Alasan utama kurang tertarik terhadap film-film Asia (terutama, Thailand, Hongkong, Korea, China dan Jepang) adalah faktor bahasa. Karena mayoritas deretan judul film tersebut menggunakan bahasa lokal, bukan bahasa Inggris. Namun, ternyata hal tersebut tidak menjadi masalah jika cerita dan jajaran pemainnya memberikan hasil terbaik. Terbukti beberapa tahun ini gue selalu dibuat jatuh cinta oleh film-film Thailand produksi GTH Pictures. Dan kali ini IP MAN 3 (2015) yang merupakan film China pertama yang gue tonton di bioskop berhasil membuat gue jatuh cinta dengan jalan ceritanya.
Jalan cerita dengan intense ketegangan yang terus memuncak hingga akhir film berhasil dikemas dengan baik ditambah dengan adegan menguras emosi yang lumayan jempolan. Sang penulis skenario berhasil "memanusiakan" sosok Ip Man lewat adegan drama keluarga yang dihadirkan. Klimaksnya mungkin saat adegan sang istri di diagnosis terkena kanker. Sosok Ip Man yang merupakan "superhero" pada saat itu, kini memperlihatkan kalau dirinya hanyalah seorang manusia biasa, seorang ayah sekaligus seorang suami yang cinta akan keluarga. Donnie Yen tampil luar biasa sebagai seorang Ip Man. Ia tampil tenang, berwibawa dan baik hati.
Tak hanya itu saja, rival-rival dari Ip Man juga mendapatkan jatah cerita yang tidak boleh disepelekan. Mike Tyson sang legenda tinju dunia cukup berhasil memperlihatkan kemampuan berkelahinya dengan Donnie Yen meskipun aktingnya sangat terlihat akting banget kalau menurut gue. Tak hanya mereka berdua saja, sosok Cheung Tin-Chi yang diperankan Zhang Jin juga diberikan porsi cerita yang baik dengan motif / alasan yang kuat ketika ingin menantang Ip Man.
Namun, keberagaman jatah cerita yang diberikan, membuat salah satu dari cerita tersebut mau tak mau harus menggantung. Hal itu cukup terasa ketika gue menontonnya. Fokus cerita yang diparuh pertama sepertinya menjadi menggantung dan tak jelas apakah sudah selesai atau belum.
Hal yang harus diacungi jempol pastinya adegan martial arts nya. Para pemain berhasil mempertontonkan aksi seni bela diri yang memukau dan detail. Hal itu semakin sempurna dengan pengambilan gambar yang ciamik serta efek slowmotion dibebera bagian yang gila keren abis!
Overall, secara keseluruhan gue suka IP MAN 3. Namun sayang, konon katanya ini adalah series penutup untuk film IP MAN. What a perfect and great farewell party Master Ip Man! :')


[8/10Bintang]

[Review] The Intern: Pengalaman Hidup Memang Takkan Pernah Menua

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: The Intern (2015)
Casts: Robert De Niro, Anne Hathaway, Rene Russo, Anders Holm, JoJo Kushner, Andrew Rannells, Adam Devine, Zack Pearlman, Jason Orley, Christina Scherer, Nat Wolff
Director: Nancy Meyers
Studio: Warner Bros Pictures, Waverly Films


#Trailer:

Official Trailer The Intern (2015)


#Synopsis:
Ben Whittaker (Robert De Niro) adalah seorang pensiunan perusahaan pembuat buku telepon. Orangnya disiplin, rapi, telaten, baik hati, perhatian dan tipikal orang yang sangat sulit dijumpai di zaman sekarang. Menginjak usia kepala tujuh, Ben mulai merasa bosan menjadi pensiunan dan ingin kembali bekerja. Kesempatan untuk kembali bekerja datang ketika Ben tak sengaja menemukan info lowongan kerja di sebuah perusahaan online-shop fashion bernama About The Fit.
Founder dari About The Fit adalah Jules Ostin (Anne Hathaway). Wanita karier yang terkenal tegas, tak kenal basa-basi dan anti terhadap orang yang tak bisa berkedip ketika berbicara ini merupakan ibu dari satu orang anak perempuan menggemaskan bernama Paige (JoJo Kushner) dan istri dari Matt (Anders Holm).
Yang jelas, Jules mempunyai passion yang sangat tinggi pada pekerjaannya. Terbukti, hanya dalam waktu 18 bulan, perusahaan yang ia bangun dari nol, kini telah mempunyai ratusan karyawan dan selalu mendapatkan target penjualan yang tinggi.
Ben kemudian ditugaskan menjadi bawahan dari Jules. Awalnya Jules menolak Ben menjadi karyawan magang bawahannya lantaran Ben termasuk kategori "orang sangat baik" dan faktor usia juga. Namun, ketika Jules menyadari ketulusan yang Ben berikan dalam bekerja, Jules menjadi tak bisa lepas dari Ben. Hingga tak membutuhkan waktu lebih lama, Ben berkenalan dengan keluarga kecil Jules.
Di tempat kerja yang mayoritas anak-anak muda, dengan segala pengalaman yang Ben punya, Ben menjadi panutan. Khususnya Jason (Adam Devine), Davis (Zack Pearlman), Cameron (Andrew Rannells) dan Becky (Christina Scherer).
Seiring berjalannya waktu, ditengah kesibukannya sebagai seorang wanita karier, Jules juga harus menghadapi beberapa permasalahan khas wanita karier. Apakah pengalaman segudang yang dimiliki oleh Ben mampu membantu mengatasi semua permasalahan yang dialami bosnya itu?

#Review:
Film THE INTERN (2015) ini tidak lah berat. Justru mengalir dengan indah, hangat dan penuh dengan kegembiraan. Jalan cerita yang menarik diikuti ditambah dengan jajaran pemain yang menampilkan penampilan terbaiknya memberikan suasana film THE INTERN ini sungguh manis.
Chemistry jempolan dan natural sangat berhasil dipertontonkan oleh Robert De Niro dan Anne Hathaway. Another DEVIL WEARS PRADA maybe. She's always perfect!
Tak hanya itu saja, Scoring musik serta setting lokasi di film THE INTERN ini tampak sempurna dan indah. Cerminan dunia zaman sekarang yg nyaris sempurna mungkin tergambar jelas disini. Tata kostum pun tak ketinggalan. Para pemain tampak begitu modis dan fashionable.
Konflik-konflik ringan pun berhasil disajikan dengan amat baik dan penuh dengan solusi yang sederhana. Anne Hathaway kembali memberikan penampilan terbaiknya diending film dengan part menguras air mata yg mengesankan.
Overall, THE INTERN is full of heartwarming about job, love, family and thats true, experience is never getting older.

[8.5/10Bintang]

[Kaleidoskop] 13 Film Indonesia Paling Berkesan Di Tahun 2015

- Tidak ada komentar


Usai sudah tahun 2015. Tahun dimana beberapa Film Indonesia mendapat apresiasi tinggi baik dari para dewan juri di beberapa penghargaan film hingga para penonton yang dimana meraih jutaan penonton ketika tayang di Bioskop.
Menurut data filmindonesia.or.id, wikipedia dan Festival Film Indonesia, total judul Film Indonesia yang dirilis pada tahun 2015 kemarin mencapai 110-an judul Film Indonesia. Dari ratusan judul tersebut, beberapa diantaranya sudah gue tonton. Meskipun intens nonton Film Indonesia pada tahun 2015 sedikit menurun dibandingkan tahun 2014. Sesuai dengan angka favorit gue, 13 berikut adalah tiga belas Film Indonesia Paling Berkesan Di Tahun 2015 Versi Gue:




Bercerita tentang empat wanita yang mempunyai problem dimana penghasilan mereka lebih tinggi dibandingkan para suami mereka. Dimainkan dengan apik oleh Carissa Puteri, Zaskia Adya Mecca, Tika Bravani & Natasha Rizki. Film arahan Hanung Bramantyo ini sukses menghadirkan komedi yang cukup segar khas Film Jomblo (2006) tentang kehidupan sehari-hari beberapa rumah tangga yang pastinya related dengan dunia nyata. [9.5/10Bintang]




Setelah ditunda perilisannya beberapa tahun, akhirnya Film drama politik arahan sutradara Rahabi Mandra yang berkolaborasi dengan Hanung Bramantyo ini rilis dibioskop pada 26 Februari 2015. Cerita fiktif tentang situasi politik menjelang pemilu presiden Indonesia ini begitu jelas menggambarkan bahwa dunia politik itu sungguh kejam. Dengan jajaran pemain yang sudah tak diragukan lagi, Film 2014: Siapa Diatas Presiden? ini berhasil masuk nominasi dibeberapa ajang penghargaan mulai dari Festival Film Indonesia, Festival Film Bandung hingga Piala Maya 2015. [9.5/10Bintang]




Setelah Perahu Kertas (2012), Madre (2013) dan Supernova: Ksatria Putri & Bintang Jatuh (2014) tahun 2015 ini novel lainnya dari Dee Lestari yaitu Filosofi Kopi diangkat ke layar lebar oleh Sutradara Cahaya Dari Timur (2014) yaitu Angga Dwimas Sasongko. Melihat siapa yang menjadi sutradara dan jajaran pemain, tak heran jika FilKop The Movie ini menjadi salah satu yang ditunggu kemunculannya di Bioskop. Filkop The Movie merupakan Best Adaptated Dee's Novel after Supernova. Kualitas yang dihadirkan FilKop The Movie tak heran masuk beberapa ajang penghargaan film nasional bergengsi dan menjadikan kembali Chicco Jerikho bersinar terang di tahun 2015 ini. [9.5/10Bintang]




Dengan poster yang cukup menjanjikan. Tuyul Part 1 arahan sutradara Billy Christian cukup berhasil menyajikan sosok hantu lokal "tuyul" tampak lebih mahal dan menyeramkan. Meskipun di beberapa bagian masih ada kekurangan, tapi hal tersebut tertutupi dengan apik oleh akting Dinda Kanya Dewi yang begitu total memerankan sosok Mia. Semoga di Part 2 nanti, Tuyul Part 2 memberikan performa yang semakin meningkat. [7/10Bintang]


5. Guru Bangsa: Tjokroaminoto (April 2015)


Film biografi tentang sosok HOS Tjokroaminoto berhasil disajikan dengan durasi panjang dan berkualitas arahan salah satu sutradara terbaik di Indonesia yaitu Garin Nugroho. Reza Rahadian seperti biasanya tampil cemerlang memerankan tokoh yang ia perankan. Tak heran, jika Film ini mendapat apresiasi tinggi dibeberapa ajang penghargaan bergengsi di Indonesia. [8/10Bintang]



Setelah dibuat kecewa berat oleh Rumah Gurita (2014) dan Danau Hitam (2014), Akhirnya Jose Poernomo memberikan kembali kepercayaan gue akan Film Horrornya. Danau Hitam harus diakui tampil jauh jauh jauh lebih baik dibandingkan Film Horror Jose sebelumnya. Jajaran pemain pun tampil "keluar" dari zona nyamannya. Terlebih untuk Shandy Aulia yang harus diakui mengalami peningkatan daripada film-film sebelumnya. Meskipun banyak yang bilang Film Tarot ini meniru Film Horror Thailand berjudul Alone tapi tetap saja ini salah satu Film Horror Indonesia tahun 2015 yang cukup memuaskan. [8/10Bintang]




Salah satu mega-box office di tahun 2014 yaitu Comic 8 produksi Falcon Pictures, kembali merilis sekuelnya di tahun 2015 menunjukkan taringnya di tangga Box Office Indonesia tahun 2015 ini dengan raihan penonton diatas 1.000.000 penonton. Dengan jajaran pemain yang semakin berlimpah dan visual efek yang semakin massive, tak heran jika Comic 8: Casino Kings Part 1 ini menyajikan intense keseruan yang berlipat ganda. Part 2 yang konon akan dirilis pada Februari 2016 ini akan menjadi ending Casino Kings yang spektakuler. Can't wait! [8.5/10Bintang]




Rumah produksi MD Pictures kembali menghadirkan drama bernuansa islami berjudul Surga Yang Tak Dirindukan adaptasi novel milik Asma Nadia. Dirilis dengan tepat pada moment Lebaran 2015, membuat Film arahan Kuntz Agus ini sukses dipasaran, hingga 30 Desember 2015, Film ini masih betah berada di No.1 Top 10 Box Office Film Indonesia Tahun 2015 dengan raihan penonton diatas 1,500.000 penonton diseluruh Indonesia. Film yang diproduseri Manoj Punjabi ini sukses menghantarkan Laudya Cynthia Bella meraih Aktris Terpuji di Festival Film Bandung 2015 dan menaikkan popularitas Laudya Cynthia Bella. [8/10Bintang]




Sudah lama rasanya tidak merasakan kepuasan yang luar biasa ketika menonton Film Indonesia bergenre Horror. Biasanya masih ada saja kekurangan dibeberapa bagian, namun itu tak berlaku ketika usai menonton Film Badoet arahan Awi Suryadi. Secara mengejutkan, Badoet tampil sangat sempurna dan terbaik untuk ukuran Film Horror Indonesia. Awi Suryadi dan Daniel Topan berhasil menyajikan Badoet ke tingkat Horror Indonesia paling tinggi. Atmosfer horror berhasil diperlihatkan dengan sangat baik lewat hal-hal yang sederhana. Overall, Badoet is The Best Indonesian Horror Movie All The Time [9.5/10Bintang]




Rumah Produksi yang terkenal dengan budget fantastis nya yaitu Soraya Intercine Films berhasil menghadirkan Film arahan Raditya Dika ini menjadi Film paling megah, grande dan mewah dibandingkan film-film Raditya Dika sebelumnya. Tak hanya itu, kali ini juga Soraya Intercine Films dan Raditya Dika berhasil menyajikan ide cerita asli tanpa adaptasi dari novel. Kepopuleran Raditya Dika pun berhasil memikat penonton untuk pergi ke bioskop. Tak heran jika dalam kurun waktu dua minggu Film Single berhasil tembus 1.000.0000 penonton lebih diseluruh Indonesia dan terpantau sukses mengalahkan jumlah penonton Star Wars: The Force Awakens dibeberapa daerah. Congrats! [8/10Bintang]



Rangga-Hanum kembali melanjutkan kisahnya di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Mewawancarai salah satu korban tragedi 9/11 dan milyuner misterius yang dermawan menjadi tugas untuk Rangga Hanum. Perjalanan mereka dalam mencari narasumber ternyata tak mudah hingga beberapa konflik harus mereka lalui.
Harus diakui, Film arahan Rizal Mantovani ini jauh lebih baik dibandingkan pada Episode Eropa. Cerita yang dihadirkan di Episode Amerika ini lebih berat dan sangat menarik untuk diikuti meskipun harus sedikit ternodai oleh product placement yang berlebihan dan ending yang terlalu banyak kebetulan. Tapi terlepas dari itu, Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sangat memuaskan dari jajaran pemain yang menampilkan penampilan terbaiknya. [8/10Bintang]



Diangkat dari Novel Best Seller, Falcon Pictures yang sebelumnya sukses menggarap COMIC 8 menjadi Box Office Film Indonesia, kini dipenghujung tahun 2015 merilis sebuah Film Indonesia tentang 5 sahabat yang sedang melanjutkan studi nya di Belanda.
Dengan alur cerita yang tidak mudah ditebak, serta visual dan musik yang sangat indah dan memikat, Film arahan Endri Pelita tampil begitu hangat dan mempesona. Makna dari persahabatan sejati berhasil disajikan dengan amat baik ketika twist dihadirkan diakhir film.
Jajaran pemain pun memberikan penampilan terbaiknya di film Negeri Van Oranje ini. [9/10Bintang]


13. Ngenest The Movie (Desember 2015)


Rumah produksi yang aktif merilis film-film adaptasi novel populer, Starvision Plus, ikut memeriahkan summer-season nya industri Film Indonesia dengan mengangkat novel karya comic stand-up comedian Ernest Prakasa berjudul NGENEST. Dan harus diakui, debut perdana Ernest Prakasa sebagai sutradara ini wajib untuk diapresiasi dan terbukti sangat PECAH BIKIN KETAWA di Bioskop. Kelucuan yang terus dibombardir lewat melimpahnya cameo dan cerita yang sederhana membuat Film Ngenest ini begitu ringan namun tetap juara dalam memberikan kelucuan dan moment menyentuh hati. Goodjob Nest! [8/10Bintang]


Film Indonesia Favorite:
1. Badoet
2. Negeri Van Oranje
3. Bulan Terbelah Di Langit Amerika
4. Hijab
5. Filosofi Kopi

Film Drama Komedi Indonesia Favorite:
1. Hijab
2. Comic 8: Casino Kings Part 1
3. Ngenest The Movie
4. The Wedding And Bebek Betutu

Film Horror Indonesia Favorite:
1. Badoet
2. Tarot

Film Indonesia Paling Mengecewakan:
1. Black Honeymoon
2. Love You Love You Not
3. Romeo & Rinjani
4. Kastil Tua

Aktor Favorite:
1. Chicco Jerikho (Filosofi Kopi)
2. Abimana Aryasatya (Bulan Terbelah Di Langit Amerika)
3. Reza Rahadian (Kapan Kawin?)
4. Vino G. Bastian (Toba Dreams)
5. Oka Antara (Mencari Hilal)

Aktris Favorite:
1. Laudya Cynthia Bella (Surga Yang Tak Dirindukan)
2. Acha Septriasa (Bulan Terbelah Di Langit Eropa)
3. Ratu Felisha (Badoet)
4. Dinda Kanya Dewi (Tuyul Part 1)
5. Tatjana Saphira (Negeri Van Oranje)

Akting Paling Mencuri Perhatian Di Film Indonesia Favorite:
1. Laudya Cynthia Bella (Surga Yang Tak Dirindukan)
2. Nino Fernandez (Bulan Terbelah Di Langit Amerika)
3. Christoffer Nelwan (Badoet)
4. Ge Pamungkas (Negeri Van Oranje)
5. Sophia Latjuba (Comic 8: Casino Kings Part 1)

Sutradara Favorite:
1. Hanung Bramantyo
2. Rizal Mantovani
3. Awi Suryadi
4. Angga Dwimas Sasongko
5. Jose Poernomo

Chemistry Favorite:
1. Acha Septriasa - Abimana Aryasatya (Bulan Terbelah Di Langit Amerika)
2. Laudya Cynthia Bella - Fedi Nuril (Surga Yang Tak Dirindukan)
3. Chicco Jerikho - Rio Dewanto (Filosofi Kopi)
4. Adinia Wirasti - Reza Rahadian (Kapan Kawin?)
5. Atiqah Hasiholan - Rio Dewanto (Cinta Selamanya)

Soundtrack Favorite:
1. Cinta - Wizzy Feat Shandy Shandoro (Negeri Van Oranje)
2. Let It Be My Way - Andien (Hijab)
3. Sementara Sendiri - Geisha (Single)
4. This Is Cinta - Yuki Kato & Shawn Khulafa (This Is Cinta)
5. Tetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati (Tiger Boy)

Poster Film Indonesia Favorite:
1. Teaser Negeri Van Oranje
2. Teaser Badoet
3. Single
4. Tuyul Part 1
5. Teaser Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Film Indonesia Yang Tidak Ditonton Di Bioskop Tapi Bikin Penasaran:
1. Mencari Hilal (Karena keburu turun layar)
2. Alif Lam Mim (Baru ngeuh katanya bagus setelah borong nominasi di FFI, FFB dan Piala Maya)
3. Toba Dreams (Baru ngeuh katanya chemistry Vino & Mathias disini juara)
4. Nada Untuk Asa (Marsha Timothy dan Wulan Guritno katanya terbaik)
5. Skakmat (Karena keburu turun layar)



Hello 28!

- Tidak ada komentar

[Review] Negeri Van Oranje: Hangatnya Persahabatan Sejati Di Negeri Belanda

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Negeri Van Oranje (2015)
Casts: Tatjana Saphira, Chicco Jerikho, Abimana Aryasatya, Arifin Putra, Ge Pamungkas, Maudy Koesnaedy, Agung Udijana, Arne Luiting
Director: Endri Pelita
Studio: Falcon Pictures


#Trailer:

Official Trailer Negeri Van Oranje (2015)


#Synopsis:
Akhirnya, Lintang (Tatjana Saphira) akan melangsungkan pernikahan setelah lulus kuliah dari Leiden University. Mempelai pria yang meminang Lintang adalah salah satu dari 4 sahabat pria nya di Belanda. Mereka adalah Banjar (Arifin Putra) mahasiswa S2 di Rotterdam University, kemudian Wicak (Abimana Aryasatya) mahasiswa S2 di Wageningen University, Geri (Chicco Jerikho) mahasiswa S2 di Den Haag University dan Daus (Ge Pamungkas) mahasiswa S2 di Utrecht University.
Kelimanya bertemu secara tak sengaja dan hingga akhirnya mereka bisa menjadi bersahabat meskipun kelimanya itu berbeda universitas dan tempat tinggal. Kelimanya mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda. Banjar yang selalu bersemangat dan berapi-api, Wicak yang cenderung pendiam dan selalu lupa nama orang termasuk nama lengkap Lintang, Daus yang paling pintar sekaligus paling konyol, Geri yang paling mapan dari segi keuangan dan Lintang, pujaan hati dari para teman lelakinya itu.
Persahabatan kelimanya itu harus diuji ketika teman-teman lelakinya Lintang jatuh hati pada Lintang. Mereka berlomba untuk bisa mendapatkan hati Lintang dengan cara mereka masing-masing. Perlahan tapi pasti, Lintang menyadari hal itu dan ia harus memilih antara Banjar, Wicak, Geri atau Daus. Lintang sendiri sudah mempunyai pilihannya sendiri ketika awal mereka berjumpa dan ketika ia sudah pisah dari Jeroen (Arne Luiting). Siapakah dia? Sosok manakah yang akan akhirnya dipilih Lintang?


#Review:
Rumah Produksi yang cukup diperhitungkan dan terkenal setelah memproduksi CJR THE MOVIE (2013) dan Box Office COMIC 8 (2014) yaitu Falcon Pictures tahun ini ikut memeriahkan Summer Season-nya Industri Film Indonesia 2015 dengan merilis sebuah film adaptasi novel best seller yang bercerita tentang persahabatan mahasiswa di Belanda berjudul Negeri Van Oranje (2015).
Dengan materi promosi yang sangat menjanjikan lewat teaser poster, trailer hingga official poster, tak heran jika NEGERI VAN ORANJE ini cukup ditunggu kehadirannya oleh para pecinta Film Indonesia.
Dan tidak diragukan lagi, Endri Pelita yang sebelumnya menggarap AIR MATA TERAKHIR BUNDA (2013) dengan baik, di NEGERI VAN ORANJE beliau kembali berhasil menyajikan kisah persahabatan yang hangat dan menyentuh ditambah dengan twist yang dihadirkan sangat oke untuk menambah makna dari arti sahabat sejati. Meskipun untuk sebagian orang mungkin twist ini bikin patah hati </3.
Endri Pelita dan Falcon Pictures berhasil menampilkan jajaran pemain dengan karakter yang dimainkan begitu apik dan pas. Visual dan musik yang NEGERI VAN ORANJE tampilkan mungkin ini yang terbaik di tahun 2015 ini. Gambar yang disajikan begitu sempurna dan indah. Untuk efek sinar "khas" Falcon Pictures dibeberapa bagian agak cukup mengganggu karena kebanyakan. Tapi kekurangan kecil itu tertutup dengan sempurna oleh kualitas akting ke-5 pemain utama NEGERI VAN ORANJE. Tatjana Saphira tampil semakin gemilang dan adorable. Jajaran para lelakinya pun tampil tidak mengecewakan dan memberikan chemistry yang kuat satu sama lain.
Overall, secara keseluruhan Film NEGERI VAN ORANJE memuaskan! My Favorite Summer Season-nya Industri Film Indonesia tahun ini! Semoga tembus jutaan penonton. Amiin!


[9/10Bintang]

[Review] Joy: Perjalanan Penemu Miracle Mop Meraih Kesuksesan

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Joy (2015)
Casts: Jennifer Lawrence, Robert De Niro, Bradley Cooper, Edgar Ramirez, Diane Ladd, Virginia Madsen, Isabella Rossellini, Dascha Polanco, Elisabeth Rohm, Jimmy-Jean Louis, Laura Wright, Susan Lucci, Ken Howard
Director: David O. Russell
Studio: Fox 2000 Searchlight Pictures, Annapurna Pictures


#Trailer:

Official Trailer Joy (2015)


#Synopsis:
Joy (Jennifer Lawrence) adalah seorang ibu rumah tangga yang baru saja bercerai dari sang suami, Tony (Edgar Ramirez). Meskipun sudah bercerai secara hukum, keduanya masih tinggal satu atap rumah namun Tony lebih memilih tinggal di basement rumah mereka.
Joy bekerja sebagai seorang akuntan di perusahaan milik ayahnya, Rudy (Robert De Niro) yang sedang mengalami masa puber kedua dengan Trudy (Isabella Rossellini), seorang wanita paruh baya yang mempunyai kehidupan yang sudah sangat berkecukupan. Kebetulan juga kedua orang-tua Joy sudah bercerai. Tak hanya itu, Joy juga mempunyai sekelumit masalah khas ibu rumah tangga lainnya. Hubungan dengan sang ibu, Terry (Virginia Madsen) yang sangat tergila-gila dengan sinetron Danica & Clarinda  juga sang adik yaitu Peggy (Elisabeth Rohm) ini juga kurang harmonis, padahal mereka tinggal satu rumah.
Sejak kecil, Joy sudah mempunyai ide-ide kreatif didalam dirinya. Suatu hari, Joy berhasil menciptakan tali pengikat untuk hewan peliharaan. Namun sayang, ide tersebut malah dipatenkan oleh orang lain. Melihat kasus tersebut, Joy tak patah semangat, ia kemudian menciptakan sebuah pel bernama Mircale Mop yang konon akan menjadi Pel Revolusioner dimasa depan.
Rupanya, untuk merealisasikan ide itu Joy mengalami beberapa kendala mulai dari kurangnya modal, persaingan bisnis, sulitnya mempromosikan barang hingga rebutan hak paten dan hak cipta harus dialami oleh ibu satu orang anak ini. Dengan dibantu oleh orang TV Shop bernama Neil Walker (Bradley Cooper), satu persatu permasalahan yang Joy hadapi mulai bisa terpecahkan.


#Review:
Setelah tampil sangat cemerlang sebagai Katniss Everdeen dalam THE HUNGER GAMES SERIES yang baru saja selesai pada November 2015 lalu, kini Jennifer Lawrence kembali hadir di layar bioskop dalam film drama-komedi adaptasi biografi Joy Mangano berjudul JOY (2015) yang untuk ke-3 kali nya J-Law berduet dengan sutradara David O. Russell setelah di Silver Lining Playbook (2012) dan American Hustle (2013).
Tanpa membaca sinopsis dan melihat trailer, Film JOY ini ternyata tampil lumayan manis dan menghibur. Bercerita tentang perjuangan seorang ibu single parent dalam mengatasi problem dalam hidupnya ini J-Law berhasil menghadirkan sosok JOY yang menarik untuk diikuti kisahnya dengan balutan komedi dan editing yang sangat disayangkan masih lumayan kasar dibeberapa bagian.
Pada pertengahan hingga paruh akhir film, JOY memberikan sebuah drama-komedi yang tak hanya menghibur namun juga memberikan semangat motivasi yang cukup mengena tentang arti sebuah perjuangan mencapai cita-cita.
Unsur komedinya pun dibeberapa bagian tampil menghibur meskipun diawal film, pengenalan beberapa tokohnya agak terlalu riweuh.
Overall, secara keseluruhan JOY tampil cukup memuaskan dan menghibur. Duet J-Law dan David O. Russell ini cukup layak untuk kembali masuk ke jajaran Nominasi Golden Globes dan Oscar 2016 mendatang!


[8/10Bintang]

Sharing Is Caring