Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Thriller. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Thriller. Tampilkan semua postingan

[Review] Jailangkung: Terror Boneka Jailangkung Dari Alaskeramat

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Jailangkung (2017)
Casts: Jefri Nichol, Amanda Rawles, Hannah Al-Rashid, Lukman Sardi, Wulan Guritno, Gabriella Quinlynn, Augie Fantinus, Bhutet Kartaredjasa
Director: Rizal Mantovani, Jose Poernomo
Studio: Screenplay Films & Legacy Pictures


#Synopsis:
Ketiga kakak beradik yaitu Angel (Hannah Al-Rashid), Bella (Amanda Rawles) dan Tasya (Gabriella Quinlynn) dibuat kaget sekaligus bertanya-tanya dengan apa yang menimpa ayah mereka, Ferdi (Lukman Sardi) yang tiba-tiba ditemukan tak sadarkan diri disebuah rumah terpencil yang berada pulau bernama Alaskeramat. Dokter pun tidak bisa memberikan diagnosa apapun terhadap kondisi Ferdi karena tidak ada tanda-tanda penyakit atau gangguan dalam tubuh Ferdi.


Karena tak mendapatkan jawaban memuaskan, Bella kemudian tak sengaja bertemu dengan Rama (Jefri Nichol) teman kampusnya yang tertarik akan peristiwa metafisika atau hal-hal diluar logika manusia. Rama dan Bella memutuskan untuk mencari tahu penyebab ayahnya yang tiba-tiba tak sadarkan diri itu. Tak lupa juga Angel serta Tasya ikut menemani Bella dan Rama pergi ke rumah terpencil di Pulau Alaskeramat itu.
Dengan dibantu oleh Kapten Wardana (Augie Fantinus), mereka terbang ke Pulau Alaskeramat. Tiba disana, mereka menemukan sebuah Boneka Kayu Jailangkung. Rama meyakini penyebab Ferdi tak sadarkan diri itu gara-gara beliau memainkan Boneka Jailangkung untuk berkomunikasi dengan almarhum isterinya, Sarah (Wulan Guritno) yang meninggal usai melahirkan Tasya.



Usai pulang dari Pulau Alaskeramat, terror Boneka Jailangkung terus berlanjut dan kini menimpa Angel, Bella hingga Tasya. Ketiganya terus dihantui oleh arwah-arwah jahat yang ikut terpanggil usai ayah mereka bermain Boneka Jailangkung. Sosok misterius itu bernama Matianak yang ikut terpanggil ketika Ferdi melakukan ritual bermain Boneka Jailangkung. Rama kemudian memutuskan untuk meminta saran dari Eyang (Bhutet Kartaredjasa) bagaimana untuk menghentikan terror Boneka Jailangkung itu. Eyang kemudian memberikan mantra "Datang Gendong.. Pulang Bopong" yang artinya bahwa roh yang telah dipanggil pasti akan datang dan ketika akan memulangkannya kembali harus dengan cara membopongnya.
Bisakah Rama menghentikan terror Boneka Jailangkung dari Alaskeramat yang menimpa keluarga Ferdi?

#Review:
Kesuksesan Film JELANGKUNG (2001) kala itu sepertinya membuat Rumah Produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures tertarik untuk membuat sebuah remake dari Film horror fenomenal itu. Dengan menggelontorkan dana yang konon mencapai 10 Miliar Rupiah, menggaet kembali nama Rizal Mantovani dan Jose Poernomo sebagai sutradara, lalu dibintangi oleh jajaran pemain yang tengah melambung seperti Jefri Nichol dan Amanda Rawles, serta menjanjikan visual horror yang mengesankan dan yang terakhir, duet Rumah Produksi ini sangat optimis merilis Film JAILANGKUNG (2017) ini pada moment Lebaran 2017. Tak heran membuat gue penasaran akan project optimis dari Screenplay Films dan Legacy Pictures ini.
Film JAILANGKUNG (2017) versi terkini harus diakui jauh lebih masif dalam budget produksi. Hal ini sangat terlihat jelas dari atmosfir horror yang gak murahan, setting tempat yang melibatkan banyak lokasi diberbagai daerah di Indonesia, pengambilan gambar serta gerak kamera yang sangat memukau disepanjang film. Rizal Mantovani dan Jose Poernomo melakukan tugasnya dengan amat baik pada bagian-bagian tersebut. Hal tersebut menjadi poin tertinggi untuk film ini.


Namun dibalik itu semua, masih ada beberapa poin yang gue rasa ada kekurangannya. Film JAILANGKUNG (2017) ini sangat mengeksplor chemistry Jefri Nichol dan Amanda Rawles. Keduanya benar-benar dijadikan pusat cerita disepanjang film. Hal tersebut malah menurut gue jadi menutup sisi cerita mistis tentang asal usul Boneka Jailangkung dan penjelasan tentang Mantra "Datang Gendong.. Pulang Bopong.." itu. Karakter lainnya juga (yang jauh lebih meyakinkan seperti karakter Angel yang diperankan Hannah Al-Rashid) jadi ikut tenggelam juga gara-gara over-exposed pada karakter Rama dan Bella. Padahal sepengelihatan gue disepanjang film, chemistry serta akting dari Jefri Nichol dan Amanda Rawles dalam film ini belum sepenuhnya horror dan nanggung. Penggunaan Jefri Nichol dan Amanda Rawles sangat terlihat sebagai penggaet untuk penonton belia usai kemarin keduanya sukses merebut ratusan ribu penonton lewat Film DEAR NATHAN (2017). Part horror Angel yang diperankan oleh Hannah Al-Rashid serta adegan tangga darurat menjadi salah satu part terbaik disini. Rizal Mantovani dan Jose Poernomo mengambil shoot kamera nya begitu apik dan mengesankan. Penggunaan fitur gadget dalam film ini pun cukup berhasil dan efektif masuk ke cerita mewakili bahwa Film JAILANGKUNG (2017) ini memang terjadi pada kehidupan modern.
Gue juga cukup menyayangkan durasi Film JAILANGKUNG (2017) ini cukup singkat sama seperti Film DANUR (2017). Padahal jika dilihat dari plot cerita serta budget produksi yang dikeluarkan, tak ada salahnya jika Film JAILANGKUNG (2017) mempunyai durasi lebih lama pasti semua plot dan subplot diterangkan dengan jelas. Apalagi untuk asal usul Boneka Jailangkung dan Alaskeramat disini kurang dieksplor dengan baik.
Overall, Film JAILANGKUNG (2017) tampil cukup meyakinkan diawal film, meskipun ada sedikit kekurangan dibeberapa bagian. Semoga kedepannya Rizal Mantovani dan Jose Poernomo bisa konsisten dan membuat sebuah Cinematic Universe tentang film-film horror yang mereka akan produksi kedepannya.


Intip Fakta Menarik seputar Film JAILANGKUNG (2017) disini.


[7.5/10Bintang]

[Review] Alien Covenant: Asal Usul Xenomorph Akhirnya Terungkap

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Alien: Covenant (2017)
Casts: Michael Fassbender, Katherine Waterston, Billy Crudup, Danny McBride, Demien Bichir, Carmin Egojo, Jussie Smollett, Callie Hernandez, Amy Seimetz, Benjamin Rigby, Noomi Rapace, James Franco
Director: Ridley Scott
Studio: 20th Century Fox, TSG Entertainment, Scott Free Production
 
#Synopsis:
10 Tahun usai kegagalan pesawat angkasa Prometheus mencari asal-usul pencipta manusia, Wayland Corp memutuskan kembali mencari planet di ujung galaksi untuk mengembang biakkan ras manusia di planet yang baru dan masih tetap mencari asal usul mereka.
Misi kali ini menggunakan pesawat angkasa bernama Covenant. Ketika 7 Tahun 6 Bulan lagi tiba ke planet diujung galaksi yang bernama Origae-6, Pesawat Covenant mengalami guncangan akibat gelombang yang dihasilkan dari suatu ledakan bintang. Hal itu membuat beberapa team eksplorasi Origae-6 terbangun dari hyper-sleepnya. Mereka adalah Daniels (Katherine Waterston), Oram (Billy Crudup), Tennesee (Danny McBride), Demien Bichir (Lopé), Karine (Carmin Egojo), Ricks (Jussie Smollett), Upworth (Callie Hernandez), Fariz (Amy Seimetz) dan Ledward (Benjamin Rigby). Namun sayang, sang kapten team eksplore Origae-6 bernama Branson (James Franco) tidak terselamatkan akibat gangguan itu. 
Setelah memperbaiki panel pesawat Covenant, Oram yang kini menjadi pemimpin menggantikan Branson mendapat sebuah signal samar-samar dari sebuah planet yang jaraknya lebih dekat dengan pesawat Covenant.


Ia memutuskan untuk menyelidiki asal usul signal itu dan berencana mendarat di planet misterius itu. Ia yakin bahwa planet yang mengirim signal itu adalah planet yang layak untuk dihuni dan cocok untuk mengembang biakkan ras manusia. Dibantu dengan Walter (Michael Fassbender) humanoid versi terbaru dan beberapa rekan lainnya, Oram akhirnya berhasil mendarat di planet itu. Mereka kemudian mengeksplor tiap sudut daratan di planet itu.
Tak disangka, rupanya mereka menemukan bangkai pesawat Prometheus. Disaat yang bersamaan pula keadaan dua awak pesawat Covenant tewas diserang oleh sosok Neomorph di planet itu. Ditengah kondisi yang semakin mencekam, beruntung team pesawat Covenant yang tersisa diselamatkan oleh David (Michael Fassbender), Humanoid yang sukses selamat dan bertahan hidup di planet tersebut berkat bantuan Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) sebelum Elizabeth Shaw akhirnya meninggal pada saat pesawat Prometheus tiba di planet ini.


Namun ternyata usai dibantu oleh David, bahaya terus mengintai para awak pesawat Covenant yang tersisa. Kehadiran Xenomorph juga semakin membuat awak pesawat Covenant dalam bahaya hingga akhirnya mereka mengetahui sebuah rahasia yang sebelumnya belum mereka ketahui selama ini.

#Review:
Kontroversi Makna Filosofis Film PROMETHEUS (2012) sukses menjadi bahan perbincangan dikalangan pecinta film kala itu. Banyak yang menganggap Ridley Scott berimajinasi terlalu liar menggambarkan sosok pencipta manusia dan alam semesta adalah seorang mahluk hidup. Sekuel dari Film PROMETHEUS (2012) juga menjadi salah satu film yang dinantikan oleh pecinta film Hollywood. Ending dari Film PROMETHEUS (2012) sendiri menurut pengalaman gue ketika nonton menjadi semacam benang merah untuk menggabungkan Film PROMETHEUS (2012) dan Saga Film ALIEN (1979) karya Ridley Scott. Ketika rumor bahwa Ridley Scott akan membuat film tentang Alien, banyak yang berspekulasi bahwa film tersebut adalah sekuel dari PROMETHEUS (2012).
Film ALIEN: COVENANT (2012) pun akhirnya resmi dirilis di Bioskop Indonesia mulai 10 Mei 2017. Menurut pendapat gue, Film ALIEN COVENANT (2017) ini bukanlah sekuel resmi dari Film PROMETHEUS (2012). Kenapa? Karena tidak terlalu banyak membahas hal-hal yang menggantung di film itu. Film ini menjadi semacam spin-off gabungan dari Film ALIEN (1979) dan PROMETHEUS (2012). Disini Ridley Scott tidak memberikan sentuhan filosofis yang kental seperti Film PROMETHEUS (2012). Beliau disini justru menceritakan sosok asal usul Xenomorph dan Neomorph (Spesies Alien) dari mana asalnya dan siapa penciptanya. Tak hanya itu saja, beberapa adegan yang memicu adrenalin dan jumpscared ditebar dalam jumlah yang cukup banyak disini. Beberapa adegan iconic Film ALIEN (1979) direka ulang oleh Ridley Scott difilm ini.
Untuk segi cerita juga Film ALIEN: COVENANT (2017) tidak berbeda dengan Film-Film Alien Space Movie kebanyakan. Tentang sebuah pesawat luar angkasa yang tujuannya sudah jelas mau ke Planet Origae-6 tiba-tiba berbelok ke Planet lain yang jaraknya lebih dekat. Alasannya pun cukup sepele karena mendapat signal tanda-tanda kehidupan disana. Namun penonton sepertinya sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Salah planet, terror datang, satu persatu mati dan menyisakkan karakter perempuan yang bertahan. Pola nya serupa dengan Saga Film ALIEN (1979) maupun PROMETHEUS (2012).
Namun disini sensasi thrillernya cukup efektif ditebar dari awal hingga akhir film. Penonton terus diberi adegan menguras detak jantung lewat adegan kejar-kejaran dan sembunyi dengan para monster Alien. Film ALIEN: COVENANT (2017) juga memberikan ide baru dalam aksi menegangkan antara para awak Covenant dan Alien yaitu di sebuah daratan, ladang gandum dan hutan belantara.
Sosok Xenomorph dan Neomorph yang ditampilkan sangat menyeramkan dengan kekuatan bergerak cepat dan susah mati. :)) Jajaran pemain pun memberikan performa apiknya. Katherine Waterston yang sebelumnya tampil di Film FANTASTIC BEASTS (2017) tampil mengesankan, terlebih dari pertengahan menuju akhir film. Sosok Daniels menjadi terlihat semakin tangguh seperti sosok Elizabeth Shaw pada Film PROMETHEUS (2017). Namun untuk beberapa pemain lainnya, karakter yang diperankan belum ada yang memberikan penampilan mengesankan malah mayoritas pada panik dan ceroboh kelakuannya. :))
Untuk segi visual dan scoring musik, Film ALIEN: COVENANT (2017) ini cukup memukau dan menambah imajinasi seperti apa keaadan luar angkasa dan planet misterius itu.


[8/10Bintang]

[Review] Split: Cerita Menegangkan Tentang Manusia Dengan Identitas Super Ganda

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Split (2017)
Casts: James McAvoy, Anya Taylor-Joy, Betty Buckley, Jessica Sula, Haley Lu Richardson
Director: M. Night Shyamalan
Studio: Universal Pictures


#Synopsis:
Usai merayakan ulang tahunnya, Casey beserta kedua temannya Marcia dan Claire diculik oleh Kevin (James McAvoy). Casey dan kedua temannya pun mencoba berbagai cara untuk bisa melarikan diri dari sekapan Kevin. Namun, usahanya sia-sia dan mereka kemudian mengetahui fakta ternyata Kevin merupakan seorang pasien yang memiliki 23 kepribadian dalam dirinya. Kepribadian Kevin bahkan bisa berubah dalam sekejap menjadi seorang wanita, pria tua hingga anak-anak. Perubahan kepribadian dalam diri Kevin itu coba dipelajari oleh Casey.Disisi lainnya, ketika Kevin juga rutin bertemu dengan dokter psikolog nya bernama Ms.Fletcher dengan memakai identitas Barry. Gerak-gerik Kevin pun terus dipantau oleh Ms.Fletcher. Hingga suatu hari, terungkaplah bahwa Kevin juga mempunyai satu lagi kepribadian dalam dirinya yang belum keluar dari diri Kevin. Kepribadian yang ke-24 itu yang konon berbahaya dan jauh lebih kuat dibandingkan identitas lainnya akan muncul setelah menyekap ketiga perempuan itu.
#Review:
M.Night Shyamalan sepertinya terus memperbaiki "nama baiknya" setelah THE HAPPENING (2008), THE LAST AIRBENDER (2010) dan AFTER EARTH (2013) berhasil mencoreng nama baik sebagai sutradara di Industri Hollywood. Gara-gara ketiga film tersebut, karir M.Night Shyamalan disebut-sebut sudah berakhir. Masa keemasan M.Night Shyamalan hanya tinggal kenangan. Karya beliau yaitu THE SIXTH SENSE (1999), UNBREAKABLE (2000), SIGNS (2002) dan THE VILLAGE (2004) menjadi film masterpiece beliau yang takkan pernah bisa dilupakan. Tahun lalu, THE VISIT (2015) karya M.Night Shyamalan disebut-sebut sebagai ajang "comeback" nya beliau dengan hasil yang cukup memuaskan. THE VISIT (2015) merupakan salah satu film horror dengan ide cerita original yang cukup fresh.Tahun 2017 ini pun beliau kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul SPLIT (2017). Shyamalan menunjukkan performa terbaiknya disini. Intense ketegangan SPLIT (2017) sukses ditebar dengan rapi dari awal film. Jika biasanya dalam kebanyakan film, satu karakter hanya memiliki maksimal 2 karakter yg berbeda, di SPLIT (2017) ini tokoh utama dituntut memiliki 24 karakter sekaligus! Warbiyasah.Charles Xavier eh, James McAvoy sukses memerankan sosok Kevin yang memiliki 24 kepribadian tersebut. Perpindahan satu identitas ke identitas lainnya dilakukan nyaris tanpa cela dan total. Meskipun tidak semua identitas ditampilkan, Sosok Kevin, Barry, Patricia, Hedwig, Dennis hingga The Beast tampil meyakinkan dengan gesture yang berbeda-beda.Seperti sudah tradisi, Shyamalan selalu menghadirkan unpredictable twist difilmnya. SPLIT (2017) pun demikian. Sensasi twist yang dihadirkan di SPLIT (2017) se-bangke THE VISIT (2015). Fresh dan bener-bener unpredictable!
[8.5/10Bintang]

[Review] Lights Out: Terror Misterius Dalam Kegelapan

- Tidak ada komentar





#Description:
Title: Lights Out (2016)
Casts: Teresa Palmer, Gabriel Bateman, Alexander DiPersia, Billy Burke, Maria Bello, Alicia Vela-Bailey, Lotta Losten, Andi Osho
Director: David F. Sanberg
Studio: WarnerBros Pictures, NewLine Cinema, Atomic Monster, RatPac Entertainment


#Synopsis: 
Rebecca (Teresa Palmer) merasa khawatir dengan adik tirinya Martin (Gabriel Bateman). Martin yang tinggal bersama ibu Rebecca, Sophie (Maria Bello), mengatakan bahwa kini ia merasa tidak nyaman karena “diganggu” oleh roh jahat bernama Diana (Alicia Vela-Bailey), roh jahat yang hanya muncul di kegelapan. Rebecca “tahu” siapa Diana namun ketika ia bersama pacarnya Bret (Alexander DiPersia) mencoba untuk “mengalahkan” Diana mereka menghadapi rintangan karena Sophie yang telah lama memiliki masalah kesehatan mental menganggap Diana sebagai teman baiknya, begitu pula sebaliknya.

#Review:
Terror gelap dalam short-movie LIGHTS OUT (2014) yang heboh di dunia maya kala itu membuat beberapa rumah produksi tertarik untuk membuat versi layar lebarnya. WarnerBros pun akhirnya yang  “goal” untuk memproduksi LIGHTS OUT versi layar lebar. WarnerBros kemudian Menggandeng David. F Sanberg sebagai sutradara serta Man Behind of THE CONJURING SERIES (2013, 2016), James Wan yang kali ini duduk dibangku produser.
Premis cerita LIGHTS OUT (2016) kali ini sungguh menarik. Kondisi gelap serta perasaan seperti ada seseorang yang mengikuti dibelakang kita ketika berjalan sendirian atau berada dalam kegelapan menjadi terror yang efektif disajikan difilm ini. Gue suka dengan sutradara David F. Sanberg yang sangat menghormati versi short movie nya dimana trick “nyala..mati..nyala..mati..nyala..dan BOOM!” menjadi jumpscared iconic dan efektif memberikan sensasi menyeramkan. Tak hanya itu saja, sang sutradara juga memberikan batasan bahwa si sosok misterius itu hanya muncul jika dalam kondisi lampu dimatikan. Itu adalah ide yang cukup segar. Hal tersebut berhasil membuat orang (termasuk gue) yang nonton Film LIGHTS OUT (2016) ini akan selalu waspada, ketakutan dan memacu adrenalin ketika set film sedang minim atau bahkan tidak ada cahaya sama sekali. Jalan cerita drama yang dihadirkan pun cukup pas dan masuk akal. Tekanan psikologis yang dialami sang Ibu yang keukeuh ia masih merasa ditemani sosok perempuan bernama Diana serta hubungan dengan kedua anaknya pas.
Dengan durasi yang padat dan singkat tidak melar seperti THE CONJURING SERIES, nyatanya LIGHTS OUT (2016) masih bisa memberikan modern horror-movie yang efektif. Endingnya pun dieksekusi dengan cukup baik dan berhasil. Tidak seperti Film yang diproduseri James Wan sebelumnya yaitu ANNABELLE (2014) yang jelek itu. Semoga saja, sekuel ANNABELLE mendatang yang nantinya akan disutradarai oleh David F. Sanberg bisa tampil memuaskan seperti LIGHTS OUT (2016) ini.

[8.5/10Bintang]

[Review] The Shallows: Survive Melawan Hiu Ganas Di Perairan Dangkal

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Shallows (2016)
Casts: Blake Lively, Oscar Jaenada, Angelo Jose, Lozano Corzo, Jose Manual, Brett Cullen, Sedonna Legge, Janelle Bailey
Director: Jaume Collet-Serra
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures


#Synopsis:
Berniat untuk melepas duka pasca meninggalnya sang ibu, siswa kedokteran bernama Nancy Adams (Blake Lively) melakukan perjalanan ke sebuah pantai terpencil di Meksiko. Pantai tersebut merupakan tempat mendiang ibunya berselancar ketika sedang mengandung Nancy. Namun ketika melakukan putaran terakhir sebelum pulang ke hotel Nancy kemudian sadar bahwa kini dia masih tidak sendirian, ada seekor hiu yang sedang mencari makan malam. Dengan berjarak tidak jauh dari pinggir pantai, bisakah Nancy selamat dari incaran hiu ganas itu?

#Review:
Setelah Film JAWS (1975) karya Stephen Spielberg yang melegenda itu, tahun demi tahun (bahkan hingga 30-40tahun kemudian) banyak film serupa tapi tak sama yang digarap serius hingga yang super konyol. Bahkan sekuel dari JAWS sendiri performanya semakin menurun dan menurun. Summer 2016 kali ini sutradara NON-STOP (2015) menghadirkan sebuah film shark-attack berjudul THE SHALLOWS yang dibintangi oleh aktris Gossip Girl sekaligus istri Ryan Reynolds, Blake Lively.
Premis yang dihadirkan THE SHALLOWS (2016) sebagai film shark-attack sebenarnya tidaklah ada yang baru. Survival melawan ganasnya hiu. Ceritanya pun pasti predictable. Namun dengan penggunaan lokasi yang berada diperairan dangkal serta tidak jauh dari pinggir pantai serta penggunaan alat-alat gadget menjadi sesuatu yang baru dan poin plus untuk THE SHALLOWS (2016). Efek CGI dibeberapa bagian pun berhasil menampilkan efek thriller dalam film ini. Perjalanan survive Nancy Adams yang diperankan dengan baik oleh Blake Lively tampil begitu cerdik dan masuk akal.
Blake Lively cukup berhasil mengambil simpati penonton ketika ia berjuang bertahan melawan shark-attack diperairan dangkal itu. Meskipun menurut gue, Blake Lively paling sempurna ketika ia memerankan Adaline dalam film THE AGE OF ADALINE(2015).
Overall, THE SHALLOWS (2016) is simply-predictable story about young girl to survive from shark. Fresh!

[8/10Bintang]

[Review] Pesantren Impian: Ketika Genre Religi Digabung Dengan Genre Horror-Thriller

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Pesantren Impian (2016)
Casts: Prisia Nasution, Fachri Albar, Dinda Kanyadewi, Sita Nursanti, Deddy Soetomo, Indah Permatasari, Annisa Hertami, Sheila Cascales, Shabrina Sungkar, Lina Sugianto, Vika Aditya, Fuad Idris, Febby Stephanie Ginting, Karina Auliani, Alexandra Gottardo
Director: Ifa Isfansyah
Studio: MD Pictures


#Trailer:

Official Trailer Pesantren Impian (2016)


#Synopsis:
Sepuluh wanita dengan latar belakang yang berbeda mendapat undangan dari sebuah pondok pesantren yang berada disebuah pulau terpencil. Mereka diundang untuk bisa memperbaiki diri selama tinggal di pondok pesantren yang diberi nama Pesantren Impian itu. Diantaranya adalah Sissy Soraya (Indah Permatasari) seorang artis bersama dengan asisten managernya yaitu Inong (Dinda Kanya Dewi), kemudian ada Butet seorang pecandu narkoba, kemudian Tanti (Annisa Hertami) yang pecandu rokok berat, lalu ada Rini yang tengah hamil muda, kemudian ada Sri (Sheila Cascales) seorang pekerja seks komersil online, Iin seorang artis FTV, Ita (Lina Sugianto) yang hobi makan, Dina dan satu lagi yaitu Briptu Dewi (Prisia Nasution) seorang polisi yang tengah menyamar menjadi santriwati bernama Eni Abdinegoro untuk menyelidiki kasus pembunuhan disebuah hotel di Jakarta yang konon si pelaku merupakan salah satu dari kesepuluh santriwati itu.
Di Pesantren Impian milik Gus Budiman (Deddy Soetomo), kesepuluh santriwati itu memperdalam ilmu agama bersama dengan Ustadzah Hanum (Sita Nursanti) dan Umar (Fachri Albar) asisten dari Gus Budiman. Ketika Eni mulai menyelidiki kasusnya, kasus baru muncul. Tanti ditemukan tewas di toilet. Barang bukti yang berada di TKP mengarah pada Inong. Eni pun mengambil tindakan awal dengan menahan dan mengurung Inong di gudang pesantren. 
Hari terus berlanjut. Keadaan Pesantren Impian semakin mencekam ketika santriwati lainnya tewas secara misterius. Butet ditemukan tewas didalam koper, Rini ditemukan tewas di area belakang pesantren. Panik, santriwati yang masih tersisa memohon pada pengurus Pesantren Impian untuk bisa keluar dari pulau itu. Namun, alam tidak bersahabat. Ombak terlalu tinggi untuk diterjang oleh kapal kecil. Terpaksa mereka harus bertahan di pondok pesantren untuk beberapa hari kedepan.
Semakin lama tinggal di Pesantren Impian, keadaan semakin kacau. Satu persatu pengurus pondok pesantren menjadi korban selanjutnya.
Dengan dibantu oleh Umar, bisakah Eni membongkar dan menangkap siapa sosok pembunuh yang mengintai di Pondok Pesantren Impian itu?


#Review:
Novel karya Asma Nadia kini sedang laris manis diangkat ke layar lebar. Sebut saja mulai dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) hingga SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015) sukses meraih pencapaian di Tangga Box Office Indonesia. Rumah Produksi milik Manoj Punjabi yaitu MD Pictures kemudian tertarik lagi mengangkat novel Asma Nadia lainnya ke layar lebar setelah sukses dengan Surga Yang Tak Dirindukan pada 2015 lalu. Novel tersebut adalah PESANTREN IMPIAN. Masih mengusung tema religi, namun kali ini di PESANTREN IMPIAN, genre religi tersebut dibalut dengan unsur genre horror-thriller. Sungguh sebuah ide yang segar dan baru di industri Film Indonesia. Tak hanya itu saja, Prisia Nasution dan Fachri Albar pun menjadi jajaran pemain utama difilm ini ditambah lagi bangku sutradara diisi oleh Ifa Isfansyah yang sukses dengan SANG PENARI (2012) dan THE GOLDEN CANE WARRIOR (2014) nya. Tak heran, Film PESANTREN IMPIAN ini cukup menjanjikan jika dilihat dari jajaran pemain, sutradara dan produsernya.
Namun sayang, cerita yang ditampilkan PESANTREN IMPIAN terlalu aman banget sebagai sebuah film thriller. Adegan-adegan menegangkan dikemas dengan cara yang aman yaitu penggunaan musik scoring yang bombastis. Padahal jika menggunakan backsound dari suara-suara alam pasti lebih menyeramkan. Adegan pembunuhannya pun disajikan dengan aman juga. Jika bermain sedikit lebih "liar" mungkin PESANTREN IMPIAN akan menjadi lebih asyik. Meskipun bermain aman, tapi harus diakui adegan pembunuhan ketika sedang melaksanakan ibadah sholat itu cukup berani dan belum pernah dilakukan di Film Horror/Thriller Indonesia. Pengambilan gambar via drone pun cukup berhasil menambah kesan wah untuk PESANTREN IMPIAN ini.
Yang cukup mengganggu berikutnya adalah naskah cerita yang masih kurang untuk sebuah film Thriller. Unsur religinya sih menurut gue cukup masuk dan tidak lebay. Namun cerita misteri nya masih kurang tereksplor dan banyak kejanggalan dimana-mana. Contohnya ketika Eni (Prisia Nasution) sudah mengetahui pelakunya siapa, tidak ada eksekusi sama sekali malah cenderung hilang begitu saja. Padahal dari awal film, semangat Eni dalam memecahkan kasusnya begitu membara. Btw, bintik-bintik hitam di muka Prisia Nasution cukup mengganggu deh. Jadi pengen kasih dia pembersih wajah ketika Eni di shoot face-nya :))
Dinda Kanyadewi pun cukup disayangkan tampil terbatas difilm ini. Andai saja kesepuluh santriwati itu dijelaskan dengan baik latar belakangnya mungkin PESANTREN IMPIAN ini akan jauh lebih menyenangkan lagi. Endingnya pun terlalu cepat untuk diakhiri. Twist yang dihadirkan diending tentang siapa pembunuhnya juga kurang greget.
Overall, secara keseluruhan Film PESANTREN IMPIAN ini sangat berhasil memberikan genre baru di Industri Film Indonesia yaitu religi-horror-thriller meskipun banyak kekurangan disana-sini terlebih pada bagian naskah ceritanya.


[7.5/10Bintang]

[Review] The Boy: Cerita Tersembunyi Di Balik Boneka Brahms

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Boy (2016)
Casts: Lauren Cohan, Rupert Evans, Jim Norton, Diana Hardcastle, Ben Robson, Jett Klyne, Lily Pater, James Russell. Stephanie Lemelin
Director: William Brent Bell
Studio: STX Entertainment, Lakeshore Entertainment, Huayi Brothers Pictures, Vertigo Entertainment


#Trailer:

Official Trailer The Boy (2016)


#Synopsis:
Greta Evans (Lauren Cohan) sedang mengalami permasalahan dalam keluarga bersama Cole (Ben Robson). Ia kemudian memutuskan untuk terbang ke Inggris untuk menenangkan diri sendirian. Atas usulan dari temannya Sandy (Stephanie Lemelin), Greta akan tinggal dan bekerja sebagai asisten rumah tangga disebuah rumah besar milik keluarga Mr. Heelshire (Jim Norton) dan Mrs. Heelshire (Diana Hardcastle). Di dalam rumah yang bagaikan istana dongeng ini, Greta diharuskan mengurus anak semata wayang keluarga Heelshire bernama Brahms ketika Mr & Mrs Heelshire pergi untuk berliburan.
Namun, Greta terkejut dan menganggap sebuah lelucon ketika Malcolm (Rupert Evans) yang merupakan petugas pengantar makanan ke kediaman keluarga Heelshire mengenalkan Brahms padanya. Brahms ternyata sebuah boneka porselen. Orangtua dari Brahms menginginkan Greta bisa mengurus Brahms dengan baik dan mengikuti seluruh peraturan yang telah dibuat. Diantaranya yaitu: Jangan memutar musik kencang, Jangan tinggalkan Brahms sendirian dan Beri ciuman selamat malam sebelum tidur.
Pada awalnya Greta, mengabaikan Brahms, namun kemudian hal-hal aneh mulai menghampiri Greta. Ia mulai mimpi buruk, merasakan hal-hal aneh dan puncaknya ia merasakan terror misterius didalam rumah itu.
Siapakah yang meneror Greta? Apakah benar boneka porselen bernama Brahms itu adalah pelakunya?


#Review:
Film horror yang menggunakan Boneka sebagai jualan terror-horrornya mungkin bukanlah hal yang baru. Sebut saja Chucky (1988) boneka yang iconic itu, kemudian baru-baru ini Annabelle (2014) yang sukses berkat muncul sebagai "cameo" dalam Film Horror Terlaris Sepanjang Masa, The Conjuring (2013) yang meskipun Film Annabelle itu cukup mengecewakan. Kali ini sutradara William Brent Bell menghadirkan sebuah horror yang memberikan terrornya lewat sebuah boneka porselen berwujud anak laki-laki yang diberi nama Brahms.
Dengan premis cerita yang klasik dan sudah banyak ditemukan pada film horror lainnya, THE BOY tampil lumayan menjanjikan diawal film. Kita diajak ikut mempercayai dan ikut menggila bahwa boneka Brahms itu benar-benar hidup berkat akting meyakinkan dari Jim Norton dan Diana Hardcastle. Meskipun akting dari Lauren Cohan yang berperan sebagai Greta tidak terlalu mencolok sebagai seorang asisten rumah tangga yang jiwanya sedang terancam.
Perlahan tapi pasti, misteri pun mulai ditebar dipertengahan film. Meskipun minim jumpscared, The Boy masih bisa memberikan sensasi horror yang oke dengan bantuan creepy-nya si boneka Brahms, set lokasi yang meyakinkan dan efek musik yang menyeramkan.
Menuju akhir film, THE BOY memberikan plot-twist yang cukup oke dan diluar ekspetasi. Entah ini disebut twist yang bagus atau jelek, keseluruhan horror dan jumpscared yang diberikan THE BOY lumayan baik.


[7.5/10Bintang]

[Review] Midnight Show: Terror Maut Mengintai Di Gedung Bioskop

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Midnight Show (2016)
Casts: Acha Septriasa, Ganindra Bimo, Gandhi Fernando, Ratu Felisha, Gesata Stella, Boy Harsya, Raihan Khan, Arthur Tobing, Ade Firman Hakim, Ronny P. Tjandra, Neni Anggraeni, Yayu Unru, Zack Lee, Citra Kirana
Director: Ginanti Rona
Studio: Renee Pictures


#Trailer:

Official Trailer Midnight Show (2016)


#Synopsis:
Tahun 90'an terjadi kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bocah bernama Bagas (Raihan Khan). Pelaku membunuh sekaligus memutilasi ayah-ibu dan adik perempuannya dirumahnya sendiri. Bagas pun berhasil ditangkap dan dimasukkan ke penjara.
Berdasarkan kisah tersebut, Tama Herdiansyah (Ganindra Bimo) tertarik untuk mengangkatnya ke layar lebar. Dan ketika film ditayangkan serentak di seluruh bioskop, Film dengan judul BOCAH itu langsung menimbulkan kontroversi dimana-mana.
1 bulan kemudian, Bioskop Podium milik Pak Johan (Ronny P. Tjandra) tertarik untuk menayangkan film BOCAH pada jam penayangan tengah malam atau Midnight Show. Namun tak sesuai dengan harapan, film itu sepi penonton dan diperparah dengan kondisi hujan deras. Beruntung, tak menunggu lama, beberapa penonton akhirnya datang. Meskipun tak membludak, Pak Johan beserta karyawannya yaitu Naya (Acha Septriasa), Lusy (Gesata Stella) petugas loket tiket, Juna (Gandhi Fernando) petugas proyektor dan Allan (Daniel Topan) bagian keamanan bioskop tetap melayani dan menayangkan film BOCAH di Midnight Show.
Para penonton itu adalah sepasang kekasih bernama Sarah (Ratu Felisha) dan Ikhsan (Boy Harsya), lelaki berkepala cepak bernama Guntur (Ade Firman Hakim), pria tua yang membawa tas bernama Seno (Arthur Tobing) dan lelaki yang mengenakan hoodie berwarna hitam. Kelima penonton itu mempunyai tujuan masing-masing datang ke Bioskop Podium itu.
Ditengah pertunjukkan film, tiba-tiba salah satu dari penonton diserang orang misterius hingga tewas. Sontak. penonton lain pun histeris melihat aksi penyerangan itu. Tak tinggal diam, penonton lainnya mencoba menghindar dari pria misterius itu.
Rupanya insiden tersebut diketahui oleh para pegawai Bioskop Podium. Mereka bersama penonton yang masih selamat terus berusaha mencari jalan keluar agar terbebas dari ancaman orang misterius itu. Meski nyawa dan darah yang harus mereka pertaruhkan.
Bisakah orang-orang yang tersisa di dalam gedung bioskop tua itu keluar dari ancaman orang misterius itu? Lalu siapakah sosok misterius yang menebar terror itu?


#Review:
Akhirnya, Film Indonesia bergenre horror-thriller-slasher kembali muncul diawal tahun 2016 ini setelah RUMAH DARA (2009), KILLERS (2014) dan THE RAID 2 (2014) yang penuh aksi berdarah-darah dan sadis, kini Renee Pictures yang sebelumnya sukses dengan Film TUYUL PART 1 (2015) ini menghadirkan sebuah film thriller-slasher berjudul MIDNIGHT SHOW arahan sutradara muda Ginanti Rona.
Dengan ide cerita yang sangat kuat, MIDNIGHT SHOW tampil lumayan baik dalam segi cerita. Intense ketegangan dan membuat penasaran terjaga dengan baik dari awal hingga akhir film. Premis yang menarik itulah yang memberikan sensasi "tebak-tebakan siapa pembunuhnya" muncul ketika film diputar. Menuju akhir film pun twist yang dihadirkan tampil membuat semua tebakan diawal film menjadi runtuh. Twist yang dihadirkan juga dijelaskan dengan cukup detail meskipun tetap bikin otak berfikir.
Jajaran pemain pun memberikan penampilan terbaiknya. Akhirnyaa! Mimpi gue selama ini pengen liat Acha Septriasa main film horror/thriller kesampe-an juga berkat Ginanti Rona mengajak beliau bermain di MIDNIGHT SHOW. Acha semakin menunjukkan kelasnya disini. Kualitas-nya emang tak usah diragukan lagi, She's one of THE BEST Actress in Indonesia so far. Tak hanya Acha saja, Ratu Felisha pun tampil semakin "gahar" setelah sukses dalam Film Horror Terbaik 2015: BADOET. Thumbs-up juga untuk Ganindra Bimo yang bermain semakin cemerlang. Gandhi Fernando juga tampil lumayan meningkat jika dibandingkan film-film dia sebelumnya. Tapi alangkah baiknya, It's enough sir. Just sit and relax as Producer or Writter. Not for an actor :)


Hal jempolan lainnya dari MIDNIGHT SHOW adalah setting lokasi yang memakai set bioskop betulan. Ginanti Rona berhasil menyajikan terror yang efektif lewat space-space di gedung bioskop. Music scoring pun berhasil disajikan dengan amat baik. Terlebih untuk efek musik suara-suara pisau yang menggorok leher begitu terasa nyata dan nyaring!
Sebagai mantan asisten-sutradara TiMo Brothers yang terkenal dengan RUMAH DARA nya, rasanya Ginanti Rona juga mempunyai taste yang sangat tinggi akan adegan berdarah-darah. Terbukti di MIDNIGHT SHOW nya ini, adegan berdarah-darah disajikan dengan sangat rapi dan tidak lebay. Meskipun beberapa adegan berhasil digunting oleh LSF, tapi secara keseluruhan adegan berdarah-darah disini merupakan salah satu elemen terbaik dari MIDNIGHT SHOW.
Overall, secara keseluruhan MIDNIGHT SHOW, shows you bloods everywhere in old theater. Acha Septriasa, music and slasher scene is the best on this movie. Sayang sekali dibioskop gue di Tasik21 film ini cuma bertahan 2 hari saja :(

SPOILER ALERT Film MIDNIGHT SHOW (2016) klik disini

[8/10Bintang]

[Review] Sinister 2: The First is Much Better!

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: Sinister 2 (2015)
Casts: James Ransone, Shannyn Sossamon, Robert Daniel Sloan, Dartanian Sloan, Lea Coco, Nicholas King, Lucas Jade Zumann, Jaden Klein, Laila Haley, Caden M. Fritz, Olivia Rainey, Tate Ellington
Director: Ciaran Foy
Studio: Focus Features, Entertainment One, BlumHouse Production


#Trailer:

Official Trailer Sinister 2 (2015)


#Synopsis:
Deputi So-And-So (James Ransone) kini tidak lagi bertugas menjadi seorang Deputi Kepolisian yang bertugas menegakkan hukum. Ia lebih tertarik untuk menyelediki kasus Terror Bughuul alias Boogieman (Nicholas King) yang telah menewaskan keluarga Ellison Oswalt (Ethan Hawke). 
Korban Bughuul kali ini adalah keluarga yang telah resmi bercerai namun hak asuh anak masih menjadi rebutan diantara kedua orangtuanya yaitu Courtney Collins (Shannyn Sossamon) dan Clint Collins (Lea Coco). Sang ibu mencoba bersembunyi dan tinggal disebuah rumah tua dekat ladang jagung yang jauh dari keramaian bersama kedua anaknya yaitu Dylan Collins (Robert Sloan) dan Zachary Collins (Dartanian Sloan). Tujuannya agar ia bisa terbebas dari kejaran sang mantan suami yang ingin merebut hak asuh Dylan dan Zach dari tangannya.
Tinggal disebuah rumah tua yang bersebelahan dengan sebuah gereja yang sudah tak terpakai lagi dan mempunyai sejarah yang kelam rupanya membuat hadirnya terror baru, terlebih untuk kedua anaknya Courtney. Dylan sering bermimpi didatangi oleh sosok Boogieman dan tiap tengah malam pun ia selalu dipaksa dan ditarik ke ruang bawah tanah untuk menyaksikan rekaman-rekaman pembunuhan sadis. Jika Dylan menolak dan kabur sebelum rekaman itu selesai diputar, Milo (Lucas Jade Zumman) dan teman-temannya mengancam sosok Boogieman akan selalu menghampiri mimpnya.
Setelah Deputi menyelidiki kasus keluarga Oswalt ia kemudian menemukan titik terang dan menyimpulkan bahwa koordinat / rantai kasus Terror Bughuul selanjutnya mengacu ke sebuah rumah yang ditempati oleh keluarga Courtney Collins bersama kedua anaknya itu. Hal itu diperkuat dengan analisa dari Dr. Stomberg (Tate Ellington) akan sejarah asal mula Terror Bughuul.
Bisakah Deputi So-And-So itu menyelamatkan keluarga Courtney Collins dari ancaman Terror Bughuul?


#Review:
Kesuksesan SINISTER (2012) sebagai salah satu film horror hollywood yang menyenangkan ketika rilis di bioskop. Menyenangkan dalam arti film arahan Scott Derrickson itu berhasil membuat penontonnya dibuat penasaran tingkat mampus ditambah dengan intense ketegangan yang terjaga dengan amat baik dan pastinya dibuat depresi juga ketika rekaman-rekaman pembunuhan diputar satu persatu.
Namun disayangkan, disekuelnya kali ini, SINISTER 2 (2015) tidak memberikan sesuatu yang menyenangkan seperti pendahulunya. Alur cerita malah menjadi semakin melebar tidak hanya tentang penyelidikan kasus Terror Bughuul saja. Cerita konflik perebutan hak asuh anak pun ditambahkan dalam film arahan Ciaran Foy ini. Hal ini cukup mengganggu dan membuat film ini semakin ngaret dalam memberikan terror menyeramkan.
Point lebih untuk SINISTER 2 (2015) kali ini seperti pada seri pendahulunya yaitu terletak pada rekaman-rekaman video pembunuhan. Rekaman-rekaman disekuelnya kali ini jauh lebih sadis dan kejam.
Jajaran pemain pun tampil lumayan baik untuk karakter sang Deputi dan Courtney Collins. Sisanya? Agak kurang memuaskan. Terlebih untuk para bocah-bocah itu. Mereka terlihat kurang ekspresif dibandingkan dengan bocah-bocah menyebalkan di SINISTER pertama.
Beruntung dibalik minimnya jump-scared yang berhasil, SINISTER 2 (2015) cukup perfect dalam memberikan ending film. Intense ketegangan diending film harus diakui dieksekusi dengan sangat baik.

Overall, The first is much better. It's enough. Say no to Sinister 3 or 4 or 5!


[7/10Bintang]

[Review] The Boy Next Door: Kehadiran Tetangga Baru Membawa Masalah Tak Terduga

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Boy Next Door (2015)
Casts: Jennifer Lopez, Ryan Guzman, Ian Nelson, John Corbett, Kristin Chenoweth, Lexi Atkins
Director: Rob Cohen
Studio: Universal Pictures, BlumHouse Pictures


#Trailer:

Official Trailer The Boy Next Door (2015)



#Synopsis:
Bercerita tentang seorang ibu bernama Claire Peterson (Jennifer Lopez) yang kini menjadi single parent dan tinggal bersama anak laki-lakinya, Kevin Peterson (Ian Nelson). Namun Claire masih menjalin silaturahmi dengan baik dengan Barrett Peterson (John Corbett). Hal itu terbukti ketika sang mantan suami selalu mengunjungi rumah Claire untuk menjenguk dan mengajak Kevin berlibur. Suatu hari, Claire mendapat tetangga baru bernama Noah (Ryan Guzman). Pemuda tampan bertubuh atletis yang tinggal persis disebelah rumah Claire. Kehadiran Noah disebelah rumah Claire, membuat Claire merasa terbantu. Noah pun langsung akrab dengan Kevin. Hal itulah yang membuat Claire tertarik kepada Noah. Hari ke hari, Claire makin senang dengan keberadaan Noah. Suatu malam, ketika Claire usai dinner bersama temannya Vicky (Kristin Chenoweth), ia merasa frustasi dan kemudian bertemu Noah. Mereka pun langsung memadu asmara. Keesokan paginya, Claire merasa menyesal telah melakukan hal tersebut dengan Noah. Ia pun meminta Noah untuk melupakan kejadian semalam itu dan tidak membicarakannya pada siapapun. Namun Noah tidak menerima keputusan Claire, karena ia sudah terlanjur mencintai Claire. Noah pun semakin intense mendekati Claire. Namun sebaliknya, Claire malah semakin terlihat menjauhi Noah. Tidak terima dengan sikap Claire, Noah terus melakukan hal-hal yang diluar dugaan hingga mengancam keselamatan Claire dan orang-orang yang disekitarnya. Akankah Claire bisa terlepas dari bayangan Noah yang selalu hadir setiap saat?


#Review:
Sebuah Film Drama Thriller Suspense terbaru karya Rob Cohen yang bekerja sama dengan BlumHouse Pictures. Sebelumnya, Rumah Produksi BlumHouse terkenal dengan Film Horror berbudget low, namun kali ini mereka menghadirkan sebuah Drama yang tetap mengandung unsur menegangkan yang dibintangi oleh Penyanyi Jennifer Lopez. Untuk segi cerita memang tidak memberikan yang baru. Cerita tentang seorang "psikopat cinta" sudah banyak sekali diangkat ke layar lebar. Di paruh awal film mungkin agak sedikit lambat karena berfokus pada drama keluarga serta moment "genit-genitan" karakter Claire dan Noah. Beruntung, menuju pertengahan hingga paruh akhir film, intense menegangkannya terasa dengan ending yang dieksekusi lumayan baik. Jajaran casts pun tampil tak mengecewakan. J-Lo tampil memukau sebagai seorang Ibu single parent yang rapuh akan asmara. She's Hot Momma! Ryan Guzman pun tampil dengan performa terbaiknya. Ia berhasil memerankan sosok Noah yang awalnya sangat charming dengan segala kesempurnaan fisiknya lalu sikapnya berubah drastis dipertengahan hingga akhir film.
Overall, THE BOY NEXT DOOR tidak buruk-buruk amat & recommended banget untuk ditonton jika suka film-film thriller. Namun sayang, adegan "menegangkan" diawal film antara Noah dan Claire harus digunting oleh Lembaga Sensor Film.


[7/10Bintang]

Sharing Is Caring