Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Horror. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Horror. Tampilkan semua postingan

[Review] Jailangkung: Terror Boneka Jailangkung Dari Alaskeramat

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Jailangkung (2017)
Casts: Jefri Nichol, Amanda Rawles, Hannah Al-Rashid, Lukman Sardi, Wulan Guritno, Gabriella Quinlynn, Augie Fantinus, Bhutet Kartaredjasa
Director: Rizal Mantovani, Jose Poernomo
Studio: Screenplay Films & Legacy Pictures


#Synopsis:
Ketiga kakak beradik yaitu Angel (Hannah Al-Rashid), Bella (Amanda Rawles) dan Tasya (Gabriella Quinlynn) dibuat kaget sekaligus bertanya-tanya dengan apa yang menimpa ayah mereka, Ferdi (Lukman Sardi) yang tiba-tiba ditemukan tak sadarkan diri disebuah rumah terpencil yang berada pulau bernama Alaskeramat. Dokter pun tidak bisa memberikan diagnosa apapun terhadap kondisi Ferdi karena tidak ada tanda-tanda penyakit atau gangguan dalam tubuh Ferdi.


Karena tak mendapatkan jawaban memuaskan, Bella kemudian tak sengaja bertemu dengan Rama (Jefri Nichol) teman kampusnya yang tertarik akan peristiwa metafisika atau hal-hal diluar logika manusia. Rama dan Bella memutuskan untuk mencari tahu penyebab ayahnya yang tiba-tiba tak sadarkan diri itu. Tak lupa juga Angel serta Tasya ikut menemani Bella dan Rama pergi ke rumah terpencil di Pulau Alaskeramat itu.
Dengan dibantu oleh Kapten Wardana (Augie Fantinus), mereka terbang ke Pulau Alaskeramat. Tiba disana, mereka menemukan sebuah Boneka Kayu Jailangkung. Rama meyakini penyebab Ferdi tak sadarkan diri itu gara-gara beliau memainkan Boneka Jailangkung untuk berkomunikasi dengan almarhum isterinya, Sarah (Wulan Guritno) yang meninggal usai melahirkan Tasya.



Usai pulang dari Pulau Alaskeramat, terror Boneka Jailangkung terus berlanjut dan kini menimpa Angel, Bella hingga Tasya. Ketiganya terus dihantui oleh arwah-arwah jahat yang ikut terpanggil usai ayah mereka bermain Boneka Jailangkung. Sosok misterius itu bernama Matianak yang ikut terpanggil ketika Ferdi melakukan ritual bermain Boneka Jailangkung. Rama kemudian memutuskan untuk meminta saran dari Eyang (Bhutet Kartaredjasa) bagaimana untuk menghentikan terror Boneka Jailangkung itu. Eyang kemudian memberikan mantra "Datang Gendong.. Pulang Bopong" yang artinya bahwa roh yang telah dipanggil pasti akan datang dan ketika akan memulangkannya kembali harus dengan cara membopongnya.
Bisakah Rama menghentikan terror Boneka Jailangkung dari Alaskeramat yang menimpa keluarga Ferdi?

#Review:
Kesuksesan Film JELANGKUNG (2001) kala itu sepertinya membuat Rumah Produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures tertarik untuk membuat sebuah remake dari Film horror fenomenal itu. Dengan menggelontorkan dana yang konon mencapai 10 Miliar Rupiah, menggaet kembali nama Rizal Mantovani dan Jose Poernomo sebagai sutradara, lalu dibintangi oleh jajaran pemain yang tengah melambung seperti Jefri Nichol dan Amanda Rawles, serta menjanjikan visual horror yang mengesankan dan yang terakhir, duet Rumah Produksi ini sangat optimis merilis Film JAILANGKUNG (2017) ini pada moment Lebaran 2017. Tak heran membuat gue penasaran akan project optimis dari Screenplay Films dan Legacy Pictures ini.
Film JAILANGKUNG (2017) versi terkini harus diakui jauh lebih masif dalam budget produksi. Hal ini sangat terlihat jelas dari atmosfir horror yang gak murahan, setting tempat yang melibatkan banyak lokasi diberbagai daerah di Indonesia, pengambilan gambar serta gerak kamera yang sangat memukau disepanjang film. Rizal Mantovani dan Jose Poernomo melakukan tugasnya dengan amat baik pada bagian-bagian tersebut. Hal tersebut menjadi poin tertinggi untuk film ini.


Namun dibalik itu semua, masih ada beberapa poin yang gue rasa ada kekurangannya. Film JAILANGKUNG (2017) ini sangat mengeksplor chemistry Jefri Nichol dan Amanda Rawles. Keduanya benar-benar dijadikan pusat cerita disepanjang film. Hal tersebut malah menurut gue jadi menutup sisi cerita mistis tentang asal usul Boneka Jailangkung dan penjelasan tentang Mantra "Datang Gendong.. Pulang Bopong.." itu. Karakter lainnya juga (yang jauh lebih meyakinkan seperti karakter Angel yang diperankan Hannah Al-Rashid) jadi ikut tenggelam juga gara-gara over-exposed pada karakter Rama dan Bella. Padahal sepengelihatan gue disepanjang film, chemistry serta akting dari Jefri Nichol dan Amanda Rawles dalam film ini belum sepenuhnya horror dan nanggung. Penggunaan Jefri Nichol dan Amanda Rawles sangat terlihat sebagai penggaet untuk penonton belia usai kemarin keduanya sukses merebut ratusan ribu penonton lewat Film DEAR NATHAN (2017). Part horror Angel yang diperankan oleh Hannah Al-Rashid serta adegan tangga darurat menjadi salah satu part terbaik disini. Rizal Mantovani dan Jose Poernomo mengambil shoot kamera nya begitu apik dan mengesankan. Penggunaan fitur gadget dalam film ini pun cukup berhasil dan efektif masuk ke cerita mewakili bahwa Film JAILANGKUNG (2017) ini memang terjadi pada kehidupan modern.
Gue juga cukup menyayangkan durasi Film JAILANGKUNG (2017) ini cukup singkat sama seperti Film DANUR (2017). Padahal jika dilihat dari plot cerita serta budget produksi yang dikeluarkan, tak ada salahnya jika Film JAILANGKUNG (2017) mempunyai durasi lebih lama pasti semua plot dan subplot diterangkan dengan jelas. Apalagi untuk asal usul Boneka Jailangkung dan Alaskeramat disini kurang dieksplor dengan baik.
Overall, Film JAILANGKUNG (2017) tampil cukup meyakinkan diawal film, meskipun ada sedikit kekurangan dibeberapa bagian. Semoga kedepannya Rizal Mantovani dan Jose Poernomo bisa konsisten dan membuat sebuah Cinematic Universe tentang film-film horror yang mereka akan produksi kedepannya.


Intip Fakta Menarik seputar Film JAILANGKUNG (2017) disini.


[7.5/10Bintang]

[Review] The Mummy: Aksi Tom Cruise Melawan Monster Mummy

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Mummy (2017)
Casts: Tom Cruise, Annabelle Walis, Sofia Boutella, Jake Johnson, Russell Crowe, Courtney D. Vance, Marwan Kenzari, Stephen Thompson
Director: Alex Kurtzman
Studio: Universal Pictures, Perfect World Pictures, Dark Universe


#Synopsis:
Nick Morton (Tom Cruise) seorang tentara yang sedang bertugas di Irak mempunyai pekerjaan sampingan mencari benda-benda kuno untuk dijual dengan harga tinggi. Dibantu oleh temannya Christ Vail (Jake Johnson) untuk mencari sebuah lokasi bernama Haram. Informasi tersebut Nick dapatkan dari peta hasil curian dari seorang arkeolog bernama Jenny Halsey (Annabelle Walis).Ketika dikepung oleh warga sipil akibat ketahuan sedang mencari barang barang kuno, Nick dan Chris berhasil menemukan sebuah gua misterius. Jenny pun lantas turun tangan untuk menelusuri gua tersebut ditemani oleh Nick dan Chris.Ternyata, gua tersebut adalah Gua Haram yang mereka cari selama ini. Disana mereka menemukan banyak patung mesir kuno, perhiasan kuno dan tulisan-tulisan zaman mesir kuno yang tertulis di dinding dan bongkahan batu.Mereka juga tak sengaja menemukan sebongkah peti mati kuno yang telah terkubur dalam air raksa selama ribuan tahun lamanya. Didalam peti itu tersimpan sesosok mayat perempuan bernama Queen Ahmanet (Sofia Boutella) dari zaman mesir kuno. Peti tersebut kemudian diangkat dan akan diteliti lebih lanjut di Eropa.



Seperti mendapat kutukan, perjalanan Nick, Jenny beserta teamnya menuju Eropa berubah menjadi malapetaka. Badai pasir datang tiba-tiba, segerombolan gagak hitam juga menghampiri mereka hingga puncaknya pesawat yang mengangkut mereka kecelakaan sebelum tiba di tujuan. Usai tragedi tersebut, rupanya kutukan itu terus berlanjut. Queen Ahmanet bangkit dari tidur panjangnya untuk membalas dendam rasa sakit hatinya kala itu. Kekuatan Queen Ahmanet akan semakin bertambah kuat jika ia menghisap energi dan roh dari manusia. Ia terus mencari keberadaan pisau keramat serta batu berlian berwarna merah yang berhasil disembunyikan oleh penduduk bumi pada ribuan tahun usai Queen Ahmanet dijadikan mummy.


Bisakah Nick dan Jenny menghentikan sosok Queen Ahmanet? Lalu siapakah Dr.Henry Jekyll (Russell Crowe) yang tiba-tiba hadir dan konon akan membantu Nick dan Jenny melenyapkan sosok Queen Ahmanet?


#Review:
Intense ketegangan dan moment TERBAIK dalam Film Reboot THE MUMMY (2017) ini terletak pada paruh pertama film. Alur cerita nya sukses bikin menarik rasa penasaran penonton ketika asal-usul Queen Ahmanet dimulai serta aksi mendebarkan Nick serta Jenny menelusuri Gua Haram. Puncaknya adalah adegan pesawat itu. Adrenalin terus dipompa dengan adegan action dan semi horror.Namun ketika sosok Queen Ahmanet itu muncul, alur cerita seakan semakin berantakan dan menjadi boomerang tersendiri untuk keseluruhan cerita. Disatu sisi, Queen Ahmanet yg diperankan oleh Sofia Boutella ini tampil cukup mengesankan sebagai sosok villain. Queen Ahmanet yang diperankan oleh Sofia Boutella yang sekilas mirip perpaduan antara Julia Perez dan Ratu Felisha ini tampil dingin, mengerikan dan susah untuk dikalahkan. Namun disisi lainnya, kemunculan Queen Ahmanet di muka bumi yang mencari senjatanya itu malah semakin melar. 
 


Ditambah lagi dengan intense jumpscare yang diumbar terus-menerus mengurangi sisi action yang THE MUMMY (2017) berikan. Makin menuju akhir film, sang sutradara terlihat kebingungan menentukan jalan cerita. Penambahan sosok karakter Dr.Henry Jekyll yang diperankan Russell Crowe semakin memper-sumpek keseluruhan cerita. Sosok Queen Ahmanet beserta anak buahnya juga lama kelamaan tampil malah seperti Zombie bukan seperti Mummy.Untuk penggemar Tom Cruise mungkin film ini tak boleh dilewatkan. Beliau tampil seperti biasanya selalu kharismatik. Ditambah dalam THE MUMMY (2017) ini Tom Cruise memberikan sentuhan sisi humor yang wajar lewat beberapa adegan bareng Jake Johnson dan Annabelle Walis.Sosok Jenny Halsey yang diperankan oleh Annabelle Walis adalah salah satu karakter yang kalo menurut gue adalah karakter paling useless disini. Sosok Jenny hanya tampil sebagai karakter yang (selalu) harus diselamatkan dan dilindungi oleh Nick tanpa melakukan aksi yang mengesankan sama sekali. Beruntung, untuk segi musik scoring serta visual dan CGI, Film THE MUMMY (2017) ini sangat memuaskan. Efeknya nyaris tanpa cela. Apalagi adegan pesawat itu menjadi adegan terbaik dalam film ini.



Sebagai debut untuk memperkenalkan DARK UNIVERSE (semacam Marvel Cinematic Universe namun untuk para monster produksi Universal Pictures) Film THE MUMMY (2017) ini bisa tampil jauh lebih mengesankan jika alur cerita ditangani oleh satu penulis naskah tidak keroyokan sampai enam penulis gini. Semoga di karakter-karakter lain dalam DARK UNIVERSE yang akan difilmkan seperti Dracula, Frankenstein, Invisible Man, Werewolf dan yang lainnya bisa memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh THE MUMMY (2017).



[7.5/10Bintang]

Fakta Menarik Seputar Film Jailangkung

- Tidak ada komentar


Sosok boneka kayu pemanggil roh yang menjadi legenda di Indonesia yaitu Jelangkung sepertinya tidak akan pernah habis untuk dibuatkan cerita filmnya. Film JELANGKUNG (2001) yang merupakan Film Horror Indonesia pertama yang menceritakan boneka Jelangkung ini sukses besar di tangga box office ketika rilis di Bioskop Indonesia. Film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani dan Jose Poernomo itu sukses membangkitkan Film Horror Indonesia ditengah kondisi Industri Film Indonesia sedang lesu. Film yang dibintangi Winky Wiryawan, Melanie Aryanto, Rony Dozer dan Harry Pantja juga menjadi salah satu Film Horror Indonesia Terbaik sepanjang masa. Tak lupa juga Film JELANGKUNG (2001) menghadirkan beberapa hal iconic yang masih terngiang hingga saat ini. Sebut saja tagline "Datang tak dijemput, pulang tak diantar" kemudian lokasi fiktif bernama Angker Batu dan juga sosok hantu Suster Ngesot. Nama Angker Batu dan Suster Ngesot pun dibuatkan film solonya yang sama-sama dirilis pada tahun 2007.


Poster Film Jelangkung (2001)

Kesuksesan Film JELANGKUNG (2001) membuat rumah produksinya yaitu ReXinema Pictures membuatkan sekuelnya berjudul TUSUK JELANGKUNG (2003) yang kali ini disutradarai oleh Dimas Djayadiningrat. Film ini juga mendapat respon positif dan melambungkan nama nama pemainnya seperti Samuel Rizal, Marcella Zalianty, Dinna Olivia dan Thomas Nawilis. Film ini pun berlanjut pada seri ketiga nya berjudul JELANGKUNG 3 (2007). Namun sayang, seri ketiga nya ini tidak mendapat respon positif dari pecinta Film Indonesia. Banyak kritik yang diterima Film JELANGKUNG 3 (2007) lantaran film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko itu tidak ada sangkut pautnya dengan dua series sebelumnya. Film JELANGKUNG (2007) juga merupakan film terakhir yang diproduksi oleh ReXinema Pictures selaku penggagas cerita original Jelangkung.

         


Poster Film Tusuk Jelangkung (2003) dan Jelangkung 3 (2007)

Ditahun 2017 ini duo Rizal Mantovani dan Jose Poernomo kembali berkolaborasi membuat sebuah Film Horror tentang sosok boneka Jelangkung yang kali ini diberi nama Jailangkung. Film ini diproduksi oleh Screenplay Films yang bekerja sama dengan Legacy Pictures. Alasan kedua sutradara spesialis horror tersebut mengganti nama Jelangkung menjadi Jailangkung dikarenakan masalah hak cipta dimana nama Jelangkung masih dipegang oleh ReXinema Pictures dan kisah Jailangkung yang dibuat ini 100% baru dan tidak ada kaitannya dengan Trilogi Jelangkung.

Berikut adalah beberapa fakta menarik seputar Film JAILANGKUNG (2017) yang akan dirilis pada Lebaran 2017:

1. Film JAILANGKUNG (2017) dibintangi oleh sederet aktris dan aktor yang tengah populer saat ini. Sebut saja Jefri Nichol dan Amanda Rawles. Keduanya menjadi bintang utama difilm ini. Sebelumnya, Nichol dan Amanda sukses berkolaborasi dalam Film DEAR NATHAN (2017) yang berhasil meraih ratusan ribu penonton diseluruh bioskop Indonesia. Selain mereka, ada juga Lukman Sardi, Wulan Guritno, Butet Kartaredjasa, Augie Fantinus hingga Hannah Al-Rashid yang ikut memperkuat jajaran pemain Film JAILANGKUNG (2017) ini.

2. Film JAILANGKUNG (2017) ini konon menjadi Film Horror Indonesia Termahal yang dibuat. Screenplay Films dan Legacy Pictures mengklaim total biaya produksi film ini menelan biaya mencapai 10 Miliar Rupiah.

3. Film JAILANGKUNG (2017) ini merupakan film yang tidak ada kaitannya dengan Trilogi Jelangkung. Film ini menceritakan sebuah keluarga yang mencari tahu penyebab sang ayah tiba-tiba jatuh sakit dan koma usai mengunjungi sebuah rumah dipulau terpencil.

4. Film JAILANGKUNG (2017) ini mempunyai tagline baru untuk memanggil roh lewat boneka Jailangkung yaitu "Datang Gendong.. Pulang Bopong"

5. Film JAILANGKUNG (2017) ini menjadi Film Horror pertama yang dibintangi aktor sekelas Piala Citra yaitu Lukman Sardi.

6. Film JAILANGKUNG (2017) mengambil banyak tempat di Indonesia untuk pengambilan gambar. Diantaranya: Ciamis Jawa Barat, Purwekerto, Nusa Tenggara Barat hingga Pulau Dewata Bali.

7. Hannah Al-Rashid harus dilarikan ke rumah sakit ketika proses shooting Film JAILANGKUNG (2017) lantaran kepalanya tertimpa besi usai melakukan adegan pemanggilan roh lewat boneka Jailangkung.

8. Film JAILANGKUNG (2017) menjadi Film Horror Pertama yang "optimis" rilis pada saat moment Lebaran. Film yang dibintangi Amanda Rawles dan Jefri Nichol ini akan bersaing dengan 3 Film Indonesia lainnya yang akan rilis pada moment Lebaran 2017. Sebut saja Film SWEET 20 (2017) produksi Starvision Plus dan CJ Entertainment, Film SURAT KECIL UNTUK TUHAN (2017) produksi Falcon Pictures dan Film INSYAALLAH SAH (2017) produksi MD Pictures.


9. Film JAILANGKUNG (2017) menjadi film yang ditunggu kehadirannya lantaran disutradarai oleh dua spesialis Film Horror Indonesia yang karya nya selalu menjadi iconic yaitu Rizal Mantovani dan Jose Poernomo. Keduanya mempunyai kesamaan ciri khas dalam membuat sebuah Film Horror. Rizal Mantovani sukses menjadikan sosok setan di film horrornya menjadi iconic dan mencuri perhatian. Sebut saja Trilogi Kuntilanak (2006-2008), Mati Suri (2009), Air Terjun Pengantin (2009), Taring (2010), Jenglot (2011) Wewe (2015) dan Demona (2015). Jose Poernomo pun sama, tak hanya membuat setan dalam filmnya menjadi iconic, Jose Poernomo selalu memberikan unsur megah dan mahal ditiap filmnya. Diantaranya: Angkerbatu (2007), Pulau Hantu (2007), Rumah Kentang (2012), Samudera Hotel 308 (2013), KM97 (2013), Oo Nina Bobo (2014), Danau Hitam (2014) dan Tarot (2015).

10. Film JAILANGKUNG (2017) juga mempunyai sebuah tempat fiktif bernama Alaskeramat. Sama seperti Film JELANGKUNG (2001) yang juga mempunyai tempat fiktif bernama Angkerbatu.

11. Amanda Rawles sempat mengalami mimpi buruk beberapa hari usai melakukan adegan bersama Boneka Jailangkung. Tak hanya Amanda saja, Jefri Nichol juga merasakan pernah secara tak sadar dituntun ke kamar mayat di rumah sakit yang dijadikan tempat proses shooting.

12. Beberapa kru Film JAILANGKUNG (2017) sempat mengalami kerasukan dan hal tersebut langsung dirasakan oleh Amanda Rawles serta Jefri Nichol.

13. Hantu anak kecil di rumah sakit dalam Film JAILANGKUNG (2017) itu wujudnya hampir mirip dengan sosok penunggu Rumah Sakit tempat film ini melakukan proses shooting.

14. Rizal Mantovani dan Jose Poernomo melakukan banyak riset untuk cerita Film JAILANGKUNG (2017) ini lewat beberapa literatur kuno, primbon jawa kuno hingga buku Devine Comedy.

15. Mantra baru dalam Film JAILANGKUNG (2017) ini mempunyai makna yang tak kalah menyeramkan dengan Mantra "Datang Tak Dijemput.. Pulang Tak Diantar.." nya Film JELANGKUNG (2001).


Saksikan Film JAILANGKUNG (2017) tayang di seluruh Bioskop Indonesia mulai 25 Juni 2017.

[Review] The Curse: Kisah Mistis Di Pinggiran Melbourne Australia

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: THE CURSE (2017)
Casts: Prisia Nasution, Shareefa Daanish, Lia Waode, Maria Leeds, Katrini Nath, Resika Tikoalu, Shanty Whiteside, Abraham Wijaya, Ganda Marpaung, Jeffry Winata, Muhammad Yusuf.
Director: Muhammad Yusuf
Studio: Triple A Films

#Synopsis:
Shelina (Prisia Nasution) seorang WNI yang berprofesi sebagai pengacara di Melbourne Australia mendapat kasus untuk menjadi pengacara terdakwa yang bernama Salman. Terdakwa diduga membunuh istrinya yang merupakan seorang Dosen beserta pria Pengusaha yang konon menjalin hubungan terlarang dengan istrinya.
Untuk memastikan bahwa kliennya tidak bersalah, Shelina memutuskan untuk menyelidiki tempat kejadian perkara pembunuhan itu.
Ketika menyelidiki kasus itu, Shelina mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Ia selalu didatangi beberapa sosok misterius. 
Kejadian yang Shelina rasakan itu ia ceritakan pada teman kantornya (Lia Waode). Namun temannya itu menganggap kejadian yang dialami Shelina itu dampak stres dan tekanan dari proses perceraian yang akan Shelina dan sang suami lakukan.
Kejadian-kejadian misterius itu terus datang menghampiri Shelina setiap malam. Hingga ia memutuskan untuk meminta bantuan pada seorang paranormal dari Yogyakarta untuk membantunya mengatasi gangguan tersebut. Dan ternyata benar. Shelina mengalami terror dari kumpulan mahkluk misterius yang rupanya berasal dari kasus pembunuhan yang Shelina tangani sebelumnya yaitu dari kasus Lienn Wijaya (Shareefa Daanish).
Bisakah Shelina terbebas dari segala gangguan misterius yang ia alami dihidupnya?



#Review:
Sutradara Muhammad Yusuf akhirnya kembali merilis Film Horror terbarunya yang kali ini boleh dikatakan cukup special lantaran menjadi Film Indonesia Pertama yang bekerjasama secara resmi dengan pemerintahan Australia.
Meskipun menggunakan set lokasi 100% di wilayah pinggiran Australia tepatnya di Yarra Valley, Muhammad Yusuf tetap membawa unsur mistik Indonesia difilmnya. Intense jumpscared nya juga terjaga dengan baik meskipun kali ini porsinya cukup rutin ditebar. Beliau sudah mempunyai trade-mark dalam urusan jumpscared. Cukup diem dipojokan dan tanpa gerak gesture sudah sukses bikin merinding!
Paruh kedua film, fokus cerita mulai sedikit kabur diantara dua kasus yang dimana dua-duanya tidak memberikan kejelasan. Dan disinilah Muhammad Yusuf mulai beraksi dengan twist-nya. Kalo menurut gue sih ini cukup cerdik. Kunci twist bisa didapatkan lewat karakter paranormal asal Yogyakarta dan teman kantor Shelina yang diperankan oleh Lia Waode. Kejutan twist yang dihadirkan pun dijelaskan dengan baik dan tuntas lewat adegan yang singkat. 
Untuk jajaran pemain, Prisia Nasution, Shareefa Daanish dan Lia Waode tampil cukup apik. Meskipun ada beberapa dialog dan adegan terutama pada Prisia dan Shareefa terasa kurang tereksplor dengan matang. Ekspresi ketakutan dan horror keduanya masih nanggung banget. Padahal dua aktris tersebut sudah tidak diragukan lagi soal totalitas dalam memerankan sebuah peran. Yang sedikit agak menganggu berikutnya adalah penggunaan dialog terutama dialog dari karakter Lienn Wijaya yang dimainkan Shareefa Daanish. Gue bahkan nyeletuk dalam hati bilang "Mba Shareefa mending diem aja deh jangan ngobrol.. genggesin.." :))


Muhammad Yusuf juga disini masih belum "berani" untuk urusan kesadisan. Andai saja porsi nya bisa sedikit ditingkatkan pasti akan semakin menyenangkan Film THE CURSE (2017) ini.
Menjelang paruh akhir film, ternyata Muhammad Yusuf memberikan pesan moral yang cukup bagus. Terutama bagi para lawyer diluaran sana. Tapi jangan main santet dan kirim setan ke musuh juga sih ya! Serem juga. Eh!
Untuk segi visual, THE CURSE (2017) ini tampil jauh berlipat ganda lebih baik daripada KEMASUKAN SETAN (2013), ANGKER (2014) dan MISTERIUS (2015). Gambarnya begitu tajam dan mayoritas malah jadi terlihat seperti promosi pariwisata Yarra Valley Australia. Indah banget.
Overall, Film THE CURSE (2017) sedikit meningkat jika dibandingkan Film Muhammad Yusuf sebelumnya yaitu MISTERIUS (2015). Terus berkarya mas Yusuf! Horror anda sudah mempunyai ciri khas di Industri Perfilman Horror Indonesia. Semoga kedepannya juga materi promosi dan design poster nya semakin ditingkatkan lagi kualitasnya.


[7.5/10Bintang]

[Review] Danur: Awal Kisah Risa Sarasvati Berteman Dengan Hantu

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Danur (2017)
Casts: Prilly Latuconsina, Shareefa Daanish, Sandrina Michelle, Kinaryosih, Indra Brotolaras, Inggrid Widjanarko, Fuad Idris, Asha Kenyeri Bermudez,  Weasley Andrew, Kevin Bzezovski Taroreh, Gamaharitz
Director: Awi Suryadi
Studio: MD Pictures, Pichouse Films


#Synopsis:
Risa (Asha Kenyeri) selalu merasa kesepian jika sedang berlibur sekolah. Ibunya, Elly (Kinaryosih) selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Hingga ketika Risa berulang tahun yang ke-8, Ibunya masih saja sibuk dengan rutinitas kantor. Usai meniup kue ulang tahunnya yang ke-8, Risa hanya berharap mendapatkan teman bermain agar tidak merasa kesepian lagi.
Sejak saat itulah, Ibu Elly beserta asisten rumah tangga selalu merasa ada yang aneh melihat Risa yang selalu berbicara atau tertawa sendiri seolah sedang bermain dengan banyak teman. Mereka lalu mencoba mencari jalan untuk memisahkan Risa dan "teman-temannya" yang bernama Peter (Gamaharitz), Jensen (Kevin Bzezovski Taroreh) dan William (Weasley Andrew).
9 tahun berlalu, Risa (Prilly Latuconsina) kini sudah beranjak remaja dan mempunyai adik bernama Riri (Sandrina Michelle). Bersama sang Ibu, mereka memutuskan untuk kembali berlibur sekaligus merawat sang nenek (Inggrid Wijanarko). Rumah dimana pertama kali Risa bertemu dengan Peter, Jensen dan William.
Disana, Risa bergantian tugas merawat sang nenek dengan Andri (Indra Brotolaras), keponakannya.
Suatu malam, rumah sang nenek kedatangan seorang asisten rumah tangga baru bernama Asih (Shareefa Daanish) yang ditugaskan oleh Ibunya Andri. 
Banyak hal-hal ganjil usai Asih hadir di rumah tersebut. Puncaknya, Riri menghilang.


#Review:
Alasan terbesar saya ingin menonton Film Danur ini bukanlah gara-gara Prilly Latuconsina atau Adaptasi Novel Horror Risa Sarasvati, melainkan faktor sutradaranya yaitu Awi Suryadi. Tahun 2015 lalu, beliau sukses menghadirkan sebuah horror yang boleh dibilang sebagai Film Horror Indonesia Terbaik selama satu dekade terakhir. Ya! Film itu adalah BADOET (2015). Awi Suryadi sukses menyajikan Horror dengan cerita yang kuat, rapi dan BEDA dengan Horror lokal kebanyakan.
Dengan Film BADOET (2015) sebagai acuan, gue sangat berharap Film DANUR (2017) ini minimal setara dengan film horror Awi Suryadi sebelumnya atau bahkan melampauinya. Namun hasilnya..? Let's watch start on 30 March 2017 in Cinemas!

Secara keseluruhan gue kecewa dengan Film DANUR (2017). Dari awal film sebetulnya Awi Suryadi sudah berusaha serapi dan serasional mungkin dalam membangun cerita dan atmosfir horror. Namun menuju pertengahan hingga akhir film, hal yang sudah dibangun diawal jadi tidak konsisten. salah satunya adalah, di awal film sama sekali tidak dijelaskan Risa dan ibunya berliburan kerumah siapa, tapi ketika 9 tahun kemudian kembali kerumah itu malah dijelaskan alasan berlibur sekaligus merawat sang nenek yg kini sedang sakit. Sosok sang nenek yang diperankan Inggrid Wijanarko pun tidak diceritakan diawal film.
Sosok teman hantu Risa juga dalam film ini hanya diangkat tiga hantu saja. Padahal kalau tidak salah dalam versi Novel ada lima hantu kan ya yang jadi teman Risa? Peran ketiga hantu ini pun gue kira bakal menjadi fokus utama cerita, eh taunya malah seperti "tempelan" saja. Kata "Danur" yang menjadi prioritas dalam promosi film pun tidak diceritakan dengan baik disini. Yang dimaksud "Danur" dalam film ini tuh sebelah mana ya. Pasti gitu deh. Kalau misalkan hanya lewat adegan mencium bau busuk, mungkin film-film horror lain juga melakukan hal yang serupa sih. Adegan *ns*d*ous dalam Film DANUR (2017) tampil lumayan creepy. Meskipun berujung dengan terlalu cepat untuk diselesaikan.
Film DANUR (2017) juga ini bermain terlalu halus kalo menurut gue. Andai saja Awi Suryadi mau melakukan sedikit lebih kasar pasti jauh lebih baik. Gue disepanjang film ini berasa gak nemu yang namanya darah atau moment jumpscared yg mengesankan.
Prilly Latuconsina yang menjadi tokoh sentral difilm ini, tidak memberikan sesuatu yang beda. Karakternya masih sama dengan filmography dia sebelumnya. Bedanya cuma sekarang dia main film genre horror. udah gitu aja.
Untuk scoring musik, Film DANUR (2017) ini berasa bukan Awi Suryadi banget deh. Tiap adegan pasti muncul scoring yang menggelegar dan over-dramatis. Padahal jika sunyi, hening dan sedikit dikurangi kadar scoring dramatisnya pasti sosok Asih dan 3 teman hantunya Risa bisa tampil jauh lebih creepy.
Penyelamat Film DANUR (2017) jelas terletak pada tangan Shareefa Daanish. Ia sukses memerankan sosok Asih. Gerak mata dan gesture tubuhnya emang selalu menyeramkan. Tapi tetap aura Asih masih belum bisa melampaui aura kegilaan Dara di Film RUMAH DARA (2010). Meskipun kemunculannya di Film ini terlalu "keseringan". Poin plus berikutnya, Awi Suryadi tetap membawa gaya angle kameranya yang memukau. Spot-spot sempit sukses dieksplor dengan baik disini. 
Overall, Film DANUR (2017) tidak menampilkan performa terbaik dari Awi Suryadi. BADOET (2015) still masterpiece from him. Jadi.. Sudah tahu kan dalang penyebab Film DANUR (2017) seperti ini itu siapa? Peaceout!


[6/10Bintang]

[Review] Split: Cerita Menegangkan Tentang Manusia Dengan Identitas Super Ganda

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Split (2017)
Casts: James McAvoy, Anya Taylor-Joy, Betty Buckley, Jessica Sula, Haley Lu Richardson
Director: M. Night Shyamalan
Studio: Universal Pictures


#Synopsis:
Usai merayakan ulang tahunnya, Casey beserta kedua temannya Marcia dan Claire diculik oleh Kevin (James McAvoy). Casey dan kedua temannya pun mencoba berbagai cara untuk bisa melarikan diri dari sekapan Kevin. Namun, usahanya sia-sia dan mereka kemudian mengetahui fakta ternyata Kevin merupakan seorang pasien yang memiliki 23 kepribadian dalam dirinya. Kepribadian Kevin bahkan bisa berubah dalam sekejap menjadi seorang wanita, pria tua hingga anak-anak. Perubahan kepribadian dalam diri Kevin itu coba dipelajari oleh Casey.Disisi lainnya, ketika Kevin juga rutin bertemu dengan dokter psikolog nya bernama Ms.Fletcher dengan memakai identitas Barry. Gerak-gerik Kevin pun terus dipantau oleh Ms.Fletcher. Hingga suatu hari, terungkaplah bahwa Kevin juga mempunyai satu lagi kepribadian dalam dirinya yang belum keluar dari diri Kevin. Kepribadian yang ke-24 itu yang konon berbahaya dan jauh lebih kuat dibandingkan identitas lainnya akan muncul setelah menyekap ketiga perempuan itu.
#Review:
M.Night Shyamalan sepertinya terus memperbaiki "nama baiknya" setelah THE HAPPENING (2008), THE LAST AIRBENDER (2010) dan AFTER EARTH (2013) berhasil mencoreng nama baik sebagai sutradara di Industri Hollywood. Gara-gara ketiga film tersebut, karir M.Night Shyamalan disebut-sebut sudah berakhir. Masa keemasan M.Night Shyamalan hanya tinggal kenangan. Karya beliau yaitu THE SIXTH SENSE (1999), UNBREAKABLE (2000), SIGNS (2002) dan THE VILLAGE (2004) menjadi film masterpiece beliau yang takkan pernah bisa dilupakan. Tahun lalu, THE VISIT (2015) karya M.Night Shyamalan disebut-sebut sebagai ajang "comeback" nya beliau dengan hasil yang cukup memuaskan. THE VISIT (2015) merupakan salah satu film horror dengan ide cerita original yang cukup fresh.Tahun 2017 ini pun beliau kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul SPLIT (2017). Shyamalan menunjukkan performa terbaiknya disini. Intense ketegangan SPLIT (2017) sukses ditebar dengan rapi dari awal film. Jika biasanya dalam kebanyakan film, satu karakter hanya memiliki maksimal 2 karakter yg berbeda, di SPLIT (2017) ini tokoh utama dituntut memiliki 24 karakter sekaligus! Warbiyasah.Charles Xavier eh, James McAvoy sukses memerankan sosok Kevin yang memiliki 24 kepribadian tersebut. Perpindahan satu identitas ke identitas lainnya dilakukan nyaris tanpa cela dan total. Meskipun tidak semua identitas ditampilkan, Sosok Kevin, Barry, Patricia, Hedwig, Dennis hingga The Beast tampil meyakinkan dengan gesture yang berbeda-beda.Seperti sudah tradisi, Shyamalan selalu menghadirkan unpredictable twist difilmnya. SPLIT (2017) pun demikian. Sensasi twist yang dihadirkan di SPLIT (2017) se-bangke THE VISIT (2015). Fresh dan bener-bener unpredictable!
[8.5/10Bintang]

[Review] Lights Out: Terror Misterius Dalam Kegelapan

- Tidak ada komentar





#Description:
Title: Lights Out (2016)
Casts: Teresa Palmer, Gabriel Bateman, Alexander DiPersia, Billy Burke, Maria Bello, Alicia Vela-Bailey, Lotta Losten, Andi Osho
Director: David F. Sanberg
Studio: WarnerBros Pictures, NewLine Cinema, Atomic Monster, RatPac Entertainment


#Synopsis: 
Rebecca (Teresa Palmer) merasa khawatir dengan adik tirinya Martin (Gabriel Bateman). Martin yang tinggal bersama ibu Rebecca, Sophie (Maria Bello), mengatakan bahwa kini ia merasa tidak nyaman karena “diganggu” oleh roh jahat bernama Diana (Alicia Vela-Bailey), roh jahat yang hanya muncul di kegelapan. Rebecca “tahu” siapa Diana namun ketika ia bersama pacarnya Bret (Alexander DiPersia) mencoba untuk “mengalahkan” Diana mereka menghadapi rintangan karena Sophie yang telah lama memiliki masalah kesehatan mental menganggap Diana sebagai teman baiknya, begitu pula sebaliknya.

#Review:
Terror gelap dalam short-movie LIGHTS OUT (2014) yang heboh di dunia maya kala itu membuat beberapa rumah produksi tertarik untuk membuat versi layar lebarnya. WarnerBros pun akhirnya yang  “goal” untuk memproduksi LIGHTS OUT versi layar lebar. WarnerBros kemudian Menggandeng David. F Sanberg sebagai sutradara serta Man Behind of THE CONJURING SERIES (2013, 2016), James Wan yang kali ini duduk dibangku produser.
Premis cerita LIGHTS OUT (2016) kali ini sungguh menarik. Kondisi gelap serta perasaan seperti ada seseorang yang mengikuti dibelakang kita ketika berjalan sendirian atau berada dalam kegelapan menjadi terror yang efektif disajikan difilm ini. Gue suka dengan sutradara David F. Sanberg yang sangat menghormati versi short movie nya dimana trick “nyala..mati..nyala..mati..nyala..dan BOOM!” menjadi jumpscared iconic dan efektif memberikan sensasi menyeramkan. Tak hanya itu saja, sang sutradara juga memberikan batasan bahwa si sosok misterius itu hanya muncul jika dalam kondisi lampu dimatikan. Itu adalah ide yang cukup segar. Hal tersebut berhasil membuat orang (termasuk gue) yang nonton Film LIGHTS OUT (2016) ini akan selalu waspada, ketakutan dan memacu adrenalin ketika set film sedang minim atau bahkan tidak ada cahaya sama sekali. Jalan cerita drama yang dihadirkan pun cukup pas dan masuk akal. Tekanan psikologis yang dialami sang Ibu yang keukeuh ia masih merasa ditemani sosok perempuan bernama Diana serta hubungan dengan kedua anaknya pas.
Dengan durasi yang padat dan singkat tidak melar seperti THE CONJURING SERIES, nyatanya LIGHTS OUT (2016) masih bisa memberikan modern horror-movie yang efektif. Endingnya pun dieksekusi dengan cukup baik dan berhasil. Tidak seperti Film yang diproduseri James Wan sebelumnya yaitu ANNABELLE (2014) yang jelek itu. Semoga saja, sekuel ANNABELLE mendatang yang nantinya akan disutradarai oleh David F. Sanberg bisa tampil memuaskan seperti LIGHTS OUT (2016) ini.

[8.5/10Bintang]

[Review] The Shallows: Survive Melawan Hiu Ganas Di Perairan Dangkal

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Shallows (2016)
Casts: Blake Lively, Oscar Jaenada, Angelo Jose, Lozano Corzo, Jose Manual, Brett Cullen, Sedonna Legge, Janelle Bailey
Director: Jaume Collet-Serra
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures


#Synopsis:
Berniat untuk melepas duka pasca meninggalnya sang ibu, siswa kedokteran bernama Nancy Adams (Blake Lively) melakukan perjalanan ke sebuah pantai terpencil di Meksiko. Pantai tersebut merupakan tempat mendiang ibunya berselancar ketika sedang mengandung Nancy. Namun ketika melakukan putaran terakhir sebelum pulang ke hotel Nancy kemudian sadar bahwa kini dia masih tidak sendirian, ada seekor hiu yang sedang mencari makan malam. Dengan berjarak tidak jauh dari pinggir pantai, bisakah Nancy selamat dari incaran hiu ganas itu?

#Review:
Setelah Film JAWS (1975) karya Stephen Spielberg yang melegenda itu, tahun demi tahun (bahkan hingga 30-40tahun kemudian) banyak film serupa tapi tak sama yang digarap serius hingga yang super konyol. Bahkan sekuel dari JAWS sendiri performanya semakin menurun dan menurun. Summer 2016 kali ini sutradara NON-STOP (2015) menghadirkan sebuah film shark-attack berjudul THE SHALLOWS yang dibintangi oleh aktris Gossip Girl sekaligus istri Ryan Reynolds, Blake Lively.
Premis yang dihadirkan THE SHALLOWS (2016) sebagai film shark-attack sebenarnya tidaklah ada yang baru. Survival melawan ganasnya hiu. Ceritanya pun pasti predictable. Namun dengan penggunaan lokasi yang berada diperairan dangkal serta tidak jauh dari pinggir pantai serta penggunaan alat-alat gadget menjadi sesuatu yang baru dan poin plus untuk THE SHALLOWS (2016). Efek CGI dibeberapa bagian pun berhasil menampilkan efek thriller dalam film ini. Perjalanan survive Nancy Adams yang diperankan dengan baik oleh Blake Lively tampil begitu cerdik dan masuk akal.
Blake Lively cukup berhasil mengambil simpati penonton ketika ia berjuang bertahan melawan shark-attack diperairan dangkal itu. Meskipun menurut gue, Blake Lively paling sempurna ketika ia memerankan Adaline dalam film THE AGE OF ADALINE(2015).
Overall, THE SHALLOWS (2016) is simply-predictable story about young girl to survive from shark. Fresh!

[8/10Bintang]

[Review] The Conjuring 2: Terror Enfield Village Menjadi Kasus Terbaru The Warrens

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Conjuring 2 (2016)
Casts: Patrick Wilson, Vera Farmiga, Madison Wolfe, Frances O’Connor, Lauren Esposito, Benjamin Haigh, Patrick McAuley, Bob Adrian, Simon McBurney, Maria Doyle Kennedy, Simon Delaney, Franka Potente, Sterling Jerins, Steve Coulter, Joseph Bishara
Director: James Wan
Studio: Warner Bros Pictures, New Line Cinema, RatPac Production


#Trailer:

Official Trailer The Conjuring 2 (2016)


#Synopsis:
Beberapa tahun setelah berhasil menangani kasus Bathsheba yang menimpa keluarga Perron, Dua Cenayang Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) semakin dikenal luas oleh dunia. Kemampuan keduanya tidak diragukan lagi dalam menangani hal-hal supranatural. Semakin tinggi popularitas The Warrens, ternyata masih ada beberapa orang yang tidak mempercayai akan hal-hal supranatural yang ditangani oleh The Warrens. Mereka berpendapat bahwa The Warrens beserta para klien nya adalah hoax belaka.
Di belahan benua lainnya tepatnya di Eropa, didaerah terpencil Inggris yaitu Enfield tinggal seorang ibu single-parent bernama Peggy Hodgson (Frances O’Connor) beserta keempat anaknya yaitu Margareth (Lauren Esposito), Janet (Madison Wolfe), Johnny (Patrick McAuley) dan Billy (Benjamin High). Mereka tinggal disebuah rumah tua pemberian sang mantan suami yang sudah menceraikan Peggy. 
Suatu hari, sepulang sekolah, Janet membawa sebuah papan mainan kematian (ouija) hasil buatan Janet dengan temannya disekolah ke rumah. Iseng, ia mencoba papan itu dikamarnya. Namun hasilnya nihil. Ia tak merasakan aktivitas supranatural yang seperti diharapkan.
Keesokan harinya, seluruh keluarga Peggy mulai mencium bau bau aneh dirumahnya. Janet pun secara ajaib telah berada diruang keluarga lantai bawah pada saat ia terbangun malam hari. Janet dan sang ibu berpendapat kejadian itu hanyalah fenomena ‘sleep-walking’. Seiring berjalannya waktu, hal-hal aneh dan misterius terus dialami oleh Janet. Tak hanya itu saja, adiknya pun merasakan hal yang sama. Billy yang berbicara sedikit gagap melihat dan merasakan salah satu kejadian aneh itu. Hingga puncaknya seluruh keluarga itu benar-benar diganggu oleh penghuni misterius rumah tersebut. Tak hanya keluarga Peggy saja, para tetangga bahkan kepolisian pun bisa merasakan terror supranatural itu. Terror yang dialami oleh keluarga Peggy kemudian menjadi sorotan media di Inggris dan menyebutnya sebagai “Another Amytville In England”.
Beberapa pihak banyak yang beranggapan jika Keluarga Peggy Hudgson ini hoax semata hanya untuk mendapatkan penggantian rumah baru dari pengadilan dan pemerintah. Atas pemberitahuan dari kepolisian setempat, Pendeta Gordon (Steve Coulter) kemudian mengutus Ed dan Lorraine Warren untuk menyelidiki kasus keluarga Peggy di Enfield yang dimana banyak pihak yang kurang mempercayai kasus "Another Amytville in England" ini.
Lorraine awalnya sudah berjanji tidak mau lagi berurusan dengan terror supranatural lantaran ia selalu mendapat penglihatan, sang suami Ed Warren akan tewas ketika sedang menghadapi terror supranatural dari sosok mahluk berwujud biarawati. Namun dengan kepercayaan dan keyakinan yang diberikan oleh sang suami, Lorraine akhirnya bersedia terbang ke London menemani sang suami menyelediki kasus terror keluarga Peggy.
Diluar dugaan, Lorraine dan Ed kali ini kembali harus menghadapi terror supranatural yang cukup kuat. Sosok misterius kali ini bahkan bisa memanipulasi jiwa-jiwa suci dengan kekuatan tergelapnya. Hingga bisa mengaburkan pandangan indera ke-6 Lorraine tentang sosok misterius yang sebenarnya. Akankah The Warrens sanggup menangani kasus keluarga Peggy?



#Review:
James Wan lagi-lagi memberikan standar horror yang baik itu semakin tinggi di era masa kini setelah kemarin sukses besar lewat THE CONJURING (2013) yang menjadi Film Horror Terlaris Sepanjang Masa. Beliau kembali membuktikan “taringnya” dalam membuat sebuah film horror yang menterror psikologis lewat cerita yang sangat kuat, musik yang mengganggu serta adegan horror yang lagi-lagi bakalan akan menjadi memorable sepanjang masa.
Masih setia mengikuti seri pertamanya, THE CONJURING 2 (2016) dibuka dengan cerita singkat tentang terror Amytville yang ditangani oleh The Warrens. Intense ketegangan sudah diberikan secara blak-blakan disini. Padahal film baru banget dimulai. Sungguh edan. Berbeda dengan seri pertamanya dimana intense horror begitu terjaga dan muncul secara perlahan tapi pasti.
Cerita kemudian berlanjut pada fokus cerita utama tentang keluarga Peggy. Disini James Wan kembali menghadirkan kemampuan apiknya meramu sebuah film horror dengan berbagai macam emosi. Kehangatan keluarga Peggy dan Romantisme The Warrens berjalan berbarengan dengan cerita horror yang berkelas. Salah satu hal yang membekas di film horror James Wan adalah adegan jumpscarednya. Di seri keduanya ini, jumpscared sungguh naik berlipat ganda dibandingkan seri pertamanya. Lukisan, lorong sempit hingga mainan anak-anak yang dipadukan dengan pengambilan gambar yang apik dan memukau pun bisa menjadi objek sempurna memberikan sensasi horror milik James Wan ini.
Seri keduanya ini juga memberikan sentuhan baru dibandingkan seri pertamanya yaitu cerita konflik pro-kontra. Sentuhan baru ini membuat film ini semakin menarik untuk disaksikan. Ada satu hal lagi yang membuat THE CONJURING 2 (2016) ini sangat menyenangkan ketika ditonton yaitu setan nya. Setan-setan kreasi James Wan di seri kedua tampil sangat sangat sangat menyeramkan. Mereka adalah Bill Wilkins, The Crooked Man hingga Valak The Demon of Snake yang kemunculannya semakin memperseram THE CONJURING 2 (2016). Meskipun ada satu setan terlihat sangat CGI. Tapi meskipun CGI masih tetap unik dan menyeramkan. Tak henti sampai disitu saja, usai film, James Wan juga memperlihatkan beberapa slide foto dan fakta mengenai Enfield Poltergeist yang merupakan sumber inspirasi terlahirnya THE CONJURING 2 (2016). Totally creepy from the beginning until the end! (Selengkapnya mengenai fakta Enfield Poltergeist bisa disaksikan disini >> https://www.youtube.com/watch?v=3rDzKIZGUL0)
Overall, THE CONJURING 2 (2016) is firstclass horror movie flick evermade and James Wan is master of horror movie maker ever. The Best Horror of The Year!


[9.5/10Bintang]

Sharing Is Caring