Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan

[Review] Kidnap: Pengorbanan & Aksi Ibu Menyelamatkan Anaknya Dari Penculikan

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Kidnap (2017)
Casts: Halle Berry, Sage Correa, Christopher Berry, Dana Gourrier, Lew Temple, Chris McGin
Director: Luis Prieto
Studio: Relativity Media, Lotus Entertainment, 606 Films


#Synopsis:
Karla (Halle Berry) seorang ibu yang bekerja sebagai waitress disebuah restaurant tengah dilanda kegelisahan menuju sidang perceraian dengan suaminya. Penyebab ia gelisah lantaran hak asuh anaknya yaitu Frankie (Sage Correa) akan jatuh ke tangan sang suami yang kehidupannya jauh lebih mapan dan sejahtera dibandingkan dengan dirinya.


Kegelisan dan kekhawatiran Karla semakin tak terkendali usai Frankie hilang ketika mereka berdua sedang berada di wahana taman bermain. Beruntung, Karla memergoki seorang wanita (Chris McGin) yang tengah menyeret Frankie masuk kedalam sebuah mobil.
Karla histeris lalu mengejar sekuat tenaga mobil yang menculik anak kesayangannya itu. Sang penculik terus melaju kencang membawa jauh Frankie dari ibunya. Namun Karla tak pernah menyerah, ia terus mengejar mobil itu agar bisa menyelamatkan anaknya meskipun ia harus mempertaruhkan nyawanya.


#Review:
Harus diakui, Performa Halle Berry dalam film ini menjadi yang paling bersinar dibandingkan dengan yang lainnya. Halle Berry sukses memerankan seorang ibu yang berjuang mati-matian menyelamatkan anaknya dari tangan sang penculik. Ekspresi histeris, tak kenal lelah dan rela berkorban demi orang yang ia sayang sangat meyakinkan disini.Kali kedua gue dibuat takjub oleh aksi Halle Berry usai beliau bermain dalam film yang sejenis berjudul THE CALL (2013).


Meskipun terdapat kemiripan antara KIDNAP (2017) dan THE CALL (2013), yaitu tentang sindikat penculikan, di Film KIDNAP (2017) ini kita diajak untuk mengikuti karakter Karla dengan segala kepanikannya untuk menyelamatkan anaknya. Berbeda dengan THE CALL (2013) yang jauh lebih terkendali.
Paruh pertama film, KIDNAP (2017) memberikan sensasi memacu adrenalin lewat adegan kejar-kejaran mobil disepanjang jalan. Awalnya cukup menyenangkan tapi karena porsinya terlalu banyak, sedikit membuat gue capek dan boring karena ga kelar-kelar.
Beruntung di 40menitan berikutnya, intense memacu adrenalin nya semakin "menyenangkan". Aksi Karla dalam melawan para penculik anaknya ini sungguh memuaskan dan bikin geregetan. Endingnya pun berakhir dengan meninggalkan hal yang cukup berkesan. Good!


[8/10Bintang]

[Review] Sweet 20: Seorang Nenek Yang Kembali Menjadi Berusia Muda

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Sweet 20 (2017)
Casts: Tatjana Saphira, Niniek L. Kariem, Morgan Oey, Kevin Julio, Slamet Rahardjo, Widyawati, Lukman Sardi, Cut Mini, Alexa Key, Tika Panggabean, Tommy Limm, Ardit Erwandha
Director: Ody C. Harahap
Studio: Starvision Plus & CJ Entertainment


#Synopsis:
Bercerita tentang seorang nenek lanjut usia bernama Fatmawati (Niniek L. Kariem). Ia kini tinggal bersama keluarga dari anak semata wayangnya bernama Aditya (Lukman Sardi) yang berprofesi sebagai dosen. Kehadiran Fatmawati diantara keluarga Aditya membuat sang istri, Salma (Cut Mini) dan Luna (Alexa Key) harus extra sabar menghadapi kebawelannya. Suatu hari, Fatmawati tak sengaja mendengar obrolan antara Aditya dan Salma yang berencana memindahkan Fatmawati ke Panti Jompo. Mendengar hal itu, Fatmawati merasa sakit hati akan sikap dan rencana yang akan dilakukan oleh anak kesayangannya itu. Ia memutuskan untuk pergi dari rumah itu.


Ditengah rasa sedihnya dan tak tau arah, Fatmawati menemukan sebuah tempat Foto Studio bernama "Forever Young". Ia lalu masuk dan melakukan sesi pemotretan yang rencananya untuk foto pemakamannya kelak. Usai sesi pemotretan, Fatmawati bertransformasi hingga 50 tahun lebih muda dari usianya. Fatmawati dibuat kaget setengah mati melihat dirinya yang kini berusia 20 tahun.


Untuk menghindari kecurigaan, Fatmawati memutuskan untuk mengganti identitasnya menjadi Mieke (Tatjana Saphira). Karena Fatmawati sangat mengidolakan sosok artis Mieke Wijaya. Fatmawati muda berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya yang tak bisa ia wujudkan ketika ia masih muda dulu.
Kecantikan dan keunikan Fatma yang kini bernama Mieke membuat 3 pria dibuat jatuh hati. Hamzah (Slamet Rahardjo) pemilik tempat tinggal sementara Mieke, lalu Juna (Kevin Julio) seorang musisi yang sekaligus cucu laki-lakinya dan Allan (Morgan Oey) seorang produser tv musik.


#Review:
Film SWEET 20 (2017) ini merupakan sebuah Remake Resmi dari Film asal Korea Selatan berjudul MISS GRANNY (2014). Saking bagus dan lucunya, beberapa negara pun ikut me-remake film tersebut. Diantaranya adalah China dengan judul 20 ONCE AGAIN (2015), kemudian Vietnam dengan judul sama, SWEET 20 (2015), lalu Jepang dengan judul SUSPICIOUS GIRL (2016) dan menyusul negara-negara lainnya (Vietnam, Thailand, Spanyol dan Philipina) yang akan ikut me-remake film ini.
Indonesia pun tak ketinggalan ingin me-remake film ini. Starvision Plus secara eksklusif mendapat lisensi dari CJ Entertainment untuk membuat kembali Miss Granny versi Indonesia. Mendengar kata "Remake" gue sedikit pesimis lantaran hasilnya pasti hanya copy-paste semata dari versi aslinya. Ditambah lagi kekecewaan gue terhadap remake I FINE.. THANKYOU.. LOVE YOU (2014) berjudul LOVE YOU.. LOVE YOU NOT (2016) yang dibintangi Chelsea Islan dan Hamish Daud lalu yang membuat gue meragukan Film SWEET 20 (2017) ini.


Tapi rasa ragu, pesimis dan pasang ekspektasi rendah gue terhadap film ini dibuang jauh-jauh usai menyaksikan filmnya. Filmnya jauh lebih baik daripada remake LOVE YOU.. LOVE YOU NOT (2016) itu. Meskipun jelas terdapat kemiripan plot cerita, tapi Film SWEET 20 (2017) yang ditulis oleh Upi (My Stupid Boss) ini mempunyai sisi kreatif yang harus diacungi jempol. Upi dan Ody C. Harahap memberikan unsur kearifan lokal dalam cerita, bahan komedi dan gaya bahasanya.
Dirilis pada saat Libur Lebaran, Film SWEET 20 (2017) juga tak lupa menyertakan adegan suasana lebaran. Ini yang menjadi terasa begitu "Lebaran Banget" ketika nonton film ini di bioskop. Tak hanya itu saja, bahan komedi tentang sinetron stripping dalam film ini sangatlah sukses mengocok perut. Inilah bentuk kreatifitas seorang Upi dan Ody C. Harahap (Kapan Kawin?) dalam menghadirkan cerita seru untuk film SWEET 20 (2017). Keunikan lainnya dari Film SWEET 20 (2017) ini terletak pada adu chemistry antara Tatjana Saphira dengan para pemain seniornya. Tatjana tak terlihat sama sekali canggung harus berantem dengan artis sekaliber Slamet Rahardjo, Tika Panggabean hingga Widyawati! Haha. Sisi drama nya cukup sukses membuat bioskop kala itu mengharu biru dan diakhiri dengan cerita yang begitu SWEET!


Jajaran pemain pun tak kalah memukaunya. Tatjana Saphira selaku main-cast dalam film ini sangat sukses memerankan sosok Fatma muda. Gesture serta sisi komedi dalam dirinya ternyata sangat LUCU & EDAN! Chemistry yang ia lakukan bersama Niniek L. Kariem begitu klop dan terasa seperti nyata bahwa Niniek L. Kariem beneran berubah jadi Tatjana Saphira. Gue yakin di berbagai ajang penghargaan film nasional untuk tahun ini, Tatjana Saphira bisa masuk kandidat terkuat untuk Aktris Utama Terbaik. Pemain lainnya pun memberikan performa tak mengecewakan. Kevin Julio dan Morgan Oey sukses jadi pemanis cerita yang pas untuk bagian love-crush nya. Pemain senior dalam film ini juga sukses memerankan perannya masing-masing dengan apik. Kapanlagi bisa melihat sosok Widyawati ganjen Haha..
Poin yang sedikit disayangkan dalam film ini mungkin lipsync yang dilakukan oleh Tatjana Saphira terlalu terlihat banget. Andai bisa lebih diperhalus, pasti jauh lebih memukau.
Overall, Film SWEET 20 (2017) memuaskan! Sebuah Remake Film yang sangat wajib diapresiasi!


[9/10Bintang]

[Review] Critical Eleven: Merasakan Indahnya Cinta, Kehidupan & Kehilangan

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Critical Eleven (2017)
Casts: Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Widyawati, Slamet Rahardjo, Astrid Tiar, Hannah Alrashid, Hamish Daud, Refal Hady, Anggika Borlsterli, Revalina S. Temat, Mikha Tambayong, Aci Komik.
Director: Monty Tiwa & Robert Ronny
Studio: Starvision Plus & Legacy Pictures


#Synopsis:
Anya (Adinia Wirasti) seorang wanita karier yang sibuk dengan segala macam rutinitas pekerjaannya. Bandara menjadi semacam "rumah kedua" untuknya karena hampir setiap saat selalu melakukan penerbangan pulang pergi untuk urusan kerjaan.
Suatu hari, Anya dituntut untuk menemui klien nya di New York. Tak sengaja ia bertemu dan berkenalan dengan Ale Risjad (Reza Rahadian), sesama penumpang pesawat yang Anya tumpangi. Obrolan diantara keduanya menjadi semakin intens. Rupanya usai pertemuan itu, cerita pun terus berlanjut hingga Ale melamar dan menikah dengan Anya.

 
Usai menikah, Anya rela mengorbankan kariernya di Jakarta demi bisa menemani sang suami bekerja di New York. Ale merupakan seorang karyawan di bidang kilang minyak. Anya sangat mencintai Ale  begitu juga sebaliknya. Namun kebersamaan mereka berdua harus terpisah selama beberapa minggu lantaran Ale harus kembali bekerja ke tempat kilang minyak.
Awalnya Anya cukup merasa sedih harus ditinggal lama oleh sang suami, namun seiring berjalannya waktu, Anya mulai bisa mengontrol emosi dan perasaannya. Ia yakin, sejauh apapun jarak suaminya pergi, hati dan perasaan Anya juga Ale takkan pernah berkurang sedikitpun.
Kebahagiaan keluarga Anya dan Ale semakin lengkap usai Anya dikabarkan hamil. Ale tak menyangka istrinya itu sekarang tengah mengandung buah hati mereka. Keduanya benar-benar diberi kebahagiaan yang luar biasa. Sikap Ale pun menjadi semakin protektif pada Anya.
Untuk menjaga kehamilan istrinya, Ale memutuskan kembali ke Indonesia agar sang istri tidak merasa kesepian jika ia sedang bekerja. Awalnya Anya menolak keinginan sang suami itu, lantaran Anya sudah betah tinggal di New York. Namun karena permintaan sang suami, Anya kemudian memutuskan untuk meng-iyakan kemauan Ale.


 Kembalinya ke Indonesia membuat Ale dan Anya semakin bahagia, banyak orang-orang disekitarnya yang masih menyayangi mereka berdua. Para sahabat hingga keluarga besar Ale selalu memberikan perhatian pada Anya dan Ale.
Namun kebahagiaan keluarga kecil Anya dan Ale yang sudah dibangun itu harus rubuh. Bayi dalam kandungan Anya meninggal dunia. Keduanya dirundung duka yang amat mendalam. Sikap diantara Anya dan Ale pun makin hari makin berubah usai Ale Junior itu meninggal. Hingga diantara mereka saling menyalahkan satu sama lain atas kematian Ale Junior. 
Dengan kondisi yang terus dirundung duka, Anya dan Ale kemudian mengambil sikap masing-masing. Akankah Ale dan Anya menerima semua ini? Bisakah mereka kembali bersatu untuk melanjutkan hidup bersama sebagai pasangan suami istri?


#Review:
Salah satu Drama Film Indonesia Adaptasi Novel yang paling ditunggu tahun ini yaitu CRITICAL ELEVEN (2017) akhirnya tayang juga di Bioskop Indonesia mulai hari ini, 10 Mei 2017.
Begitu banyak alasan mengapa film ini sangat ditunggu. Diangkat dari novel laris dan mendapat respon sangat positif serta didukung oleh jajaran pemain "kelas wahid" dan juga disutradarai oleh salah satu sutradara terbaik Indonesia yaitu Monty Tiwa menjadikan Film yang ikut disutradarai juga oleh Robert Ronny ini sangat ditunggu kehadirannya.
Untuk segi cerita, Film CRITICAL ELEVEN (2017) ini memberikan alur cerita yang mudah ditebak namun jangan salah dulu. Monty Tiwa, Robert Ronny dan Jenny Jusuf mengemas perjalanan cinta Anya dan Ale begitu menyenangkan, hangat dan menyentuh emosi.
Paruh pertama film berfokus pada romantisme Anya dan Ale. Disini para sutradara dan penulis skenario memberikan gambaran romantis yang bikin ngiri! Gila cuy! Bikin pengen buru-buru nikah jadinya...... Kebahagiaan yang Anya dan Ale pancarkan begitu terasa sampe ke hati :')


Usai berbahagia, paruh kedua film masuk ke konflik utama yang intense ketegangannya terus meningkat hingga film usai. Disini Monty Tiwa sukses mengaduk-ngaduk perasaan penonton lewat adegan-adegan emosional antara Anya Ale dan orang disekitarnya. Anya dengan segala perasaannya, begitu juga dengan Ale. Dijamin bakal ikutan terbawa suasana dan emosi melihat konflik diantara Anya dan Ale. Suasana duka yang penuh emosi begitu terasa banget. Konflik yang terus memuncak dan tiada henti itulah yang paling efektif menguras emosi penonton. Ada dua sampe empat adegan yang sukses bikin gue menitikan air mata karena teringat dengan segala kenangan yang pernah dialami. Kampret! :')

Untuk jajaran pemain pun, Film CRITICAL ELEVEN (2017) ini memberikan ensemble cast "nomor wahid". Nyawa utama film ini terletak ditangan chemistry maut Adinia Wirasti dan Reza Rahadian. Mereka benar-benar seperti pasangan suami istri betulan. Tak ada rasa canggung atau apa, Adinia dan Reza begitu menjiwai memerankan Anya dan Ale. Padahal dalam kehidupan nyata, keduanya itu belum pernah menikah sama sekali. Kualitas akting Adinia dan Reza di Film CRITICAL ELEVEN (2017) dieksplor dengan amat baik oleh Monty Tiwa. Tak heran jika di musim awards tahun ini atau tahun depan, Adinia Wirasti atau Reza Rahadian pasti akan borong nominasi!
Jajaran pemain lainnya pun tampil cukup mencuri perhatian meskipun porsi mereka sangatlah terbatas. Hal ini justru cukup bagus agar fokus cerita tetap kepada Anya dan Ale.




Untuk segi visual, Film CRITICAL ELEVEN (2017) tampil baik. Music scoring, backsound serta soundtrack "Sekali Lagi" yang dinyanyikan oleh Isyana Sarasvati begitu indah menghiasi film ini.
Overall, Film CRITICAL ELEVEN (2017) ini memuaskan! Monty Tiwa menyajikan rasa bahagia, cinta, keluarga dan kehilangan penuh dengan kehangatan disini. Let's believe in love again with Anya and Ale.


[8.5/10Bintang]

[Review] Kartini: Biopik Mengesankan Sosok Emansipasi Wanita Indonesia

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Kartini (2017)
Casts: Dian Sastrowardoyo, Ayushita Nugraha, Acha Septriasa, Djenar Maesa Ayu, Christine Hakim, Deddy Soetomo, Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Denny Sumargo, Dwi Sasono, Rudy Wowor, Rebecca Reijman, Hans De Kraker.
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Legacy Pictures 


#Synopsis:
Kartini kecil (Dian Sastrowardoyo) sangat bersedih ketika sang Ibu yang bernama Ngasirah (Nova Eliza, Christine Hakim) harus "turun derajat" menjadi seorang asisten rumah tangga di tempat tinggal mereka sendiri. Hal itu terjadi lumrah lantaran sang ayah, Adipati Ario Sosrodiningrat (Deddy Sutomo) akan menjadi Bupati (golongan bangsawan) dan harus menikah lagi dengan keturunan bangsawan yaitu R.A. Moeryam (Djenar Maesa Ayu).
Keterbatasan kaum perempuan ketika beranjak remaja pada masanya membuat Kartini merasa jenuh. Ditambah lagi Kakak tertuanya yaitu Soelastri (Adinia Wirasti) kini sudah pergi bersama suaminya karena sudah menikah. Seiring dengan keterbatasan yang ia miliki beserta Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita Nugraha), Kartini mendapat semacam angin segar yaitu mendapat koleksi buku-buku milik kakak laki-lakinya yaitu Kartono (Reza Rahadian) yang kini sedang menimba ilmu di Belanda. Dari sanalah Kartini semakin yakin untuk bisa merasakan kebebasan dalam hal apapun sebagai seorang perempuan.
Banyak orang-orang disekitarnya terutama orang pribumi yang berada di ruang lingkup keraton merasa terusik oleh sikap Kartini yang ingin mendapatkan ilmu pendidikan tinggi. Namun Kartini tidak putus asa, ia justru semakin semangat untuk mencari ilmu. Berkat gagasan serta tulisannya yang ia buat, membuat orang Belanda yang tinggal di Indonesia menjadi simpati dengan Kartini. Mereka diantaranya adalah Mrs. Wilhelmina (Rianti Cartwright), Stella Zeehandelaar (Rebecca Reijman), Governor General Willem Rooseboom (Jeroen Lezer) dan Ovink-Soer (Hans De Kraker). Virus semangat emansipasi Kartini rupanya menjangkiti kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah. Mereka bertiga kemudian mendirikan sekolah kecil-kecilan untuk warga pribumi yang ingin belajar.
Waktu terus berlalu, semangat emansipasi Kartini harus mengalami berbagai cobaan. Baik itu konflik internal dengan keluarga maupun berbenturan dengan adat dan tradisi. Akankah Kartini sanggup menggapai cita-citanya?



#Review:
Akhirnya salah satu Film Indonesia yang paling dinanti tahun 2017 ini yaitu Film KARTINI (2017) sudah resmi dirilis di Bioskop Indonesia pada 19 April 2017 lalu.
Cukup beralasan mengapa Film KARTINI (2017) karya sutradara Hanung Bramantyo ini ditunggu-ditunggu oleh pecinta Film Indonesia. Selain faktor sutradara yang dikenal sebagai salah satu sutradara terbaik di Indonesia serta karya-karya biografi beliau tidak pernah mengecewakan, jajaran pemain di Film KARTINI (2017) ini juga sangat menjanjikan dan boleh dibilang jajaran Ensemble Cast "nomor wahid" di Industri Perfilman Indonesia.
Hanung Bramantyo mendongengkan sosok Tokoh Emansipasi Wanita Indonesia ini dibuat se-ringan mungkin. Alhasil membuat penonton jadi mudah untuk mengikuti cerita perjalanan R.A. Kartini. Ini adalah poin plus yang selalu Hanung Bramantyo berikan ditiap filmnya. Meskipun filmnya biografi tentang sosok penting di Indonesia. Hanung disini tidak 100% memberikan gambaran sosok penting yang ia filmkan itu sebagai pure-hero, serius dan sempurna. Hanung memvisualkan sosok penting itu juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.



Lewat Film KARTINI (2017) juga Hanung memberikan citra R.A Kartini yang sedikit berbeda. Disini Hanung mengeksplor Kartini dengan sikap dan karakter seperti remaja perempuan kebanyakan. Hilangkanlah sejenak pikiran jika sosok R.A. Kartini yang selama ini kita ketahui itu seperti dalam buku-buku biografi atau sejarah. Hanung memberikan sentuhan sedikit sikap nge-pop (mungkin agar mudah diterima oleh kaum remaja saat ini) pada sosok Kartini ini. Hal tersebut terbukti efektif memberikan pandangan baru tentang sosok R.A. Kartini.
Film KARTINI (2017) ini juga tak hanya memberikan cerita perjalanan hidup Kartini saja, konflik-konflik Kartini dengan keluarga serta lingkungan sekitarnya sangat menarik untuk disimak. Konflik antara Kartini dengan Ibu Tirinya R.A. Moeryam, Ibu Ngasirah serta kedua adik nya yaitu Kardinah dan Roekmini sungguh menguras emosi dan air mata. Puncaknya terjadi pada paruh akhir film, dimana seluruh problem yang Kartini rasakan dieksplor dengan penuh emosi oleh Hanung Bramantyo.
Untuk jajaran pemain "nomor wahid" di Film KARTINI (2017) ini hampir 100% sempurna. Dian Sastrowardoyo begitu ekspresif memerankan sosok Kartini meskipun dibeberapa bagian gesturenya ada yang masih Dian Sastro banget. Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, Denny Sumargo dan Dwi Sasono pun tampil mengesankan namun karakter yang mereka perankan porsinya sangat terbatas.
Acungan jempol gue berikan kepada Christine Hakim dan Djenar Maesa Ayu. Keduanya memberikan performa sangat baik. Rasa sakit hati yang mereka alami dari masa lalu masing-masing sukses membentuk dua karakter yang berbeda namun tetap menguras emosi.


Untuk segi sinematografi serta musik pun, Film KARTINI (2017) ini sangat niat dan memuaskan. Hanung Bramantyo beserta team begitu jeli dan detail disetiap adegan film.
Overall, jika kamu ingin belajar sejarah tentang sosok R.A. Kartini dengan gampang dipahami, Film KARTINI (2017) karya Hanung Bramantyo ini HARUS ditonton!


[9/10Bintang]


*Tribute to my buddy-friend, Almarhum Tantan Nugraha. 
Film KARTINI (2017) ini adalah salah satu Film Indonesia yang almarhum tunggu-tunggu. Almarhum Tantan berjanji akan menonton Film KARTINI (2017) usai kita berbincang-bincang membahas film HIJAB (2015) dan film Hanung Bramantyo lainnya. Almarhum Tantan sangat mengagumi karya-karya Hanung Bramantyo. Tak peduli dengan sensasi atau kontroversi yang Hanung Bramantyo berikan. Yang pastinya karya Hanung Bramantyo akan selalu Almarhum Tantan tonton. Namun Allah SWT berkehendak lain. Tantan Nugraha jatuh sakit di pertengahan April dan meninggal dunia pada Sabtu, 29 April 2017 waktu Manila Philipina.
Sebagai salah satu teman dekatnya, gue harus menonton Film KARTINI (2017) ini demi Almarhum Tantan.
Yaallah.. Tantan.. Film KARTINI (2017) ini bagus! Kamu pasti bakalan suka juga dan sependapat sama gue. Semoga kamu bahagia ya di Surga nya Allah SWT disana amiin 😢

[Review] The Guys: Kisah Persahabatan Para Karyawan Kantoran

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Guys (2017)
Casts: Raditya Dika, Pukaii, Marthino Lio, Indra Jegel, Pevita Pearce, Tarzan, Widyawati, Caitllin Hermands.
Director: Raditya Dika
Studio: Soraya Intercine Films


#Synopsis:
Alfi (Raditya Dika) seorang karyawan perusahaan periklanan merasa bosan dengan rutinitas hidupnya. Ia mempunyai angan untuk bisa menjadi pemimpin sebuah perusahaan. Alfi tinggal dirumah kontrak bersama Rene (Marthino Lio), Aryo (Indra Jegel) dan Sukun (Pukaii) asal Bangkok Thailand yang ditugaskan di bekerja di Indonesia.
Ditengah kondisi rutinitas yg semakin membuatnya jenuh, Alfi juga sedikit dilanda kecemasan lantaran tiap wanita yang ia taksir selalu berakhir tidak menyenangkan. Beruntung, ketiga sahabatnya Alfi selalu mensupport dan menemani Alfi disaat senang maupun sedih.
Suatu hari, Alfi tak sengaja melihat karyawan lainnya yang bernama Amira (Pevita Pearce). Ia langsung terpesona dengan pandangan pertama.
Alfi lalu mencoba untuk mengetahui sosok Amira lebih jauh. Hingga pada akhirnya berkat sebuah insiden, Alfi dan Amira berkenalan dan semakin dekat. Amira sangat meyakini sosok "pangeran" hidupnya yg ia selama ini adalah Alfi, karena Alfi termasuk pria yang berbeda dan selalu membuat hidup Amira bahagia.
Tak menunggu waktu lama, Amira mengajak Alfi untuk makan malam dirumahnya sekaligus untuk menemui orangtua Amira. Tak disangka, sosok ayah dari Amira adalah Pak Jeremy Arifin (Tarzan) owner dari perusahaan periklanan ditempat Alfi dan Amira bekerja.
Keesokan harinya, giliran Alfi yang mengundang Amira dan ayahnya untuk makan malam dirumah Alfi. Ditengah obrolan makan malam, secara tersirat Pak Jeremi menyukai Ibu Yana (Widyawati), ibu dari Alfi. Begitu juga dengan sebaliknya. Masing-masing pernah mengalami kisah asmara yg tragis, Pak Jeremi dan Ibu Yana langsung nyambung dan semakin akrab.
Alfi dan Amira menjadi dilema. Keduanya berada diantara dua pilihan. Membahagiakan diri sendiri atau membahagiakan orangtua masing-masing.

#Review:
Seperti yg kita tahu, kemampuan Raditya Dika dalam membuat sebuah film komedi tidak usah diragukan lagi. Raditya Dika sudah mempunyai ciri khasnya ditiap film yang ia sutradarai (yang selalu tembus Top 10 Box Office Indonesia).
Beberapa PH pun sudah ia coba. Debutnya bersama Starvision lewat jajaran film adaptasi novel dari karyamya sukses mencetak jumlah penonton yang memuaskan. Dika pun mencoba peruntungan dengan membuat film yang 100% skenario original tanpa adaptasi dari novelnya lewat SINGLE (2015) dan HANGOUT (2016).
Keputusan Dika untuk mencoba keluar dari zona nyamannya terbukti menuai respon positif. Film SINGLE (2015) menjadi debut perdananya. Puncak kesuksesan Film Raditya Dika non adaptasi Novel yaitu lewat Film HANGOUT (2016). Sukses meraih diatas 2.000.000 penonton dan memberikan genre yang baru yaitu Drama komedi-thriller.
Euforia HANGOUT (2016) belum usai, Dika kembali mengumumkan sedang memproduksi sebuah film bersama Soraya Intercine Films berjudul THE GUYS (2017). 
Banyak yang bilang film terbaru Raditya Dika ini terlalu cepat dibuat dan terkesan dikejar deadline.
Meskipun terasa cepat, Raditya Dika bersama Soraya Intercine Films memanfaatkan waktu mepetnya dengan cukup baik.
THE GUYS (2017) memberikan cerita tentang persahabatan yang dikemas cukup kuat dan semakin matang dari sosok Raditya Dika. Penceritaan persahabatan di Film THE GUYS (2017) ini diselesaikan dengan manis dan berkesan.
Namun disisi lain, Film THE GUYS (2017) ini juga diberi penceritaan tentang kisah drama romantis lewat karakter Amira, Pak Jeremy dan Bu Yana. Sialnya, plot ini tidak diselesaikan dengan baik. malah ngegantung.
Andai saja Film THE GUYS (2017) ini HANYA berfokus pada kisah persahabatan saja, pasti akan jauh lebih mengesankan dan ngena. Ada satu adegan tentang persahabatan yg sukses bikin gue gabisa nahan air mata! Chemistry keempat sahabat ini juga cukup memuaskan. 2 aktor yaitu Marthino Lio dan Pukaii asal Thailand sukses mengimbangi komedi yg ditebar Raditya Dika dan Indra Jégél. Terutama untuk Pukaii. He's totally consistant! Dari awal hingga film, karakter Sukun dimainkan dengan baik, tidak berubah sama sekali.
Pevita Pearce sang pemanis di film THE GUYS (2017) tampil seperti biasa, selalu cantik namun aura Hayati dalam peran Amira menurut gue masih saja ada.
Tarzan dan Widyawati pun tampil apik disini. Meskipun kisah asmara diantara keduanya malah terlihat sebagai pelengkap saja.
Untuk urusan sinematografi dan musik, Soraya Intercine Films emang tidak pernah mengecewakan. Meskipun OST nya kembali (lagi dan lagi) dibawakan Nidji, tapi boleh dibilang deretan OST THE GUYS ini menjadi salah satu yang terbaik diproduksi oleh Soraya Intercine Films setelah 5CM (2012) dan TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013). Liriknya begitu pas dengan seluruh adegan dalam film.
Overall, THE GUYS (2017) is much better than SINGLE (2015) but HANGOUT (2016) still my favorite from Raditya Dika!


[8/10Bintang]

[Review] Trinity The Nekad Traveler: Perjalanan Menemukan Makna Dari Persahabatan, Cinta & Impian

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Trinity The Nekad Traveler (2017)
Casts: Maudy Ayunda, Hamish Daud Wyllie, Rachel Amanda, Anggika Borlsterli, Babe Cabita, Ayu Dewi, Farhan, Cut Mini, Bio One
Director: Rizal Mantovani
Studio: 7 Bintang Sinema


#Synopsis:
Trinity (Maudy Ayunda) adalah seorang wanita karier yang mempunyai hobi traveling. Bahkan dikantornya pun, sang Boss (Ayu Dewi) dibuat geleng kepala dengan hobi Trinity yang selalu liburan ditengah rutinitas kerja. Cuti sudah habis pun, Trinity selalu punya akal untuk bisa meminta izin libur dari pekerjaannya.Suatu hari, dengan modal budget yang pas-pasan serta waktu libur yang sedikit, Trinity melakukan traveling yang tak jauh dari Jakarta yaitu Bandar Lampung kemudian berlanjut ke Anak Gunung Krakatau. Ketika di Way Kambas, Trinity bertemu dengan Paul (Hamish Daud). Seorang traveler juga yang selalu membantu para pelindung Gajah di Way Kambas. Didalam tasnya, Trinity mempunyai sebuah catatan Bucket List tentang hal-hal traveling yang ingin ia capai sebelum menikah.Perjalanan traveling Trinity kemudian berlanjut ke Makassar untuk bertemu dengan kliennya sekaligus idolanya yaitu penyanyi Tompi. Tak henti sampai disitu, Trinity lagi-lagi memohon pada atasannya untuk meminta hari libur lebih panjang karena kinerja selama bekerja sangat memuaskan.Trinity lalu memutuskan untuk pergi ke Philipina dengan mengajak kedua sahabatnya yaitu Yasmin (Rachel Amanda) dan Nina (Anggika Borlsterli). Ia juga mengajak saudaranya Ezra (Babe Cabiita) yang konon mempunyai pengetahuan tentang trik ber-traveling murah.Perjalanan traveling di Philipina ternyata memberikan pelajaran arti hidup, persahabatan dan perasaaan bagi sosok Trinity. Hingga suatu hari, disaat traveling di Philipina akan berakhir, Trinity mendapat sebuah email misterius yang bisa membawanya ke Maldives.
#Review:
Apa yang dirasakan ketika masa liburanmu akan segera berakhir? Pasti jawabannya: GAK MAU ITU SEMUA BERAKHIR! That's right?! Rasanya ingin sekali masa liburan itu terus berlangsung tanpa berakhir. Nah itu yang gue rasakan usai menonton film TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) Produksi 7 Bintang Sinema.Rizal Mantovani kembali sukses (banget) menghadirkan sebuah film tentang perjalanan menapaki indahnya 5 wilayah di Indonesia Philipina dan Maldives. Tata visual dan sinematografi menjadi poin tertinggi difilm yang diadaptasi dari Novel THE NAKED TRAVELER ini. Produser dan Rumah Produksi sangat tepat memberikan Film yang mengeksplor keindahan visual pada Rizal Mantovani yang sudah ikonik dengan visual memukaunya. Jika kalian sudah dibuat takjub dengan visual karya Rizal Mantovani sebelumnya yaitu 5CM (2012) atau SUPERNOVA (2014), maka apa yang dihadirkan TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) ini kualitas visualnya meningkat berlipat ganda! Trust me! This is wonderful! Scoring nya pun lagi-lagi sangat menyesuaikan dengan jalan cerita dan visual. Paruh pertama film, Rizal Mantovani sukses memikat penonton dengan pengenalan sosok Trinity. Gue suka dengan cerita background Trinity bersama keluarga, lingkungan kerja dan para sahabat yang disampaikan begitu menarik untuk terus diikuti.Yang gue cukup disayangkan adalah sisi percintaan yang diikut sertakan. Porsi nysa keliatan banget sebagai pemanis belaka. It's useless. Akhirnya, kisah cinta itu malah tertutup dan mudah dilupakan oleh keseruan traveling yang dilakukan Trinity. Andai saja Film TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) ini cuma berfokus pada traveling saja, it's much better. Maudy Ayunda akhirnya come-back ke Perfilman usai "cuti" lantaran menempuh study di Oxford University. Kini usai lulus, Maudy bermain di Film TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) ini boleh banget dibilang dia itu "menang banyak"! Liburan sambil kerja plus performa jiwa travelingnya sungguh terasa dan natural. Thanks for sending me traveling-vibe!Jajaran supporting cast lainnya seperti Rachel Amanda, Anggita dan Babe Cabita juga tampil dengan porsi yang pas. Porsi humor yang disajikan lewat Babe Cabita serta Ayu Dewi kali ini surprisingly is good! Kirain bakal KRIK seperti biasanya eh ternyata sukses mengocok perut!Lupakanlah romantic story yang coba Rizal Mantovani hadirkan lewat karakter Paul yang dimainkan Hamish Daud. Tanpa Paul juga film TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) sudah sangat memuaskan.Gue sangat berharap TRINITY: THE NEKAD TRAVELER (2017) bisa sukses di Bioskop dan terus berlanjut. Karena potensi untuk dikembangkan sangat tinggi!
Let's create the Bucket List!

[9/10Bintang]

[Review] Galih & Ratna: Gita Cinta Anak SMA Generasi Milenial

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Galih & Ratna (2017)
Casts: Refal Hady, Sheryl Sheinafia, Atu Dyah Pasha, Marissa Anita, Hengky Tornando
Director: Lucky Kuswandi
Studio: 360 Pictures, Synergy Entertainment


#Synopsis:
Ratna (Sheryl Sheinafia) seorang gadis remaja ABG Jakarta terpaksa harus pindah kerumah Tante Tantri (Marissa Anita) di Bogor lantaran kesibukan sang ayah yang sering berpindah tugas kerja.Ratna kemudian menjadi siswa baru disalah satu sekolah di Bogor. Disekolah yang barunya itulah, ia lalu bertemu dengan Galih (Refal Hady). Pria yg cool, pendiam dan misterius. Ratna kemudian mencoba mengenal sosok Galih. Berkat walkman yang sedang diputar Galih, akhirnya mereka berkenalan.Perjalanan asmara Galih dan Ratna diwarnai dengan berbagai hal. Mereka menjalin asmara ditengah menuju kelulusan SMA. Galih juga dituntut oleh sang ibu untuk melanjutkan pendidikan di Universitas, sedangkan passion Galih adalah mempertahankan warisan Toko Musik Nada Cinta, meskipun kini Toko tersebut sudah ketinggalan zaman. Sedangkan Ratna, setelah mengenal dan kagum dengan idealisme sosok Galih, ia memutuskan untuk mengambil studi musik. Meskipun keinginan Ratna ditentang oleh sang Ayah.
#Review:
Sutradara MADAME X dan SELAMAT PAGI MALAM, yaitu Lucky Kuswandi mencoba menghadirkan sebuah drama remaja yang diadaptasi dari Novel & Film Ikonik "Gita Cinta Dari SMA" berjudul GALIH & RATNA.Beruntung! Film yang dibintangi oleh Refal Hady dan Sheryl Sheinafia ini tidak ikut terbawa arus film lokal drama remaja lainnya yang selalu mengumbar kata-kata puitis ditiap adegan atau tingkah laku romantis yang berlebihan. Lucky Kuswandi menghadirkan drama remaja yang pas sesuai porsi pada usianya.Penggunaan Mixtape sebagai media mengungkapkan rasa sayang awalnya cukup bikin gue bilang "maksa banget". Namun, Lucky Kuswandi menjawab pertanyaan tersebut lewat adegan yang benar-benar membuat tersenyum manis & super-romantic dalam memperlihatkan kesungguhan cinta. Moment tersebut adalah salah satu part terbaik dari film ini.Yang sedikit mengganggu menurut gue adalah para supporting casts nya. Terutama di sekolahan. Gak tau kenapa, beberapa teman Galih & Ratna dibuat seperti terlalu lebay untuk menggambarkan kondisi kaummilenial sekarang. Addicted to socmed, pomade dan eksistensi sih masih oke, namun untuk 2 peran konyol yg memakai Grey-Wig dan Black-Lipstick lumayan maksa banget.Hal-hal menyentil lainnya yang dilakukan Lucky Kuswandi soal sikap "otoriter" keluarga terhadap masa depan pendidikan anaknya dan problematika disekolah digambarkan cukup mengena dibeberapa bagian.Untuk ukuran sebagai Pendatang Baru, Refal Hady melakukan tugasnya dengan baik dan pasti mempunyai masa depan yg cerah di Industri Film Indonesia. Meskipun Diparuh awal film, Refal sukses menghadirkan sosok Galih yg kalem dan misterius, namun menuju paruh akhir film, sosok Galih malah berubah terlihat seperti pria milenial kebanyakan.Sheryl Sheinafia juga membuktikan kalau ia mampu menjadi seorang aktor yang bagus. Sheryl sukses menghadirkan karakter Ratna yang konsisten dari awal hingga akhir film.Lanjut di Marissa Anita, yang memerankan Tante Tantri, she's scene stealer! Aura always-happy nya begitu terpancar dan natural. Layak banget masuk nominasi Best or Favorite Supporting Actress!Film Indonesia belakangan ini selalu mempunyai deretan Soundtrack yang dibuat dengan NIAT. OST Galih & Ratna adalah salah satu yang Terbaik.
[8/10Bintang]

[Review] Hidden Figures: Isu Rasis Di NASA

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Hidden Figures (2017)
Casts: Taraji P. Hensen, Olivia Spencer, Janelle Moané, Kevin Costner, Kirsten Dunst, Jim Parsons, Mahersala Ali
Director: Theodore Melfi
Studio: Fox 2000 Pictures, 20th Century Fox


#Synopsis:
Katherine Johnson, Dorothy Vaughan dan Mary Jackson adalah tiga wanita berkulit hitam yang sudah memiliki tingkat kepintaran diatas rata-rata ketika mereka masih duduk dibangku sekolah.
Namun sayang, ketika beranjak dewasa, bakat yang mereka miliki harus "dibatasi" untuk menunjukkan kemampuannya lantaran warna kulit mereka, meskipun ketiganya sudah bekerja di NASA. Suatu waktu, NASA akan meluncurkan proyek perjalanan luar angkasa, membutuhkan tenaga Scientist Mathematicians untuk mengukur secara akurat mulai dari jarak, garis lintang bujur hingga penghitungan kalkulasi tiba dan kembali ke bumi.Katherine, Dorothy dan Mary pun direkrut oleh NASA untuk membantu proyek tersebut meskipun diruang lingkup NASA, kaum kulit hitam itu tidak bisa leluasa dalam bekerja layaknya orang-orang berkulit putih.
#Review:
Film bertema tentang black-people serta diskriminasi kaum minoritas ini semakin "hype" setelah kemenangan D.Trump di Amerika Serikat. MOONLIGHT (2016) dan HIDDEN FIGURES (2016) adalah contohnya. Jika MOONLIGHT (2016) bercerita tentang coming-of-age sosok kaum minoritas beserta problem dari dalam dirinya maka di HIDDEN FIGURES (2016) bercerita tentang diskriminasi kaum minoritas disebuah lingkungan kerja.Konflik soal diskrimnasi itu disajikan dengan cukup ngena dihati. Rupanya pandangan sebelah mata terhadap kaum minoritas pada zaman baheula itu cukup parah, bahkan terjadi hingga zaman milenial seperti saat ini. Sang sutradara juga memberikan porsi cerita masing-masing pada ketiga Tokoh Tersembunyi itu dengan berbagai problem yg sederhana namun apik.HIDDEN FIGURES (2016) juga tampil tidak untuk menjadi "dikasihani". Ia menampilkan rasa percaya diri dan keyakinan yg besar lewat ketiga pemain utama, meskipun masih saja dipandang sebelah mata oleh kaum mayoritas.Nuansa tahun 60-70an nya sungguh terasa sekali disepanjang film. Seakan lagi nonton film zaman baheula. Ketiga pemain utama yg sebagai sosok HIDDEN FIGURES (2016) juga tampil strong, tidak mudah rapuh dan pastinya memuaskan.Album Soundtrack HIDDEN FIGURES (2016) yang juga melibatkan musisi Pharrell Williams ini sungguh eargasm. CRAVE it's my favorite tracklist!

[9/10Bintang]

[Review] Fifty Shades Darker: Hadirnya Masa Lalu Dari Sosok Mr.Grey

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Fifty Shades Darker (2017)
Casts: Jamie Dornan, Dakota Johnson, Kim Basinger, Eric Johnson, Bella Heathcote, Rita Ora, Luke Grimes, Eloise Munford
Director: James Foley
Studio: Universal Pictures


#Synopsis:
Setelah Anna (Dakota Johnson) mengakhiri hubungannya, Mr. Grey (Jamie Dornan) nampaknya tidak mau menyerah untuk mendapatkan kembali hati Anna.Berbagai macam cara ia lakukan untuk meminta Anna kembali kepadanya. Dasar emang Mr. Grey sudah beruntung serta tergolong kategori pria super mapan dan Anna juga sebetulnya masih menyukai Mr. Grey, selang tiga hari, akhirnya mereka kembali bersatu.Grey terus meyakini danberusaha untuk bisa berubah demi Anna. Ia juga berjanji tidak akan memakai perjanjian Doms/Subs lagi pada Anna. Beberapa anggota keluarganya pun melihat perkembangan yg cukup siginifikan dari diri Grey setelah menjalin hubungan dengan Anna.Ditengah jalinan asmara yang kembali dibangun oleh Grey dan Anna, muncul beberapa masalah baru yang mencoba memutuskan hubungan Grey dan Anna. 2 orang dari masa lalu Grey hadir dan salah satu diantara mereka berusaha mengancam kehidupan Anna. Tak hanya itu saja, atasan Anna ditempatnya ia bekerja juga terus mencoba mendekati Anna.Grey pun menjadi semakin overprotective terhadap Anna. Sikap Grey yang menjadi overprotective lama kelamaan membuat Anna tidak nyaman. Anna malah sempat berfikir untuk kembali menghindar dari Grey usai beberapa masa lalu dari Grey telah ia ketahui.
#Review:
Jilid pertama FIFTY SHADES OF GREY (2015) kala itu sukses menjadi salah satu Film Hollywood yang diantisipasi kemunculannya dalam versi film. Namun ternyata, film yang diadaptasi dari Trilogy Fifty Shades karya EL James ini menuai respon negatif dari para kritikus film. Namun, untuk urusan segi box office, Film FSOG ini tergolong film yang laris manis meskipun dibeberapa negara terutama dibelahan bumi bagian timur, film ini tak lulus sensor dan tidak tayang sama sekali di bioskop.Menurut gue, Jilid pertama dari Saga Fifty Shades itu emang cukup mengecewakan. Film pertama hanya mengandalkan adegan 21+ yang cukup intens dan lumayan "sadis". Untuk jalan cerita benar-benar diabaikan banget. Beruntung, Album Soundtrack FSOG (2015) kala itu menurut gue yg menyelamatkan filmnya. Bahkan Love Me Like You Do-nya Ellie Goulding menjadi salah satu Soundtrack atau Lagu Terbaik diberbagai ajang penghargaan Musik dan Perfilman bergengsi di dunia.Disekuelnya kali ini yang berjudul FIFTY SHADES DARKER (2017) si sutradara dan screenplayer mencoba mengangkat the darkside dari sosok Grey. Namun hasilnya lagi-lagi nanggung menurut gue. Meskipun cukup terlihat "usaha" nya untuk mencoba memperlihatkan sisi DARKER-nya itu. Plot dark yang dihadirkan lewat dua karakter dari masa lalu Grey tampil kurang mengesankan. Malah salah satu karakter itu tampil cuma gitu doang. Padahal ketika di trailer, karakter tersebut lah yang membuat penasaran.Jika di jilid pertama sosok Anna hanya sebagai Masocism yang bisanya cuma tunduk kepada Grey. Kali ini di jilid kedua mulai bisa "mengimbangi" dan semakin "liar" ketika bersama Grey. Pokoknya jangan ngarep nemuin hal romantis yang beneran pure difilm ini. Semuanya selalu berujung dengan having sex. Sampe bosen ngeliatnya dan predictable banget.. Udah gini pasti gitu...Sisi drama romantis yang dihadirkan FIFTY SHADES DARKER (2017) ini masih mengulang dari film pertamanya. Masih sooooooo cheesy dan bikin geli. Beneran. Sang penulis rupanya masih terbawa Twilight-vibes di jilid keduanya ini. Dialog-dialog khas abege di sinetron SCTV dan FTV kerasa banget dibeberapa bagian. Kapan dewasanya sih ini film, padahal ceritanya kan udah pada mapan, bukan lagi abege yg doyan baper.Semoga aja jilid ketiganya yaitu FIFTY SHADES FREED (2018) bisa menjadi penutup FIFTY SHADES yang manis dan berbobot lah. Amiin!

[6/10Bintang]

[Review] Bukaan 8: Cerita Keseruan Menuju Proses Persalinan

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Bukaan 8 (2017)
Casts: Chicco Jerikho, Lala Karmela, Sarah Sechan, Tio Pakusadewo, Dayu Wijanto, Maruli Tampubolon, Melissa Karim, Ary Kirana, Nadine Alexander
Director: Angga Dwimas Sasongko
Studio: Visinema Pictures


#Synopsis:
Mia (Lala Karmela) akan segera menjadi seorang Ibu. Namun, kebahagiaan calon ibu itu sedikit terganggu oleh kelakuan sang suami yaitu Alam (Chicco Jerikho) yang mempunyai hobi twit-war di sosial media. 
Problem terus berlanjut ketika setiba dirumah sakit. Alam yang sangat berharap dengan promo diskon ruang VIP di rumah sakit terpaksa menelan kekecewaan lantaran promo telah usai. Alam terus memutar otak agar sang Istri mendapat pelayanan persalinan yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Alam berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan sang istri serta keluarga dari Mia. Alam ingin membuktikan bahwa dirinya mampu dan bisa diandalkan sebagai seorang suami sekaligus calon ayah.

#Review:
Sebetulnya cerita BUKAAN 8 (2017) sungguh sederhana. Tentang perjalanan seorang calon ibu yang akan melahirkan anak pertamanya. Namun ditangan Angga Dwimas Sasongko dan Salman Aristo, perjalanan calon ibu menuju bukaan delapan hingga melahirkan tidak biasa. Porsi komedi dan dramanya cukup ngeblend dengan baik.Porsi komedi menjadi poin tertinggi di Film BUKAAN 8 (2017). Sebagai debut dalam genre komedi, Angga Sasongko sangat cerdik menampilkan jokes-jokes yang related dengan kehidupan orang generasi sekarang dan untungnya beliau tidak ikut-ikutan terbawa arus komedi ala-ala Stand-Up.Poin tertinggi berikutnya hadir lewat chemistry apik Chicco Jerikho dan Lala Karmela. Keduanya tampil seperti suami istri muda beneran banget. Padahal mereka masih lajang, belom pada nikah dan belom pernah ngerasain proses bersalin tapi uh keren abis dah.Poin plus berikutnya hadir lewat performa supporting casts. Sarseh dan Dayu Wijayanto memberikan penampilan mengesankan disini. Porsi humor serta drama yg dihadirkan keduanya begitu kuat.Poin selanjutnya hadir lewat berbagai macam komedi yang related dengan kehidupan kaum netizen sekarang. Twitwar, Fenomena buzzer, gengsi terhadap tipe kamar RS dan ingin dirawat oleh dokter ternama menjadi porsi komedi yg efektif sekaligus menyentil.Namun, dibalik beberapa poin plus diatas, gue sedikit menyayangkan dengan keputusan Alam (Chicco Jerikho) yg lebih memilih pekerjaan ini daripada pekerjaan itu sebelum sang istri melahirkan. Mungkin biar terlihat dramatis atau apa tapi menurut gue itu agak terlalu maksa.
Bagi yang lagi pacaran, atau yang bentar lagi menikah, atau masih pengantin baru, atau para mama-papa muda, Film BUKAAN 8 (2017) ini sangat direkomendasikan. Feelnya dapet banget euy! 
"Restu itu bukan diminta tapi direbut.." - Alam (Chicco Jerikho)
[8.5/10Bintang]

[Review] Surga Yang Tak Dirindukan 2: Akhir Dongeng Cinta Arini & Pras

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Surga Yang Tak Dirindukan 2 (2017)
Casts: Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, Raline Shah, Reza Rahadian, Sandrina Michelle, Tantan Ginting, Kemal Palevi, Nora Danish
Director: Hanung Bramantyo
Studio: MD Pictures


#Synopsis:
Kini, kehidupan Arini (Laudya Cynthia Bella) dan Pras (Fedi Nuril) semakin lengkap dan bahagia. Dikaruniai anak perempuan yang cantik dan baik hati (Sandrina Michelle) serta adik kecilnya Akbar, titipan dari MeiRose (Raline Shah) yang memutuskan untuk pergi dari bahtera rumah tangga Arini dan Pras.
Kesuksesan Buku Istana Bintang membuat Arini meraih popularitas. Puncaknya, ia diundang oleh kedutaan di Budapest untuk bedah buku dan seminar di Rumah Sakit anak.
Rupanya takdir mempertemukan kembali Keluarga Arini dengan Meirose di Budapest. Meirose sekarang sudah menjadi wanita sholehah, aktif dikegiatan umat islam di Budapest serta tengah menjalin kedekatan dengan seorang dokter bernama Syarief Kristoff (Reza Rahadian).
Ditengah rutinitas padatnya sebagai penulis buku, Kondisi kesehatan Arini perlahan lahan mengalami penurunan. Namun Arini menyembunyikan kondisi penurunan kesehatannya pada orang-orang terdekatnya. Arini kemudian mempunyai sebuah amanat pada suami sebelum semuanya berakhir.

#Review:
Hanung Bramantyo sukses membawa SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 (2017) ke level bukan drama biasa. Peningkatan kualitas dari seri sebelumnya yaitu SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015) ini cukup meningkat.Semua pemain diberi jatah konflik yang cukup rumit dan dilematis. Hanung juga mengerahkan segala kemampuannya untuk mengeksplor kualitas akting dari keempat pemain utama termasuk Sandrina Michelle yang memerankan Nadia. Hanung begitu totalitas mengeksplor aking Sandrina dan termasuk moment terbaik dalam Film SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 (2017).Adegan menguras air mata dan emosi disajikan dengan elegan tidak lebay seperti sinetron religi pada umumnya.Reza Rahadian is never to failed. Kehadiran Dr. Syarief bener-bener membuat konflik antara Pras, Arini dan Meirose makin kompleks.Endingnya pun dikemas dengan amat penuh air mata serta cukup memberikan shocked-therapy. HahaSoundtrack dari KRISDAYANTI berjudul DALAM KENANGAN sangat sukses mengiringi ending dari cerita cinta dari Pras, Arini dan Meirose. Film Drama Indonesia Terbaik diawal tahun 2017 ini so far!

[8.5/10Bintang]

[Review] Lion: Terima Kasih Google Earth!

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Lion (2017)
Casts: Dev Patel, Rooney Mara, Sunny Pawar, Nicole Kidman, David Wenham
Director: Garth Davis
Studio: See-Saw Films, Aquarius Films, The Weinstein Company


#Synopsis:
Bercerita tentang seorang anak kecil asal India bernama Saroo (Sunny Pawar) yang terpisah dengan keluarganya disebuah stasiun kereta. Saroo terpisah hingga 1600an kilometer dan mustahil bisa kembali lagi ke tempat tinggalnya. Ia hanya bisa mengingat kata "Ganeshtalay" dan mampu berbahasa Hindi saja.Banyak peristiwa yang dialami Saroo, mulai dari dikejar pihak keamanan, hampir menjadi korban human trafficking hingga masuk panti asuhan.Keberuntungan rupanya menghampiri Saroo. Ia diadopsi oleh sebuah keluarga yang tinggal di Australia. Saroo lalu diajak tinggal ke Australia tepatnya di Tasmania. Saroo (Dev Patel) kemmudian tumbuh besar dan penuh limpahan kasih sayang dari kedua orangtua asuhnya. Saroo kini sudah hidup bahagia. Namun, diusianya yang semakin dewasa, keinginan Saroo untuk menemukan keluarga aslinya kembali muncul. Hal ini didukung oleh beberapa teman kampusnya serta sang kekasih, Lucy (Rooney Mara) yang selalu mensupport Saroo.Dengan bantuan teknologi Google Earth, Saroo berusaha mengingat dimana ia terakhir meninggalkan rumah dan asalnya dari mana. 
#Review:
Sinopsis diatas mungkin sudah banyak beberapa judul film atau bahkan FTV yang menjadikannya sebagai premis cerita. Untungnya LION (2016) tidak menjadi drama yang mengeksploitasi sisi dramatis yang berlebihan. LION (2016) justru tampil mengalir dan masuk akal.Penggunaan Teknologi sebagai media untuk menemukan "jalan pulang" menjadi kekuatan tersendiri dari LION (2016). Disini Dev Patel memberikan permainan emosional yang mengesankan. Rasa dilema sangat terpancar dari akting Dev Patel ketika harus memilih diantara kehidupannya yang sekarang atau tetap mencari keluarga sebenarnya. Jajaran pemain terkuat berikutnya hadir lewat Nicole Kidman yg berperan sebagai Ibu Angkat dari Saroo. Ekspresi beliau saat mengetahui Saroo ingin mengetahui asal usulnya sungguh menyentuh perasaan.Visual pun harus diakui cukup memberikan poin selanjutnya dari LION (2016). Australia dan India tampak begitu penuh arti disini. Penggunaan "satelit view" di paruh akhir film cukup sukses memberikan pengalaman nostalgia lewat akting Dev Patel sebagai Saroo. Dan puncaknya.. End credit scene menampilkan tribute to Saroo Family beserta short-videonya. Dijamin tumpah air mata bahagia usai menonton film ini. Heartwarming!

[9/10Bintang]

[Review] Hacksaw Ridge: Perjuangan Tentara Di Medan Perang TanpaMenggunakan Senjata

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Hacksaw Ridge (2017)
Casts: Andrew Garfield, Teresa Palmer, Vince Vaughn, Luke Bracey, Sam Worthington, Luke Pegler, Nathaniel Buzolic, Ryan Corr
Director: Mel Gibson
Studio: Cross Creek Pictures, Demarest Pictures, Summit Entertainment


#Synopsis:
Desmond Doss (Andrew Garfield) tumbuh dikeluarga yang boleh dibilang "minim kasih sayang" terutama dari sang ayah. Bersama sang adik, ia sudah terbiasa dengan adanya perkelahian dan baku hantam. Didikan ala militer yang ayahnya berikan membuat keduanya ketika beranjak dewasa ingin menjadi pasukan tentara melawan penjajah. Hati mereka merasa terpanggil untuk membela negara yang terjajah. Namun, usaha Desmond rupanya tak mudah.Meninggalkan sang kekasih Dorothy (Teresa Palmer) yang seorang perawat, Desmond menjalani berbagai macam pelatihan akademi militer. Namun dua syarat yang diajukan Desmond ketika akan terjun ke medan perang menuai kontroversi. Syarat yang diajukan olehnya yaitu, Desmond tidak ingin memakai senjata dan Ia izin hari sabtu tidak mengikuti perang lantaran Sabtu adalah hari suci untuk beribadah.Desmond hanya ingin menjadi petugas paramedis peperangan karena dalam agama yang dianutnya, membunuh adalah haram hukumnya meskipun itu merupakan peperangan membela negara.Para tentara lain hingga atasannya pun mencoba menggoyahkan iman Desmond untuk kembali berfikir mengenai terjun ke medan perang tanpa senjata satupun. Mulai dari cara verbal hingga jalur pengadilan sudah mereka lakukan, namun Desmond tetap berpegang teguh dengan pendiriannya.Hingga akhirnya ia tetap bertekad untuk berpartisipasi dalam perang Okinawa meskipun tanpa senjata. Karena tujuan utama Desmond bergabung bukanlah untuk berperang, melainkan menyelamatkan nyawa orang banyak.
#Review:
Secara mengejutkan, film arahan Mel Gibson ini mempunyai genre action-religi yang sangat kental. Namun hal itu tak lantas membuat HACKSAW RIDGE (2016) penuh dengan dalil-dalil atau ceramah tentang religi. Mel Gibson memberikan sentuhan religi pada film action-war ini dengan sangat universal tidak menjurus kepada satu atau dua agama saja. HACKSAW RIDGE (2016) juga tak cuma sekedar memberikan cerita dar-der-dor semata, ia memberikan gambaran bagaimana tetap berpegang teguh pada prinsip sekalipun banyak pihak yang mencoba menggoyahkan prinsipnya.Intense action-war nya di HACKSAW RIDGE (2016) pun digambarkan begitu ngeri dan LAMA! Hampir 1.5jam full dengan adegan perang yang megah sekaligus horror. Mel Gibson memvisualkan Perang Okinawa tanpa batasan sensor. Bener-bener dibuat ngeri disepanjang adegan perang itu. Potongan tubuh, kepala tertembak, jantung tertebas pisau, isi perut keluar dan hal hal ngeri lainnya ditampilkan begitu horror.Jajaran pemain pun tampil nyaris tanpa cela. Andrew Garfield sang Amazing SpiderMan disini memberikan performa terbaiknya. Kesan charming serta memegang teguh semua prinsip yang diyakininya sangatlah sempurna dan sukses menaruh simpati penonton. Jajaran pemain lainnya pun tampil tak kalah bersinar. Para prajurit pun digambarkan se realistis mungkin tak ada satu atau dua karakter yang over. Semuanya sungguh memukau.Tak heran jika HACKSAW RIDGE (2016) ini masuk nominasi BEST PICTURE di Ajang OSCARS 2017. Really deserved it!

[9/10Bintang]

[Review] Arrival: Sulitnya Memahami Bahasa Makhluk Asing

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Arrival (2017)
Casts: Amy Adams, Jeremy Renner, Forest Whitaker, Michael Stuhlbarg
Director: Denis Villeneuve
Studio: Paramaount Pictures, Sony Pictures, FilmNation Entertainment, Lava Bear Pictures


#Synopsis:
Louise Banks (Amy Adams) seorang ahli bahasa diminta oleh Dewan Pertahanan Dunia untuk mengetahui maksud dan tujuan pemilik pesawat berbentuk cobek itu yang baru saja mendarat di 12 bagian belahan bumi. Louise tidak sendirian, ia ditemani oleh ahli scientist bernama Ian Donelly (Jeremy Renner).Pesawat yang berbentuk mirip cobek itu akan terbuka tiap 18 jam sekali. Louise, Ian beserta team lainnya kemudian memanfaatkan terbukanya pesawat itu untuk masuk. Setelah berhasil masuk, mereka mencoba melakukan komunikasi dengan "penghuni" pesawat itu lewat tulisan.Sementara itu, disisi lainnya, Penduduk bumi diberbagai belahan dunia semakin panic dan perbincangan untuk melakukan perlawanan terhadap ke 12 pesawat itu.
#Review:
Harus diakui, Trailer ARRIVAL (2016) yang diunggah ini hampir berbanding terbalik dengan keseluruhan filmnya. Jika kalian berharap ini film tentang Alien yang penuh aksi action menggelegar atau space-war yang bombastis mungkin akan sedikit kecewa. ARRIVAL (2016) ini memberikan cerita yang mendalam tentang takdir namun dengan penambahan unsur fiksi ilmiah berupa sosok Alien.ARRIVAL (2016) ini tipikal film penuh dialog serta bagaikan menyusun sebuah kepingan puzzle yang dimana penonton dituntut untuk jeli pada setiap dialog yang terucap. ARRIVAL (2016) tergolong film alien yang cukup realistis. Faktor kesulitan berkomunikasi dengan mahkluk luar angkasa digambarkan dengan amat baik. Kita bisa melihat seorang ahli bahasa menerjemahkan bahasa Heptapods disini sangat meyakinkan. Sangat disarankan nonton film ARRIVAL (2016) dalam kondisi yang segar biar enak ketika ngerasain sensasi Twist diakhir yang cukup unik dan cerdas. Twist yang dihadirkan ini sebetulnya sudah sedikit dimunculkan secara perlahan dari paruh awal film. Usai menonton pun, Film ARRIVAL (2016) masih layak untuk terus dibahas mengenai ending cerita serta maksud dan tujuan sebenarnya dari Alien itu datang ke bumi. Let's disscuss!


[8.9/10Bintang]

[Review] La La Land: Film Musikal Paling Membekas Di Hati

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: La La Land (2017)
Casts: Ryan Gosling, Emma Stone, John Legend, Rosemarie DeWitt, Callie Hernandez, Jessica Rottenberg
Director: Damien Chazelle
Studio: Summit Entertainment, Black Label Media, TIK Films


#Synopsis:
Ditengah kemacetan di jalan bebas hambatan Los Angeles, Mia Dolan (Emma Stone) dan Sebastian Wilder (Ryan Gosling) dipertemukan. Keduanya bertemu dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Mia, seorang karyawan part-time di sebuah cafe yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang aktris Hollywood dengan mengikuti casting sana-sini. Sedangkan Sebastian adalah seorang musisi jazz yang selalu berprinsip teguh tetap memainkan jazz tradisional dan mempunyai cita-cita membuka sebuah Club Jazz.Bagaikan takdir, Mia dan Sebastian kemudian dipertemukan kembali dalam sebuah pesta. Atas kesamaan passion serta cita-citanya, keduanya kemudian menjadi dekat dan menjalin hubungan asmara. Bermusim-musim berlalu, hubungan asmara keduanya mengalami ujian yang berkaitan juga dengan passion yang mereka miliki.
#Review:
Ah! Pokoknya sepanjang film LA LA LAND (2017) diputar, gue hanya bisa menangis bahagia bahkan super girang kayak anak kecil dikasih cokelat. Dibuka dengan aksi musikal di tengah jalan tol serta melibatkan ratusan orang, Film LA LA LAND (2017) sukses mengangkat mood penonton untuk tersenyum dan mengikuti irama dalam film. Ibarat dalam urusan asmara, Film LA LA LAND (2017) ini berhasil bikin gue jatuh cinta pandangan pertama. Scene demi scene berikutnya pun dihadirkan sangat musikal khas tahun 50-60'an namun tetap bersetting waktu pada masa kini. Ciri khas musikal, gaya tari dan kostum di film ini sungguh mempesona.Damien Chazelle tidak terjebak dengan skenario klise atau hanya bermodal musikal saja. Disini, ia memberikan cerita yang apik tentang perjuangan meraih mimpi, passion hingga mengorbankan satu hal yang paling penting hidup kedua karakter yang sangat memikat dan bikin nyesek (banget).Kharisma kuat seorang Ryan Gosling serta impressive performance dari Emma Stone semakin menyempurnakan film ini. Keduanya berhasil memikat penonton lewat chemistry yang amat romantis. Suka refleks merasakan kebahagiaan ketika Mia dan Sebastian akhirnya dipertemukan. Perayaan tiap pertemuan itu sangat terasa berkesan setelah segala hal yang telah mereka lalui bersama selama beberapa musim.Penggunaan "seasons" dalam film ini pun semakin membuat perjalanan kisah Mia dan Sebastian penuh warna. Kebahagiaan, kekecewaan hingga kesedihan yang "nyelekit" ditampilkan dengan amat baik dalam film ini.Dan benar kata orang-orang diluaran sana yang sudah nonton LA LA LAND (2017) duluan. Ending film ini emang SANGAT BAPER. Ditambah lagi dengan scene "seandainya.." itu.. Duh nyesss banget bagi kaum lelaki. Tak heran jika Film LA LA LAND (2017) ini sukses memborong banyak sekali awards pada ajang Golden Globes 2017 hingga di ajang Oscar 2017 juga LA LA LAND (2017) meraih banyak penghargaan! Emma Stone menjadi Best Actress!
#FYI: Di film ini, Negara Indonesia dipuji loh tentang Hospitality serta suasananya oleh salah satu pemain. Laporin akun GNFI gih. Biar jadi Trending Topic! 😂

[9.8/10Bintang]

[Review] 3 Srikandi: Drama Perjuangan 3 Atlet Panahan Indonesia Di Ajang Olimpiade

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: 3 Srikandi (2016)
Casts: Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, Tara Basro, Detri Warmanto, Mario Irwinsyah, Donny Damara
Director: Imam Brotoseno
Studio: MVP Pictures

#Synopsis:
Film Drama "3 Srikandi" bercerita tentang perjalanan 3 Atlet perempuan dalam cabang panahan Indonesia yang berhasil mendapatkan salah satu medali pada Olimpiade di Seoul pada tahun 1988. Ketiga atlet tersebut telah berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di bidang Olahraga.
Meskipun hanya mendapatkan medali perak, 3 Srikandi itu tetap bangga telah mempersembahkan yang terbaik untuk negara tercintanya. Dan medali itu adalah medali pertama dalam keikutsertaan Indonesia pada Olimpiade saat itu.
Film 3 Srikandi 2016 akan berlatar belakang pada tahun 1998. yang mana saat itu, Indonesa sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas yang ke-24 di Korea Selatan.
Pada masa itu cabang atlet panah sedang kritis karena Indonesia belum memiliki pelatih yang tepat untuk mempersiapkan atlet wanita untuk cabang panahan dalam waktu yang cukup singkat.
Film ini akan semakin seru dengan munculnya tiga wanita tangguh yang dipilih menjadi atlet cabang panahan untuk mewakili indonesia. Para srikandi itu adalah Kusuma (Tara Basro), Lilies (Chelsea Islan), dan Nurfitriyana (Bung Citra Lestari) ini tidak main -main dengan tekat dan impiannya



#Review:
Mengangkat sosok 3 Atlet Putri Panahan Indonesia yang mengikuti ajang Olimpiade Seoul Korea pada tahun 80’an, Imam Brotoseno dan Multivision Plus berhasil menyajikan drama-olahraga yang berkualitas dan juga menghibur. Dengan durasi yang cukup melar mencapai 120 menit, nyatanya 3 SRIKANDI (2016) tidaklah membosankan. Pengenalan satu persatu karakter tergambarkan dengan baik dengan segala permasalahan dan juga kisah asmara mereka masing-masing. Kesan serius dilanjut dengan selingan-selingan hiburan manis begitu menyatu disepanjang film. Kesan menghibur semakin terasa ketika ketiga perempuan yang dimainkan dengan begitu apik oleh BCL, Chelsea Islan dan Tara Basro dipertemukan oleh seleksi Olimpiade Seoul. Chemistry ketiganya begitu klop dan mengesankan. Sisi nasionalisme dan sportivitas dalam film pun semakin terasa ketika perjuangan 3 Srikandi Indonesia itu dimulai. Puncaknya ketika menuju akhir film. Kesan dramatis begitu kuat terasa dilapangan Olimpiade Seoul. Euforianya begitu terasa. Hampir 11-12 dengan Euforia ending dalam film CAHAYA DARI TIMUR (2014) arahan Angga Dwimas Sasongko. Keren!
Chelsea Islan paling mencuri perhatian disini. Memerankan sosok Lilies Handayani, Chelsea Islan bertransformasi menjadi orang surabaya dengan logatnya yang jempolan. Sisi bule yang ia miliki benar-benar hilang difilm ini. Ini adalah peran Chelsea Islan terbaik setelah memerankan Illona Ivanovska dalam film RUDY HABIBIE (2016). Reza Rahadian pun memberikan performa terbaiknya difilm ini. Aktor terbaik Indonesia itu menampilkan sosok Bang Pandi yang tegas, penuh disiplin dan jago dalam memberikan motivasi terhadap orang lain. Ditangan Reza, apapun perannya pasti akan mudah ia lakukan. Meskipun Chelsea Islan dan Reza Rahadian adalah bintang utamanya, BCL dan Tara Basro tampil tidaklah mengecewakan. BCL tampil paling tenang sebagai anggota 3 SRIKANDI yang paling dewasa. Tara Basro.. Kalem dan subhanallah, paling cantik dan eksotis difilm ini. Nuansa 80’an semakin membuat Tara Basro indah untuk dipandang. Ditambah rambutnya masih panjang hitam. Unnch!
Dengan berlatar tahun 80’an, 3 SRIKANDI (2016) memberikan visual yang niat dan keren. Properti yang digunakan begitu related dengan tahun 80’an. MultivisionPlus emang paling handal dalam urusan properti zaman retro setelah kemarin sukses dengan suasana retro dalam film AACH.. AKU JATUH CINTA (2016)arahan Garin Nugroho. Scoring musik serta kualitas gambar 3 SRIKANDI (2016) juga tidaklah murahan. Begitu eyecatching dan eargasm disepanjang film. Semoga saja lewat 3 SRIKANDI (2016) ini, MultivisionPlus bisa meraih pendapatan yang meroket. Salah satu Film Indonesia Terbaik ditahun 2016 ini.


[9/10Bintang]

Sharing Is Caring