Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Film Hollywood. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film Hollywood. Tampilkan semua postingan

[Review] Spider-Man Homecoming: Aksi Peter Parker Sebagai Spider-Man Di Usia Remaja

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Spider-Man: Homecoming (2017)
Casts: Tom Holland, Robert Downey Jr, Michael Keaton, Marisa Tomei, Zendaya, Jon Pavreau, Gwyneth Paltrow, Jacob Batalon, Donald Glover, Laura Harrier, Tony Revolori, Tyne Daly, Zendaya
Director: Jon Watts
Studio: Marvel Studios, Columbia Pictures, Sony Pictures


#Synopsis:
Usai Civil War, Peter Parker / Spider-Man (Tom Holland) kembali menjadi seorang siswa SMA pada umumnya. Peter sangat menantikan panggilan berikutnya dari Tony Stark / Iron Man (Robert Downey Jr) untuk kembali beraksi bersama The Avengers. Tapi sayang, berbulan-bulan Stark tak pernah mengontak Peter. Stark hanya mengutus Happy Hogan (Jon Pavreau) untuk memantau aktivitas Peter.


Dengan inisiatif sendiri, diluar perintah Stark, Peter memutuskan untuk "unjuk gigi" dengan kostum Spider-Man nya, membantu orang-orang disekitarnya. Namun sayang, keputusan yang diambil Peter itu tak berjalan mulus. Peter belum sepenuhnya bisa mengendalikan kostum Spider-Man yang diberikan Stark. Banyak kekacuan dan keributan terjadi. Tak hanya itu saja, aksi "unjuk gigi" nya itu membuat aktifitas akademik disekolahnya menjadi menurun dan itu membuat sang bibi bernama May Parker (Marissa Tomei) menaruh kecurigaan terhadap keponakannya. Peter juga harus dihadapkan dengan krisis percaya diri ketika berhadapan dengan Liz (Laura Harrier). Ia merasa tak pantas jika memiliki kekasih seperti Liz. Namun dengan dorongan sahabatnya, Ned (Jacob Batalon) Peter berusaha menaikkan rasa percaya diri usai menjadi seorang Spider-Man.
Persoalan pun semakin membesar ketika Peter harus berhadapan dengan Adrian Toomes (Michael Keaton), seorang mekanik yang bekerja sebagai "pembersih" sisa-sisa puing bangunan dan senjata bekas peperangan The Avengers kala itu. Toomes rupanya mempunyai pekerjaan "tersembunyi" yang siap menghancurkan apapun dengan senjata temuannya yang memiliki kekuatan yang berasal dari batuan Chitauri.


#Review:
15 Tahun. 6 Judul Film. 3 Aktor Berbeda dan 2 Reboot. Rasanya franchise Spider-Man ini menjadi film superhero yang tidak pernah berakhir. Spider-Man versi Sam Raimi yang dibintangi Tobey Maguire ini kala itu yang menghasilkan 3 judul yaitu SPIDER-MAN (2002), SPIDER-MAN 2 (2004) dan SPIDER-MAN 3 (2007) sukses menjadi salah satu Film Superhero Marvel yang banyak menuai respon positif. Usai Spider-Man versi Sam Raimi berakhir, kemudian muncul reboot pertama yang disutradarai oleh Marc Webb berjudul THE AMAZING SPIDER-MAN (2012) dan THE AMAZING SPIDER-MAN 2 (2014). Reboot yang dilakukan Sony Pictures ini banyak menuai pro-kontra lantaran sosok Spider-Man ini masih belum bergabung juga ke The Avengers dalam Marvel Cinematic Universe. Banyak beropini Spider-Man versi Andrew Garfield menjadi yang paling ideal dibandingkan versi Tobey Maguire. Namun sayang, nasib Spider-Man arahan Marc Webb ini harus berhenti di judul kedua. Kisah Spider-Man yang dimainkan oleh Andrew Garfield, Emma Stone dan Dane DeHaan berakhir dengan kisah yang menggantung dan takkan mungkin berlanjut.


Kabar reboot kedua kalinya untuk Spider-Man kemudian muncul. Reboot kali ini cukup sukses membuat para fanboy fangirl MCU (termasuk gue) sangat excited dimana AKHIRNYA Spider-Man sesuai dengan judulnya "Homecoming" yaitu kembali ke tangan Marvel Studios dan RESMI menjadi bagian dari Team The Avengers. Impian para fans MCU akhirnya terwujud setelah 15 tahun dari Spider-Man pertama pada tahun 2002 lalu.
Keputusan me-reboot kembali Spider-Man dan kemudian bergabung menjadi Team The Avengers merupakan keputusan yang sangat tepat! Sutradara Jon Watts sukses menceritakan (kembali) dari awal sosok Spider-Man yang memiliki perbedaan dengan versi Sam Raimi & Marc Webb. Disini, Watts menceritakan sosok Peter Parker ketika duduk dibangku sekolah. Maka tak heran, sepanjang film, banyak bercerita tentang kegiatan Peter Parker sekolah SMA. Jangan khawatir kok, porsi Iron Man / Tony Stark yang sangat gencar hadir dalam film serta posternya dalam keseluruhan film tidak terlalu mendominasi kok! Justru disini karakter Spider-Man dan Vulture diceritakan dengan apik dan mengesankan. Porsi cerita antara sosok superhero dan villain begitu seimbang. Motif villain juga diceritakan dengan sangat logis. Gue paling suka dengan kisah penceritaan sosok Vulture. Selain pembawaannya terlihat strong dan menyeramkan tapi ditampilkan juga sisi hero bagi keluarganya.
Sosok Peter Parker yang diceritakan dalam versi SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) ini ternyata sangat pas diperankan oleh Tom Holland. Ia sukses memerankan sosok Peter Parker remaja ABG yang masih ceroboh dan gegabah dalam menggunakan kekuatan Spider-Man. Hal terbaik berikutnya dalam sisi penceritaan SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) adalah kekuatan Spider-Man dihadirkan berkat kostum yang diberikan oleh Tony Stark. Kostum Spider-Man ini jauh lebih canggih dan hi-tech dibandingkan kostum Spider-Man versi Sam Raimi & Marc Webb.


Twist yang dihadirkan film ini sebetulnya sederhana banget hampir malah mirip sinetron tapi gue dibuat kaget setengah mati. Gesture perubahan ekspresi Peter Parker ketika twist dihadirkan begitu kuat terasa. Apalagi adegan dialog antara Peter Parker dengan Adrian Toomes dalam mobil adalah adegan yang paling mengesankan buat gue.
Beberapa easter-egg juga dihadirkan oleh SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) termasuk beberapa adegan homage khas Film Spider-Man versi Sam Raimi & Marc Webb yang dihadirkan disini terlihat bahwa sang sutradara begitu menghormati Film Spider-Man sebelumnya.
Jajaran pemain pun memberikan performa apiknya. Pokoknya Trailer dan Poster Film SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) ini sangat nipu! Haha. Big applause untuk Michael Keaton yang memerankan sosok Vulture. Aura jahatnya sangat terpancar meskipun tidak memakai kostum Vulture. Gue langsung merasa kasihan sama Spider-Man karena villainnya terlalu nyeremin untuk ukuran superhero yang statusnya masih magang :((


Karakter Bibi May yang diperankan Marissa Tomei sukses menjadi penyegar dalam film ini karena sebelum-sebelumnya, Bibi May selalu diceritakan sudah lanjut usia haha. Sosok Zendaya yang sering ikut digencarkan di promosi film, di filmnya malah dapet karakter yang useless kalau menurut gue haha. Tapi ketika paruh akhir film, gue yakin dia bakal dapet peran yang penting di sekuel berikutnya (jika dibuat) karena karakter yang dimainkan mempunyai nama lengkap....
Jangan keluar bioskop dulu ya karena SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) mempunyai 2 Post Credit Scene. dan gue cukup nyesek salah satu post credit scene itu gue terlewat karena si bioskop main matiin aja filmnya. Padahal credit title juga belum kelar. :((
Overall, SPIDER-MAN: HOMECOMING (2017) sangat memuaskan! One of the Best Superhero Movie of The Year after LOGAN (2017) & WONDER WOMAN (2017)!


[9.5/10Bintang]

[Review] Kidnap: Pengorbanan & Aksi Ibu Menyelamatkan Anaknya Dari Penculikan

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Kidnap (2017)
Casts: Halle Berry, Sage Correa, Christopher Berry, Dana Gourrier, Lew Temple, Chris McGin
Director: Luis Prieto
Studio: Relativity Media, Lotus Entertainment, 606 Films


#Synopsis:
Karla (Halle Berry) seorang ibu yang bekerja sebagai waitress disebuah restaurant tengah dilanda kegelisahan menuju sidang perceraian dengan suaminya. Penyebab ia gelisah lantaran hak asuh anaknya yaitu Frankie (Sage Correa) akan jatuh ke tangan sang suami yang kehidupannya jauh lebih mapan dan sejahtera dibandingkan dengan dirinya.


Kegelisan dan kekhawatiran Karla semakin tak terkendali usai Frankie hilang ketika mereka berdua sedang berada di wahana taman bermain. Beruntung, Karla memergoki seorang wanita (Chris McGin) yang tengah menyeret Frankie masuk kedalam sebuah mobil.
Karla histeris lalu mengejar sekuat tenaga mobil yang menculik anak kesayangannya itu. Sang penculik terus melaju kencang membawa jauh Frankie dari ibunya. Namun Karla tak pernah menyerah, ia terus mengejar mobil itu agar bisa menyelamatkan anaknya meskipun ia harus mempertaruhkan nyawanya.


#Review:
Harus diakui, Performa Halle Berry dalam film ini menjadi yang paling bersinar dibandingkan dengan yang lainnya. Halle Berry sukses memerankan seorang ibu yang berjuang mati-matian menyelamatkan anaknya dari tangan sang penculik. Ekspresi histeris, tak kenal lelah dan rela berkorban demi orang yang ia sayang sangat meyakinkan disini.Kali kedua gue dibuat takjub oleh aksi Halle Berry usai beliau bermain dalam film yang sejenis berjudul THE CALL (2013).


Meskipun terdapat kemiripan antara KIDNAP (2017) dan THE CALL (2013), yaitu tentang sindikat penculikan, di Film KIDNAP (2017) ini kita diajak untuk mengikuti karakter Karla dengan segala kepanikannya untuk menyelamatkan anaknya. Berbeda dengan THE CALL (2013) yang jauh lebih terkendali.
Paruh pertama film, KIDNAP (2017) memberikan sensasi memacu adrenalin lewat adegan kejar-kejaran mobil disepanjang jalan. Awalnya cukup menyenangkan tapi karena porsinya terlalu banyak, sedikit membuat gue capek dan boring karena ga kelar-kelar.
Beruntung di 40menitan berikutnya, intense memacu adrenalin nya semakin "menyenangkan". Aksi Karla dalam melawan para penculik anaknya ini sungguh memuaskan dan bikin geregetan. Endingnya pun berakhir dengan meninggalkan hal yang cukup berkesan. Good!


[8/10Bintang]

[Review] The Mummy: Aksi Tom Cruise Melawan Monster Mummy

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Mummy (2017)
Casts: Tom Cruise, Annabelle Walis, Sofia Boutella, Jake Johnson, Russell Crowe, Courtney D. Vance, Marwan Kenzari, Stephen Thompson
Director: Alex Kurtzman
Studio: Universal Pictures, Perfect World Pictures, Dark Universe


#Synopsis:
Nick Morton (Tom Cruise) seorang tentara yang sedang bertugas di Irak mempunyai pekerjaan sampingan mencari benda-benda kuno untuk dijual dengan harga tinggi. Dibantu oleh temannya Christ Vail (Jake Johnson) untuk mencari sebuah lokasi bernama Haram. Informasi tersebut Nick dapatkan dari peta hasil curian dari seorang arkeolog bernama Jenny Halsey (Annabelle Walis).Ketika dikepung oleh warga sipil akibat ketahuan sedang mencari barang barang kuno, Nick dan Chris berhasil menemukan sebuah gua misterius. Jenny pun lantas turun tangan untuk menelusuri gua tersebut ditemani oleh Nick dan Chris.Ternyata, gua tersebut adalah Gua Haram yang mereka cari selama ini. Disana mereka menemukan banyak patung mesir kuno, perhiasan kuno dan tulisan-tulisan zaman mesir kuno yang tertulis di dinding dan bongkahan batu.Mereka juga tak sengaja menemukan sebongkah peti mati kuno yang telah terkubur dalam air raksa selama ribuan tahun lamanya. Didalam peti itu tersimpan sesosok mayat perempuan bernama Queen Ahmanet (Sofia Boutella) dari zaman mesir kuno. Peti tersebut kemudian diangkat dan akan diteliti lebih lanjut di Eropa.



Seperti mendapat kutukan, perjalanan Nick, Jenny beserta teamnya menuju Eropa berubah menjadi malapetaka. Badai pasir datang tiba-tiba, segerombolan gagak hitam juga menghampiri mereka hingga puncaknya pesawat yang mengangkut mereka kecelakaan sebelum tiba di tujuan. Usai tragedi tersebut, rupanya kutukan itu terus berlanjut. Queen Ahmanet bangkit dari tidur panjangnya untuk membalas dendam rasa sakit hatinya kala itu. Kekuatan Queen Ahmanet akan semakin bertambah kuat jika ia menghisap energi dan roh dari manusia. Ia terus mencari keberadaan pisau keramat serta batu berlian berwarna merah yang berhasil disembunyikan oleh penduduk bumi pada ribuan tahun usai Queen Ahmanet dijadikan mummy.


Bisakah Nick dan Jenny menghentikan sosok Queen Ahmanet? Lalu siapakah Dr.Henry Jekyll (Russell Crowe) yang tiba-tiba hadir dan konon akan membantu Nick dan Jenny melenyapkan sosok Queen Ahmanet?


#Review:
Intense ketegangan dan moment TERBAIK dalam Film Reboot THE MUMMY (2017) ini terletak pada paruh pertama film. Alur cerita nya sukses bikin menarik rasa penasaran penonton ketika asal-usul Queen Ahmanet dimulai serta aksi mendebarkan Nick serta Jenny menelusuri Gua Haram. Puncaknya adalah adegan pesawat itu. Adrenalin terus dipompa dengan adegan action dan semi horror.Namun ketika sosok Queen Ahmanet itu muncul, alur cerita seakan semakin berantakan dan menjadi boomerang tersendiri untuk keseluruhan cerita. Disatu sisi, Queen Ahmanet yg diperankan oleh Sofia Boutella ini tampil cukup mengesankan sebagai sosok villain. Queen Ahmanet yang diperankan oleh Sofia Boutella yang sekilas mirip perpaduan antara Julia Perez dan Ratu Felisha ini tampil dingin, mengerikan dan susah untuk dikalahkan. Namun disisi lainnya, kemunculan Queen Ahmanet di muka bumi yang mencari senjatanya itu malah semakin melar. 
 


Ditambah lagi dengan intense jumpscare yang diumbar terus-menerus mengurangi sisi action yang THE MUMMY (2017) berikan. Makin menuju akhir film, sang sutradara terlihat kebingungan menentukan jalan cerita. Penambahan sosok karakter Dr.Henry Jekyll yang diperankan Russell Crowe semakin memper-sumpek keseluruhan cerita. Sosok Queen Ahmanet beserta anak buahnya juga lama kelamaan tampil malah seperti Zombie bukan seperti Mummy.Untuk penggemar Tom Cruise mungkin film ini tak boleh dilewatkan. Beliau tampil seperti biasanya selalu kharismatik. Ditambah dalam THE MUMMY (2017) ini Tom Cruise memberikan sentuhan sisi humor yang wajar lewat beberapa adegan bareng Jake Johnson dan Annabelle Walis.Sosok Jenny Halsey yang diperankan oleh Annabelle Walis adalah salah satu karakter yang kalo menurut gue adalah karakter paling useless disini. Sosok Jenny hanya tampil sebagai karakter yang (selalu) harus diselamatkan dan dilindungi oleh Nick tanpa melakukan aksi yang mengesankan sama sekali. Beruntung, untuk segi musik scoring serta visual dan CGI, Film THE MUMMY (2017) ini sangat memuaskan. Efeknya nyaris tanpa cela. Apalagi adegan pesawat itu menjadi adegan terbaik dalam film ini.



Sebagai debut untuk memperkenalkan DARK UNIVERSE (semacam Marvel Cinematic Universe namun untuk para monster produksi Universal Pictures) Film THE MUMMY (2017) ini bisa tampil jauh lebih mengesankan jika alur cerita ditangani oleh satu penulis naskah tidak keroyokan sampai enam penulis gini. Semoga di karakter-karakter lain dalam DARK UNIVERSE yang akan difilmkan seperti Dracula, Frankenstein, Invisible Man, Werewolf dan yang lainnya bisa memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh THE MUMMY (2017).



[7.5/10Bintang]

[Review] Wonder Woman: Diana Prince Save DC Extended Universe

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Wonder Woman (2017)
Casts: Gal Gadot, Chris Pine, Robin Wright, Connie Nielsen, David Thewlis, Elena Anaya, Danny Huston, Lucy Davis, Emily Carey, Said Taghmaoui, Ewen Bremner, Eleanor Matsuura
Director: Patty Jenkins
Studio: WarnerBros Pictures, DC Entertainment, RatPac Dune Entertainment


#Synopsis:
Dengan mengenakan turtleneck warna maroon, Diana Prince alias Wonder Woman (Gal Gadot) menerima sebuah paket kiriman dari Wayne Enterprises milik Bruce Wayne alias Batman (Ben Affleck). Ketika membuka isi paket tersebut, Diana Prince melihat sebuah foto dan jam tangan berwarna hitam yang kemudian teringat akan masa lalunya.
Diana, adalah seorang putri dari Queen Hippolyta (Connie Nielsen) Pimpinan Suku Amazon yang tinggal di Pulau Themyscira. Sebuah pulau tropis yang indah nan eksotis tempat tinggal dari Suku Amazon yang dilindungi oleh Dewa Petir Zeus karena telah membantu sang dewa mengalahkan kudeta perang yang dilakukan oleh anaknya, Dewa Perang Ares. Suku Amazon yang mayoritas perempuan itu takut akan kembalinya Dewa Ares dan meletusnya kembali perang akhirnya mendedikasikan hidupnya pada seni pertarungan dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan.


Semenjak kecil, Diana selalu bermimpi menjadi seorang ksatria perempuan seperti penduduk Amazon lainnya. Ia juga ingin memenuhi takdir Suku Amazon untuk mengalahkan Dewa Ares. Namun keinginan Diana sedari kecil selalu ditentang oleh sang ibu, Queen Hippolyta. Tapi, pada akhirnya sang ibu harus mengalah, dan meminta Antiope (Robin Wrigt), ksatria terbaik di Pulau Themyscira untuk melatih putrinya tersebut. Atas arahan dan pelatian dari Antiope, Diana akhirnya tumbuh besar menjadi salah seorang ksatria perempuan terbaik Suku Amazon.
Kehidupan damai di Themyscira berubah ketika seorang pilot juga mata-mata Amerika, Steve Trevor (Chris Pine) terdampar di pulau tersebut. Mendengar bahwa ada perang besar yang melanda dunia akibat Nazi Jerman yang dipimpin oleh General Ludendorff (Danny Huston) serta dibantu oleh Dr.Maru Poison (Elena Anaya), Diana sebagai ksatria dari Themyscira tidak bisa tinggal diam. Dia bertekad untuk menghentikan perang, yang dia percaya terjadi karena manusia telah dihasut oleh Dewa Ares. Dia meminta sang ibu untuk mengirimnya ke dunia luar untuk mencari Dewa Ares dan membunuhnya untuk menghentikan perang dan menyelamatkan dunia. Namun Ibunya selalu melarang keputusan Diana karena asal-usul Diana, yang tidak pernah dia ungkap kepada anaknya itu.


Berbekal kemampuan bertarung, perisai, pedang dan laso, Diana memutuskan untuk pergi ke luar Themyscira ditemani Steve untuk menyelamatkan dunia. Tapi ternyata Diana bertemu dengan peradaban manusia yang sangat berbeda dengan pulau kelahirannya. Diana dan Steve harus melalui serangkaian pertempuran dengan Nazi Jerman. Pertempuran demi pertempuran ini membawa Diana semakin dekat dengan sosok yang ia yakini sebagai Dewa Ares. Selama pertempuran itu juga Diana menemukan banyak perbedaan yang sangat drastis dan membuka jati diri serta mata hati dari sosok Diana Prince.


#Review:
Antusias pecinta Film Hollywood terutama Genre Superhero dibawah naungan DC Entertainment semakin dipandang sebelah mata usai perilisan Film BATMAN V SUPERMAN: DAWN OF JUSTICE (2016) dan SUICIDE SQUAD (2016) beberapa waktu yang lalu. Kedua film tersebut mendapat respon negatif dan tak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pecinta Film Superhero (termasuk gue). Hadirnya Film terbaru dari DC Extended Universe yaitu WONDER WOMAN (2017) menjadi harapan tersendiri bagi para pecinta Film Superhero karena karakter Diana Prince alias Wonder Woman sebelumnya telah sukses mencuri perhatian dan kalau menurut gue menjadi satu-satunya penyelamat dari Film BATMAN V SUPERMAN: DAWN OF JUSTICE (2016). Aksi Gal Gadot kala itu berhasil memukau dibandingkan Batman & Superman. Tak heran jika banyak yang berharap Film sendiri dari Wonder Woman sangat dinanti.
Dan ternyata sesuai dengan prediksi, Film WONDER WOMAN (2017) ini memukau dan memuaskan! Film yang disutradarai oleh Patty Jenkins ini menceritakan origin story sosok Wonder Woman dari kecil hingga dewasa. Sang sutradara menjelaskan perjalanan background Diana sang Wonder Woman dengan begitu mengalir gak ngebosenin kayak BVS (hehe) meskipun durasinya melar. Battle scene yang dilakukan Wonder Woman juga disini sangat banyak dan memuaskan. Sang sutradara bener-bener mengeksplor action fightnya disini. Efek slow-motion juga memberikan sensasi takjub pada sosok Gal Gadot yang memerankan Wonder Woman, meskipun efek slow-motion yang diberikan cukup banyak ditiap adegan battle fight.


Jajaran pemain juga tampil cukup memuaskan. Gal Gadot yang sekilas mirip Raline Shah ini sukses menjadi sosok Wonder Woman. Aura Badass nya sangat keluar ketika melakukan adegan battle. Tak hanya itu saja, sifat "polos (atau katrok. haha)" dari Wonder Woman ketika berada di luar Pulau Themyscira serta porsi komedi antara Diana Prince, Steve Trevor serta ketiga rekannya sukses menjadi hiburan yang efektif dalam film ini. Petty Jenkins rupanya tidak mengikuti jejak BVS atau DC Extended Universe sebelumnya yang selalu pure dark. Sang sutradara lebih memilih tone yang lebih terang. Plot twist yang dihadirkan tentang sosok villain juga menurut gue cukup berhasil bikin kaget. Oh ternyata Ares itu...
Chemistry Gal Gadot dengan Chris Pine juga cukup mengesankan. Chris Pine tampil charming dan karakternya easy to loved it.
Segi music scoring juga bikin merinding. Backsound khas Wonder Woman yang muncul di Film BVS juga kembali muncul disini. Awesome! Yang sedikit agak mengganggu mungkin efek CGI dibeberapa part ada yang masih terlihat kasar namun untungnya tertutup oleh pesona kecantikan Diana Prince yang meskipun kondisi cuaca nya dingin tapi kayak yang betah pakai kostum Wonder Woman yang asli keren designnya serta sudah dibontang banting kesana kemari, terkena debu atau reruntuhan bangunan juga tapi tetap bersih, bening dan cantik :3
Hal yang cukup kurang berikutnya adalah tiga tokoh villain dalam Film WONDER WOMAN (2017) ini tampil kurang jahat & nanggung. Padahal sosok Wonder Woman sudah tampil sangat powerful dan susah untuk dikalahkan.

Overall.. Sebagai Film Superhero Wanita Pertama dari DC Films serta Sutradara Wanita Film Superhero Pertama, Film WONDER WOMAN (2017) is totally save DC Extended Universe!


[8.5/10Bintang]

[Review] Alien Covenant: Asal Usul Xenomorph Akhirnya Terungkap

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Alien: Covenant (2017)
Casts: Michael Fassbender, Katherine Waterston, Billy Crudup, Danny McBride, Demien Bichir, Carmin Egojo, Jussie Smollett, Callie Hernandez, Amy Seimetz, Benjamin Rigby, Noomi Rapace, James Franco
Director: Ridley Scott
Studio: 20th Century Fox, TSG Entertainment, Scott Free Production
 
#Synopsis:
10 Tahun usai kegagalan pesawat angkasa Prometheus mencari asal-usul pencipta manusia, Wayland Corp memutuskan kembali mencari planet di ujung galaksi untuk mengembang biakkan ras manusia di planet yang baru dan masih tetap mencari asal usul mereka.
Misi kali ini menggunakan pesawat angkasa bernama Covenant. Ketika 7 Tahun 6 Bulan lagi tiba ke planet diujung galaksi yang bernama Origae-6, Pesawat Covenant mengalami guncangan akibat gelombang yang dihasilkan dari suatu ledakan bintang. Hal itu membuat beberapa team eksplorasi Origae-6 terbangun dari hyper-sleepnya. Mereka adalah Daniels (Katherine Waterston), Oram (Billy Crudup), Tennesee (Danny McBride), Demien Bichir (Lopé), Karine (Carmin Egojo), Ricks (Jussie Smollett), Upworth (Callie Hernandez), Fariz (Amy Seimetz) dan Ledward (Benjamin Rigby). Namun sayang, sang kapten team eksplore Origae-6 bernama Branson (James Franco) tidak terselamatkan akibat gangguan itu. 
Setelah memperbaiki panel pesawat Covenant, Oram yang kini menjadi pemimpin menggantikan Branson mendapat sebuah signal samar-samar dari sebuah planet yang jaraknya lebih dekat dengan pesawat Covenant.


Ia memutuskan untuk menyelidiki asal usul signal itu dan berencana mendarat di planet misterius itu. Ia yakin bahwa planet yang mengirim signal itu adalah planet yang layak untuk dihuni dan cocok untuk mengembang biakkan ras manusia. Dibantu dengan Walter (Michael Fassbender) humanoid versi terbaru dan beberapa rekan lainnya, Oram akhirnya berhasil mendarat di planet itu. Mereka kemudian mengeksplor tiap sudut daratan di planet itu.
Tak disangka, rupanya mereka menemukan bangkai pesawat Prometheus. Disaat yang bersamaan pula keadaan dua awak pesawat Covenant tewas diserang oleh sosok Neomorph di planet itu. Ditengah kondisi yang semakin mencekam, beruntung team pesawat Covenant yang tersisa diselamatkan oleh David (Michael Fassbender), Humanoid yang sukses selamat dan bertahan hidup di planet tersebut berkat bantuan Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) sebelum Elizabeth Shaw akhirnya meninggal pada saat pesawat Prometheus tiba di planet ini.


Namun ternyata usai dibantu oleh David, bahaya terus mengintai para awak pesawat Covenant yang tersisa. Kehadiran Xenomorph juga semakin membuat awak pesawat Covenant dalam bahaya hingga akhirnya mereka mengetahui sebuah rahasia yang sebelumnya belum mereka ketahui selama ini.

#Review:
Kontroversi Makna Filosofis Film PROMETHEUS (2012) sukses menjadi bahan perbincangan dikalangan pecinta film kala itu. Banyak yang menganggap Ridley Scott berimajinasi terlalu liar menggambarkan sosok pencipta manusia dan alam semesta adalah seorang mahluk hidup. Sekuel dari Film PROMETHEUS (2012) juga menjadi salah satu film yang dinantikan oleh pecinta film Hollywood. Ending dari Film PROMETHEUS (2012) sendiri menurut pengalaman gue ketika nonton menjadi semacam benang merah untuk menggabungkan Film PROMETHEUS (2012) dan Saga Film ALIEN (1979) karya Ridley Scott. Ketika rumor bahwa Ridley Scott akan membuat film tentang Alien, banyak yang berspekulasi bahwa film tersebut adalah sekuel dari PROMETHEUS (2012).
Film ALIEN: COVENANT (2012) pun akhirnya resmi dirilis di Bioskop Indonesia mulai 10 Mei 2017. Menurut pendapat gue, Film ALIEN COVENANT (2017) ini bukanlah sekuel resmi dari Film PROMETHEUS (2012). Kenapa? Karena tidak terlalu banyak membahas hal-hal yang menggantung di film itu. Film ini menjadi semacam spin-off gabungan dari Film ALIEN (1979) dan PROMETHEUS (2012). Disini Ridley Scott tidak memberikan sentuhan filosofis yang kental seperti Film PROMETHEUS (2012). Beliau disini justru menceritakan sosok asal usul Xenomorph dan Neomorph (Spesies Alien) dari mana asalnya dan siapa penciptanya. Tak hanya itu saja, beberapa adegan yang memicu adrenalin dan jumpscared ditebar dalam jumlah yang cukup banyak disini. Beberapa adegan iconic Film ALIEN (1979) direka ulang oleh Ridley Scott difilm ini.
Untuk segi cerita juga Film ALIEN: COVENANT (2017) tidak berbeda dengan Film-Film Alien Space Movie kebanyakan. Tentang sebuah pesawat luar angkasa yang tujuannya sudah jelas mau ke Planet Origae-6 tiba-tiba berbelok ke Planet lain yang jaraknya lebih dekat. Alasannya pun cukup sepele karena mendapat signal tanda-tanda kehidupan disana. Namun penonton sepertinya sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Salah planet, terror datang, satu persatu mati dan menyisakkan karakter perempuan yang bertahan. Pola nya serupa dengan Saga Film ALIEN (1979) maupun PROMETHEUS (2012).
Namun disini sensasi thrillernya cukup efektif ditebar dari awal hingga akhir film. Penonton terus diberi adegan menguras detak jantung lewat adegan kejar-kejaran dan sembunyi dengan para monster Alien. Film ALIEN: COVENANT (2017) juga memberikan ide baru dalam aksi menegangkan antara para awak Covenant dan Alien yaitu di sebuah daratan, ladang gandum dan hutan belantara.
Sosok Xenomorph dan Neomorph yang ditampilkan sangat menyeramkan dengan kekuatan bergerak cepat dan susah mati. :)) Jajaran pemain pun memberikan performa apiknya. Katherine Waterston yang sebelumnya tampil di Film FANTASTIC BEASTS (2017) tampil mengesankan, terlebih dari pertengahan menuju akhir film. Sosok Daniels menjadi terlihat semakin tangguh seperti sosok Elizabeth Shaw pada Film PROMETHEUS (2017). Namun untuk beberapa pemain lainnya, karakter yang diperankan belum ada yang memberikan penampilan mengesankan malah mayoritas pada panik dan ceroboh kelakuannya. :))
Untuk segi visual dan scoring musik, Film ALIEN: COVENANT (2017) ini cukup memukau dan menambah imajinasi seperti apa keaadan luar angkasa dan planet misterius itu.


[8/10Bintang]

[Review] Guardians Of The Galaxy Vol.2: Mencari Asal Usul KeluargaPeter Quill (Star-Lord)

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: GUARDIANS OF THE GALAXY VOL.2 (2017)
Casts: Chris Pratt, Zoe Saldana, Dave Bautista, Vin Diesel, Bradley Cooper, Michael Rooker, Karen Gillan, Pom Klementiff, Elizabeth Debicki, Chris Sullivan, Sean Gun, Kurt Russell, Sylvester Stallone.
Director: James Gunn
Studio: Marvel Studios, Walt Disney Studios


#Synopsis:
The Guardians of The Galaxy mendapat tugas baru untuk melindungi Planet Sovereign yang dipimpin oleh Ayesha The Golden High Priestess (Elizabeth Debicki). Planet Sovereign mendapat terror dari monster yang siap menghancurkan isi dari planet itu. Mendengar imbalan yang cukup besar dan bisa dibebaskannya Nebula (Karen Gillan) yang merupakan saudara dari Gamora (Zoe Saldana), Star-Lord (Chris Pratt), Gamora, Rocket Racoon (Bradley Cooper), Drax (Dave Bautista) dan Baby Groot (Vin Diesel) menerima tawaran itu. 
Usai berhasil mengalahkan monster dan pergi meninggalkan planet Sovereign, salah satu anggota The Guardians of The Galaxy "iseng" mencuri barang berharga di planet Sovereign. Akibatnya, Ayesha geram dan meminta bantuan pada Ravagers yang dipimpin oleh Yondu Udonta (Michael Rooker) untuk menangkap The Guardians of The Galaxy. Yondu adalah orang yang mengurus Star-Lord dari kecil hingga dewasa. Yondu menculik Star-Lord saat masih anak-anak dari tangan kedua orangtuanya.
Ditengah incaran para Ravagers, Star-Lord tetap berusaha mencari keberadaan ayahnya yang konon masih hidup di galaksi terluar dengan bantuan para team Guardians lainnya.
Keadaan pesawat semakin parah akibat diserang drone dari planet Sovereign, Star-Lord memutuskan landing disebuah planet untuk bersembunyi. Tak disangka pertolongan datang. Drone-drone dari planet Sovereign sukses dilumpuhkan oleh sebuah pesawat berwarna putih. Ternyata, pesawat angkasa tersebut milik Ego (Kurt Russell) yang mengaku sebagai ayah dari Star-Lord. Ego merupakan sosok Celestial yang menikah dengan wanita bumi (Ibunya Star-Lord). Ego kemudian mengajak The Guardians untuk pergi ke Planet tempat Ego tinggal. Disana Ego menjelaskan dengan detail asal usul Star-Lord dan rencana masa depan yang akan ia bangun dengan dibantu Star-Lord. Namun, anak angkat dari Ego yaitu Mantis (Pom Klementiff) yang memiliki kemampuan membaca perasaan dan jiwa orang lain merasa ketakutan dan was-was ketika Star-Lord mulai mempercayai ayah angkatnya itu. Gamora pun semakin mencium kejanggalan melihat tingkah laku Mantis yang selalu terlihat ketakutan. 
Hingga akhirnya, rasa khawatir itu terkuak. Sesuatu hal akan terjadi dan akan berdampak masif untuk sejagat raya.
Dapatkah The Guardians of Galaxy kembali menyelamatkan galaksi?

#Review:
Kesuksesan Film GUARDIANS OF THE GALAXY (2014) lalu tak heran jika Marvel Studios melanjutkan series ini. Beruntungnya, Franchise yang dibintangi Chris Pratt ini masih dikomandoi oleh James Gunn. Alhasil, performa jilid kedua nya ini masih sama bagusnya dengan jilid pertamanya. Kabar yang santer mengenai salah satu Infinity Stone akan muncul di film ini pun tidak terbukti. Tapi hal tersebut tak membuat jilid keduanya tampil mengecewakan. Justru semakin memukau! Porsi komedi tetap menjadi andalan disini. Kita bisa melihat beberapa jokes-jokes receh dan ngehe (yang kali ini jauh lebih dewasa) disepanjang film yang dilontarkan oleh Star-Lord, Rocket Racoon dan Drax. Tak hanya itu saja, Baby Groot yang tampil dalam ukuran kecil sangat mencuri perhatian. Gesture serta gerak-geriknya berasa mirip kelakuan balita menggemaskan seperti Gempi atau Kirana Retnohening! Haha.
Cerita jilid keduanya ini semakin komplit dan seru dengan hadirnya subplot dari Gamora, Nebula, Yondu dan Mantis. Keempat subplot itu diceritakan dengan kapasitas minim namun jelas.
Usai berguyon ria, Film GUARDIANS OF THE GALAXY (2017) ini tak lupa memberikan kisah heroik yang cukup mengharukan. Semuanya mendapat porsi heroik yang mengesankan. Bahkan, Baby Groot pun diberi jatah yang cukup penting disini.
Jajaran pemain juga memberikan performa apiknya. Chris Pratt di jilid keduanya ini tampil sedikit lebih serius. Porsi komedinya tak segokil di jilid pertamanya. Namun sisi emosional ketika menyangkut soal ibunya, Star-Lord tampil mengesankan. Rocket Racoon dan Drax mengambil porsi komedi yang sangat ngehe disini. Beberapa komedi konten dewasa lewat bahasa dan dialog diselipkan oleh mereka. Jadi disarankan, untuk membimbing anak-anaknya ketika menonton film ini.
Sosok dua villain di jilid keduanya ini juga tampil oke. Meskipun salah satu dari villain tersebut tampil biasa banget.
Untuk segi visual, Film GUARDIANS OF THE GALAXY (2017) ini tampil full color dan memuaskan. Iringan musik tahun 70-90'an menjadi andalan berikutnya difilm ini. Awesome Mixtape Vol.2 sepertinya akan kembali hits sama seperti Vol.1 kala itu.
Overall, GUARDIANS OF THE GALAXY VOL.2 (2017) ini full entertaining dan FUNtastic! Marvel Studios emang gak pernah gagal dalam membuat sebuah Film Superhero!

Oia, jangan keluar bioskop dulu ya! Karena akan ada 5 Post Credit Scene yang dua diantaranya cukup penting yaitu tentang upcoming villain untuk para The Guardians dan tumbuh kembang Baby Groot! haha.


[9/10Bintang]

[Review] Hidden Figures: Isu Rasis Di NASA

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Hidden Figures (2017)
Casts: Taraji P. Hensen, Olivia Spencer, Janelle Moané, Kevin Costner, Kirsten Dunst, Jim Parsons, Mahersala Ali
Director: Theodore Melfi
Studio: Fox 2000 Pictures, 20th Century Fox


#Synopsis:
Katherine Johnson, Dorothy Vaughan dan Mary Jackson adalah tiga wanita berkulit hitam yang sudah memiliki tingkat kepintaran diatas rata-rata ketika mereka masih duduk dibangku sekolah.
Namun sayang, ketika beranjak dewasa, bakat yang mereka miliki harus "dibatasi" untuk menunjukkan kemampuannya lantaran warna kulit mereka, meskipun ketiganya sudah bekerja di NASA. Suatu waktu, NASA akan meluncurkan proyek perjalanan luar angkasa, membutuhkan tenaga Scientist Mathematicians untuk mengukur secara akurat mulai dari jarak, garis lintang bujur hingga penghitungan kalkulasi tiba dan kembali ke bumi.Katherine, Dorothy dan Mary pun direkrut oleh NASA untuk membantu proyek tersebut meskipun diruang lingkup NASA, kaum kulit hitam itu tidak bisa leluasa dalam bekerja layaknya orang-orang berkulit putih.
#Review:
Film bertema tentang black-people serta diskriminasi kaum minoritas ini semakin "hype" setelah kemenangan D.Trump di Amerika Serikat. MOONLIGHT (2016) dan HIDDEN FIGURES (2016) adalah contohnya. Jika MOONLIGHT (2016) bercerita tentang coming-of-age sosok kaum minoritas beserta problem dari dalam dirinya maka di HIDDEN FIGURES (2016) bercerita tentang diskriminasi kaum minoritas disebuah lingkungan kerja.Konflik soal diskrimnasi itu disajikan dengan cukup ngena dihati. Rupanya pandangan sebelah mata terhadap kaum minoritas pada zaman baheula itu cukup parah, bahkan terjadi hingga zaman milenial seperti saat ini. Sang sutradara juga memberikan porsi cerita masing-masing pada ketiga Tokoh Tersembunyi itu dengan berbagai problem yg sederhana namun apik.HIDDEN FIGURES (2016) juga tampil tidak untuk menjadi "dikasihani". Ia menampilkan rasa percaya diri dan keyakinan yg besar lewat ketiga pemain utama, meskipun masih saja dipandang sebelah mata oleh kaum mayoritas.Nuansa tahun 60-70an nya sungguh terasa sekali disepanjang film. Seakan lagi nonton film zaman baheula. Ketiga pemain utama yg sebagai sosok HIDDEN FIGURES (2016) juga tampil strong, tidak mudah rapuh dan pastinya memuaskan.Album Soundtrack HIDDEN FIGURES (2016) yang juga melibatkan musisi Pharrell Williams ini sungguh eargasm. CRAVE it's my favorite tracklist!

[9/10Bintang]

[Review] Logan: Akhir Perjalanan Dari Wolverine

- Tidak ada komentar


#Description:
Casts: Hugh Jackman, Patrick Stewart, Dafne Keen, Richard E. Grant, Boyd Holdbrook, Stephen Merchant, Elizabeth Rodriguez
Director: James Mangold
Studio: 20th Century Fox, Marvel Entertainment, TSG Entertainment


#Synopsis:
Dahulu, James Logan (Hugh Jackman) adalah seorang superhero mutant bernama Wolverine yang cukup tangguh diantara superhero mutant X-MEN. Namun, pada tahun 2029, kondisi Logan Wolverine tak sehebat dulu. Ia makin menua, serta kemampuan fisiknya juga ikut menurun. Logan sehari-hari berprofesi sebagai Supir Taksi Online dan juga tinggal merawat Professor Charles Xavier (Patrick Stewart) yang semakin renta dan menurun juga kondisi kesehatannya.Pada suatu hari, rutinitas Logan sedikit terusik ketika seorang wanita meksiko memintanya untuk melindungi seorang gadis cilik bernama Laura (Dafne Keen). Ia meminta Logan untuk membawanya ke North Dakota. Awalnya Logan menolak permintaan dari wanita meksiko itu, namun ketika Logan mendapati fakta yang mengejutkan tentang sosok Laura, Logan langsung ingin melindungi Laura.Perjalanan menuju North Dakota rupanya tak mudah, Logan harus berhadapan dengan Donald Pierce (Boy Holdbrook) beserta anak buahnya yang mengincar Laura. Donald ditugaskan oleh Dr. Zander Rice (Richard Grant) seorang ilmuwan yang mempunyai rencana besar dengan mutants sebagai bahan eksperimennya.
#Review:
Jika harus membandingkan LOGAN (2017) dengan deretan film superhero keluaran Marvel Studios, mungkin LOGAN (2017) ini mempunyai perbedaan yang cukup kontras. Film yang menjadi The Last Movie from Wolverine ini tidak memberikan penampilan visual yang bombastis ala-ala Marvel Studios pada umumnya, LOGAN (2017) memberikan visual yang standar khas film action pada umumnya. Namun, dibalik kesederhanaan itu LOGAN (2017) mempunyai kekuatan pada sisi cerita serta pendalaman karakter.LOGAN (2017) tidak mencoba mendekati film Superhero Marvel Studios kebanyakan yang selalu "fun". LOGAN (2017) justru mengambil sisi sebaliknya yaitu dengan nuansa yang "dark" dan brutal. Hal inilah yang membuat sisi personality tiap karakter terasa begitu deep dan memorable.Gue sangat takjub dengan keputusan Marvel Studios membuat LOGAN (2017) dengan versi yang "serius".Acungan jempol juga untuk jajaran pemain di film LOGAN (2017). Hugh Jackman memberikan penampilan sebagai Wolverine tua yang sangat mengesankan disini. Chemistry Hugh Jackman bersama Patrick Stewart disini sungguh memukau. Dan Laura yang diperankan oleh Dafne Keen is really fvckin' scene stealer with her bad-ass performance! Gilaaaa. Bocah kecil gitu bisa memberikan performa diam-diam namun brutal yang mengesankan.Dengan status "R" lah LOGAN (2017) ini juga menjadikan sang sutradara sangat leluasa mengeksplor sisi action nya dengan agresif dan memukau.Keputusan Marvel Studios (spesialis film superhero bertema "ceria") out-of the comfort-zone lewat tone "gelap" di LOGAN (2017) ini begitu OUTSTANDING! Mari kita lihat, apakah DC Studios (spesialis film superhero bertema "gelap") juga MAMPU seperti Marvel Studios yang out-of the box?! 


[9.5/10Bintang]

[Review] Fifty Shades Darker: Hadirnya Masa Lalu Dari Sosok Mr.Grey

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Fifty Shades Darker (2017)
Casts: Jamie Dornan, Dakota Johnson, Kim Basinger, Eric Johnson, Bella Heathcote, Rita Ora, Luke Grimes, Eloise Munford
Director: James Foley
Studio: Universal Pictures


#Synopsis:
Setelah Anna (Dakota Johnson) mengakhiri hubungannya, Mr. Grey (Jamie Dornan) nampaknya tidak mau menyerah untuk mendapatkan kembali hati Anna.Berbagai macam cara ia lakukan untuk meminta Anna kembali kepadanya. Dasar emang Mr. Grey sudah beruntung serta tergolong kategori pria super mapan dan Anna juga sebetulnya masih menyukai Mr. Grey, selang tiga hari, akhirnya mereka kembali bersatu.Grey terus meyakini danberusaha untuk bisa berubah demi Anna. Ia juga berjanji tidak akan memakai perjanjian Doms/Subs lagi pada Anna. Beberapa anggota keluarganya pun melihat perkembangan yg cukup siginifikan dari diri Grey setelah menjalin hubungan dengan Anna.Ditengah jalinan asmara yang kembali dibangun oleh Grey dan Anna, muncul beberapa masalah baru yang mencoba memutuskan hubungan Grey dan Anna. 2 orang dari masa lalu Grey hadir dan salah satu diantara mereka berusaha mengancam kehidupan Anna. Tak hanya itu saja, atasan Anna ditempatnya ia bekerja juga terus mencoba mendekati Anna.Grey pun menjadi semakin overprotective terhadap Anna. Sikap Grey yang menjadi overprotective lama kelamaan membuat Anna tidak nyaman. Anna malah sempat berfikir untuk kembali menghindar dari Grey usai beberapa masa lalu dari Grey telah ia ketahui.
#Review:
Jilid pertama FIFTY SHADES OF GREY (2015) kala itu sukses menjadi salah satu Film Hollywood yang diantisipasi kemunculannya dalam versi film. Namun ternyata, film yang diadaptasi dari Trilogy Fifty Shades karya EL James ini menuai respon negatif dari para kritikus film. Namun, untuk urusan segi box office, Film FSOG ini tergolong film yang laris manis meskipun dibeberapa negara terutama dibelahan bumi bagian timur, film ini tak lulus sensor dan tidak tayang sama sekali di bioskop.Menurut gue, Jilid pertama dari Saga Fifty Shades itu emang cukup mengecewakan. Film pertama hanya mengandalkan adegan 21+ yang cukup intens dan lumayan "sadis". Untuk jalan cerita benar-benar diabaikan banget. Beruntung, Album Soundtrack FSOG (2015) kala itu menurut gue yg menyelamatkan filmnya. Bahkan Love Me Like You Do-nya Ellie Goulding menjadi salah satu Soundtrack atau Lagu Terbaik diberbagai ajang penghargaan Musik dan Perfilman bergengsi di dunia.Disekuelnya kali ini yang berjudul FIFTY SHADES DARKER (2017) si sutradara dan screenplayer mencoba mengangkat the darkside dari sosok Grey. Namun hasilnya lagi-lagi nanggung menurut gue. Meskipun cukup terlihat "usaha" nya untuk mencoba memperlihatkan sisi DARKER-nya itu. Plot dark yang dihadirkan lewat dua karakter dari masa lalu Grey tampil kurang mengesankan. Malah salah satu karakter itu tampil cuma gitu doang. Padahal ketika di trailer, karakter tersebut lah yang membuat penasaran.Jika di jilid pertama sosok Anna hanya sebagai Masocism yang bisanya cuma tunduk kepada Grey. Kali ini di jilid kedua mulai bisa "mengimbangi" dan semakin "liar" ketika bersama Grey. Pokoknya jangan ngarep nemuin hal romantis yang beneran pure difilm ini. Semuanya selalu berujung dengan having sex. Sampe bosen ngeliatnya dan predictable banget.. Udah gini pasti gitu...Sisi drama romantis yang dihadirkan FIFTY SHADES DARKER (2017) ini masih mengulang dari film pertamanya. Masih sooooooo cheesy dan bikin geli. Beneran. Sang penulis rupanya masih terbawa Twilight-vibes di jilid keduanya ini. Dialog-dialog khas abege di sinetron SCTV dan FTV kerasa banget dibeberapa bagian. Kapan dewasanya sih ini film, padahal ceritanya kan udah pada mapan, bukan lagi abege yg doyan baper.Semoga aja jilid ketiganya yaitu FIFTY SHADES FREED (2018) bisa menjadi penutup FIFTY SHADES yang manis dan berbobot lah. Amiin!

[6/10Bintang]

[Review] Lego Batman The Movie: Batman Versi Lego Jauh Lebih Awesome!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Lego Batman The Movie (2017)
Casts: Will Arnett, Zach Galifianakis, Rosario Dawson, Michael Cera, Jenny Slate, Channing Tatum, Jonah Hill, Zoê Kravitz, Adam Devine, Riki Lindhome
Director: Chris McKay
Studio: WarnerBros Pictures


#Synopsis:
Batman/Bruce Wayne (Will Arnett) berhasil menggagalkan rencana Joker dan anak buahnya menghancurkan Gotham City. Keberhasilan Batman itu membuat dirinya selalu dielu-elukan oleh penduduk Gotham City. Batman/Bruce Wayne selalu over percaya-diri bahwa penduduk sipil akan selalu aman dan tentram karena ada ia yang selalu melindungi.Namun suatu ketika, Joker malah menyerahkan diri ke Batman dan ingin dijebloskan saja ke Crypton Asylum. Alasan ia menyerahkan diri lantaran Batman tidak menganggap Joker sebagai musuh utamanya.Melihat Joker beserta anak buahnya menyerahkan diri, tak membuat Batman langsung percaya, ia yakin ada maksud dan tujuan tertentu Joker melakukan hal tersebut.Usai Joker dan anak buahnya menyerahkan diri, kehidupan Crypton Asylum menjadi aman dan tentram. Kepala Kepolisian Gotham City lalu pensiun dan posisinya digantikan oleh anak perempuannya bernama Barbara. Ia lalu mengusulkan agar penduduk dan kepolisian Gotham City bekerjasama dalam memberantas kejahatan bersama Batman.Batman lantas menolak usul calon penerus kepolisian itu. Ia yakin bahwa tanpa campur tangan kepolisian dan penduduk, Gotham City akan aman ditangannya sendiri.Batman tidak tinggal diam, ia mencoba untuk melenyapkan Joker selama-selamanya dengan cara mengirimnya ke Phantom Zone. Satu-satunya cara adalah mencuri alat pengirim ke Phantom Zone yang dimana alat tersebut berada di tangan Superman, musuh sekaligus saingannya Batman. Beruntung Batman dibantu oleh Dick Greyson. Seorang remaja yatim piatu penggemar berat Batman yang tak sengaja Batman angkat menjadi anak-angkat. Dick rela mempertaruhkan nyawanya untuk mencuri senjata dari Superman demi Idola sekaligus ayah angkatnya itu.Apakah Batman berhasil menjalankan misinya? Lalu apa yang sebenarnya yang sedang direncanakan oleh Joker?
#Review:
Jika kamu termasuk penonton yang HATERS terhadap BATMAN V SUPERMAN (2015) kemarin atau DC Films secara keseluruhan seperti saya, sepertinya LEGO BATMAN MOVIE (2017) ini akan menjadi another entertaining movie from DC Comics after SUICIDE SQUAD (2016)!Film BATMAN versi LEGO ini hampir berbanding terbalik dengan film-film adaptasi DC Comics pada umumnya (terutama Batman dan Superman). Sang sutradara menghadirkan Batman versi LEGO dengan penuh keseruan, penuh banyol receh serta cerita yang colorful. tidak "dark" kayak biasanya.LEGO BATMAN MOVIE (2017) ini ibarat film-film superhero dari Marvel Cinematic Universe dimana porsi action, komedi hingga drama semuanya ngeblend dengan baik.Thumbs up untuk porsi komedi disini. LEGO BATMAN MOVIE (2017) tak tanggung-tanggung menghadirkan hiburan komedi yang amat receh dibanyak adegan. Bahkan film Batman versi manusia, Superman, hingga DC Cinematic Universe pun dijadikan bahan komedi oleh Batman versi Lego. Kegilaan LEGO BATMAN MOVIE semakin menggila setelah muncul deretan villain. WarnerBros Pictures menghadirkan villain-villain iconic dari film-film produksi mereka. Sebut saja satu ya. Voldemort. GILA! Batman ngelawan villain terberat dari Harry Potter cuy! Hahahah!Jangan lupakan juga sisi drama di LEGO BATMAN MOVIE (2017). Peran Bruce Wayne disini cukup sukses dalam segi drama yang ia bangun bersama ayah dan anak angkatnya. Alasan sifat dan karakter Batman seperti itu dijelaskan dengan amat baik disini. Beda dengan di BVS (2015) yang jelek banget itu haha.Ensemble voice-over LEGO BATMAN MOVIE (2017) ini juga sangat berhasil mengundang tawa. Will Arnett memberikan performa suara terbaiknya untuk karakter Batman. Sisi komedi, action dan mengharukannya disuarakan dengan baik oleh beliau. Jika selama ini karakter Joker di film DC Comics manapun digambarkan sebagai villain yang menyeramkan dan psikopat, di versi LEGO nya, Joker hadir sebagai villain yang gampang BAPERAN. Batman-Joker Lego Version is the best bro-mance animated so far! HahaOverall, LEGO BATMAN MOVIE (2017) is one of the best animated movie in first 2017! Gue jadi berharap, semoga superhero versi manusia dari DC Films bisa dibuat se-terang kayak gini biar ga keliatan "gelap" mulu! Haha
THE LEGO BATMAN MOVIE (2017) is really entertaining animated movie! Feels like DC Films combined with Marvel Films Style!
[9/10Bintang]

[Review] Lion: Terima Kasih Google Earth!

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Lion (2017)
Casts: Dev Patel, Rooney Mara, Sunny Pawar, Nicole Kidman, David Wenham
Director: Garth Davis
Studio: See-Saw Films, Aquarius Films, The Weinstein Company


#Synopsis:
Bercerita tentang seorang anak kecil asal India bernama Saroo (Sunny Pawar) yang terpisah dengan keluarganya disebuah stasiun kereta. Saroo terpisah hingga 1600an kilometer dan mustahil bisa kembali lagi ke tempat tinggalnya. Ia hanya bisa mengingat kata "Ganeshtalay" dan mampu berbahasa Hindi saja.Banyak peristiwa yang dialami Saroo, mulai dari dikejar pihak keamanan, hampir menjadi korban human trafficking hingga masuk panti asuhan.Keberuntungan rupanya menghampiri Saroo. Ia diadopsi oleh sebuah keluarga yang tinggal di Australia. Saroo lalu diajak tinggal ke Australia tepatnya di Tasmania. Saroo (Dev Patel) kemmudian tumbuh besar dan penuh limpahan kasih sayang dari kedua orangtua asuhnya. Saroo kini sudah hidup bahagia. Namun, diusianya yang semakin dewasa, keinginan Saroo untuk menemukan keluarga aslinya kembali muncul. Hal ini didukung oleh beberapa teman kampusnya serta sang kekasih, Lucy (Rooney Mara) yang selalu mensupport Saroo.Dengan bantuan teknologi Google Earth, Saroo berusaha mengingat dimana ia terakhir meninggalkan rumah dan asalnya dari mana. 
#Review:
Sinopsis diatas mungkin sudah banyak beberapa judul film atau bahkan FTV yang menjadikannya sebagai premis cerita. Untungnya LION (2016) tidak menjadi drama yang mengeksploitasi sisi dramatis yang berlebihan. LION (2016) justru tampil mengalir dan masuk akal.Penggunaan Teknologi sebagai media untuk menemukan "jalan pulang" menjadi kekuatan tersendiri dari LION (2016). Disini Dev Patel memberikan permainan emosional yang mengesankan. Rasa dilema sangat terpancar dari akting Dev Patel ketika harus memilih diantara kehidupannya yang sekarang atau tetap mencari keluarga sebenarnya. Jajaran pemain terkuat berikutnya hadir lewat Nicole Kidman yg berperan sebagai Ibu Angkat dari Saroo. Ekspresi beliau saat mengetahui Saroo ingin mengetahui asal usulnya sungguh menyentuh perasaan.Visual pun harus diakui cukup memberikan poin selanjutnya dari LION (2016). Australia dan India tampak begitu penuh arti disini. Penggunaan "satelit view" di paruh akhir film cukup sukses memberikan pengalaman nostalgia lewat akting Dev Patel sebagai Saroo. Dan puncaknya.. End credit scene menampilkan tribute to Saroo Family beserta short-videonya. Dijamin tumpah air mata bahagia usai menonton film ini. Heartwarming!

[9/10Bintang]

[Review] Hacksaw Ridge: Perjuangan Tentara Di Medan Perang TanpaMenggunakan Senjata

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Hacksaw Ridge (2017)
Casts: Andrew Garfield, Teresa Palmer, Vince Vaughn, Luke Bracey, Sam Worthington, Luke Pegler, Nathaniel Buzolic, Ryan Corr
Director: Mel Gibson
Studio: Cross Creek Pictures, Demarest Pictures, Summit Entertainment


#Synopsis:
Desmond Doss (Andrew Garfield) tumbuh dikeluarga yang boleh dibilang "minim kasih sayang" terutama dari sang ayah. Bersama sang adik, ia sudah terbiasa dengan adanya perkelahian dan baku hantam. Didikan ala militer yang ayahnya berikan membuat keduanya ketika beranjak dewasa ingin menjadi pasukan tentara melawan penjajah. Hati mereka merasa terpanggil untuk membela negara yang terjajah. Namun, usaha Desmond rupanya tak mudah.Meninggalkan sang kekasih Dorothy (Teresa Palmer) yang seorang perawat, Desmond menjalani berbagai macam pelatihan akademi militer. Namun dua syarat yang diajukan Desmond ketika akan terjun ke medan perang menuai kontroversi. Syarat yang diajukan olehnya yaitu, Desmond tidak ingin memakai senjata dan Ia izin hari sabtu tidak mengikuti perang lantaran Sabtu adalah hari suci untuk beribadah.Desmond hanya ingin menjadi petugas paramedis peperangan karena dalam agama yang dianutnya, membunuh adalah haram hukumnya meskipun itu merupakan peperangan membela negara.Para tentara lain hingga atasannya pun mencoba menggoyahkan iman Desmond untuk kembali berfikir mengenai terjun ke medan perang tanpa senjata satupun. Mulai dari cara verbal hingga jalur pengadilan sudah mereka lakukan, namun Desmond tetap berpegang teguh dengan pendiriannya.Hingga akhirnya ia tetap bertekad untuk berpartisipasi dalam perang Okinawa meskipun tanpa senjata. Karena tujuan utama Desmond bergabung bukanlah untuk berperang, melainkan menyelamatkan nyawa orang banyak.
#Review:
Secara mengejutkan, film arahan Mel Gibson ini mempunyai genre action-religi yang sangat kental. Namun hal itu tak lantas membuat HACKSAW RIDGE (2016) penuh dengan dalil-dalil atau ceramah tentang religi. Mel Gibson memberikan sentuhan religi pada film action-war ini dengan sangat universal tidak menjurus kepada satu atau dua agama saja. HACKSAW RIDGE (2016) juga tak cuma sekedar memberikan cerita dar-der-dor semata, ia memberikan gambaran bagaimana tetap berpegang teguh pada prinsip sekalipun banyak pihak yang mencoba menggoyahkan prinsipnya.Intense action-war nya di HACKSAW RIDGE (2016) pun digambarkan begitu ngeri dan LAMA! Hampir 1.5jam full dengan adegan perang yang megah sekaligus horror. Mel Gibson memvisualkan Perang Okinawa tanpa batasan sensor. Bener-bener dibuat ngeri disepanjang adegan perang itu. Potongan tubuh, kepala tertembak, jantung tertebas pisau, isi perut keluar dan hal hal ngeri lainnya ditampilkan begitu horror.Jajaran pemain pun tampil nyaris tanpa cela. Andrew Garfield sang Amazing SpiderMan disini memberikan performa terbaiknya. Kesan charming serta memegang teguh semua prinsip yang diyakininya sangatlah sempurna dan sukses menaruh simpati penonton. Jajaran pemain lainnya pun tampil tak kalah bersinar. Para prajurit pun digambarkan se realistis mungkin tak ada satu atau dua karakter yang over. Semuanya sungguh memukau.Tak heran jika HACKSAW RIDGE (2016) ini masuk nominasi BEST PICTURE di Ajang OSCARS 2017. Really deserved it!

[9/10Bintang]

[Review] Arrival: Sulitnya Memahami Bahasa Makhluk Asing

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Arrival (2017)
Casts: Amy Adams, Jeremy Renner, Forest Whitaker, Michael Stuhlbarg
Director: Denis Villeneuve
Studio: Paramaount Pictures, Sony Pictures, FilmNation Entertainment, Lava Bear Pictures


#Synopsis:
Louise Banks (Amy Adams) seorang ahli bahasa diminta oleh Dewan Pertahanan Dunia untuk mengetahui maksud dan tujuan pemilik pesawat berbentuk cobek itu yang baru saja mendarat di 12 bagian belahan bumi. Louise tidak sendirian, ia ditemani oleh ahli scientist bernama Ian Donelly (Jeremy Renner).Pesawat yang berbentuk mirip cobek itu akan terbuka tiap 18 jam sekali. Louise, Ian beserta team lainnya kemudian memanfaatkan terbukanya pesawat itu untuk masuk. Setelah berhasil masuk, mereka mencoba melakukan komunikasi dengan "penghuni" pesawat itu lewat tulisan.Sementara itu, disisi lainnya, Penduduk bumi diberbagai belahan dunia semakin panic dan perbincangan untuk melakukan perlawanan terhadap ke 12 pesawat itu.
#Review:
Harus diakui, Trailer ARRIVAL (2016) yang diunggah ini hampir berbanding terbalik dengan keseluruhan filmnya. Jika kalian berharap ini film tentang Alien yang penuh aksi action menggelegar atau space-war yang bombastis mungkin akan sedikit kecewa. ARRIVAL (2016) ini memberikan cerita yang mendalam tentang takdir namun dengan penambahan unsur fiksi ilmiah berupa sosok Alien.ARRIVAL (2016) ini tipikal film penuh dialog serta bagaikan menyusun sebuah kepingan puzzle yang dimana penonton dituntut untuk jeli pada setiap dialog yang terucap. ARRIVAL (2016) tergolong film alien yang cukup realistis. Faktor kesulitan berkomunikasi dengan mahkluk luar angkasa digambarkan dengan amat baik. Kita bisa melihat seorang ahli bahasa menerjemahkan bahasa Heptapods disini sangat meyakinkan. Sangat disarankan nonton film ARRIVAL (2016) dalam kondisi yang segar biar enak ketika ngerasain sensasi Twist diakhir yang cukup unik dan cerdas. Twist yang dihadirkan ini sebetulnya sudah sedikit dimunculkan secara perlahan dari paruh awal film. Usai menonton pun, Film ARRIVAL (2016) masih layak untuk terus dibahas mengenai ending cerita serta maksud dan tujuan sebenarnya dari Alien itu datang ke bumi. Let's disscuss!


[8.9/10Bintang]

Sharing Is Caring