Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Kaleidoskop] 16 Film Indonesia Paling Berkesan Di Tahun 2016

- Tidak ada komentar

Tahun 2016 merupakan tahun yang cukup membanggakan untuk industri Film Indonesia. 9 dari 10 Top Ten Box Office Indonesia tahun ini berhasil meraih jumlah penonton diatas 1.000.000 penonton. Puncaknya WARKOP DKI REBORN (2016) berhasil meraih penonton diatas 6.500.000 penonton diseluruh Indonesia dan berhasil menjadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa setelah sebelumnya dipegang oleh LASKAR PELANGI (2007) karya sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana.

Tahun 2016 pun akan segera berakhir dalam beberapa jam kedepan. Berikut adalah 16 Film Indonesia Paling Berkesan yang gue tonton disepanjang Tahun 2016:


1. MIDNIGHT SHOW (14 Januari 2016)


Sebagai pembuka awal tahun 2016, Renee Pictures menghadirkan sebuah film bergenre thriller, slasher berjudul MIDNIGHT SHOW. Bercerita tentang terror pembunuhan yang terjadi di sebuah gedung bioskop. Debut sutradara Ginanti Rona ini cukup sukses bikin gue penasaran. Disepanjang film, darah dan pembunuhan sadis ditebar dengan mengerikan oleh Ginanti Rona, ditambah Acha Septriasa bermain difilm ini. Gue seneng banget akhirnya bisa ngeliat salah satu aktris terbaik dan terfavorit Indonesia gue maen film horror-thriller. [8/10Bintang]


2. SURAT DARI PRAHA (28 Januari 2016)



Angga Dwimas Sasongko kembali merilis sebuah film drama setelah sebelumnya sukses lewat CAHAYA DARI TIMUR (2014) dan FILOSOFI KOPI (2015). Film yang dibintangi oleh Tio Pakusadewo dan Julie Estelle ini sukses menghadirkan konflik yang briliant dan plot cerita yang kuat. Tak heran jika film ini selalu masuk daftar nominasi Film Terbaik, Terpuji, Terpilih dan Terfavorit dibeberapa ajang penghargaan perfilman nasional. [8.5/10Bintang]


3. AACH.. AKU JATUH CINTA (4 Februari 2016)



Garin Nugroho menghadirkan sebuah film drama "ringan" romantis ditahun ini yang biasanya film beliau selalu identik dengan hal-hal yang "berat". Dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Pevita Pearce, film ini sukses mencuri perhatian gue dengan tata artistiknya yang jempolan. Garin Nugroho selalu memberikan visual yang mendetail ditiap filmnya. Salah satu drama romantis komedi yang memikat ditahun 2016 ini, meskipun dibeberapa part, perpindahan ceritanya terasa sangat kasar. [7.5/10Bintang]


4. TALAK 3 (4 Februari 2016)



Hanung Bramantyo dan Ismail Basbeth berkolaborasi menghadirkan sebuah drama komedi yang cukup menyita perhatian yang berjudul TALAK 3 (2016). Dibintangi oleh Laudya Cynthia Bella, Vino G. Bastian dan Reza Rahadian, Film ini sukses bikin tertawa lepas sekaligus bikin sesak hati diparuh akhir film. Ketiga pemain memberikan chemistry jempolan disepanjang film. Good job! [8.5/10Bintang]


5. A COPY OF MY MIND (11 Februari 2016)



Joko Anwar akhirnya merilis sebuah film ditahun ini. film yang dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Tara Basro ini menjadi film drama favorit gue di tahun 2016. Drama tentang sepasang kekasih yang dipertemukan lewat kepingan DVD Bajakan ini mempunyai kekuatan cerita yang related dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun menurut gue subplot tentang politik diending film terkesan "maksa" tapi untungnya intimnya Chicco dan Basro disini cukup hot dan memukau. [9/10Bintang]


6. PESANTREN IMPIAN (3 Maret 2016)



Meskipun banyak yang bilang bahwa film ini adalah film adaptasi Asma Nadia yang paling mengecewakan, tapi bagi gue film ini sukses menjadi angin segar di industri film indonesia yang mengambil tema thriller-religi. Andai saja Ifa Isfansyah menggarapnya lebih "garang" dan tidak bermain aman pasti PESANTREN IMPIAN ini sukses menjadi thriller-religi yang memukau. Baru pertama kali juga gue ngeliat Prisia Nasution bermain dalam sebuah film thriller. [7/10Bintang]


7. WA'ALAIKUMSALAM PARIS (17 Maret 2016)



Dikira sekuel dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014), ternyata film yang disutradarai Benni Setiawan ini merupakan cerita yang tidak berkaitan dengan film yang dibintangi Revalina S. Temat dan Morgan itu. Film drama-religi-komedi ini sukses mengeksplor kemampuan Nino Fernandez yang kali ini Nino mendapat jatah pemeran utama. Pesan religi yang disampaikan dengan suasana komedi cukup berhasil bikin tersenyum dan tidak menggurui. Velove Vexia memberikan penampilan meningkat dari film atau sinetron yang ia bintangi sebelumnya. [8/10Bintang]


8. ADA APA DENGAN CINTA 2 (28 April 2016)



Sekuel kelanjutan cerita cinta Rangga dan Cinta ini sukses menyedot perhatian masyarakat luas. Riri Riza dan Mira Lesmana menggarap AADC2 semakin mempesona. Mulai dari cerita, gambar, soundtrack hingga pemain semuanya tampil memikat. Tak heran jika AADC2 bisa tembus diatas 3.000.000 penonton diseluruh indonesia. Gala premiere Film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Sissy Priscillia, Adinia Wirasti, Titi Kamal dan Ario Bayu ini konon menjadi Gala Premiere termegah dan termewah sepanjang sejarah Film Indonesia. [8.5/10Bintang]


9. AISYAH: BIARKAN KAMI BERSAUDARA (19 Mei 2016)


Ketika film ini rilis poster, jagad sosial media para pecinta Film Indonesia langsung dibuat heboh lantaran typo dibeberapa kata dan kalimat dalam poster. Setelah diperbaiki, rupanya poster film yang dibintangi oleh Laudya Cynthia Bella ini masih aja typo. Dengan jumlah penayangan yang terbatas, Film AISYAH: BIARKAN KAMI BERSAUDARA (2016) ini kurang dalam segi jumlah penonton. Namun, Don't judge a movie by it's cover, Film yang juga dibintangi oleh Ge Pamungkas ini sukses menuai pujian dari kritikus film nasional. Puncaknya, film ini mendapat penghargaan Kategori Film Terpilih pada Piala Maya 2016! Film yang bercerita tentang soal pendidikan dan toleransi di NTB ini sangat menyentuh dan menyentil kondisi Indonesia zaman sekarang. [9/10Bintang]


10. RUDY HABIBIE (30 Juni 2016)



Sebuah prekuel dari mega Box Office Film Indonesia HABIBIE & AINUN (2012) dihadirkan oleh Hanung Bramantyo ketika moment Lebaran 2016. Bercerita tentang perjalanan sosok BJ Habibie masa kecil hingga remaja. Chelsea Islan akhirnya mendapat peran terbaiknya disepanjang karir filmnya di Indonesia lewat peran Illona Ivanovska. Film ini juga cukup baik menjelaskan biografi muda BJ Habibie. Konfliknya cukup tajam dan seru. Tak heran jika RUDY HABIBIE (2016) mendapat predikat Film Terpuji Festival Film Bandung 2016 lalu. [8.5/10Bintang]


11. BANGKIT (28 Juli 2016)



Sebagai First Local Disaster Movie, Film BANGKIT (2016) karya Rako Prijanto sukses mencuri perhatian gue. Dibintangi oleh Acha Septriasa, Vino G. Bastian dan Deva Mahenra ini mempunyai Visual efek serta musiknya untuk sebuah permulaan di industri Film Indonesia cukup memukau. Kapan lagi bisa ngeliat Film Bencana berlokasi di Indonesia tepatnya di Jakarta. Chemistry Vino G. Bastian dan anaknya adalah poin plus selanjutnya dari film ini. [8.5/10Bintang]


12. 3 SRIKANDI (4 Agustus 2016)



Film bertema tentang perjuangan 3 atlet olahraga panahan ini sukses bikin gue merinding. Tata artistik serta suasana 70-90an nya sangat mendetail. BCL, Tara Basro dan Chelsea Islan tampil memikat disini. Special untuk Chelsea Islan dan Reza Rahadian, keduanya mempunyai poin terkuat difilm arahan Imam Brotoseno ini. Reza Rahadian dan Chelsea Islan kembali memukau usai lewat film RUDY HABIBIE (2016) [9/10Bintang]


13. WARKOP DKI REBORN (8 September 2016)



Keputusan Anggy Umbara untuk me-reborn sosok Warkop DKI awalnya menuai pandangan sebelah mata. Namun ketika filmnya dirilis, film yang dibintangi Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro ini sukses meraup hingga 6.800.000 lebih penonton diseluruh Indonesia. Ketiga pemain sukses memerankan sosok Dono, Kasino dan Indro yang ikonik itu. Tak heran jika kedepannya Rumah Produksi Falcon Pictures pasti akan membuat kelanjutan dari Warkop DKI Reborn ini. [8.5/10Bintang]


14. ATHIRAH (29 September 2016)



Usai bersenang-senang lewat AADC2, Riri Riza kemudian berlanjut membuat sebuah film biopik tentang sosok ibunda dari Jusuf Kalla. Meskipun tidak mencetak Box Office dan cenderung sepi penonton, Film ini menuai pujian dari para kritikus Film Indonesia. Riri Riza memberikan kekuatan serta nyawa pada sosok Athirah yang dibintangi oleh Cut Mini. Hingga dalam kesunyian dan keheningan, emosi sangat tersampaikan dengan baik. Tak heran, Film Athirah dan Cut Mini memborong banyak penghargaan di Festival Film Indonesia 2016 dan Piala Maya 2016. [8.5/10Bintang]


15. SHY-SHY CAT (3 November 2016)



Sebuah film komedi yang dibintangi oleh aktris-aktris terbaik Indonesia ini berhasil bikin gue jatuh hati. Humor yang ditampilkan oleh Monty Tiwa sangat fresh dan tidak mengikuti komedi stand-up yang kekinian itu. Seluruh pemain diberi porsi komedi yang efektif. Acha Septriasa pun diluar dugaan memberikan penampilan komedi yang paling mencuri perhatian disini. Tak heran jika banyak pecinta Film Indonesia yang menginginkan Spin-off untuk karakter yang dimainkan oleh Acha Septriasa itu. Two thumbs up for this movie. [9.5/10Bintang]


16. HANGOUT (22 Desember 2016)




Mengambil genre thriller-comedy adalah sebuah terobosan yang baru dari seorang Raditya Dika. Kemampuan beliau dalam mengolah cerita thriller difilm ini patut diapresiasi. Unsur komedi nya pun tak usah diragukan lagi kemampuan dari sosok Raditya Dika. Gue jadi berharap, suatu hari nanti baik Raditya Dika ataupun Ernest Prakasa membuat sebuah film yang "serius" tanpa ada unsur komedi, karena keduanya mempunyai kekuatan dalam menulis skrip yang amat baik dalam genre diluar komedi. [8.5/10Bintang]


Film Indonesia Favorite:
1. Shy Shy Cat
2. A Copy Of My Mind
3. Ada Apa Dengan Cinta 2
4. Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara
5. Rudy Habibie

Film Drama Komedi Indonesia Favorite:
1. Shy Shy Cat
2. Hangout
3. Cek Toko Sebelah
4. Warkop DKI Reborn
5. My Stupid Boss

Film Horror/Thriller Indonesia Favorite:
1. The Doll
2. Headshot
3. Hangout
4. Pesantren Impian

Film Indonesia Berekspetasi Tinggi Tapi Tampil Kurang Memuaskan:
1. Bulan Terbelah Dilangit Amerika 2
2. Surat Untukmu
3. Rumah Malaikat
4. Pesantren Impian
5. Comic 8: Casino Kings Part 2

Film Indonesia Paling Mengecewakan:
1. Hantu Cantik Kok Ngompol?
2. Jagoan Instan
3. Get Up Stand Up
4. Modus
5. Chikung

Aktor Utama Favorite:
1. Reza Rahadian - 3 Srikandi
2. Reza Rahadian - Rudy Habibie
3. Chicco Jerikho - A Copy Of My Mind
4. Abimana Aryasatya - Warkop DKI Reborn
5. Dion Wiyoko - Sundul Gan

Aktor Pendukung Favorite:
1. Albert Halim - Sundul Gan
2. Richard Kyle - Ini Kisah Tiga Dara
3. Deva Mahenra - Sabtu Bersama Bapak
4. Dion Wiyoko - Cek Toko Sebelah
5. Ringgo Agus - Jilbab Traveler

Aktris Utama Favorite:
1. Cut Mini - Athirah
2. Chelsea Islan - Rudy Habibie
3. Laudya Cynthia Bella - Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara
4. Acha Septriasa - Midnight Show
5. Dian Sastrowardoyo - Ada Apa Dengan Cinta 2

Aktris Pendukung Favorite:
1. Adinia Wirasti - Ada Apa Dengan Cinta 2
2. Acha Septriasa - Shy Shy Cat
3. Chelsea Islan - 3 Srikandi
4. Sheryl Sheinafia - Koala Kumal
5. Adinia Wirasti - Cek Toko Sebelah

Akting Paling Mencuri Perhatian Di Film:
1. Indah Permatasari - Rudy Habibie
2. Acha Septriasa - Shy Shy Cat
3. Widyawati - Surat Dari Praha
4. Chelsea Islan - 3 Srikandi
5. Asri Welas - Cek Toko Sebelah
6. Jennifer Arnelita - Sabtu Bersama Bapak
7. Sissy Priscillia - Ada Apa Dengan Cinta 2

Sutradara Favorite:
1. Monty Tiwa
2. Hanung Bramantyo
3. Riri Riza
4. Joko Anwar
5. Angga Dwimas Sasongko

Chemistry Favorite:
1. Dian Sastrowardoyo & Nicholas Saputra - Ada Apa Dengan Cinta 2
2. Bunga Citra Lestari & Morgan Oey - Jilbab Traveler
3. Dion Wiyoko & Albert Halim - Sundul Gan
4. Chicco Jerikho & Tara Basro - A Copy Of My Mind
5. Chen Kin Wah & Dion Wiyoko - Cek Toko Sebelah

Soundtrack Favorite:
1. Butterfly (OST Terjebak Nostalgia) - Raisa & Maruli Tampubolon
2. Ratusan Purnama (OST Ada Apa Dengan Cinta 2) - Melly Goeslaw & Marthino Lio
3. Aku Bisa Apa (OST Jilbab Traveler) - Bunga Citra Lestari
4. Senyuman & Harapan (OST Cek Toko Sebelah) - The Overtunes & Gamaliel Audrey Cantika
5. Jangan Hilangkan Dia (OST I Love You From 30.000 Feet) - Rossa

Poster Film Indonesia Favorite:
1. A Copy My Mind
2. Ada Apa Dengan Cinta 2
3. Midnight Show
4. Aach.. Aku Jatuh Cinta
5. Cek Toko Sebelah

Film Indonesia Yang Tidak Ditonton Tapi Berhasil Membuat Penasaran:
1. Cinta Laki-Laki Biasa (Alasan: Awalnya cukup skeptis dari liat judulnya, tetapi setelah baca review, banyak kritikus yang menyebutkan bahwa Kolaborasi Guntur Soeharjanto dan Asma Nadia ini adalah salah satu yang terbaik usai ASSALAMUALAIKUM BEIJING dan JILBAB TRAVELER. Ketika mau nonton di Bioskop, eh udah turun layar)
2. Catatan Dodol Calon Dokter (Alasan: Awalnya tidak berharap film ini bisa bagus, tapi kritikus merespon positif film arahan Ifa Isfansyah ini. Banyak yg menyebutkan juga Tika Bravani paling stunning difilm ini. Nyesel!
3. The Professional (Alasan: keburu turun layar akibat gempuran penonton lebih ke HANGOUT dan CEK TOKO SEBELAH. Sebagai first local heist movie, film ini katanya cukup memuaskan)
4. Pasukan Garuda: I Leave My Heaet In Lebanon (Alasan: Judulnya cukup lebay, tapi usai baca ulasan filmnya, film arahan Benni Setiawan ini mempunyai ending yg seru untuk dirundingkan. Jadi nyesel kan!)
5. Juara (Alasan: Di bioskop kota gue, film ini gak tayang. Padahal banyak yang bilang film ini bagus dan akting Bisma Kharisma serta Cut Mini disini sangat total)

Victoria’s Secret Angels

- Tidak ada komentar

Victoria’s Secret Angels Sleepover



11 Supermodels Break the Rules in Freedom! The Best of the New York Collections

Supermodel Gigi Hadid Does Los Angeles Like You’ve Never Seen Before

22 Denim Looks You Need Now!

10 Famous Actors Who Refused Iconic Movie Roles

- Tidak ada komentar
Watch 10 Famous Actors Who Refused Iconic Movie Roles.

           

Real Match of Geeta Phogat||Final Match in commonwealth games 2010||Dangal, Amir Khan

- Tidak ada komentar
Watch online Real Match of Geeta Phogat Final Match in commonwealth games 2010. Geeta Phogat (born  15 December 1988)[1]is a freestyle wrestler who won India's first since forever gold decoration in wrestling at the Commonwealth Games, in 2010. She is additionally the principal ever Indian female wrestler to have fit the bill for the Olympics.





               


Download Full Movie For Free

Victoria Secret Fashion Show 2016 Online

- Tidak ada komentar
The Victoria Secret Fashion Show is a yearly show supported by and highlighting Victoria's Secret, a brand of underwear and sleepwear. Victoria's Secret uses the show to advance and market its merchandise in prominent settings. The show highlights a portion of the world's driving design models, for example, current Victoria's Secret Angels Adriana Lima, Alessandra Ambrosio, Behati Prinsloo, Candice Swanepoel, and Lily Aldridge. 


American system transmissions the show amid prime time. The initial few shows in the 1990s were held in the days going before Valentine's Day to advance the brand for this occasion. They were not circulated on national TV. In 1999 and 2000 the show was webcast. Starting in 2001, the shows were pushed forward of the Christmas season. Likewise in 2001, the show made its system transmission on ABC, however in every single ensuing year, it has been communicate on CBS. The show has been held at an assortment of areas in various urban communities including Miami, Los Angeles, Cannes, and London. The initial four shows were held at the Plaza Hotel in New York City, yet since it has turned into a broadcast occasion it has frequently been held at the 69th Regiment Armory in New York City. For more information about Hollywood Movies and Hollywood entertainment please stay connected with us.

Nawazuddin Siddiqui is Back With Awesome Role

- Tidak ada komentar
2016 has been quite the successful year for actor Nawazuddin Siddiqui with all three of his releases, Raman Raghav 2.0, Te3n and Freaky Ali fetching him endless praise for his portrayal of the respective characters. His next film will be opposite Shah Rukh Khan in Rahul Dholakia's Raees and then in the highly anticipated and tragically delayed Haraamkhor - the trailer for which is finally out for us to see what the fuss is about!

Haraamkhor is a film based on an unwanted relationship between a teacher and his beautiful student and is helmed by Shlok Sharma. The film had been accused of propagating unethical romantic liaisons and showing the Indian educational system in poor light and therefore was rejected a pass by the CBFC owing to the sensitive subject. However, the film was finally approved recently and made massively positive waves at the festival circuit, even fetching Nawaz a best actor award! And now it will finally release on the big-screen, on January 13, 2017, alongside Shaad Ali's OK Jaanu starring Aditya Roy Kapur and Shraddha Kapoor.

Having finally had a glimpse of what the controversy is all about, we are actually quite pumped for the release of this film!
Check out the trailer:

        


                             Download Full Movie Online

Salman Khan's 51st Birthday Party 2016 At Panvel Farmhouse

- Tidak ada komentar
Salman Khan commended his 51st birthday yesterday with a blast! Welcoming a string of A-rundown stars and VIPs at the Panvel Farmhouse for the festival, web-based social networking was inundated with pictures taken by the visitors of the elegant party and what a gathering it was! In participation was the Sultan performing artist's whole Khandaan and dear companions from B-Town including his supposed playmate Iulia Vantur, Bipasha Basu with spouse Karan Singh Grover, Bina Kak, Sangeeta Bijlani, Daisy Shah, Neil Nitin Mukesh, Shweta Rohira, Wardha Nadiadwala among others.








Sallu bhai, who as of late propelled the gems accumulation of his well known brand 'Being Human', gifting every one of his participants gold chains from the gems line as cute gifts. In a photo posted by Bipasha Basu, the performing artist is seen posturing with the birthday kid parading her 'excellent present'.

          

Salman likewise apparently made a few remarks abuot how he needs to improve for himself and his fans one year from now. "I trust my one year from now would be stunningly better than this year. I will attempt my best to improve the following year," he told correspondents outside his farmhouse, as per a DC report.

The on-screen character likewise wished his fans to remain out of inconvenience this new year. "I wish my fans to remain glad and remain out of inconveniences as once you cause harm you continue getting got in it to an ever increasing extent," For more latest films and Bollywood updates stay connected with us.

Sultan Vs Dangal 1st Day Box Office Comparison

- Tidak ada komentar
Aamir Khan Dangal has taken a decent opening in the cinema world. In any case it is lower than Salman Khan Sultan. Despite the fact that Dangal is discharged on a non-occasion while Sultan had some preferred standpoint of a fractional occasion and more business substance. 
The significant contrast between both movies is Mumbai and Gujarat belt and in the later Sultan is route in front of Dangal. Dangal has the high ground in some little circuits like Mysore, Tamil Nadu and Nizam. 
After Mumbai, it is North India which contributes the most to Bollywood film industry. Starting now Sultan is taking a lead particularly in Haryana belt. In any case, they are going neck to neck in Delhi/NCR and it will be near disaster. 
Investigate the opening correlation of tests from morning appears.

Region

Sultan

Dangal

Mumbai
80%
55%
East Punjab
75%
65%
Delhi/NCR
80%
70-75%
Gujarat Belt
65%
30%
Mysore
50%
55%
Tamil Nadu
35%
60%
CI
80%
Total
75%
60%
Aamir Khan's Dangal is good to go to discharge on December 23. The motion picture is a standout amongst the most anticipated movies of the year. Keeping in mind the film has been contrasted and Sultan and PK on different events, we make them intrigue news for you! Dangal has effectively beaten Sultan in one angle! Indeed, Aamir Khan has a superior satellite arrangement than Salman Khan. According to reports, Dangal's satellite rights have been sold for Rs 75 crore to Zee TV. This is a great deal progressively when contrasted with Sultan's satellite rights manage Sony, which was worth Rs 55 crore. Enjoy all latest released 2016 Hindi Movies  collection.

 Salman Khan's Sultan has been contrasted with Aamir Khan's Dangal as far back as both the movies were reported. Indeed, the wrestling scenes, the Haryanvi articulation and Aamir's paunch in Dangal reminded us a great deal about Sultan. Be that as it may, as movies, they are very extraordinary. Our editorial manager in-boss Tushar Joshi, who saw the film, specified in his audit, "We should get this straight. Dangal is no Sultan. What's more, am stating this with a great deal of adoration to every one of the individuals who raved about Salman Khan's wrestling dramatization. Every one of the individuals who expected show with a Sultan versus Dangal battle will be disillusioned. Additionally is Dangal superior to Sultan? No, basically on the grounds that they are two distinct movies, who have two unique stories to tell. One is a battle of a person to fight his inward evil spirits and deal with his own calling, the other is an account of a father – little girl relationship."Get all new Action Movies at just single click.

Download Latest HD Movies

Dangal Aamir Khan Production Movie Review

- Tidak ada komentar
Dangal movie cast: Aamir Khan, Sakshi Tanwar, Fatima Sana Sheikh, Sanya Malhotra, Zaira Wasim, Suhani Bhatnagar, Ritwik Sahore, Aparshakti Khurana, Girish Kulkarni
Dangal movie director: Nitesh Tiwari
Dangal movie rating: Three stars

There comes a period when a star offers into the requests of a part which he knows will make him not-beautiful: as a wannabe wrestler past his prime, Aamir Khan is squat, with a substantial paunch, a think walk, and a grizzled facial hair in Dangal. Just his bulging ears are natural: whatever is left of him is unadulterated character.

We will need to gauge Aamir Khan's future exhibitions with this one: as Mahavir Singh Phogat, fizzled wrestler, harsh slashed tyrant, however minding spouse and father of four young ladies, he scales it up to a point where you can see the star interpretation of a character, attempt it for size, and make it his own.

That was vital for us to have faith in Dangal, which obtains a few components from the genuine Haryana wrestler who prepared his more seasoned two girls, Geeta (Fatima Sana Shaikh) and Babita (Sanya Malhotra), in the specialty of wrestling, and transformed them into victors.

Dangal deals with the twin parameters it sets up for itself. One is a straight-forward film about a prominent game and the individuals who play it: we feel and notice the `mitti' of the `akhara', the `daanv-pench' (moves) that genuinely talented wrestlers use to confront down considerable adversaries. We see the hard work that go into the making of champions.

The other is a solid women's activist articulation about young ladies being the equivalent of young men, if worse, in a region they've never been seen, not to mention acknowledged. At the point when Mahavir ventures into that dubious field, he is scorned and disparaged: so are his young female charges, and also their mom (Sakshi Tanwar) who couldn't bear children.



In the Khap-ridden condition of Haryana, where infant young ladies are still killed during childbirth, and 'respect slaughtering' is drilled with exemption and approved (you might be more than 18, however you have no directly over your life), there can't be a more vital explanation, particularly when it originates from a major star.

The grizzled wrestler needs to work his approach to having faith in his little girls, and in the way that his "chhoris" are no not exactly 'chhoras'. It echoes the conviction the genuine Phogat appeared in his young ladies, as they went ahead to win decorations and prizes in national and global fields ( gold and silver awards in Commonwealth recreations, Olympic qualifier).

The on-screen characters who play the youthful Geeta and Babita (Zaira Wasim, Suhani Bhatnagar) make a skillful showing with regards to of transforming into excited warriors from young ladies who-simply need to-have some good times. Also, both Shaikh and Malhotra convey it forward, particularly when they spend a great deal of the second half on the tangle, figuring out how to lose, and, most importantly, to win.

          


Perused: Aamir Khan's Dangal opens huge at the US film industry

You know how this will end. Also, that makes a hefty portion of the beats unsurprising. There are times when the film feels level, and gets into dreary circles. Those are times you feel like it ought to have been more tightly. Yet, you wind up being inspired by the credibility of the milieu, both in the donning field, and in addition the local one: the young ladies jousting for that valuable award are not simply making an insincere effort — they are battling.

Some close walker bits are counterbalanced by the exhibitions. The newbies — as meager young ladies, and young ladies figuring out how to gage their adversary and beating all comers; no silver decorations, just gold — all fall off well. So does their cousin who is the clever bone-cum-sutradhar (the kid is Ritwik Sahore and the youthful grown-up, Aparshakti Khurana): both are right on the money in deportment and emphasize. Tanwar, as Khan's better half, is a decent decision, sufficiently commonplace, but then sufficiently new. The sole touchy component here is the normally brilliant Girish Kulkarni, who plays the "official" mentor glad to settle for less, so not the same as Papa Go-For-Gold-Phogat : he never appears to get his appendages messy, and invests his energy smiling.

In any case, Aamir makes everything right. The film wouldn't have been made in the event that he hadn't green-lit it, and he conveys to it the earnestness of reason which makes it not only a starry vehicle, but rather a film which is about something, which has importance, with a message which doesn't overpower the telling.

It could have effectively transformed into a vanity venture, which is an undeniable peril with regards to anything including enormous stars. It could have been made more cleaned than required. In spots it is stolid, and could have finished with some lift, however it is strong completely through. Also, most critically, it remains genuine, in light of the fact that the star ratchets it up when required, and releases it in the rest.

The Journey Of Punjab 2016 Movie Review

- Tidak ada komentar
Months after Bollywood flick Udta Punjab, a film highlighting the medication threat in Punjab, made unsettles the nation over for the perfectly fine with respect to wrong reasons, another film Journey of Punjab 2016 is good to go for discharge by November end. Made on a restricted spending plan, the Punjabi flick may not bring out an indistinguishable reaction from Udta Punjab, but rather behind the camera, it holds the agony, melancholy, misfortune and injury of a family that lost its 37-year-old child because of smack habit.

Gurbinder Singh, a promising youthful kabaddi player and mentor got dependent on smack and kicked the bucket on October 30, 2014. After two years, his uncle Surjeet Singh Sidhu, 59, a school main has put in every one of his assets to create this film highlighting how Punjab's childhood is falling prey to drugs.

Addressing The Indian Express, Sidhu says how his sibling's child, winning admirably till 2010 and filling in as a kabaddi mentor in his own particular school fell prey to drugs.

Important at BKS College, Muhar of Ferozepur, Sidhu says, "He was tall, youthful chap who delighted in the round of kabaddi since adolescence. He went ahead to play different competitions in England and Canada and was a gold medallist in kabaddi at PU India Inter University competition. We truly don't realize what turned out badly till we got the signs. He began arriving home late, obscure individuals thumped the entryways late night and cash was vanishing from the house. One day, we discovered smack kept in his garments and he admitted of taking medications."

The family got him conceded at de-habit focus in Tarn Taran yet after a month he had returned to drugs. This proceeded for a long time. His

condition compounded after he fell wiped out because of Hepatitis C. "At last, he generally said a certain something, please spare me, I would prefer not to kick the bucket," says Sidhu, who was sincerely connected to his nephew since adolescence.

The film has been made by Red Arts Theater Group, an activity of graduated class of Punjabi University, Patiala, which first thought of a road play 'Aakhir Kadon Tak' (Till when will this proceed?) and organized it crosswise over schools and universities in Punjab. It was simply after Sidhu consented to put in his cash that the gathering began chipping away at a film a year ago. Sidhu would play a character of a street pharmacist in the film.



In any case, it's not the negatives that the film has concentrated on, says executive Balraj Sagar and essayist Jagdeep Deep. "Udta Punjab was business. It never

highlighted what a country Punjabi family unit experiences when it loses a child to drugs. We know we won't offer however a family can sit together and watch our film. Udta Punjab never achieved the greater part of provincial group of onlookers, we are pointing them," they say.

The film has four Punjabi adolescents in lead characters who depict Punjab in various shades.

All set to hit somewhere in the range of 50 screens generally single screens on November 25, Sidhu says putting in assets was never simple. "I took assistance from all companions and relatives, persuaded artistes to work for a cause. We shot crosswise over Bathinda to decrease costs. However, this must be done," says Sidhu.


Download Chaar Sahibzaade Rise of Banda Singh Bahadur Free Movie

- Tidak ada komentar
STORY:

Under the direction of Guru Gobind Singh, his devotee Banda Singh Bahadur goes up against the Mughal armed forces to reestablish peace and equity in Punjab.

Survey:

You've seen numerous variants of the Ramayana and the Mahabharata; even characters from these sagas have their own particular turn offs on primetime TV. Be that as it may, stories from the Sikh mythology have once in a while been depicted on screen.


The Rise of Banda Singh Bahadur is a spin-off of 2014's Chaar Sahibzaade and shifts center from Guru Gobind Singh's four children, to the follower who took his legacy forward.

Master Gobind Singh visits sage Madho Das and urges him not to discard his intense feeling of equity and arrow based weaponry abilities for an existence of religious austerity.

Madho Das then changes into Khalsa warrior Banda Singh Bahadur. He drives the Sikh armed force into Mughal domains, gradually breaking their fortress over Punjab, and en route, retaliates for the demise of Guru Gobind Singh's family.

Chief Harry Baweja and co-author Harman Baweja have picked a naturally intriguing story to tell. Banda Singh's preparation, his fights with the Mughals, his own particular inadequacies all have the elements for a decent story, which keeps you in your seat notwithstanding when the liveliness makes you blend in it.

Also, make you mix, it will. Not very impressive liveliness simply doesn't do equity to an account of this scale. It resemble viewing Baahubali through a Chota Bheem channel.

The tunes are a diversion and the main half can get extremely verbose and is completely too long. It seems, by all accounts, to be an amendment of the principal Chaar Sahibzaade motion picture, in light of the fact that the tale of Banda Singh very begins in the second half.

Put essentially, on the off chance that you were the child who covertly played book-cricket in history class, you may discover the motion picture dreary, however in the event that stories of overcome warriors and incredible wars energize you, walk on into that theater.


Download Chaar Sahibzaade Rise of Banda Singh Bahadur Full Movie

Top 10 Highest Grossing Movies Of 2016

- Tidak ada komentar
Here is the Recently updated list of movies4star Top 10 Bollywood 'Hindi' highest grossing Movies of 2016 at Box Office accumulation in India. Bollywood film industry is the main greatest film industry in worldwide after Hollywood. It produces several major spending motion pictures each year. Here is the Recently redesigned rundown of Top 10 Bollywood "Hindi" most astounding netting Movies of 2016 at Box Office gathering in India. Likewise Check Out: Top 10 Bollywood (Highest Grossing) Movies of All Time By Box Office Collection. Download Full Movies at just single click on direct links.


RankIndia Nett
1. Sultan300.45
2. M.S. Dhoni: The Untold Story132.85
3. Airlift129.00
4. Rustom127.42
5. Housefull 3107.70
6. Ae Dil Hai Mushkil104.10
7. Shivaay94.25
8. Fan85.00
9. Baaghi76.00
10. Neerja75.61













Rustom Free Movie Download

 Housefull 3 Full Movie





[Review] Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto: Biopik Memukau Dan Megah Dari Garin Nugroho

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Guru Bangsa: HOS Tjokroaminoto (2015)
Casts: Reza Rahadian. Tanta Ginting, Ibnu Jamil, Ade Firman Hakim, Deva Mahenra, Putri Ayudya, Alex Abbad, Chelsea Islan, Christoffer Nelwan, Maia Estianty, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Sujiwo Tedjo
Skenario: Erik Supit. Ari Syarif, Garin Nugroho
Produser: Christine Hakim, Dewi Umaya Rachman, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Didi Petet
Director: Garin Nugroho
Studio: Picklock Films, MSH Films, Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto


#Synopsis:
Setelah lepas dari era tanam paksa di akhir tahun 1800, Hindia Belanda (Indonesia) memasuki babak baru yang berpengaruh ke kehidupan masyarakatnya. Yaitu dengan gerakan Politik Etis yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tetapi kemiskinan masih banyak terjadi. Rakyat masih banyak yang belum mengenyam pendidikan dan kesenjangan sosial antar etnis dan kasta masih terlihat jelas.
Di saat itulah muncul sosok Raden Oemar Said Tjokroaminoto (Reza Rahadian) atau kemudian lebih dikenal dengan Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, yang lahir dari kaum bangsawan Jawa dengan latar belakang keislaman yang kuat. Ia tidak diam saja melihat kondisi tersebut. Walaupun lingkungannya adalah keluarga ningrat yang mempunyai hidup nyaman dibandingkan dengan rakyat kebanyakan saat itu. Hatinya merasa terbelenggu.
Ia berani meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli pelabuhan untuk merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata. Tjokro berjuang dengan membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama yang terbesar, sehingga bisa mencapai 2 juta anggota. Ia berjuang untuk menyamakan hak dan martabat masyarakat bumiputera di awal 1900 yang terjajah.
Perjuangan ini berbenih menjadi awal-awal lahirnya tokoh dan gerakan kebangsaan. Tak lama setelah menikah dengan Suharsikin (Putri Ayudya), Tjokro pindah ke Surabaya dan dari situlah perjuangannya semakin berkembang. Tjokro yang intelektual, pandai bersiasat, mempunyai banyak keahlian, termasuk jago silat, ahli mesin dan hukum. Ia juga penulis surat kabar yang kritis, orator ulung yang mampu menyihir ribuan orang dari mimbar pidato.
Apa yang dilakukan Tjokro membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir. Mereka mulai bertindak untuk menghambat laju gerak Sarekat Islam yang sangat pesat. Perjuangan Tjokro lewat organisasi Sarekat Islam untuk memberikan penyadaran masyarakat, dan mengangkat harkat dan martabat secara bersamaan, juga terancam oleh perpecahan dari dalam organisasi itu sendiri.
Rumah Tjokro di Gang Peneleh, Surabaya, terkenal sebagai tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa Indonesia kelak. Salah satunya adalah Haji Agus Salim (Ibnu Jamil) yang juga merupakan tokoh pergerakan nasional Indonesia. Di rumah sederhana yang berfungsi sebagai rumah kos yang di bina oleh istrinya, Suharsikin. Tjokro juga mempunyai banyak murid-murid muda yang pada akhirnya mempunyai jalan perjuangannya masing-masing.
Mereka meneruskan cita-cita Tjokro yang mulia untuk mempunyai bangsa yang bermartabat, terdidik, dan sejahtera. Salah satu muridnya di Peneleh adalah Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno (Deva Mahenra). Hubungan keduanya cukup dekat, bahkan sempat menjadi keluarga. Soekarno alias Koesno pernah menikah dengan salah satu anak Tjokro, Utari. Tapi perkawinan hanya bertahan selama sekitar dua tahun dan kemudian berpisah.
Saat istrinya menderita sakit, Tjokro tetap berusaha untuk meneruskan perjuangannya meski terancam masuk penjara. Di sisi lain, beberapa murid didiknya seperti Semaoen (Tanta Ginting), Musso (Ade Firman Hakim) dan Kartosuwiryo membelot dan keluar dari Sarekat Islam dan mendirikan partai baru yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI).


#Review:
Guru Bangsa Tjokroaminoto berkisar seputar perjuangan Tjokroaminoto bersama organisasi Sarekat Islam yang dipimpinnya juga irisan ideologinya dan keputusan-keputusannya terhadap para murid dan rekanny. Karena film ini berlatar sejarah, maka sulit mengupasnya tanpa melalui kacamata sejarah pula. Sangat tampak, film ini disajikan secara utuh dan 'fair'. Tjokroaminoto, terlepas dari jasa besarnya, bahkan diagung-agungkan sebagai Raja Jawa tanpa Mahkota dan satrio ia didudukkan secara baik dan bukannya dengan potret diri yang negatif atau terlalu positif, tetapi memang apa adanya. Tjokroaminoto bukan dewa, bukan orang maksum. Ada banyak konflik pasang surut dalam perjalanan hidupnya semasa memimpin Sarekat Islam yang dirangkum secara apik selama 160 menit. 



Sekalipun namanya diabadikan sebagai identitas jalan-jalan raya, kenyataannya banyak mereka yang kurang akrab dengan sejarah bangsa ini yang tak tahu menahu soal beragam jasa yang telah ditorehkan oleh Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto untuk melepaskan Indonesia dari cengkraman Belanda yang terlanjur kuat sekaligus membawanya pada kejayaan.
Kisah dimulai dengan Tjokro kecil yang dimainkan dengan apik oleh Christoffer Nelwan yang melihat penderitaan pekerja-pekerja perkebunan kapas yang dianiaya oleh mandor-mandor Belanda. Kegelisahan Tjokro terhadap keadaan juga diperlihatkannya di sekolah, dimana dia berani berdebat dengan guru Belanda totok. Sementara itu narasi-narasi agama Islam yang kuat tentang “hijrah” pada akhirnya berperan membentuk karakter dan kesadaran Tjokro terhadap posisi pribumi terhadap kolonial. Dan ketika beranjak dewasa, Tjokro pun mulai bertindak.
Era dimana Tjokroaminoto tumbuh besar adalah era fajar baru dimana politik etis Kolonial mulai melahirkan elit-elit pribumi yang “tercerahkan”. Tjokro adalah salah satunya. Selain itu, gagasan baru tentang nasionalisme dan pan-islamisme mulai bertumbuh di Hindia Belanda (Indonesia). Tjokro yang sedari awal sudah melihat potensi Islam Nusantara sebagai pemersatu lalu “hijrah” ke Surabaya. Di sanalah semua kisah perjuangan bermula. Dari bertemu Haji Samanhudi pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), mengumpulkan pengikut, mengubah “Sarekat Dagang Islam” menjadi “Sarekat Islam (SI)”, mengganti blangkon dengan peci, hingga bersama pengikutnya menentukan arah perjuangan. 




Judul “Guru Bangsa” sendiri bisa dijabarkan secara harafiah. Rumah Tjokro bersama istrinya di Gang Paneleh Surabaya seolah menjadi inkubator bagi calon-calon tokoh perjuangan bangsa kedepan. Mulai dari Agus Salim muda, Semaoen, Dharsono, Musso, hingga Kusno (Soekarno) yang masih culun namun antusias. Gagasan-gagasan baru selain pan-islamisme-nya Tjokro juga mulai berbenih. Terinspirasi dari Revolusi Bolshevik Russia, Semaoen dan kawan-kawan mencoba mengubah arah SI menjadi lebih revolusioner dan radikal. Sejarah mencatatnya sebagai “SI Merah” yang berfokus pada perjuangan kelas-kelas pekerja pribumi yang tertindas untuk merebut haknya.
Pendekatan Garin Nugroho kali ini sedikit teatrikal (dalam arti positif) dibandingkan film biopic sebelumnya yang ia garap. Sosok Tjokroaminoto benar-benar jadi inti cerita dalam film ini. Selain lakon-lakon utama, adegan para kawula-jelata dan tokoh-tokoh semi-fiksi juga banyak porsinya. Stella yang diperankan oleh Chelsea Islan yang merupakan gadis campuran Bali-Belanda yang terpaksa berjualan koran karena ayahnya seorang Belanda tulen di deportasi ke negeri asal nenek moyang nya, dan ibunya seorang Nyai Jawa yang hanya berstatus wanita simpanan, tidak mampu membesarkannya, karena tidak kuat menghadapi tekanan publik akibat menyandang status sebagai seorang "Kafir" dan diceritakan juga sebagai pengagum Tjokroaminoto juga mencintai tanah pribumi.




Lalu ada karakter-karakter komikal seperti Bagong lelaki cebol sahabat Stella, Mbok Tun pembantu di Rumah Paneleh yang cerewet dan doyan mengeluh, Cak Kartolo seniman ludruk, Si Dasi Kupu-kupu, Jenderal Stoom, dan juga ada serombongan seniman Belanda yang punya gedung pertunjukan di Surabaya dan suka membawakan seni pertunjukan barat seperti teater dan ballet. Christine Hakim, artis kawakan yang super terkenal itu, muncul sebagai Mbok Tambeng, kolega Mbok Tun di dapur Rumah Paneleh. Mereka adalah Tokoh-tokoh fiksi yang membawa keceriaan dalam keseriusan.
Sulit untuk tidak dibuat terpesona terhadap film ini. Ciri khas Garin yang berpuitis ria memang masih menonjol kuat di sini. Tak hanya itu saja, Garin sangatlah detail untuk urusan setting lokasi, tempat, hingga properti. Suasana awal tahun 1900an berhasil tersaji dengan amat baik disepanjang film. Deretan trem, mobil klasik, kereta api kuno yang kinclong dan masih berfungsi, setting rumah zaman dulu, hingga replika Oranje Hotel dihadirkan dengan sempurna oleh Garin.




Letak kekuatan berikutnya dari Guru Bangsa Tjokroaminoto berada pada jajaran pemainnya yang sungguh apik dan cemerlang. Tidak perduli seberapa jenuhnya anda melihat Reza Rahadian bermain dalam deretan Film Indonesia akhir-akhir ini (Ya! Dia ada dimana-mana) namun tak dipungkiri bahwa beliau adalah salah satu aktor terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Mulai dari Habibie dalam film HABIBIE & AINUN (2012), Aziz yang kejam namun rapuh dalam film TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013), Satrio yang nyeleneh dalam film KAPAN KAWIN? (2015), Donald Pandiangan dalam film 3 SRIKANDI (2016) hingga yang terbaru sebagai Bossman yang super menjengkelkan dalam film MY STUPID BOSS (2016). Reza selalu memberikan performa terbaiknya ditiap film yang ia mainkan. Kali ini pun ia sebagai sosok tokoh bangsa, mampu memerankan Tjokro dengan baik. Gesture dan gaya berbicara Tjokro ditampilkan dengan apik. Konon Reza mendalami karakter Tjokro ini hasil interpretasi dirinya sendiri usai mendalami sosok Tjokro hanya dalam bentuk cerita, sejarah dan foto saja. 





Sebagai generasi aktor aktris muda, penampilan pemain lainnya seperti Tanta Ginting, Ibnu Jamil, Ade Firman Hakim, Deva Mahenra, Putri Ayudya, Alex Abbad, Chelsea Islan, Christoffer Nelwan, dan Maia Estianty tampil memberikan performa terbaiknya. Bahkan aktor-aktris senior langganan Piala Citra macam Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang hingga Sujiwo Tedjo rela "turun kelas" berada dideretan pemeran pendukung, namun beruntung penokohan yang mereka perankan tetap "kuat berkarakter". Tak heran jika ensemble cast Film GURU BANGSA: HOS TJOKROAMINOTO ini mendapat penghargaan ENSEMBLE CAST TERBAIK dalam ajang Indonesian Movie Actor Awards 2016. Tak hanya itu saja, film ini juga meraih berbagai macam penghargaan lainnya seperti FILM, PENATA ARTISTIK DAN KAMERA TERPUJI dalam Festival Film Bandung 2015, SINEMATOGRAFI, PERANCANG BUSANA DAN ARTISTIK TERBAIK dalam Festival Film Indonesia 2015, FILM BIOSKOP TERPILIH dan ENAM PENGHARGAAN lainnya dalam Piala Maya 2015.




Tidak sekadar bermain-main pada tampilan visual yang menonjolkan kesan ‘mahal’ tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempermainkan emosi penonton yang secara bergantian menciptakan rasa tawa, tegang, hingga meneteskan air mata utamanya pada menjelang film usai saat kalimat termasyhur dari Tjokro dikumandangkan lalu ditutup oleh epilog berwujud kumpulan foto lawas yang membuat siapapun merinding terharu. 




[9/10Bintang]

Sharing Is Caring