Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] Sundul Gan: Biografi Asyik Pendiri Kaskus

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Sundul Gan The Story of Kaskus (2016)
Casts: Albert Halim, Dion Wiyoko, Pamela Bowie, Melissa Karim, Richard Oh, Baim Wong, Ernest Prakasa, Indra Birowo, Tanta Ginting, Paul Agusta, Masayu Anastasia, Afgan, Richard Kyle, Ronny P Tjandra
Director: Naya Anindita
Studio: 700 Pictures, Putrama Tuta Productions


#Synopsis:
Andrew (Albert Halim) adalah seorang mahasiswa IT sekaligus pembuat situs Kaskus asal Indonesia yang tinggal di Seattle Amerika Serikat. Ia sudah sangat nyaman tinggal di Seattle dengan segala fasilitas yang serba cepat dan praktis termasuk fasilitas koneksi internet yang super kencang. Kenyamanan yang didapatkan Andrew itulah yang menyebabkan dirinya senang mengurus dan merawat situs Kaskus di Seattle. Kaskus sendiri ketika awal-awal dibuat oleh Andrew sudah populer dikalangan kolektor video dan foto lewat forum BB17. Para member forum BB17 bahkan kecanduan ngaskus dimanapun dan kapanpun.
Disisi lain ada Ken (Dion Wiyoko) seorang mahasiswa yang baru saja tinggal di Seattle. Ia termasuk golongan pecandu berat games. Kedua orangtua dan keluarganya yang sukses mengembangkan bisnis di Indonesia sangat tidak menyukai kondisi anaknya yang sangat gila games. Dengan kemauan keluarganya, Ken mau tak mau melanjutkan kuliahnya di Seattle Amerika Serikat demi keluarganya bahagia.
Pada suatu malam ketika perkumpulan mahasiswa Indonesia mengadakan pesta, Andrew dan Ken akhirnya bertemu. Mereka kemudian berkenalan dan menjalin persahabatan.
Kehadiran Ken di kehidupan Andrew awalnya membawa dampak positif. Apartemen Andrew akhirnya tidak sepi lagi karena ada Ken yang selalu menemani dan memberi kehebohan dengan aktifitas games nya. Namun semakin lama, kegilaan Ken akan games terpaksa harus dihentikan oleh Andrew demi kesehatan Ken.
Bertahun-tahun berlalu. Ken yang sudah berpacaran lama dengan Pamela mempunyai ide untuk mengembangkan situs Kaskus menjadi semakin luas dan lebar. Ken optimis jika Kaskus diberi kesempatan untuk berkembang pasti akan menjadi salah satu situs terpopuler di Indonesia. Namun, ke optimisan Ken disambut dingin oleh Andrew. Ia merasa dengan Kaskus seperti ini sudah cukup baginya. Alasan lainnya yaitu terbentur modal. Andrew tidak mempunyai modal yang cukup untuk membuat Kaskus lebih besar.
Ken kemudian terus membujuk Andrew untuk bekerjasama membangun Kaskus di Indonesia menjadi lebih besar lagi. Ken berjanji jika keduanya kembali ke Indonesia, Ken akan berusaha sekuat tenaga mencari calon investor sana-sini demi Kaskusnya bersama Andrew itu.
Modal pertama, Ken meminjam modal pada kedua orangtuanya. Agar dipercaya, Ken berjanji jika usaha yang kali ini akan ia jalankan akan sukses besar. Dan jika berhasil, Ken akan mengembalikan modal itu bersama dengan rencana pernikahannya dengan Pamela.
Menyewa rumah sederhana dipelosok gang Ibukota Jakarta sebagai kantor sementara, Kaskus pun resmi mempunyai kantornya. Awalnya Andrew mengeluh dengan kondisi kantor sementaranya itu yang serba minimalis. Namun Ken terus meyakinkan Andrew agar tetap sabar karena ia akan berusaha mencari investor untuk Kaskus.
Hari demi hari berlalu. Keduanya berpacu dengan waktu untuk mendapatkan investor. Ken dibentrokkan dengan jadwal persiapan pernikahannya sementara Andrew tetap sibuk dengan Kaskusnya. Konflik-konflik kecil antara Ken dan Andrew juga ikut mengiringi keduanya dalam membesarkan situs Kaskus.
Akankah semua harapan dan cita cita keduanya untuk Kaskus sebagai situs komunitas terbesar di Indonesia tercapai?


#Review:
Jika Hollywood sudah mengangkat biografi perjalanan sejarah pendiri Apple Inc lewat JOBS (2015), kemudian ada sejarah Facebook lewat THE SOCIAL NETWORK (2012). Indonesia pun tak mau kalah. Salah satu situs komunitas terbesar saat ini yaitu Kaskus diangkat ke layar lebar Film Indonesia oleh sutradara Naya Anindita bersama rumah produksi 700 Pictures dan Putrama Tuta Productions. Sebelumnya, industri perfilman Indonesia sudah mempunyai film yang bertemakan sosial media yaitu REPUBLIK TWITTER (2009).
SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) merupakan debut sutradara Naya Anindita dalam membuat sebuah featured film. Naya Anindita cukup berhasil menghadirkan "bromance" asyik antara Ken dan Andrew. Chemistry keduanya kuat dan melengkapi satu sama lain. Dialog-dialog yang mereka lontarkan sungguh asyik dan tidak kaku. 
Selain sisi persahabatan, Naya Anindita juga mengeksplor dengan baik serta memikat sisi drama struggle from nothing to something lewat perjalanan Ken dan Andrew mendirikan Kaskus. Perjuangan mereka merelakan berbagai hal dihidupnya hingga konflik konflik ringan secara tak langsung memberikan pengaruh positif dan menjadikan SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) semakin berwarna.
Dion Wiyoko dan Albert Halim memberikan chemistry bromance apiknya. Keraguan gue akan performa mereka hilang sudah saat melihat keduanya beraksi di layar lebar. Chemistry bromance keduanya tak kalah hebatnya dengan Ben dan Jody di FILOSOFI KOPI (2015). 
Dion Wiyoko yang totalitas hingga menaikkan berat badannya demi menyerupai Ken versi Asli tampil memuaskan. Albert Halim pun tampil tak kalah memikatnya seperti Dion. Tak hanya mereka, jajaran pemain pendukung hingga sederet cameo pun memberikan kontribusi cukup baik dan mencuri perhatian difilm ini. Hingga tak terbayangkan sosok penyanyi Afgan juga bisa muncul sebagai cameo difilm ini! Haha
Dibalik bromance chemistry apik serta cerita memikatnya, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) memiliki sedikit poin minus pada segi visual. Pengelihatan gue hampir 85% film ini menggunakan Green-Screen. Cukup disayangkan. Entah faktor kurang modal atau bagaimana yang jelas jika menggunakan set lokasi atau properti real mungkin akan terlihat jauh lebih baik. Beruntung, sisi minus itu kembali terobati dengan efek animasi game-game lawas yang ditampilkan. Lumayan detail dan tidak terlihat maksa. Beberapa properti pun cukup mewakili pada masanya.
Overall, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS is simply-nice bromance chemistry about founder Kaskus. Goodjob gan! Cendol nya mana nih?! 😄


[8/10Bintang]

[Review] My Stupid Boss: Atasan Yang Super Menjengkelkan Namun..

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: My Stupid Boss (2016)
Casts: Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Alex Abbad, Chew Kinwah, Bront Palarae, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnaen, Melissa Karim
Director: Upi
Studio: Falcon Pictures



#Synopsis:
Diana (Bunga Citra Lestari) akhirnya mendapatkan informasi lowongan pekerjaan diperusahaan milik teman suaminya di Malaysia. Sang Suami (Alex Abbad) bekerja cukup dengan tinggal dirumah saja karena pekerjaannya sudah terkoneksi dengan segala gadget yang dimilikinya. Diana sudah merasa jenuh jika hanya sebatas sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia memutuskan untuk melamar ke perusahaan teman suaminya itu.
Hari interview pun datang. Diana tampak sangat excited dan bersiap untuk diwawancara. Diana yakin interview ini berjalan lancar karena pemilik perusahaan itu adalah orang Indonesia juga dan teman dari suaminya. Setibanya diruangan kantor,  Diana melihat dua calon interview lainnya. Satu persatu mereka dipanggil dan Diana mendapat giliran paling terakhir. Alangkah terkejutnya, usai sesi interview kedua orang itu keluar dari ruangan pemilik perusahaan dengan sikap yang penuh amarah dan membenci si pemilik perusahaan.
Singkat cerita, Diana akhirnya diterima di perusahaan milik Bossman (Reza Rahadian). Diana diterima dibagian Kepala Administrasi atau dalam bahasa Malaysia Bagian Kerani. Ditempat kerjanya kini, Diana mempunyai nama baru yaitu Kerani.
Makin hari Diana makin takjub dan dibuat jengkel dengan segala kelakuan atasannya itu yang super pelit, super aneh, super menyebalkan dan anti demokratis. Rupanya tak hanya Diana yang merasakan itu. Seluruh karyawan lainnya pun merasakan hal yang dirasakan oleh Diana. Ia sempat berfikir untuk resign. Namun keputusan itu ditolak oleh sang suami. Ia mencoba membujuk dan mengajarkan Diana untuk bisa menghadapi sikap temannya yang mempunyai sikap itu dari dahulu.
Setelah dibujuk oleh sang suami, Diana tidak jadi untuk resign. Diana kemudian mempunyai ide cemerlang. Dibantu oleh keempat karyawan lainnya “perang” pun dimulai. Ide Diana pun membuat Bossman kewalahan dan menaruh kecurigaan pada bawahannya itu. Kecurigaan Bossman membuat Diana benar-benar naik pitam, langsung resign, makin membenci  dan tak ingin menemui Bossman lagi.
Akankah Diana benar-benar resign dari perusahaan milik Bossman?



#Review:
Duet maut Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari kembali tersaji di layar lebar bioskop. Jika sebelumnya duet maut mereka bergelut di genre Drama lewat HABIBIE & AINUN (2012) yang sukses menembus lebih dari 4.000.000 penonton diseluruh Indonesia dan menjadikan salah satu Film Indonesia terlaris sepanjang masa, kini lewat tangan salah satu sutradara terbaik di Indonesia yaitu Upi dan rumah produksi Falcon Pictures, mereka kembali lewat genre komedi yang mengadaptasi dari novel berjudul My Stupid Boss karya Chaos@Work.
My Stupid Boss memberikan sensasi menjengkelkan (banget). Segala kelakuan aneh Bossman digambarkan dengan menyebalkan oleh Upi. Adegan demi adegan berhasil menyulut kekesalan disepanjang film. Dibalik adegan-adegan menyebalkan itupun, Upi berhasil menyelipkan beberapa sisi komedinya. Meskipun ada beberapa part komedi yang cukup garing menurut gue. Film My Stupid Boss juga tak lupa memberikan sisi menyentuhnya (walaupun cuma sekejap saja). Haha!
Seperti biasanya, Reza Rahadian (lagi-dan-lagi) tampil (selalu) paling cemerlang ditiap filmnya. Jika di HABIBIE & AINUN, TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK, TEST PACK, HOS TJOKROAMINOTO, PENDEKAR TONGKAT EMAS, PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN, PERAHU KERTAS, KAPAN KAWIN, HARI UNTUK AMANDA dan BROKEN HEARTS Reza tampil love-able dan everyone loves him, di MY STUPID BOSS ini Reza tampil 180 derajat berbanding terbalik. Ia berhasil menghadirkan sosok Bossman yang nyeleneh dan menjengkelkan. Siapapun mungkin akan merasakan apa yang dirasakan Diana dalam menghadapi si Bossman. Reza benar-benar bertransformasi sebagai Bossman dengan kostum dan make-up yang luar biasa. Tim wardrobe dan make-up berhasil merubah Reza Rahadian yang idaman semua orang menjadi sosok yang tak enak dipandang mata. Haha
Bunga Citra Lestari pun tampil sangat mengimbangi lawan mainnya itu. Chemistry keduanya memang sudah tak perlu diragukan lagi semenjak HABIBIE & AINUN. Namun jajaran pemain pendukung lainnya terutama para pemain Malaysia tidak memberikan kesan membekas setelah film usai. Mudah dilupakan banget karena tertutup oleh kualitas Reza Rahadian.
Penempatan lagu-lagu legendaris Malaysia yang menjadi Soundtrack menjadi poin plus selanjutnya. Cindai dan Gerimis Mengundang menggema sungguh menjadi salah satu hiburan efektif difilm ini. Set lokasi yang konon sengaja dibangun bukan di kantor asli sungguhlah niat banget dan terlihat tidak asal jadi. Two thumbs up Upi!
Overall, Bossman is stole our hearts again! Hingga postingan ini dibuat, Jumlah penonton My Stupid Boss udah mencapai 2.000.000 penonton diseluruh Indonesia. Good job Reza!



[8/10Bintang]

[Review] Angry Birds The Movie: Amarah Para Burung Diangkat Ke Layar Lebar

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Angry Birds The Movie (2016)
Casts: Jason Suedekis, Josh Gad, Danny McBride, Maya Rudolph, Bill Hader, Peter Dinklage, Sean Penn, Keegan-Michael Key, Kate McKinnon
Director: Clay Katytis, Fergal Reilly
Studio: Columbia Pictures, Sony Pictures, Rovio Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Angry Birds The Movie (2016)



#Synopsis:
Red (Jason Suedekis) seekor burung merah sedari kecil sudah dikenal sebagai burung yang mudah terpancing amarahnya. Tak hanya itu saja, alisnya yang tebal juga sering jadi bahan celaan burung disekitarnya. Itulah yang menyebabkan ia tinggal di tepi pantai sendirian jauh dari pemukiman desa burung.
Beranjak besar, Red kemudian mencoba untuk memasuki kelas pengendalian emosi milik seekor burung putih bernama Matilda (Maya Rudolph). Tujuannya agar Red bisa meredam emosinya dan tidak dijauhi oleh warga di pulau burung. Di kelas tersebut ia juga berkenalan dengan siswa lainnya. Mereka adalah Chuck (Josh Gad) burung kuning yang sedang belajar mengendalikan kekuatannya, kemudian Terrence (Sean Penn) burung merah besar yang terlihat menyeramkan dan Bomb (Danny McBride) burung hitam yang mempunyai tujuan sama seperti Chuck.
Suatu hari, pulau burung kedatangan sebuah kapal besar yang melabuh dipinggiran pantai tepat dekat rumah Red. Ia tak menerima kedatangan kapal besar yang rupanya dimiliki para babi hijau itu. Pasalnya, kapal besar itu merusak tempat tinggalnya.
Kedatangan para babi hijau yang dipimpin oleh Leonard (Bill Hader) ke pulau burung itu untuk menjalin persahabatan dengan para burung. Untuk meyakinkan sesepuh pulau burung dan para penduduknya, Leonard memberikan pesta mewah, ketapel raksasa, dan pesta musik besar-besaran pada penduduk pulau burung.
Red merasa curiga dengan kedatangan Leonard beserta kapal besarnya yang serba mendadak dan langsung dicintai oleh penduduk pulau burung. Dengan mengajak temannya di kelas pengendalian emosi, Red, Chuck dan Bomb kemudian mencoba menyusup ke dalam kapal besar milik Leonard. Dan mengejutkan. Ketiganya menemukan ratusan babi hijau lainnya yang sedang bersembunyi di kapal itu. Hal itu kemudian menyulut emosi Red dan ingin membuktikan kebohongan Leonard pada penduduk pulau burung.
Namun seperti biasanya, perkataan Red tidak pernah ada yang mendengarnya. Penduduk pulau burung sudah terlanjur terlena dengan segala yang telah diberikan oleh Leonard beserta anak buahnya. Merasa makin tersudut, Red kemudian berfikir untuk bisa menemui Mighty Eagle (Peter Dinklage), Burung Elang legendaris yang selalu menolong dan melindungi pulau burung. Dengan mengajak Chuck dan Bomb, ketiganya kemudian berusaha menemui Mighty Eagle dengan menelusuri hutan, lembah dan pegunungan.
Akhirnya, perjuangan Red dan kedua temannya membuahkan hasil. Mereka berjumpa dengan Mighty Eagle di puncak gunung. Tapi harapan tak sesuai dengan kenyataan. Sang burung elang ternyata sudah pensiun dan tidak mau lagi melakukan aktifitas seperti dahulu. Kecewa dengan sikap Mighty Eagle, Red dan kawan-kawan kemudian kembali ke desa burung.
Setibanya di desa burung. Kondisinya sudah kacau. Ketika pesta musik berlangsung, anak-anak buah Leonard beraksi mencuri telur-telur milik penduduk desa burung. Tak hanya mencuri saja, mereka juga meluluh lantahkan desa dengan bom-bom yang telah mereka siapkan.
Bisakah Red, Chuck, Bomb dan lainnya menyelamatkan telur-telur para penduduk dari genggaman para babi hijau? Bagaimana nasib para calon generasi penerus desa burung? Apakah akan berakhir tragis menjadi santapan para babi hijau?



#Review:
Salah satu game populer dari smartphone yaitu Angry Birds milik Rovio Entertainment akhirnya resmi mempunyai versi layar lebar yang diangkat oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures. Jauh-jauh hari sebelum versi film dirilis, Rovio Entertainment yang berdomisili di Finlandia sudah membuat serial Angry Birds versi short movie yang diberi judul Angry Birds Toons.
Harus diakui, Angry Birds The Movie ini benar-benar cerah, ceria dan berwarna. Para burung yang biasanya digambarkan sederhana (tanpa sayap dan kaki pada versi game) di versi film ini mempunyai organ tubuh yang lengkap. Tapi gue tetap jatuh hati pada Angry Birds versi sederhana karena sudah iconic dibandingkan dengan versi filmnya. Desa burung yang digambarkan pun tampil cukup memanjakan mata.
Angry Birds The Movie ini mungkin dibuat hanya ditujukan untuk anak-anak saja. Segi cerita tampaklah mudah banget ditebak. Sisi from zero to hero dan krisis percaya diri kembali diangkat di film ini. Plot itulah yang cukup menyita durasi di awal hingga pertengahan. Namun sedikit tertolong dengan animasi yang memanjakan mata dan humor-humor yang kadang garing dibeberapa bagian. Klimaks peperangan antara para burung dan babi hijau hanya disimpan di akhir film saja dengan durasi yang tak terlalu lama juga. Padahal part peperangan itulah yang membuat gue penasaran dengan film ini.
Euforia Quicksilver jadi scene-stealer pada X-Men Days of Future Past (2014) dan X-Men: Apocalypse (2016) rupanya sedikit dimanfaatkan oleh film ini lewat karakter Chuck si burung kuning. Entah disini juga aksi Chuck akan menjadi scene-stealer juga atau tidak, tapi yang jelas, scene-stealer buat gue adalah bayi-bayi burung yang menggemaskan overloaded itu. Yang cukup mengecewakan menurut gue adalah Soundtrack. Terkesan “tidak modal” hanya comot lagu-lagu yang sudah hits dan kemudian direcycle oleh penyanyi Demi Lovato. Huftness
Overall, Angry Birds The Movie is colorful and just for kids. Nothing special.



[7/10Bintang]

[Review] X-MEN Apocalypse: Sosok Mutant Pertama Di Dunia Siap Menghancurkan Dunia

- Tidak ada komentar



#Description:
Title: X-Men: Apocalypse (2016)
Cast: Michael Fassbender, James McAvoy, Jennifer Lawrence, Oscar Isaac, Nicholas Hoult, Rose Byrne, Evan Peters, Sophie Turner, Tye Sheridan, Kodi Smith-McPee, Olivia Munn, Ben Hardy, Alexander Shipp, Hugh Jackman
Director: Bryan Singer
Studio:  20th Century Fox, TSG Entertainment, Bad Hat Harry Productions, Marvel Entertainment


#Trailer:

Official Trailer X-Men: Apocalypse (2016)


#Synopsis:
En Sabah Nur (Oscar Isaac) yang merupakan sosok mutant tertua dan pertama di dunia baru saja bangkit dari “tidur panjangnya” setelah ribuan tahun lamanya berkat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Moira MacTaggert (Rose Byrne) seorang petugas CIA yang merupakan teman dekat Professor Charles Xavier (James McAvoy). Bangkitnya En Sabah Nur atau Apocalypse di Kairo Mesir ini mengancam kelangsungan peradaban manusia dan mutant di dunia. En Sabah Nur ingin dunia kembali berada digenggamannya dan melakukan pemusnahan massal diseluruh penjuru dunia.
En Sabah Nur kemudian mencari empat mutant untuk menjadi anak buahnya atau yang dikenal sebagai The Four Horseman. Mereka adalah Storm (Alexander Shipp) mutant jalanan di Kairo Mesir, Pyslocke (Olivia Munn) mutant yang ia temukan ketika akan membuat identitas untuk Storm, lalu Angel (Ben Hardy) mutant petarung bersayap yang baru saja kalah usai pertandingan melawan mutant bernama Nightcrawler (Kodi Smith-McPhee).
Disisi lain, Erik Lehnsherr atau Magneto (Michael Fassbender) kini sudah hidup tentram dan damai dengan identitas baru dan keluarga kecilnya di pinggiran Mongolia. Ia merubah identitasnya menjadi seorang pekerja mekanik bernama Henryz agar tidak terdeteksi oleh CIA dan FBI bahwa ia adalah Erik yang telah membunuh Presiden JFK dan membuat kekacauan di Washington D.C pada beberapa waktu yang lalu.
Kebangkitan En Sabah Nur mengguncangkan seluruh daratan dunia. Guncangan itu mengakibatkan banyak hal, salah satunya adalah kekuatan Henryz atau Magneto tidak sengaja keluar ketika ia menolong rekan kerjanya yang sedang bekerja. Semua rekan kerjanya terkejut dan keanehan melihat Henryz kala itu. Terkuaknya siapa sosok sebenarnya Henryz membuat ia kehilangan kembali orang-orang yang dicintainya. Henryz sangat terpukul dan menyalahkan akan segala kekuatan yang ia punya.
En Sabah Nur kemudian Memanfaatkan kesedihan yang sedang dialami oleh Magneto dengan mengajaknya bergabung dalam The Four Horseman untuk merebut kembali kekuasaan dunia dan memusnahkan seluruh umat manusia. Atas dasar rasa sakit hati karena beberapa kali kehilangan orang terdekatnya, Magneto kemudian bergabung dengan En Sabah Nur.
Mendengar sosok mutant pertama di dunia kembali bangkit dan mengetahui seluruh rencananya, Raven atau Mystique (Jennifer Lawrence) kemudian mengumpulkan mutant-mutant dari sekolah Professor Charles Xavier untuk menyelamatkan bumi. Mereka adalah Hanks atau Beast (Nicholas Hoult), Peter atau QuickSilver (Evan Peters), Jean Grey (Sophie Turner), Cyclops (Tye Sheridan) dan Nightcrawler.
Semuanya bersatu untuk mengalahkan En Sabah Nur dan The Four Horseman agar tidak terjadi Apocalypse atau kiamat di alam semesta ini. Bisakah kali ini tim X-Men bersama Professor Charles Xavier mengalahkan En Sabah Nur?


#Review:
Setelah kemarin dimanjakan dengan aksi spektakuler Team The Avengers lewat Civil War (2016) kini giliran para mutant milik Marvel Studios beraksi diseluruh bioskop dunia. X-Men Apocalypse dimulai setelah kejadian X-Men First Class (2011). Pihak 20th Century Fox berhasil menuai acungan jempol ketika keputusannya untuk me-reset Saga X-Men. Keputusan yang diambil ternyata tepat lewat X-Men Days Of Future Past (2014). Saga X-Men versi reset kini tampil memukau, sedikit kelam namun tetap menghibur khas Marvel Studios.
X-Men Apocalypse memiliki poin plus yaitu chemistry yang kuat diantara para mutant. Contohnya adalah chemistry antara Professor Charles Xavier dan Magneto serta Mystique dengan para mutant lainnya. Kerjasama yang mereka lakukan sungguh terasa real dan tidak berlebihan. Di X-Men Apocalypse kali ini sisi lain dari Magneto pun dieskplor cukup mendalam hingga terkuak alasan mengapa selama ini sosok Magneto tampil antagonis di Saga X-Men. Jajaran mutant lainnya pun diberi porsi pengenalan yang pas dan memikat. En Sabah Nur berhasil digambarkan powerful dan menakutkan. Anggota The Four Horseman lainnya juga sama.
Jika sisi “serius” nya berhasil disajikan lewat mutant-mutant diatas, untuk sisi “hiburan” nya X-Men Apocalypse menyuguhkannya lewat mutant-mutant seperti QuickSilver (as always he’s my favorite mutant) yang lagi-lagi menjadi scene stealer dan kali ini porsi QuickSilver jauh lebih banyak dan memuaskan. Dilanjut dengan Cyclops, mutant yang sedang berusaha mengendalikan kelebihannya, kemudian ada Nightcrawler yang sekilas mirip Andhika Kangen Band versi mutant LOL.
Sisi visual pun seperti biasanya tampil bombastis. Marvel Studios memang tidak pernah mengecewakan dalam urusan visual efek. Exploring berbagai belahan dunia pun tergambar memukau. Visual daratan Mesir dan segala pernak-pernik khas Mesir di X-Men Apocalypse ini yang paling mencuri perhatian gue. Meskipun gue yakin, someday pasti bakalan ada yang bilang jika X-Men Apocalypse ini adalah Illuminati. Haha.
Overall, secara keselurahan X-Men Apocalypse memuaskan buat gue. Segala komponen didalamnya tidak ada yang mengecewakan. Favorite Marvel Movies after The Avengers Heroes.

[8.5/10Bintang]

[Review] Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 at The Trans Luxury Hotel Bandung

- Tidak ada komentar


Konser Off-Air untuk kesekian kalinya kembali digelar oleh salah satu penyanyi pria terbaik di Indonesia yaitu Afgan. Yang membedakan dengan konser sebelumnya adalah, Konser kali ini merupakan rangkaian tour Afgan dalam mempromosikan album terbarunya berjudul SIDES yang akan segera dirilis setelah usai moment Lebaran tahun 2016.

Kota kembang Bandung ditunjuk sebagai kota pertama untuk Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 yang bertempat di GrandBallroom The Trans Luxury Hotel. Team #AfganSIDES membagi 4 golongan tiket yaitu:

VIP Class (Rp.1.000.000,-)
GOLD Class (Rp.750.000,-)
Silver Class (Rp. 500.000,-)
Festival Class (Rp.200.000,-)


Dari keempat golongan tiket tersebut VIP Class lah yang paling cepat sold-out lantaran kursi yang disediakan sangatlah terbatas. VIP Class juga dimanjakan dengan posisi duduk yang tepat berada paling depan stage #AfganSIDES. Keluarga besar Afgan, kerabat dekat, teman-teman hingga Walikota Bandung, Ridwan Kamil beserta istri menyempatkan hadir menyaksikan Konser #AfganSIDES ini.

Sekitar pukul 15:00 WIB Team #AfganSIDES mengizinkan beberapa pembeli ticket pada tanggal 01-12 Mei 2016 bisa menyaksikan Rehearsal (Gladi Resik) Afgan dan pengisi acara. Salah satu orang yang beruntung itu adalah gue. Gue berhasil mendapatkan GOLD CLASS TICKET dari @KampungSeleb dan @Telkomsel  gara-gara ikutan quiz di Instagram. 

Tak hanya itu saja, mereka (termasuk gue) juga diberi kesempatan untuk Meet & Greet bersama Afgan yang kenyataannya Meet & Greet itu hanyalah foto per-berlima orang saja dan berlangsung sangatlah singkat. Gue sih berharapnya bisa berbincang-bincang sama Afgan dan bisa berfoto dan selfie pakai ponsel pribadi, tapi kondisinya mungkin Afgan harus istirahat dan akhirnya kita Cuma bisa memakluminya.

Konser  #AfganSIDES dimulai sekitar pukul 20:00 WIB. Open gate dibuka sekitar satu jam sebelum pertunjukan dimulai. Festival Class adalah yang paling penuh antriannya dibandingkan Class lainnya. Dengan dibantu oleh mba-mba supercantik mengenakan kaos Afganisme terbaru para pemegang tiket VIP hingga Silver Class ditunjukkan ke tempat duduknya masing-masing. Alhamdulillah gue masuk deretan Gold Class dimana posisinya tidak terlalu jauh dengan stage #AfganSIDES dan berselebahan juga dengan pemenang quiz yang sama.

Konser yang disponsori oleh Good Day Coffee, Relaxa, Garnier Sakura dan Visit Indonesia ini dibuka dengan sebuah cuplikan seperti teaser akan album terbaru Afgan yang berjudul SIDES. Video nya sungguh keren abis berasa video-video klip musisi mancanegara. Setelah itu lalu muncul sang bintang utama yaitu Afgan. Diiringi oleh The Gandarianz, Afgan mulai menyanyikan beberapa hit-single upbeat miliknya:

Pesan Cinta
Katakan Tidak
Tak Peduli
Dia Dia Dia

Setelah memanaskan suasana GrandBallroom The Trans Luxury Hotel, Afgan kemudian sedikit mendinginkan suasana dengan menyanyikan lagu

Betapa Aku Cinta Padamu dengan suasana Jazzy
Bawalah Cintaku

Dilanjut dengan Track pada album The One (2010) yang merupakan lagu favorit gue yang sayang banget gak masuk ke single-single Afgan yaitu

Masih Untukmu

Setelah itu dilanjut dengan medley lagu-lagu slow yang cukup HITS seperti

Sabar
Sadis dengan sedikit aransemen dan improvisasi baru yang bikin merinding

Setelah bergalau ria lewat Sabar dan Sadis, Afgan kembali memanaskan suasana lewat lagu

Knock Me Out dengan visual effect yang memukau dan berdansa ria seperti yang sudah dilakukan pada Konser SOUND OF LOVE SCTV pada Februari 2016 lalu
Wajahmu Mengalihkan Duniaku

Dan untuk yang pertama kalinya, Afgan membawakan single terbarunya berjudul KUNCI HATI yang merupakan ciptaan sahabat dekat Afgan yaitu Inu Numata.

Kunci Hati (Download)

Usai menyanyikan single terbarunya, Afgan kemudian membawakan lagu Tribute To Michael Jackson berjudul

Chilhood dengan pencahayaan sangat minim dan menggunakan background foto-foto masa kecil seorang Afgan menjadikan part ini sungguh memukau.
Bukan Cinta Biasa

Setelah itu kemudian Afgan menyanyikan lagu Percayalah. Namun disayangkan Raisa tidak bisa hadir diacara Konser #AfganSIDES ini. Afgan kemudian mengajak seluruh audience untuk menyanyi bersama hit-single itu.

Percayalah

Usai beromantis ria lewat lagu Percayalah, Afgan kemudian mengcover hits milik Charlie Puth dan Selena Gomez yang berduet dengan Rossa

We Don’t Talk Anymore. Dengan irama yang enak untuk berjoget, Afgan dan Rossa sangat lincah berjoget hingga membuat seluruh penonton histeris. Genit! :D
Kamu Yang Kutunggu

Usai berduet dengan Rossa, Afgan kembali membawakan Track album The One (2010) yaitu

Rumahmu Jauh dengan aransemen baru yang ear-catchy

Dengan jeda break sebentar sambil memutar Teaser #AfganSIDES Album, Afgan kemudian menggebrak panggung dengan mengcover lagu-lagu yang menjadi inspirasinya dalam bermusik yaitu

Adventure Of My Life (ColdPlay)
Hotline bling (Drake)
Sorry (Justin Bieber)
Runaway Baby (Bruno Mars)

Usai bersenang-senang ria lewat cover lagu, Afgan kemudian kembali bermellow lewat lagu hits nya

Jodoh Pasti Bertemu

Dua lagu terakhir ini adalah KLIMAKS yang diberikan oleh Afgan yaitu

Terima Kasih Cinta dengan improvisasi endingnya yang bikin merinding. Gila! Semoga Terima Kasih Cinta versi konser ini muncul di album #AfganSIDES nanti. Sumpah gue terharu dengernya gan!
Panah Asmara. Menjadi ending yang paling memukau. Afgan turun dari stage dan bersalaman dengan seluruh audience (tapi sayang gue gak kebagian karena rebutan) kemudian berjoget semua. Iringan band The Gandarianz di akhir konser ini sungguh enak untuk berjoget. Andai saja pop-up confetti ditebar ketika konser usai pasti akan jauh lebih nendang gan! Tapi gue maklum sih ga pasang pop-up confetti, bikin sampah jadinya kan. Kasian mana besoknya (Minggu, 15 Mei 2016) ada event wedding ditempat yang sama :’D

Overall, secara keseluruhan Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 itu memukau. Suguhan apik tentang vokal, koreografi dan interaksi interaktif dengan audience nya menghibur! See you next time Afgan! Sukses untuk #AfganSIDES di kota lainnya!

[Review] Ada Apa Dengan Cinta 2: Legend Couple Is Back!

- Tidak ada komentar


#Description:

Title: Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Casts: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Sissy Prescillia, Adinia Wirasti, Titi Kamal, Dennis Adhiswara, Ario Bayu, Christian Sugiono, Sarita Thaib, Dimi Cindyastira
Director: Riri Riza
Studio: Miles Films, Legacy Pictures


#Trailer:

Official Trailer Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)


#Synopsis:

Cinta (Dian Sastrowardoyo), Milly (Sissy Prescillia), Karmen (Adinia Wirasti) dan Maura (Titi Kamal) akhirnya menyempatkan kembali untuk berkumpul setelah beberapa tahun terpisah oleh kesibukan mereka masing-masing. Genk Cinta sebutan untuk ke-empat wanita itu memutuskan untuk berlibur sekaligus reunian ke Kota Yogyakarta tanpa pasangan mereka masing-masing. Cinta hidupnya sudah bahagia karena sudah bertunangan dengan Trian (Ario Bayu), Milly sudah berumah tangga dengan Mamet (Dennis Adhiswara) dan akan segera memiliki buah hati, Maura sudah berbahagia dengan keluarga kecilnya bersama Tian (Christian Sugiono) dan Karmen kini sudah jauh lebih baik dan rajin mengikuti perkumpulan Yoga setelah masuk panti rehabilitasi narkoba.
Dibelahan benua lain yaitu Amerika, Rangga (Nicholas Saputra) tengah sibuk dengan rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa, penulis dan pemilik kedai kopi kecil-kecilan yang dibangun bersama teman bulenya disana. Pada suatu hari, Adik tiri Rangga yang bernama Sukma (Dimi Cindyastira) yang tinggal di Kota Yogyakarta datang menemuinya ke Amerika. Ia memohon pada Rangga untuk pulang ke Indonesia dan menemui Ibunya (Sarita Thaib). Rangga sempat menolak lantaran rasa sakit hati yang pernah dikecewakan oleh sang Ibu ketika Rangga masih kecil. Namun berkat dorongan temannya, Rangga kemudian memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Misi Rangga pulang ke Indonesia tak hanya untuk menemui Ibunya, ada satu misi lainnya yaitu menemui Cinta dan menjelaskan alasan mereka harus berpisah kala itu. Bagaikan takdir. Cinta pergi berwisata ke Kota Yogyakarta, dan Rangga pun menuju ke kota yang sama. Semua terjadi mengalir begitu saja tanpa ada rencana. Milly dan Karmen lah yang pertama kali melihat Rangga berada di Kota Yogyakarta.
Setelah melihat wujud Rangga, Milly, Karmen dan Maura awalnya memutuskan untuk merahasiakan nya pada Cinta karena mereka tak ingin membuat hubungan Cinta dan tunangannya Trian berantakan. Namun, tak lama kemudian mereka memutuskan untuk mempertemukan Rangga dengan Cinta tujuannya hanya satu yaitu untuk menuntaskan semua masalah dan alasan yang selama ini mereka pendam.
Awalnya Cinta menolak untuk menemui Rangga. Ia masih merasakan sakit hati ketika Rangga memutuskan hubungan dengannya. Namun karena alasan Milly, Karmen dan Maura, akhirnya Cinta mau menemui Rangga sekaligus menuntaskan semua urusannya dengan Rangga agar tidak mengganggu hubungan Cinta dengan Trian.
Setelah Ratusan Purnama terpisah. Tibalah Cinta dan Rangga bertemu setelah empat tahun Rangga mengucap kata perpisahan tanpa alasan pada Cinta. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan berbicara empat mata. Dengan amarah yang dipendam dan dikeluarkan secara perlahan, Cinta menjabarkan rasa sakit hati dan kecewanya pada Rangga. Rangga hanya bisa diam dan meminta maaf mendengar semua perkataan Cinta.
Setelah Cinta mengungkapkan kekecewaanya, Kini Rangga menjelaskan alasannya memutuskan hubungan dengan Cinta. Sambil berjalan menelusuri penjuru kota, menikmati alam, melihat berbagai kesenian dan mencicipi kuliner khas Yogyakarta, Rangga menjelaskan semuanya pada Cinta hingga tak terasa perjalanan mereka berdua terus berlanjut hingga larut malam. Milly, Karmen dan Maura dilanda kegelisahan lantaran Cinta belum juga pulang. Cinta kemudian mengabarkan pada ketiga sahabatnya itu bahwa ia baik-baik saja.
Waktu pun terus berlalu hingga menunjukkan pukul 04:30 dini hari. Rangga dan Cinta pergi ke Gereja Ayam Punthuk Setumbu untuk menikmati Sunrise. Setelah seharian penuh bersama dan menghadirkan moment mengejutkan, keduanya memutuskan untuk berpisah secara damai. Cinta kembali ke Jakarta melanjutkan rutinitasnya. Akan tetapi, tiba-tiba Rangga memohon untuk bisa bertemu kembali sekali lagi sebelum ia terbang ke Amerika.
Cinta menghiraukan semua permohonan Rangga, karena ia ingin menghargai hubungannya bersama Trian. Namun yang mengejutkan, Rangga nekat menemui Cinta di Gallery Art milik Cinta. Rangga kemudian berkata jujur bahwa ia ingin memiliki Cinta untuk sekali lagi. Akankah Cinta menerima Rangga atau tetap memilih Trian sebagai pendamping hidupnya?


#Review:

Legenda Couple Film Indonesia yaitu Rangga dan Cinta kembali menyapa pecinta Film Indonesia setelah 14 tahun jarak antara AADC Pertama (2002) kini giliran sutradara Riri Riza mengambil alih disekuel yang keduanya ini yang di edisi pertamanya disutradarai oleh Rudi Soedjarwo.
AADC Pertama (2002) merupakan salah satu tanda bangkitnya Film Indonesia. Terbukti kala itu, AADC Pertama mencetak Box Office Indonesia dan masuk Top10 Box Office Indonesia Sepanjang Masa. Tak hanya itu saja, merchandise hingga CD Soundtrack pun laku keras dimana-mana. Beberapa dialog dan karakter AADC Pertama pun menjadi iconic hingga sekarang.
Berakhirnya AADC Pertama yang menggantung itulah membuat semua para pecinta Rangga dan Cinta dibuat penasaran. Seperti apakah kelanjutan kisah mereka. Hingga 14 tahun kemudian rasa penasaran itu terbayarkan dengan manis, hangat, mempesona dan tetap sederhana seperti AADC Pertama. Riri Riza berhasil menyajikan reuni akbar AADC Pertama dengan hampir sempurna. AADC Kedua arahan Riri Riza tidak tampil ingin mengungguli seri pertamanya. Riri Riza sangat menghormati AADC Pertama contohnya dengan menampilkan beberapa scene yang serupa tapi tak sama. Kehangatan persahabatan antara Genk Cinta yang terjalin makin matang dan kuat satu sama lain. Chemistry diantara mereka begitu indah sama halnya ketika Genk Cinta masih duduk dibangku SMA. Dian Sastrowardoyo setelah comeback lewat 7/24 (2013) karya Fajar Nugros, ia sukses mencuri perhatian dan mengobati rasa kangen para penggemarnya. Di AADC Kedua pun Dian Sastrowardoyo kembali mengobati rasa rindu para penggemarnya. Totalitas yang Dian lakukan begitu mempesona disepanjang film. Jiwa Cinta begitu melekat didiri Dian. Gesture-gesture khas Cinta masih dilakukan dengan baik oleh Dian. Gerak-gerak alis manjah ala Cinta dilakukan dengan manis dan genit olehnya. Duh! Mba Dian gakuku! :3
Tak hanya Dian yang apik mempesona memerankan Cinta, Nicholas Saputra pun masih mempesona sebagai Rangga yang kini sudah dewasa. Sikap cool dengan tatapan tajam manjah sangat baik ditampilkan oleh Nico. Puisi-puisi indah karya M. Aan Mansyur yang dibawakan oleh Rangga begitu menggelegar dahsyat disepanjang film. Kata-kata puitis nan indah berhasil diucapkan dengan baik.
Poin plus lainnya dari AADC Kedua adalah pengambilan lokasi shooting yang mayoritas di Kota Yogyakarta. Riri Riza menyajikan keindahan Kota Yogyakarta lewat spot-spot yang anti-mainstream. Gereja Ayam Punthuk Setumbu adalah contohnya. Sepertinya belum pernah ada yang mengexplore keindahan Punthuk Setembu disepanjang sejarah Film Indonesia. Mayoritas kebanyakan mengexplore Keraton atau Candi-Candinya. AADC Kedua pun tidak “mabok-drone” seperti Film Indonesia kebanyakan. Cukup sekali penggunaan drone, AADC Kedua bisa tampil sangatlah indah gambarnya.
Alunan Soundtrack yang kembali diciptakan oleh musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed cukup easy listening. Ratusan Purnama cukup mewakili isi film. Namun menurut gue magic Soundtrack AADC Pertama masih sangat mempesona dibandingkan Soundtrack AADC Kedua.
Yang cukup mengganggu mungkin seperti pada Film Indonesia lainnya yaitu product placement. Terlebih untuk Ponsel. Jika menonton Film AADC Kedua ini lebih dari sekali mungkin akan sedikit jeli dimana adegan awal film, Cinta terlihat banget menutup logo ponselnya. Baru pada part pertengahan ponsel yang Cinta pakai langsung berubah menjadi ponsel yang sponsorin AADC Kedua.
Overall, secara keseluruhan AADC Kedua memuaskan! One of the best and favorite romantic Indonesia of the year so far! Tak heran jika dalam kurang dari sebulan Film AADC kedua ini telah meraup lebih dari 3.000.000 penonton diseluruh Indonesia. Blockbuster!


[9.5/10Bintang]

[New Single] Afgan - Kunci Hati (2016)

- Tidak ada komentar

Setelah single KNOCK ME OUT yang dirilis pada moment Valentine 2015 lalu dan hit-single PERCAYALAH yang berduet dengan Raisa dirilis kepasaran dan langsung menjadi hits dibeberapa chart musik hingga menyabet penghargaan musik, kini Afgan kembali merilis single terbarunya berjudul KUNCI HATI pada 14 Mei 2016. Perilisan single karya Inu Numata ini bertepatan dengan konser AFGAN SIDES INDONESIA TOUR 2016 yang dimana Bandung menjadi kota pertama diselenggarakan konser yang disponsori oleh Gooday Coffee, Relaxa dan Visit Indonesia.
Direncanakan album terbaru Afgan berjudul SIDES itu akan dirilis usai Lebaran 2016 mendatang. Album ke-4 penyanyi kelahiran 27 Mei 1989 ini akan menampilkan sisi lain seorang Afgan baik itu dari segi musik, lagu, aransemen dan konsep.

Dengarkan dan simpan lagu terbaru Afgan - Kunci Hati disini

Get it now on iTunes!

[Review] The Huntsman Winter's War: Impressive Prequel Snow White Darker Version

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: The Huntsman: Winter's War (2016)
Casts: Chris Hemsworth, Emily Blunt, Charlize Theron, Jessica Chastain, Nick Frost, Sheridan Smith, Alexandra Roach, Sam Claflin, Liam Neeson (Narator)
Director: Cedric Nicholas-Troyan
Studio: Universal Pictures, Roth Films


#Trailer:

Official Trailer The Huntsman: Winter's War (2016)


#Synopsis: 
Raveena (Charlize Theron) akhirnya berhasil menggantikan posisi raja kerajaan setelah berhasil membunuhnya. Kini ia menjadi seorang Queen yang mempunyai kekuasaan penuh dan kuat berkat sebuah cermin emas yang menggantung dikamar pribadinya. Suatu ketika Raveena melihat adiknya yaitu Freya (Emily Blunt) tengah dilanda jatuh cinta pada seorang pria. Ia kemudian menghasut adiknya agar tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Freya menolak. Ia meyakini bisa merasakan kebahagiaan jika hidup bersama dengan pria itu. Namun diluar dugaan. Anak perempuan yang baru saja mereka miliki tewas dibakar. Dengan amarah yang begitu membara, Freya kemudian melenyapkan orang yang tega menghilangkan nyawa anaknya itu dengan kekuatan esnya.
Dirundung duka yang mendalam, Freya memutuskan pergi dari istana kakaknya dan membangun kerajaan dan istana es diwilayah utara.
Bertahun-tahun berlalu, kerajaan es milik Freya semakin besar dan kuat. Terbukti, beberapa kerajaan kecil disekitarnya sudah takluk oleh tangan dingin Freya. Tiap tahun dirinya selalu mengambil paksa anak-anak dari desa atau kerajaan lain untuk dijadikan prajurit atau The Huntsman di kerajaannya hingga mereka tumbuh dewasa. Freya ingin mempunyai The Huntsman yang mempunyai nasib sama dengan dirinya yaitu pengkhianatan dan kehilangan orang yang paling dicintainya. Salahsatu diantara The Huntsman itu adalah Eric (Chris Hemsworth). Dilatih sedari kecil, Eric tumbuh menjadi The Huntsman terbaik yang dimilik Queen Freya. Tak hanya Eric, ada satu lagi yaitu Sara (Jessica Chastian) The Huntsman wanita yang paling kuat.
Bertemu dengan Sara, Eric mulai jatuh hati. Namun benih asmara yang muncul diantara mereka malah menjadikan mereka diusir dari istana karena menentang satu aturan yang Queen Freya berlakukan.
Tujuh tahun pun berlalu, kabar Snow White (Kristen Stewart) berhasil mengalahkan Queen Raveena meluas kemana-mana. Prince William (Sam Claflin) selaku orang kerajaan di Snow White diutus untuk mencari Eric. Tujuannya untuk meminta bantuan mencari dan melenyapkan cermin emas ajaib yang merupakan sumber kekuatan dari Queen Raveena. Ditengah perjalanan mencari cermin emas ajaib itu, Eric kembali bertemu dengan Sara. Keduanya tak percaya bisa bertemu setalah lama berpisah. Mereka memutuskan untuk bersama dalam mencari cermin emas ajaib itu dengan ditemani 4 kurcaci.
Mendengar kabar kakaknya berhasil dikalahkan oleh Snow White, Queen Freya kemudian menyuruh seluruh pasukannya untuk memburu juga cermin emas ajaib itu juga. Berpacu dengan waktu, akankah Eric dan Sara berhasil menemukan cermin emas ajaib itu sebelum jatuh ke tangan dingin Queen Freya?


#Review:
Siapa yang tak kenal dengan cerita Princess Snow White? Sosok princess yang cantik dan idaman anak-anak perempuan ini akhirnya resmi diangkat ke versi live action pada tahun 2012 lalu lewat SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012). Namun yang cukup mengejutkan, di versi live actionnya, Princess Snow White tidak digambarkan selalu indah dan riang gembira seperti di versi kartun, sutradara Rupert Sanders berhasil menampilkan dongeng Princess Snow White dengan versi gelap, kelam dan gahar. Meskipun Bella Swan *eh Kristen Stewart di SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012) kala itu jiwanya masih Twilight banget. Namun terlepas dari itu Snow White versi gelap itu cukup berhasil mencuri perhatian pecinta film termasuk gue. Aspek visual, kostum dan scoring nya sangat juara dan megah abis. Jajaran pemainpun boleh dibilang kelas wahid semua.
Dan pada tahun 2016 ini, Universal Pictures menghadirkan prequelnya berjudul THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR (2016). Ini bagaikan mimpi gue menjadi kenyataan. Kisah Snow White versi gelap dikembangkan oleh rumah produksinya. Meskipun Snow White kali ini tidak terlibat, dengan hadirnya prequel ini membuat gue semakin excited setelah melihat ensemble casts nya. Emily Blunt, Jessica Chastain, Charlize Theron dan Chris Hemsworth. Adalah bukan nama yang asing di film-film Hollywood. Mereka adalah jajaran artis nomor wahid dan sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Acungan jempol untuk para penulis cerita untuk SNOW WHITE CHRONICLES ini. Entah ide dari manakah mereka menemukan ide gelap yang ternyata sangat menarik dan membuat penasaran ini. Di THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini menurut gue ceritanya semakin meluas dan berpotensi akan terus diproduksi kelanjutannya. Alur cerita yang dihadirkan pun cukup enjoy untuk diikuti. Meskipun komedi soal kurcaci disini cukup menganggu menurut gue. Yang cukup mengganggu berikutnya adalah cut-sensored oleh LSF. Adegan intim dipotong begitu kasar. Tapi gue sedikit maklum, mungkin biar bisa masuk rating 13 TAHUN KEATAS dan penontonnya banyak kali ya? Hmm.. Tapi, beruntung klimaks THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR tampil super menegangkan menuju akhir film! Para ratu-ratu akhirnya berkelahi! Gilaa visual efeknya ngebantu banget dan jadi spektakuler! Pokonya gue akan tetap menjadi salah satu orang yang akan terus update soal SNOW WHITE CHRONICLES ini sampe kapanpun.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, dibintangi oleh jajarana artis nomor wahid, THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR tampil semakin megah. Emily Blunt subhanallah tampil paling kuat diantara yang lainnya. She's looks perfect as Queen Freya. Ekspresi kalem-kalem berbahaya berhasil ditampilkan secara memukau oleh Blunt. Charlize Theron pun kembali tampil supergemilang sebagai Queen Raveena yang super bengis dan licik. Tak boleh dilupakan juga The Huntsman-girl Jessica Chastain, she's so awesome! What a perfect woman-casts ever!
Sama seperti film sebelumnya, kualitas visual, costume dan scoring di THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini juga semakin megah, mewah dan membuat takjub. I saw Queen Freya's castle feels like Queen Elsa's castle from FROZEN (2013). Gue setuju banget kalo suatu hari nanti FROZEN dibuat versi live-action atau versi gelap, Emily Blunt harus jadi Queen Elsa! Costume nya pun indah dan memukau banget.
Secara keseluruhan, gue sangat puas dengan THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini. Semoga kedepannya SNOW WHITE CHRONICLES (harus) terus dibuat. I LOVE YOU BLUNT!


[8.5/10Bintang]

[Review] Gila Jiwa: 5 Genre Dalam 1 Film Adalah Ide Gila!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Gila Jiwa (2016)
Casts: Hery Purnomo, Joshua Suherman, Jovial Da Lopez, Shaddira Marini, Ade Irawan, Aimee Saras, Julia Perez, Atrie Irawan, Augie Herman, Bagas Aldy, Tio Pakusadewo, Ria Irawan, Tya Arifin, Andre Hehanusa, Fauzi Baadila, Ayushita Nugraha
Director: Ria Irawan, Julia Perez, Aming Sugandhi, Ade Paloh, Afgansyah Reza
Studio: FireBird Films


#Trailer:

Official Trailer Gila Jiwa (2016)


#Synopsis:
Empat anak muda yaitu Omo (Hery Purnomo), Alex (Jovial Da Lopez), Ruben (Joshua Suherman) dan Dhea (Shaddira Marini) tengah berdiskusi tentang kondisi terkini industri perfilman Indonesia disebuah kafe disiang hari. Keempat pemuda itu berambisi ingin membuat sebuah gebrakan lewat ide Film Indonesia yang anti-mainstream. Mereka sudah bosan dengan kondisi perfilman Indonesia saat ini dimana selalu ber-happy ending, ide cerita yang kurang original, selalu berselipkan drama cinta agar mudah diterima penonton, hingga kesulitan mendapatkan jumlah penonton.
Selama berkumpul di kafe tersebut dan melihat orang-orang disekitar, mereka melihat pengunjung kafe lain sedang membaca tabloid selebritis. Seketika itu juga mereka langsung membuat cerita genre action tentang Superdiva (Julia Perez) seorang aktris papan atas yang tengah dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran.
Brainstorming selanjutnya mereka membuat cerita genre komedi satir tentang seorang anak sekolah bernama Endang (Hery Purnomo) yang dipaksa menjadi wanita oleh ibunya (Tio Pakusadewo) yang merupakan laki-laki berwujud wanita.  Karena paksaan, Endang mengikuti semua kemauan emaknya. Hingga semuanya terbongkar ketika Endang berkata jujur pada gurunya (Fauzi Baadila, Ayushita).
Setelah menulis dua draft genre, tiba-tiba Ruben menemukan sebuah buku aneh di kafe mereka nongkrong. Mereka kembali membuat sebuah cerita genre horror tentang mitos masuk ke alam gaib dengan ritual bermain engklek. Seorang turis asal Malaysia penasaran dengan segala mitos dan takhayul yang ada di Indonesia, ia kemudian berlibur ke Indonesia dirumah Dewi (Dea Annisa). Dirumah Dewi lah, sang turis itu melakukan ritual engklek. Hingga sesuatu yang menyeramkan mengancam keduanya.
Terakhir, Omo dan kawan kawan membuat cerita genre musikal tentang fenomena bully yang sering terjadi dimana-mana. Namun dibalik semua cerita yang telah mereka buat, tersimpan sebuah benang merah yang terikat satu sama lain diantara genre film itu. Hingga sebuah rahasia pun terbongkar.


#Review:
Akhirnya, film yang sudah dipromosikan pada zaman 2012-2013 lalu lewat akun sosmed kelima sutradara ini rilis juga di bioskop mulai 7 April 2016 lalu. Entah apa alasan mengapa film ini rilis 3-4tahun kemudian. Yang jelas satu alasan kenapa gue niat banget pengen nonton film ini adalah karena penasaran dengan kelima sutradaranya yang baru pertama kali menyutradarai sebuah film. Mereka adalah Afgan, Julia Perez, Aming, Ade Paloh dan Ria Irawan. Kelimanya sudah terkenal terlebih dahulu lewat karya baik itu musik dan akting. Namun dengan keberanian dan mencoba, mereka berlima membuat film GILA JIWA ini. Lalu bagaimanakah hasilnya?
Harus diakui, Film GILA JIWA ini adalah film multi-genre. Semua genre film semuanya ada disini. Namun seperti pada film omnibus lainnya, pasti akan ada 1-2 dua segment yang paling menonjol bagus banget dan kurang. Hal itu pun terjadi di Film GILA JIWA.
Part action yang disutradarai oleh Julia Perez lumayan tampil cukup baik. Adegan action yang langsung diperankan oleh JuPe sendiri cukup menegangkan. Kapanlagi melihat seorang JuPe lari-lari di gang sempit dan berantem dengan preman.
Part komedi satir yang disutradarai oleh Aming ini adalah yang terbaik di Film GILA JIWA. Aming berhasil menghadirkan isu yang lagi hits saat ini yaitu LGBT dengan cara yang segar dan mengundang tawa terbahak-bahak. Bahkan seorang Aming berhasil menyulap Aktor Terbaik Usmar Ismail Awards 2016 menjadi berhijab!
Dua Part selanjutnya yaitu horror dan musikal yang disutradarai oleh Ade Paloh dan Afgansyah Reza. Menurut gue ini adalah part terlemah dan membuat mood turun drastis usai dipukau oleh part komedi satir-nya Aming. Premis horror tentang mitos engklek sebagai portal masuk ke alam gaib dieksekusi terlalu membingungkan dan diberi jatah durasi yang paling lama. Padahal jika dikemas dengan santai, part horror ini cukup menjanjikan karena mengangkat mitos mitos klasik yang ada di Indonesia. Terakhir adalah part musikal yang disutradarai oleh Penyanyi Afgansyah Reza. Menurut gue ini yang paling lemah. Sepanjang durasi full dengan musikal yang membingungkan. Terlalu anti-mainstream hingga gue kurang menikmati part musikal ini. Part musikal sedikit terselamatkan juga oleh plot-twist yang disimpan diakhir film.
Jajaran pemain tampil memberikan performa baiknya. Hery Purnomo yang menurut Ria Irawan ketika diwawancarai pada Gala Premiere Film Gila Jiwa (5/4) lalu di Epicentrum XXI adalah calon aktor yang kualitas aktingnya sejajar dengan Chicco Jerikho atau Reza Rahadian ini memang tampil total ketika multi-peran. Paling favorit ketika Omo menjadi Endang! Haha
Overall, Gila Jiwa The Movie is a little success to be anti-mainstream movie. But the musical and horror segment is not good for me. Sorry!


[6/10Bintang]

Album Raisa - Handmade (2016)

- Tidak ada komentar

Download 3rd Album Raisa - Handmade (Expected Released: 20 April 2016)
Published by Juni Records



Bertepatan dengan Hari Kartini, penyanyi cantik Raisa Andriana akhirnya merilis album ke-tiga nya berjudul HANDMADE. Berikut adalah Tracklist album terbaru Raisa:


Let's order now on iTunes!

*Klik judul lagu untuk menyimpan dan mendengarkan lagu.

[Review] Batman V Superman Dawn of Justice: Pertarungan Antar Dua Superhero DC Comics

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)
Casts: Henry Cavill, Ben Affleck, Gal Gadot, Amy Adams, Jesse Eisenberg, Diane Lane, Laurence Fishburne, Jeremy Irons, Holly Hunter, Scott McNairy, Callan Mulvey
Director: Zack Snyder
Studio: Warner Bros Pictures, DC Comics, Atlas Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)


#Synopsis:
Bruce Wayne alias Batman (Ben Affleck) tak terima melihat kota yang ia tinggali yaitu Gotham City porak poranda gara-gara Superman (Henry Cavill) melawan musuh-musuhnya. Batman kemudian berusaha menuntut balas dendam pada Superman. Ia menelusuri berbagai cara untuk bisa mengalahkan manusia setengah dewa itu hingga ia menemukan cara bahwa batu Kryptonite yang berwarna hijaulah yang bisa membuat Superman lemah.
Kebutuhan akan batu Kryptonite itu kemudian membawa Batman bertemu dengan Lex Luther (Jesse Eisenberg) seorang pengusaha pemilik LEX COMPANY yang berhasil menemukan batu Kryptonite itu. Luther sendiri sedari dulu sudah mempunyai ambisi untuk membunuh Superman. Disisi lain Superman juga mempunyai rasa kesal terhadap Batman lantaran si manusia kelelawar itu dalam memberantas kejahatan selalu diiringi dengan tindakan-tindakan kasar yang tiada ampun.
Dengan masa lalu yang cukup kelam dimana Bruce Wayne ketika kecil melihat kedua orangtuanya dibunuh membuat iia selalu bertindak kejam dalam memberantas kejahatan. Hal itu berbanding terbalik dengan Clark Kent alias Superman dimana ia tumbuh dan besar dengan limpahan kasih sayang dan cinta dari orang-orang sekitarnya dan hingga tumbuh dewasa, ia mempunyai kekasih yang selalu membantunya yaitu Lois Lane (Amy Adams) seorang karyawan disebuah media newspaper.
Dengan memanfaatkan kisah masa lalu dari kedua meta-human itu, Luther berhasil mengadu domba Batman dan Superman. Amarah dari Batman dan Superman semakin membara setelah bertemu dan mendengar ucapan dengan Luther.
Ditengah situasi Batman dan Superman yang sedang bertarung, Lex Luther kemudian menciptakan sosok monster raksasa bernama Doomsday. Monster itu takkan terkalahkan lantaran berasal dari gen manusia dari planet Kryptonite. Dunia pun semakin terancam dengan kehadiran monster itu. Dengan dibantu Wonder Woman (Gal Gadot) mereka terus berusaha mengalahkan monster ciptaan Luther. Bisakah ketiga meta-human itu mengalahkan monster Doomsday?


#Review:
Pertanyaan "bagaimana jika kedua superhero DC yaitu Batman melawan Superman?" yang sangat hype terjadi diseluruh dunia selama beberapa tahun belakangan ini akhirnya terjawab sudah ketika filmnya dirilis. Film adaptasi DC Comics ini sangat ditunggu kehadirannya lantaran pihak studio menjanjikan pertarungan antar-superhero terbesar sepanjang sejarah. Namun dibalik kata VERSUS antar kedua superhero DC itu, sisi cerita yang dihadirkan oleh BVS ini malah cenderung terlalu lama, detail dan panjang. 1 jam pertama film BVS adalah bagian paling membosankan menurut gue. Zack Synder menceritakan kisah hidup kedua superheronya dengan panjang dan lebar diawal film. Dan untuk penonton awam yang bukan geek superhero comic kayak gue itu adalah hal yang terlalu lama untuk dibahas. Ditambah lagi kesan "serius dan kelam" yang sudah menjadi ciri khas film adaptasi DC Comics membuat gue sedikit mulai ngantuk didalam bioskop.
Beruntung, 1.5jam berikutnya, intense keseruan BVS mulai terasa. Pertarungan sengit antara Batman melawan Superman yang konon menjadi pertarungan terbesar sepanjang sejarah tampil cukup memuaskan meskipun penyebab mereka berdua bertarung agak cukup membuat dahi berkerut. Beberapa adegan ketika bertarung berasa kurang wow terlebih pada Batman. Menurut gue mungkin Ben Affleck keberatan dengan kostum Batman barunya itu :')) Tak hanya itu yang cukup bikin gue heran adalah Superman, meskipun sudah bertarung dan penuh debu dimana-dimana, rambut nya tetap hits klimis dan wajah bersih berseri tanpa noda sedikitpun. Manusia setengah dewa mungkin seperti itu kali ya :')) *peace*
Menuju paruh akhir, Film BVS akhirnya memberikan visual pertarungan yang bombastis dan wow setelah duel pertarungan salah-paham itu. Zack Snyder menghadirkan pertarungan sengit antara Batman Superman melawan monster Doomsday ciptaan Lex Luther yang kemudian dibantu oleh Wonder Woman. Menurut gue, pertarungan melawan monster Doomsday sungguh sangat memuaskan dibandingkan pertarungan salah-paham antara Batman dan Superman.
Gal Gadot yang memerankan sosok Wonder Woman tampil paling mencuri perhatian di film BVS. Dengan kostum Wonder Woman baru, ia tampil misterius diawal film dan semakin memukau, seksi dan tangguh ketika menuju akhir film. Tak lupa juga Jesse Eisenberg yang tampil cukup kuat sebagai Lex Luther yang bergaya malah mirip Joker. Yang mencuri perhatian gue selanjutnya adalah kemeja yang Clark Kent pakai ketika ngantor. Suka banget! :))
Overall, Film BVS ini cukup memuaskan ketika menuju paruh akhir film saja. Andaikan saja 1jam pertama film itu tidak membahas terlalu lama, panjang dan lebar mungkin BVS ini akan terlihat lebih singkat dan padat. I'm #TeamWonderWoman and #TeamMarvel :))


[7/10Bintang]

[Review] Wa'alaikumsalam Paris: Kisah Bule Mualaf Yang Berusaha Membahagiakan Sang Istri

- Tidak ada komentar



#Description:
Title: Wa'alaikumsalam Paris (2016)
Casts: Nino Fernandez, Velove Vexia, Tanta Ginting, Boris Bokir, Lidya Kandou, Joe P Project, Luthya Sury, Astrid Roos, Argo Jimmy, Fransoa
Director: Benni Setiawan
Studio: Maxima Pictures


#Trailer:

Official Trailer Wa'alaikumsalam Paris (2016)


#Synopsis:
Iceu (Velove Vexia) seorang gadis sunda asal Bojong Jawa Barat yang addictive akan selfie dan wefie akhirnya bisa menikah dengan bule bernama Clement (Nino Fernandez). Tujuan awal Iceu menikah dengan pacarnya itu karena Clement merupakan bule asal Eropa dan ingin mengubah nasibnya. Iceu yakin akan bisa hidup bahagia jika tinggal di Paris. Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan. Clement atau Emen hanyalah seorang petani anggur yang tinggal di pedesaan di Eropa. Kurang dari sebulan, Iceu merasa tidak betah tinggal di Eropa. Ia tak betah lantaran keadaan ekonomi pas-pasan dan Emen tidak mengajak Iceu jalan-jalan keliling Eropa. Ditengah sikap istrinya yang gampang ngambek, Emen dihadapkan juga dengan tuntutan keluarga Iceu (Lidya Kandou & Joe P Project) yang keukeuh ingin datang ke Eropa dan menagih oleh-oleh pada Emen. Tak hanya itu saja, kemunculan sosok Dadang (Tanta Ginting) pemuda asal Indonesia yang tinggal di Paris semakin memperkeruh keadaan rumah tangga Iceu dan Emen. Dengan segala tekanan dari sang istri beserta keluarga dari sang istri dan kehadiran Dadang, Emen tetap berusaha menjadi suami yang baik dan tetap belajar memperdalam agama demi keluarga yang sakinah mawwaddah dan warrahmah. Apakah Emen berhasil menjadi suami yang baik dan bisa membahagiakan Iceu yang masih kekanak-kanakan dalam membina rumah tangga?

#Review:
Sutradara spesialis drama-drama romantis komedi berkelas yaitu Benni Setiawan kembali menghadirkan drama romantis komedi ditahun ini bekerjasama dengan rumah produksi Maxima Pictures. Beberapa tahun lalu film beliau sukses besar dibeberapa ajang penghargaan film lokal dengan drama komedi-romantis-religinya yang berjudul 3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA (2010). Film WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini bukanlah sekuel atau jawaban dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014). Ini berbeda. WA'ALAIKUMSALAM PARIS berhasil dibuka dengan keseruan dan kekacauan yang lumayan menghibur. Kelucuan terus berlanjut ketika kedua pasangan suami istri itu tiba di Eropa. Namun dibalik keseruan dan kelucuan yang dihadirkan, sisi komedi lewat logat sunda yang dilakoni oleh Velove Vexia kurang terlihat natural. Namun kekurangan tersebut tertutup dengan akting Velove yang semakin matang. Jajaran keluarga Iceu yang diperankan Lidya Kandou, Joe P Project dan si cantik Luthya Sury tampil begitu mencuri perhatian dengan pertengkaran logat sunda nya itu. Bagian terbaik dari WA'ALAIKUMSALAM PARIS terletak pada pertengahan film dimana ketika sosok Dadang yang diperankan oleh Tantan Ginting hadir. Menambah keseruan dan kelucuan diantara duet Nino Fernandez dan Velove Vexia. Tak hanya itu saja, beberapa kejadian lucu seperti tragedi sambal, dan pura-pura ustadz menjadi bagian paling menghibur di pertengahan film. Menjelang akhir film, WA'ALAIKUMSALAM PARIS menutupnya dengan manis meskipun faktor kebetulan itu sedikit maksa kalo menurut gue.
Kehadiran Tanta Ginting juga meningkatkan chemistry yg semakin kuat antara Iceu dan Clement. Thumbs-up untuk Nino Fernandez yang kali ini akhirnya dia diberi kesempatan menjadi pemeran utama pria. Terakhir melihat Nino sebagai pemeran utama pria dalam film COKLAT STROBERI (2007), CLAUDIA/JASMINE (2008) dan COWOK BIKIN PUSING (2011). Kali ini ia tampil cukup meyakinkan sebagai seorang bule mualaf yang extra sabar menghadapi istrinya. Nino pun di WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini berhasil memainkan emosinya dengan baik dan meningkat. Jadi tak sabar menantikan aksi Nino Fernandez berikutnya di BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA PART 2 (Lebaran 2016) yang konon karakter Stefan akan jauh lebih dieksplor di Part 2 itu. Oia jangan lupa juga aksi Boris Bokir si Juragan Batu Akik pun tampil menghibur dan mencuri perhatian di film yang diproduseri oleh Ody Mulya Hidayat ini. Gesture dan logatnya nyunda banget. 
Untuk segi visual, cukup disayangkan ada beberapa bagian yang masih terlihat nge-blur dan pecah. Terlebih ketika adegan di Eropa. Andaikan saja Benni Setiawan dan Maxima Pictures lebih berani lagi mengeluarkan budget, mungkin visual WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini akan menjadi poin plus selanjutnya. Music scoring difilm ini juga cukup manis dan tidak berlebihan dan sangat Eropa banget.
Overall, secara keseluruhan, WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini cukup memuaskan. Drama religi-komedi-romantis yang sederhana dan lucu meskipun bagian terbaiknya hanya dipertengahan saja menurut gue.


[7.5/10Bintang]

Sharing Is Caring