Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] Angry Birds The Movie: Amarah Para Burung Diangkat Ke Layar Lebar

 



#Description:
Title: Angry Birds The Movie (2016)
Casts: Jason Suedekis, Josh Gad, Danny McBride, Maya Rudolph, Bill Hader, Peter Dinklage, Sean Penn, Keegan-Michael Key, Kate McKinnon
Director: Clay Katytis, Fergal Reilly
Studio: Columbia Pictures, Sony Pictures, Rovio Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Angry Birds The Movie (2016)



#Synopsis:
Red (Jason Suedekis) seekor burung merah sedari kecil sudah dikenal sebagai burung yang mudah terpancing amarahnya. Tak hanya itu saja, alisnya yang tebal juga sering jadi bahan celaan burung disekitarnya. Itulah yang menyebabkan ia tinggal di tepi pantai sendirian jauh dari pemukiman desa burung.
Beranjak besar, Red kemudian mencoba untuk memasuki kelas pengendalian emosi milik seekor burung putih bernama Matilda (Maya Rudolph). Tujuannya agar Red bisa meredam emosinya dan tidak dijauhi oleh warga di pulau burung. Di kelas tersebut ia juga berkenalan dengan siswa lainnya. Mereka adalah Chuck (Josh Gad) burung kuning yang sedang belajar mengendalikan kekuatannya, kemudian Terrence (Sean Penn) burung merah besar yang terlihat menyeramkan dan Bomb (Danny McBride) burung hitam yang mempunyai tujuan sama seperti Chuck.
Suatu hari, pulau burung kedatangan sebuah kapal besar yang melabuh dipinggiran pantai tepat dekat rumah Red. Ia tak menerima kedatangan kapal besar yang rupanya dimiliki para babi hijau itu. Pasalnya, kapal besar itu merusak tempat tinggalnya.
Kedatangan para babi hijau yang dipimpin oleh Leonard (Bill Hader) ke pulau burung itu untuk menjalin persahabatan dengan para burung. Untuk meyakinkan sesepuh pulau burung dan para penduduknya, Leonard memberikan pesta mewah, ketapel raksasa, dan pesta musik besar-besaran pada penduduk pulau burung.
Red merasa curiga dengan kedatangan Leonard beserta kapal besarnya yang serba mendadak dan langsung dicintai oleh penduduk pulau burung. Dengan mengajak temannya di kelas pengendalian emosi, Red, Chuck dan Bomb kemudian mencoba menyusup ke dalam kapal besar milik Leonard. Dan mengejutkan. Ketiganya menemukan ratusan babi hijau lainnya yang sedang bersembunyi di kapal itu. Hal itu kemudian menyulut emosi Red dan ingin membuktikan kebohongan Leonard pada penduduk pulau burung.
Namun seperti biasanya, perkataan Red tidak pernah ada yang mendengarnya. Penduduk pulau burung sudah terlanjur terlena dengan segala yang telah diberikan oleh Leonard beserta anak buahnya. Merasa makin tersudut, Red kemudian berfikir untuk bisa menemui Mighty Eagle (Peter Dinklage), Burung Elang legendaris yang selalu menolong dan melindungi pulau burung. Dengan mengajak Chuck dan Bomb, ketiganya kemudian berusaha menemui Mighty Eagle dengan menelusuri hutan, lembah dan pegunungan.
Akhirnya, perjuangan Red dan kedua temannya membuahkan hasil. Mereka berjumpa dengan Mighty Eagle di puncak gunung. Tapi harapan tak sesuai dengan kenyataan. Sang burung elang ternyata sudah pensiun dan tidak mau lagi melakukan aktifitas seperti dahulu. Kecewa dengan sikap Mighty Eagle, Red dan kawan-kawan kemudian kembali ke desa burung.
Setibanya di desa burung. Kondisinya sudah kacau. Ketika pesta musik berlangsung, anak-anak buah Leonard beraksi mencuri telur-telur milik penduduk desa burung. Tak hanya mencuri saja, mereka juga meluluh lantahkan desa dengan bom-bom yang telah mereka siapkan.
Bisakah Red, Chuck, Bomb dan lainnya menyelamatkan telur-telur para penduduk dari genggaman para babi hijau? Bagaimana nasib para calon generasi penerus desa burung? Apakah akan berakhir tragis menjadi santapan para babi hijau?



#Review:
Salah satu game populer dari smartphone yaitu Angry Birds milik Rovio Entertainment akhirnya resmi mempunyai versi layar lebar yang diangkat oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures. Jauh-jauh hari sebelum versi film dirilis, Rovio Entertainment yang berdomisili di Finlandia sudah membuat serial Angry Birds versi short movie yang diberi judul Angry Birds Toons.
Harus diakui, Angry Birds The Movie ini benar-benar cerah, ceria dan berwarna. Para burung yang biasanya digambarkan sederhana (tanpa sayap dan kaki pada versi game) di versi film ini mempunyai organ tubuh yang lengkap. Tapi gue tetap jatuh hati pada Angry Birds versi sederhana karena sudah iconic dibandingkan dengan versi filmnya. Desa burung yang digambarkan pun tampil cukup memanjakan mata.
Angry Birds The Movie ini mungkin dibuat hanya ditujukan untuk anak-anak saja. Segi cerita tampaklah mudah banget ditebak. Sisi from zero to hero dan krisis percaya diri kembali diangkat di film ini. Plot itulah yang cukup menyita durasi di awal hingga pertengahan. Namun sedikit tertolong dengan animasi yang memanjakan mata dan humor-humor yang kadang garing dibeberapa bagian. Klimaks peperangan antara para burung dan babi hijau hanya disimpan di akhir film saja dengan durasi yang tak terlalu lama juga. Padahal part peperangan itulah yang membuat gue penasaran dengan film ini.
Euforia Quicksilver jadi scene-stealer pada X-Men Days of Future Past (2014) dan X-Men: Apocalypse (2016) rupanya sedikit dimanfaatkan oleh film ini lewat karakter Chuck si burung kuning. Entah disini juga aksi Chuck akan menjadi scene-stealer juga atau tidak, tapi yang jelas, scene-stealer buat gue adalah bayi-bayi burung yang menggemaskan overloaded itu. Yang cukup mengecewakan menurut gue adalah Soundtrack. Terkesan “tidak modal” hanya comot lagu-lagu yang sudah hits dan kemudian direcycle oleh penyanyi Demi Lovato. Huftness
Overall, Angry Birds The Movie is colorful and just for kids. Nothing special.



[7/10Bintang]

0 on: "[Review] Angry Birds The Movie: Amarah Para Burung Diangkat Ke Layar Lebar"

Sharing Is Caring