Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] Mencari Dory: Petualangan Dory Menemukan Ingatan Dan Keluarganya

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: Finding Dory a.k.a Mencari Dory (2016)
Casts: Ellen Degeneres,  Albert Brooks, Ed O’Neill, Kaitlin Olson, Hayden Rolence, Ty Burrell, Diane Keaton,  Eugene Levy, Sloane Murray, Sigourney Waver, Bob Peterson, Siska Tola, Syahrini, Raffi Ahmad, Maria Oentoe
Director: Andrew Stanton
Studio: Disney, Pixar Animation Studios


#Synopsis:
Kini Dory (Ellen Degeneres, Siska Tola) tinggal bersama Marlin (Albert Brooks) bersama dengan anaknya Nemo (Hayden Rolence) di Great Barrier Rief. Mereka merupakan teman sekaligus keluarga satu-satunya untuk Dory. Dory sebetulnya mempunyai orangtua bernama Jenny (Diane Keaton) dan Charlie (Eugene Levy), namun semasa kecil, ketika Dory bermain ia terbawa arus dan pergi meninggalkan ayah dan ibunya. Namun sayang, Dory adalah seekor ikan yang pelupa dan mempunyai masalah dengan Ingatan. Ia mudah sekali melupakan hal-hal yang telah dialaminya meskipun itu terjadi selang beberapa detik.
Suatu hari, Dory diminta oleh Mr. Ray (Bob Peterson) seekor ikan pari yang merupakan guru di Great Barrier Rief untuk menjadi asisten guru menemani anak-anak murid melakukan Safari Lautan. Tiba-tiba disepanjang perjalanan, Dory mengingat hal di masa lalunya, termasuk ketika Mr. Ray mengingatkan anak-anak untuk menjauhi arus, Dory seketika ingat dengan pesan ayahnya. Tak hanya itu saja, Dory melihat pasir dan beberapa kerang pun langsung teringat kedua orangnya. Merasa heran karena ia bisa mengingat itu semua, Dory kemudian jatuh pingsan.
Dengan kondisi belum pulih, Dory bergumam “Jewel of Morro Bay, California”. Dan ketika ia sudah tersadar, Dory merasa di tempat itu terdapat kedua orangtuanya dan ia memutuskan untuk pergi kesana. Awalnya Marlin menolak untuk menemani Dory untuk pergi ke California lantaran ia sudah kapok untuk berpetualang melintasi samudera, tapi tak lama kemudian Marlin kemudian setuju menemani sahabatnya itu menemukan keluarganya disana. Alasannya karena ia pernah merasakan yang pernah dirasakan Dory saat Nemo hilang pada waktu itu.
Dengan bantuan kawanan kura-kura yang dipimpin oleh Crush (Andrew Stanton), mereka tiba di California. Namun, sesampainya disana, tiba-tiba Dory terjaring oleh pegawai Marine Life Institute yang bertugas mengkarantina berbagai spesies hewan laut. Ditempat karantina itu, Dory bertemu dengan Hank (Ed O’Neill), gurita oranye yang bisa menyamar seperti bunglon. Selama terpisah dengan Marlin dan Nemo, Hank lah yang membantu Dory dalam mencari keluarganya itu.
Sampai akhirnya Dory dan Hank bertemu dengan teman lamanya yaitu Destiny (Kaitlin Olson / Syahrini) seekor paus yang mengalami rabun jauh dan Bailey (Ty Burrell / Raffi Ahmad) seekor paus beluga yang tidak mempercayai kekuatan gelombang ultrasonik yang dimilikinya. Dengan dibantu ketiga temannya itu akhirnya Dory berhasil mencapai wahana laut lepas di Marine Life Institute yang konon itu adalah tempat kelahirannya dan rumah dimaan keluarganya tinggal.
Namun setibanya disana, rupanya keluarga Dory tidak ada. Dua kepiting kecil yang melihat Dory kebingungan lantas memberi Jenny dan Charlie telah lama pergi mencarinya dan tidak pernah kembali. Mendengar hal itu, Dory langsung sedih karena bertahun-tahun lamanya sejak ia kecil hingga sekarang tidak bertemu dengan keluarganya dan sekarang keberadaan orangtuanya pun tidak diketahui. Lalu akankah Dory menyerah dalam menemukan kedua orangtuanya? Lalu bagaimanakah nasib Marlin dan Nemo yang telah terpisah dengan Dory?


#Review:
Akhirnya Disney Pixar Animation Studios menghadirkan animasi terbaiknya lagi untuk tahun 2016 ini. Setelah tahun lalu sukses dengan INSIDE OUT (2015) yang mendapat pujian luar biasa dimana-dimana. 13 tahun jarak dari sekuel pertamanya yaitu FINDING NEMO (2003) tak membuat sekuel keduanya ini kehilangan ciri khas Disney Pixar nya. Sama seperti ADA APA DENGAN CINTA 2 (2016) yang mempunyai rentang jarak sangat jauh dari sekuel pertamanya, FINDING DORY (2016) juga masih memberikan moment-moment terhangatnya yang menyentuh dan sangat respect terhadap seri pertamanya.
FINDING DORY (2016) menyajikan petualangan ikan Blue-Tang bernama Dory yang mempunyai penyakit gampang pikun bersama si ikan badut Marlin dan Nemo untuk mencari keluarganya. Cerita yang dihadirkan FINDING NEMO (2016) sangat mudah untuk diikuti. Sepanjang film disuguhi animasi yang enak dipandang mata dan diikuti oleh adegan-adegan yang membuat happy. Kelebihan Disney Pixar tak hanya visual yang memukau, sisi cerita pun seperti biasanya selalu memberikan part yang menyentuh hati. Edan. Film animasi tentang seekor laut bisa membuat yang menyaksikannya terharu. Tak hanya itu saja, sebelum menyaksikan perjalanan Dory, Disney Pixar seperti biasanya lagi memberikan short movie sebelum film dimulai. Kali ini berjudul PIPER. Yang bercerita tentang seekor anak burung dipinggir pantai yang ketakutan untuk mencari makanan. Dengan durasi singkat, PIPER sangat sukses memberikan isi pesan film yang menyentuh tentang pola asuh orangtua. Terbaik!


Jajaran pemain pun tampil memuaskan. Para aktor dan aktris yang mengisi suara di FINDING DORY (2016) ini memberikan performa suara terbaiknya. Kelebihan lainnya FINDING DORY (2016) terletak pada banyaknya karakter baru yang jauh lebih beragam dan hampir semuanya mencuri perhatian. FINDING DORY (2016) dengan versi Bahasa Indonesia ternyata tak kalah bagusnya dengan versi Bahasa Inggris. Disney Pixar sukses menyajikan FINDING DORY yang "membumi" dengan kata-kata, kalimat dan gaya bahasa yang betul-betul mengikuti Bahasa Indonesia masa kini. Beberapa nama tempat pun didalam film ini sungguh "niat" kembali diedit menggunakan Bahasa Indonesia seperti: Laut Lepas, Balai Kelautan, Karantina dan yang lainnya. Itu semakin membuat FINDING DORY (2016) terasa makin Indonesia. Jajaran para dubbing pun yang awalnya gue ragukan ternyata tampil memuaskan. Pengisi suara Dory versi Bahasa Indonesia tak kalah apiknya dengan Ellen Degeneres dalam Dory versi Bahasa Inggris. Suara Dory ketika kecil dan Nemo dalam versi Bahasa Indonesia tak kalah cute dan menggemaskan dengan versi Bahasa Inggris. Dua nama artis Indonesia yaitu SYAHRINI dan RAFFI AHMAD yang dugaan gue sebelum nonton sangat ragu ketika mereka ditunjuk ngisi suara film animasi sekelas Disney Pixar langsung terbukti tidak benar. Keduanya justru menjadi salah satu dubbing yang memukau. SYAHRINI yang terkenal sebagai penyanyi dengan suara manja dan desah terpampang nyata sangat pas memerankan Paus Rabun Jauh bernama Destiny. Syahrini begitu baik dalam mengontrol suaranya sehingga tidak tampil manja lebay seperti biasanya. RAFFI AHMAD juga tampil cukup memuaskan men-dubbing Paus Beluga. Satu lagi yang cukup mencuri perhatian adalah suara dari Ibu Maria Oentoe yang terkenal suaranya lewat "PINTU TEATER 1 TELAH DIBUKA.." disalah satu jaringan bioskop ini beliau juga hadir memberikan suara iconicnya dalam Film FINDING DORY (2016) versi Bahasa Indonesia.
Overall, FINDING DORY (2016) is The Best Animation of the year after ZOOTOPIA (2016) dan MENCARI DORY (2016) juga tak kalah bagusnya dengan versi Bahasa Inggris. Princess Syahrini you're nailed it!

*Note: Ada after credit title scene nya loh. Jangan dilewatkan ya. Berhubungan banget dengan FINDING NEMO (2003).

 [9/10Bintang]

[Review] The Conjuring 2: Terror Enfield Village Menjadi Kasus Terbaru The Warrens

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Conjuring 2 (2016)
Casts: Patrick Wilson, Vera Farmiga, Madison Wolfe, Frances O’Connor, Lauren Esposito, Benjamin Haigh, Patrick McAuley, Bob Adrian, Simon McBurney, Maria Doyle Kennedy, Simon Delaney, Franka Potente, Sterling Jerins, Steve Coulter, Joseph Bishara
Director: James Wan
Studio: Warner Bros Pictures, New Line Cinema, RatPac Production


#Trailer:

Official Trailer The Conjuring 2 (2016)


#Synopsis:
Beberapa tahun setelah berhasil menangani kasus Bathsheba yang menimpa keluarga Perron, Dua Cenayang Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) semakin dikenal luas oleh dunia. Kemampuan keduanya tidak diragukan lagi dalam menangani hal-hal supranatural. Semakin tinggi popularitas The Warrens, ternyata masih ada beberapa orang yang tidak mempercayai akan hal-hal supranatural yang ditangani oleh The Warrens. Mereka berpendapat bahwa The Warrens beserta para klien nya adalah hoax belaka.
Di belahan benua lainnya tepatnya di Eropa, didaerah terpencil Inggris yaitu Enfield tinggal seorang ibu single-parent bernama Peggy Hodgson (Frances O’Connor) beserta keempat anaknya yaitu Margareth (Lauren Esposito), Janet (Madison Wolfe), Johnny (Patrick McAuley) dan Billy (Benjamin High). Mereka tinggal disebuah rumah tua pemberian sang mantan suami yang sudah menceraikan Peggy. 
Suatu hari, sepulang sekolah, Janet membawa sebuah papan mainan kematian (ouija) hasil buatan Janet dengan temannya disekolah ke rumah. Iseng, ia mencoba papan itu dikamarnya. Namun hasilnya nihil. Ia tak merasakan aktivitas supranatural yang seperti diharapkan.
Keesokan harinya, seluruh keluarga Peggy mulai mencium bau bau aneh dirumahnya. Janet pun secara ajaib telah berada diruang keluarga lantai bawah pada saat ia terbangun malam hari. Janet dan sang ibu berpendapat kejadian itu hanyalah fenomena ‘sleep-walking’. Seiring berjalannya waktu, hal-hal aneh dan misterius terus dialami oleh Janet. Tak hanya itu saja, adiknya pun merasakan hal yang sama. Billy yang berbicara sedikit gagap melihat dan merasakan salah satu kejadian aneh itu. Hingga puncaknya seluruh keluarga itu benar-benar diganggu oleh penghuni misterius rumah tersebut. Tak hanya keluarga Peggy saja, para tetangga bahkan kepolisian pun bisa merasakan terror supranatural itu. Terror yang dialami oleh keluarga Peggy kemudian menjadi sorotan media di Inggris dan menyebutnya sebagai “Another Amytville In England”.
Beberapa pihak banyak yang beranggapan jika Keluarga Peggy Hudgson ini hoax semata hanya untuk mendapatkan penggantian rumah baru dari pengadilan dan pemerintah. Atas pemberitahuan dari kepolisian setempat, Pendeta Gordon (Steve Coulter) kemudian mengutus Ed dan Lorraine Warren untuk menyelidiki kasus keluarga Peggy di Enfield yang dimana banyak pihak yang kurang mempercayai kasus "Another Amytville in England" ini.
Lorraine awalnya sudah berjanji tidak mau lagi berurusan dengan terror supranatural lantaran ia selalu mendapat penglihatan, sang suami Ed Warren akan tewas ketika sedang menghadapi terror supranatural dari sosok mahluk berwujud biarawati. Namun dengan kepercayaan dan keyakinan yang diberikan oleh sang suami, Lorraine akhirnya bersedia terbang ke London menemani sang suami menyelediki kasus terror keluarga Peggy.
Diluar dugaan, Lorraine dan Ed kali ini kembali harus menghadapi terror supranatural yang cukup kuat. Sosok misterius kali ini bahkan bisa memanipulasi jiwa-jiwa suci dengan kekuatan tergelapnya. Hingga bisa mengaburkan pandangan indera ke-6 Lorraine tentang sosok misterius yang sebenarnya. Akankah The Warrens sanggup menangani kasus keluarga Peggy?



#Review:
James Wan lagi-lagi memberikan standar horror yang baik itu semakin tinggi di era masa kini setelah kemarin sukses besar lewat THE CONJURING (2013) yang menjadi Film Horror Terlaris Sepanjang Masa. Beliau kembali membuktikan “taringnya” dalam membuat sebuah film horror yang menterror psikologis lewat cerita yang sangat kuat, musik yang mengganggu serta adegan horror yang lagi-lagi bakalan akan menjadi memorable sepanjang masa.
Masih setia mengikuti seri pertamanya, THE CONJURING 2 (2016) dibuka dengan cerita singkat tentang terror Amytville yang ditangani oleh The Warrens. Intense ketegangan sudah diberikan secara blak-blakan disini. Padahal film baru banget dimulai. Sungguh edan. Berbeda dengan seri pertamanya dimana intense horror begitu terjaga dan muncul secara perlahan tapi pasti.
Cerita kemudian berlanjut pada fokus cerita utama tentang keluarga Peggy. Disini James Wan kembali menghadirkan kemampuan apiknya meramu sebuah film horror dengan berbagai macam emosi. Kehangatan keluarga Peggy dan Romantisme The Warrens berjalan berbarengan dengan cerita horror yang berkelas. Salah satu hal yang membekas di film horror James Wan adalah adegan jumpscarednya. Di seri keduanya ini, jumpscared sungguh naik berlipat ganda dibandingkan seri pertamanya. Lukisan, lorong sempit hingga mainan anak-anak yang dipadukan dengan pengambilan gambar yang apik dan memukau pun bisa menjadi objek sempurna memberikan sensasi horror milik James Wan ini.
Seri keduanya ini juga memberikan sentuhan baru dibandingkan seri pertamanya yaitu cerita konflik pro-kontra. Sentuhan baru ini membuat film ini semakin menarik untuk disaksikan. Ada satu hal lagi yang membuat THE CONJURING 2 (2016) ini sangat menyenangkan ketika ditonton yaitu setan nya. Setan-setan kreasi James Wan di seri kedua tampil sangat sangat sangat menyeramkan. Mereka adalah Bill Wilkins, The Crooked Man hingga Valak The Demon of Snake yang kemunculannya semakin memperseram THE CONJURING 2 (2016). Meskipun ada satu setan terlihat sangat CGI. Tapi meskipun CGI masih tetap unik dan menyeramkan. Tak henti sampai disitu saja, usai film, James Wan juga memperlihatkan beberapa slide foto dan fakta mengenai Enfield Poltergeist yang merupakan sumber inspirasi terlahirnya THE CONJURING 2 (2016). Totally creepy from the beginning until the end! (Selengkapnya mengenai fakta Enfield Poltergeist bisa disaksikan disini >> https://www.youtube.com/watch?v=3rDzKIZGUL0)
Overall, THE CONJURING 2 (2016) is firstclass horror movie flick evermade and James Wan is master of horror movie maker ever. The Best Horror of The Year!


[9.5/10Bintang]

[Review] Now You See Me 2: The Horseman With Great Illusion Are Back to The Stage

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Now You See Me 2 (2016)
Casts: Jesse Einsenberg, Mark Rufallo, Dave Franco, Woody Harrelson, Lizzy Caplan, Morgan Freeman, Daniel Radcliffe, Jay Chou, Michael Caine, Tsai Chin, Brick Patrick
Director:  Jon M. Chu
Studio: Summit Entertainment, K/O Productions



#Trailer:

Official Trailer Now You See Me 2 (2016)



#Synopsis:
Beberapa tahun setelah mengguncang panggung Las Vegas dan mengecoh agen FBI, The Horseman yang beranggotakan Daniel Atlas (Jesse Einsenberg), Merrit McKinnie (Woody Harrelson), Jack Wilder (Dave Franco) dan anggota baru Lula May (Lizzy Caplan) yang menggantikan Henley (Isla Fisher) kini kembali merencanakan “aksi mulia” nya dibawah pimpinan mereka yaitu Dylan Shrikes (Mark Rufallo). Mereka berencana membongkar maksud jahat dibalik peluncuran product ponsel terbaru dari pemilik perusahaan Octa Corp. “Aksi mulia” diatas panggung Octa Corp yang akan dilakukan The Horseman rupanya kembali tercium oleh agen FBI dan Interpol. 
Agen FBI dan Interpol berhasil mencium aksi The Horseman berkat bantuan Thaddeus Bradley (Morgan Freeman). Pesulap senior yang berhasil dijebloskan ke penjara berkat aksi panggung The Horseman di Las Vegas. Pada panggung Octa Corp pula identitas Dylan Shrikes sebagai “ketua” dari The Horseman akhirnya terkuak. Jack Wilder (Dave Franco) yang diberitakan telah tewas setelah insiden tabrakan terbongkar juga. Dylan pun berhasil ditangkap oleh agen FBI. Namun beruntung, The Horseman berhasil kabur dari kejaran agen FBI.
Sukses melarikan diri dari kejaran agen FBI dan Interpol, secara mengejutkan mereka berempat terbangun dan tersadar sudah berada di Macau China. Ditengah kebingungan, mereka bertemu dengan Walter (Daniel Radcliffe). Seorang jutawan yang menguasai Macau. Walter menginginkan sebuah Chip yang mampu mengendalikan seluruh sistem yang ada muka bumi ini. Chip tersebut merupakan milik Octa Corp yang masih disimpan di Macau Science Center. Walter meminta bantuan pada The Horseman untuk membantu mendapatkan Chip tersebut.
Dengan imbalan yang cukup menjanjikan, tanpa pikir panjang, Atlas kemudian mengiyakan untuk membantu Walter. Meskipun awalnya ketiga anggota The Horseman lainnya menolak karena keputusan itu belum disepakati oleh pimpinan mereka, Dylan.
Ditengah para The Horseman berusaha mendapatkan Chip itu, Identitas Walter pun terkuak juga. Tak hanya itu saja, Walter juga mempunyai rencana lainnya yaitu melenyapkan The Horseman setelah mendapatkan Chip itu. Akankah The Horseman mengetahui rencana tersembunyi Walter?



#Review:
Kesuksesan NOW YOU SEE ME 2 (2013) yang merupakan salah satu film “kuda hitam” pada tahun 2013 membuat SUMMIT ENTERTAINMENT optimis akan terus membuatkan kelanjutannya. Hal itu terbukti pada tahun 2016 ini. Dengan menggandeng Jon M. Chu sebagai sutradara baru, sekuel NOW YOU SEE ME 2 (2016) ini tampil sangat entertaining, tetap memukau dan jauh lebih grande dibandingkan seri pertamanya.
Namun di seri keduanya ini, faktor cerita utama nya jauh lebih ringan dan sangat predictable. Berbeda dengan seri pertamanya yang sulit untuk ditebak. Faktor balas dendam menjadi pondasi utama di film yang dimana Isla Fisher tidak terlibat lantaran sedang hamil. Yap Cuma itu saja. Tidak ada cerita lainnya. Twist-twist yang ribet seperti seri pertamanya masih bisa dirasakan difilm ini.
Dibalik inti cerita yang begitu sederhana itu, tersimpan aksi-aksi sulap yang kali ini jauh lebih besar dan luas. Daratan Macau China menjadi lahan sulap baru yang sungguh memukau. Beberapa trick sederhana hingga massive (dan tersaji dengan bantuan efek CGI) cukup membuat gue terpukau. Atraksi sulap di NOW YOU SEE ME 2 (2016) kali ini tidak terjadi di stage megah saja. Atraksi sulap jalanan dihadirkan disini dengan menggunakan sedikit efek CGI membuat sulap jalanan terlihat memukau dan membuat gue berdecak kagum serta speechless. Terutama sulap jalanan yang dilakukan oleh Daniel Atlas. Gila. Gila dan Gila!!
Jajaran pemain pun tampil tak kalah memukaunya. Jesse Einsenberg tampil makin fresh dengan rambut cepaknya di sekuel ini. Dave Franco yang memerankan Jack Wilder pun tampil menyenangkan. Jajaran pemain lainnya juga tampil tidak mengecewakan. Terlebih untuk Lizzy Caplan yang memerankan Lula May, Anggota baru The Horseman menggantikan Henley (Isla Fisher) tampil begitu mencuri perhatian diantara para lelaki-lelaki penuh atraksi magic itu. Si Harry Potter alias Daniel Radcliffe yang menjadi salah satu daya tarik utama film ini tampil diluar dugaan. Karakter yang ia mainkan rupanya Antagonis. Gue berharapnya dia gabung jadi The Horseman tapi ternyata sebaliknya. Keputusan bongkar pasang pemain di NOW YOU SEE ME 2 (2016) adalah suatu keputusan yang tepat untuk membuat film yang konon akan menjadi franchise ini semakin seru dengan muncul/hilangnya pemain baru layaknya Saga FAST & FURIOUS.
Overall, NOW YOU SEE ME 2 (2016) ini adalah sekuel dengan kualitas cerita yang sangat sederhana namun dibungkus dengan megah dan spektakuler lewat aksi-aksi action serta pertunjukkan sulap yang sangat memukau. Memuaskan!



[8.5/10Bintang]

[Review] Sundul Gan: Biografi Asyik Pendiri Kaskus

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Sundul Gan The Story of Kaskus (2016)
Casts: Albert Halim, Dion Wiyoko, Pamela Bowie, Melissa Karim, Richard Oh, Baim Wong, Ernest Prakasa, Indra Birowo, Tanta Ginting, Paul Agusta, Masayu Anastasia, Afgan, Richard Kyle, Ronny P Tjandra
Director: Naya Anindita
Studio: 700 Pictures, Putrama Tuta Productions


#Synopsis:
Andrew (Albert Halim) adalah seorang mahasiswa IT sekaligus pembuat situs Kaskus asal Indonesia yang tinggal di Seattle Amerika Serikat. Ia sudah sangat nyaman tinggal di Seattle dengan segala fasilitas yang serba cepat dan praktis termasuk fasilitas koneksi internet yang super kencang. Kenyamanan yang didapatkan Andrew itulah yang menyebabkan dirinya senang mengurus dan merawat situs Kaskus di Seattle. Kaskus sendiri ketika awal-awal dibuat oleh Andrew sudah populer dikalangan kolektor video dan foto lewat forum BB17. Para member forum BB17 bahkan kecanduan ngaskus dimanapun dan kapanpun.
Disisi lain ada Ken (Dion Wiyoko) seorang mahasiswa yang baru saja tinggal di Seattle. Ia termasuk golongan pecandu berat games. Kedua orangtua dan keluarganya yang sukses mengembangkan bisnis di Indonesia sangat tidak menyukai kondisi anaknya yang sangat gila games. Dengan kemauan keluarganya, Ken mau tak mau melanjutkan kuliahnya di Seattle Amerika Serikat demi keluarganya bahagia.
Pada suatu malam ketika perkumpulan mahasiswa Indonesia mengadakan pesta, Andrew dan Ken akhirnya bertemu. Mereka kemudian berkenalan dan menjalin persahabatan.
Kehadiran Ken di kehidupan Andrew awalnya membawa dampak positif. Apartemen Andrew akhirnya tidak sepi lagi karena ada Ken yang selalu menemani dan memberi kehebohan dengan aktifitas games nya. Namun semakin lama, kegilaan Ken akan games terpaksa harus dihentikan oleh Andrew demi kesehatan Ken.
Bertahun-tahun berlalu. Ken yang sudah berpacaran lama dengan Pamela mempunyai ide untuk mengembangkan situs Kaskus menjadi semakin luas dan lebar. Ken optimis jika Kaskus diberi kesempatan untuk berkembang pasti akan menjadi salah satu situs terpopuler di Indonesia. Namun, ke optimisan Ken disambut dingin oleh Andrew. Ia merasa dengan Kaskus seperti ini sudah cukup baginya. Alasan lainnya yaitu terbentur modal. Andrew tidak mempunyai modal yang cukup untuk membuat Kaskus lebih besar.
Ken kemudian terus membujuk Andrew untuk bekerjasama membangun Kaskus di Indonesia menjadi lebih besar lagi. Ken berjanji jika keduanya kembali ke Indonesia, Ken akan berusaha sekuat tenaga mencari calon investor sana-sini demi Kaskusnya bersama Andrew itu.
Modal pertama, Ken meminjam modal pada kedua orangtuanya. Agar dipercaya, Ken berjanji jika usaha yang kali ini akan ia jalankan akan sukses besar. Dan jika berhasil, Ken akan mengembalikan modal itu bersama dengan rencana pernikahannya dengan Pamela.
Menyewa rumah sederhana dipelosok gang Ibukota Jakarta sebagai kantor sementara, Kaskus pun resmi mempunyai kantornya. Awalnya Andrew mengeluh dengan kondisi kantor sementaranya itu yang serba minimalis. Namun Ken terus meyakinkan Andrew agar tetap sabar karena ia akan berusaha mencari investor untuk Kaskus.
Hari demi hari berlalu. Keduanya berpacu dengan waktu untuk mendapatkan investor. Ken dibentrokkan dengan jadwal persiapan pernikahannya sementara Andrew tetap sibuk dengan Kaskusnya. Konflik-konflik kecil antara Ken dan Andrew juga ikut mengiringi keduanya dalam membesarkan situs Kaskus.
Akankah semua harapan dan cita cita keduanya untuk Kaskus sebagai situs komunitas terbesar di Indonesia tercapai?


#Review:
Jika Hollywood sudah mengangkat biografi perjalanan sejarah pendiri Apple Inc lewat JOBS (2015), kemudian ada sejarah Facebook lewat THE SOCIAL NETWORK (2012). Indonesia pun tak mau kalah. Salah satu situs komunitas terbesar saat ini yaitu Kaskus diangkat ke layar lebar Film Indonesia oleh sutradara Naya Anindita bersama rumah produksi 700 Pictures dan Putrama Tuta Productions. Sebelumnya, industri perfilman Indonesia sudah mempunyai film yang bertemakan sosial media yaitu REPUBLIK TWITTER (2009).
SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) merupakan debut sutradara Naya Anindita dalam membuat sebuah featured film. Naya Anindita cukup berhasil menghadirkan "bromance" asyik antara Ken dan Andrew. Chemistry keduanya kuat dan melengkapi satu sama lain. Dialog-dialog yang mereka lontarkan sungguh asyik dan tidak kaku. 
Selain sisi persahabatan, Naya Anindita juga mengeksplor dengan baik serta memikat sisi drama struggle from nothing to something lewat perjalanan Ken dan Andrew mendirikan Kaskus. Perjuangan mereka merelakan berbagai hal dihidupnya hingga konflik konflik ringan secara tak langsung memberikan pengaruh positif dan menjadikan SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) semakin berwarna.
Dion Wiyoko dan Albert Halim memberikan chemistry bromance apiknya. Keraguan gue akan performa mereka hilang sudah saat melihat keduanya beraksi di layar lebar. Chemistry bromance keduanya tak kalah hebatnya dengan Ben dan Jody di FILOSOFI KOPI (2015). 
Dion Wiyoko yang totalitas hingga menaikkan berat badannya demi menyerupai Ken versi Asli tampil memuaskan. Albert Halim pun tampil tak kalah memikatnya seperti Dion. Tak hanya mereka, jajaran pemain pendukung hingga sederet cameo pun memberikan kontribusi cukup baik dan mencuri perhatian difilm ini. Hingga tak terbayangkan sosok penyanyi Afgan juga bisa muncul sebagai cameo difilm ini! Haha
Dibalik bromance chemistry apik serta cerita memikatnya, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) memiliki sedikit poin minus pada segi visual. Pengelihatan gue hampir 85% film ini menggunakan Green-Screen. Cukup disayangkan. Entah faktor kurang modal atau bagaimana yang jelas jika menggunakan set lokasi atau properti real mungkin akan terlihat jauh lebih baik. Beruntung, sisi minus itu kembali terobati dengan efek animasi game-game lawas yang ditampilkan. Lumayan detail dan tidak terlihat maksa. Beberapa properti pun cukup mewakili pada masanya.
Overall, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS is simply-nice bromance chemistry about founder Kaskus. Goodjob gan! Cendol nya mana nih?! 😄


[8/10Bintang]

[Review] My Stupid Boss: Atasan Yang Super Menjengkelkan Namun..

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: My Stupid Boss (2016)
Casts: Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Alex Abbad, Chew Kinwah, Bront Palarae, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnaen, Melissa Karim
Director: Upi
Studio: Falcon Pictures



#Synopsis:
Diana (Bunga Citra Lestari) akhirnya mendapatkan informasi lowongan pekerjaan diperusahaan milik teman suaminya di Malaysia. Sang Suami (Alex Abbad) bekerja cukup dengan tinggal dirumah saja karena pekerjaannya sudah terkoneksi dengan segala gadget yang dimilikinya. Diana sudah merasa jenuh jika hanya sebatas sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia memutuskan untuk melamar ke perusahaan teman suaminya itu.
Hari interview pun datang. Diana tampak sangat excited dan bersiap untuk diwawancara. Diana yakin interview ini berjalan lancar karena pemilik perusahaan itu adalah orang Indonesia juga dan teman dari suaminya. Setibanya diruangan kantor,  Diana melihat dua calon interview lainnya. Satu persatu mereka dipanggil dan Diana mendapat giliran paling terakhir. Alangkah terkejutnya, usai sesi interview kedua orang itu keluar dari ruangan pemilik perusahaan dengan sikap yang penuh amarah dan membenci si pemilik perusahaan.
Singkat cerita, Diana akhirnya diterima di perusahaan milik Bossman (Reza Rahadian). Diana diterima dibagian Kepala Administrasi atau dalam bahasa Malaysia Bagian Kerani. Ditempat kerjanya kini, Diana mempunyai nama baru yaitu Kerani.
Makin hari Diana makin takjub dan dibuat jengkel dengan segala kelakuan atasannya itu yang super pelit, super aneh, super menyebalkan dan anti demokratis. Rupanya tak hanya Diana yang merasakan itu. Seluruh karyawan lainnya pun merasakan hal yang dirasakan oleh Diana. Ia sempat berfikir untuk resign. Namun keputusan itu ditolak oleh sang suami. Ia mencoba membujuk dan mengajarkan Diana untuk bisa menghadapi sikap temannya yang mempunyai sikap itu dari dahulu.
Setelah dibujuk oleh sang suami, Diana tidak jadi untuk resign. Diana kemudian mempunyai ide cemerlang. Dibantu oleh keempat karyawan lainnya “perang” pun dimulai. Ide Diana pun membuat Bossman kewalahan dan menaruh kecurigaan pada bawahannya itu. Kecurigaan Bossman membuat Diana benar-benar naik pitam, langsung resign, makin membenci  dan tak ingin menemui Bossman lagi.
Akankah Diana benar-benar resign dari perusahaan milik Bossman?



#Review:
Duet maut Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari kembali tersaji di layar lebar bioskop. Jika sebelumnya duet maut mereka bergelut di genre Drama lewat HABIBIE & AINUN (2012) yang sukses menembus lebih dari 4.000.000 penonton diseluruh Indonesia dan menjadikan salah satu Film Indonesia terlaris sepanjang masa, kini lewat tangan salah satu sutradara terbaik di Indonesia yaitu Upi dan rumah produksi Falcon Pictures, mereka kembali lewat genre komedi yang mengadaptasi dari novel berjudul My Stupid Boss karya Chaos@Work.
My Stupid Boss memberikan sensasi menjengkelkan (banget). Segala kelakuan aneh Bossman digambarkan dengan menyebalkan oleh Upi. Adegan demi adegan berhasil menyulut kekesalan disepanjang film. Dibalik adegan-adegan menyebalkan itupun, Upi berhasil menyelipkan beberapa sisi komedinya. Meskipun ada beberapa part komedi yang cukup garing menurut gue. Film My Stupid Boss juga tak lupa memberikan sisi menyentuhnya (walaupun cuma sekejap saja). Haha!
Seperti biasanya, Reza Rahadian (lagi-dan-lagi) tampil (selalu) paling cemerlang ditiap filmnya. Jika di HABIBIE & AINUN, TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK, TEST PACK, HOS TJOKROAMINOTO, PENDEKAR TONGKAT EMAS, PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN, PERAHU KERTAS, KAPAN KAWIN, HARI UNTUK AMANDA dan BROKEN HEARTS Reza tampil love-able dan everyone loves him, di MY STUPID BOSS ini Reza tampil 180 derajat berbanding terbalik. Ia berhasil menghadirkan sosok Bossman yang nyeleneh dan menjengkelkan. Siapapun mungkin akan merasakan apa yang dirasakan Diana dalam menghadapi si Bossman. Reza benar-benar bertransformasi sebagai Bossman dengan kostum dan make-up yang luar biasa. Tim wardrobe dan make-up berhasil merubah Reza Rahadian yang idaman semua orang menjadi sosok yang tak enak dipandang mata. Haha
Bunga Citra Lestari pun tampil sangat mengimbangi lawan mainnya itu. Chemistry keduanya memang sudah tak perlu diragukan lagi semenjak HABIBIE & AINUN. Namun jajaran pemain pendukung lainnya terutama para pemain Malaysia tidak memberikan kesan membekas setelah film usai. Mudah dilupakan banget karena tertutup oleh kualitas Reza Rahadian.
Penempatan lagu-lagu legendaris Malaysia yang menjadi Soundtrack menjadi poin plus selanjutnya. Cindai dan Gerimis Mengundang menggema sungguh menjadi salah satu hiburan efektif difilm ini. Set lokasi yang konon sengaja dibangun bukan di kantor asli sungguhlah niat banget dan terlihat tidak asal jadi. Two thumbs up Upi!
Overall, Bossman is stole our hearts again! Hingga postingan ini dibuat, Jumlah penonton My Stupid Boss udah mencapai 2.000.000 penonton diseluruh Indonesia. Good job Reza!



[8/10Bintang]

[Review] Angry Birds The Movie: Amarah Para Burung Diangkat Ke Layar Lebar

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Angry Birds The Movie (2016)
Casts: Jason Suedekis, Josh Gad, Danny McBride, Maya Rudolph, Bill Hader, Peter Dinklage, Sean Penn, Keegan-Michael Key, Kate McKinnon
Director: Clay Katytis, Fergal Reilly
Studio: Columbia Pictures, Sony Pictures, Rovio Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Angry Birds The Movie (2016)



#Synopsis:
Red (Jason Suedekis) seekor burung merah sedari kecil sudah dikenal sebagai burung yang mudah terpancing amarahnya. Tak hanya itu saja, alisnya yang tebal juga sering jadi bahan celaan burung disekitarnya. Itulah yang menyebabkan ia tinggal di tepi pantai sendirian jauh dari pemukiman desa burung.
Beranjak besar, Red kemudian mencoba untuk memasuki kelas pengendalian emosi milik seekor burung putih bernama Matilda (Maya Rudolph). Tujuannya agar Red bisa meredam emosinya dan tidak dijauhi oleh warga di pulau burung. Di kelas tersebut ia juga berkenalan dengan siswa lainnya. Mereka adalah Chuck (Josh Gad) burung kuning yang sedang belajar mengendalikan kekuatannya, kemudian Terrence (Sean Penn) burung merah besar yang terlihat menyeramkan dan Bomb (Danny McBride) burung hitam yang mempunyai tujuan sama seperti Chuck.
Suatu hari, pulau burung kedatangan sebuah kapal besar yang melabuh dipinggiran pantai tepat dekat rumah Red. Ia tak menerima kedatangan kapal besar yang rupanya dimiliki para babi hijau itu. Pasalnya, kapal besar itu merusak tempat tinggalnya.
Kedatangan para babi hijau yang dipimpin oleh Leonard (Bill Hader) ke pulau burung itu untuk menjalin persahabatan dengan para burung. Untuk meyakinkan sesepuh pulau burung dan para penduduknya, Leonard memberikan pesta mewah, ketapel raksasa, dan pesta musik besar-besaran pada penduduk pulau burung.
Red merasa curiga dengan kedatangan Leonard beserta kapal besarnya yang serba mendadak dan langsung dicintai oleh penduduk pulau burung. Dengan mengajak temannya di kelas pengendalian emosi, Red, Chuck dan Bomb kemudian mencoba menyusup ke dalam kapal besar milik Leonard. Dan mengejutkan. Ketiganya menemukan ratusan babi hijau lainnya yang sedang bersembunyi di kapal itu. Hal itu kemudian menyulut emosi Red dan ingin membuktikan kebohongan Leonard pada penduduk pulau burung.
Namun seperti biasanya, perkataan Red tidak pernah ada yang mendengarnya. Penduduk pulau burung sudah terlanjur terlena dengan segala yang telah diberikan oleh Leonard beserta anak buahnya. Merasa makin tersudut, Red kemudian berfikir untuk bisa menemui Mighty Eagle (Peter Dinklage), Burung Elang legendaris yang selalu menolong dan melindungi pulau burung. Dengan mengajak Chuck dan Bomb, ketiganya kemudian berusaha menemui Mighty Eagle dengan menelusuri hutan, lembah dan pegunungan.
Akhirnya, perjuangan Red dan kedua temannya membuahkan hasil. Mereka berjumpa dengan Mighty Eagle di puncak gunung. Tapi harapan tak sesuai dengan kenyataan. Sang burung elang ternyata sudah pensiun dan tidak mau lagi melakukan aktifitas seperti dahulu. Kecewa dengan sikap Mighty Eagle, Red dan kawan-kawan kemudian kembali ke desa burung.
Setibanya di desa burung. Kondisinya sudah kacau. Ketika pesta musik berlangsung, anak-anak buah Leonard beraksi mencuri telur-telur milik penduduk desa burung. Tak hanya mencuri saja, mereka juga meluluh lantahkan desa dengan bom-bom yang telah mereka siapkan.
Bisakah Red, Chuck, Bomb dan lainnya menyelamatkan telur-telur para penduduk dari genggaman para babi hijau? Bagaimana nasib para calon generasi penerus desa burung? Apakah akan berakhir tragis menjadi santapan para babi hijau?



#Review:
Salah satu game populer dari smartphone yaitu Angry Birds milik Rovio Entertainment akhirnya resmi mempunyai versi layar lebar yang diangkat oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures. Jauh-jauh hari sebelum versi film dirilis, Rovio Entertainment yang berdomisili di Finlandia sudah membuat serial Angry Birds versi short movie yang diberi judul Angry Birds Toons.
Harus diakui, Angry Birds The Movie ini benar-benar cerah, ceria dan berwarna. Para burung yang biasanya digambarkan sederhana (tanpa sayap dan kaki pada versi game) di versi film ini mempunyai organ tubuh yang lengkap. Tapi gue tetap jatuh hati pada Angry Birds versi sederhana karena sudah iconic dibandingkan dengan versi filmnya. Desa burung yang digambarkan pun tampil cukup memanjakan mata.
Angry Birds The Movie ini mungkin dibuat hanya ditujukan untuk anak-anak saja. Segi cerita tampaklah mudah banget ditebak. Sisi from zero to hero dan krisis percaya diri kembali diangkat di film ini. Plot itulah yang cukup menyita durasi di awal hingga pertengahan. Namun sedikit tertolong dengan animasi yang memanjakan mata dan humor-humor yang kadang garing dibeberapa bagian. Klimaks peperangan antara para burung dan babi hijau hanya disimpan di akhir film saja dengan durasi yang tak terlalu lama juga. Padahal part peperangan itulah yang membuat gue penasaran dengan film ini.
Euforia Quicksilver jadi scene-stealer pada X-Men Days of Future Past (2014) dan X-Men: Apocalypse (2016) rupanya sedikit dimanfaatkan oleh film ini lewat karakter Chuck si burung kuning. Entah disini juga aksi Chuck akan menjadi scene-stealer juga atau tidak, tapi yang jelas, scene-stealer buat gue adalah bayi-bayi burung yang menggemaskan overloaded itu. Yang cukup mengecewakan menurut gue adalah Soundtrack. Terkesan “tidak modal” hanya comot lagu-lagu yang sudah hits dan kemudian direcycle oleh penyanyi Demi Lovato. Huftness
Overall, Angry Birds The Movie is colorful and just for kids. Nothing special.



[7/10Bintang]

Sharing Is Caring