#Description:
Title: Sundul Gan The Story of Kaskus (2016)
Casts: Albert Halim, Dion Wiyoko, Pamela Bowie, Melissa Karim, Richard Oh, Baim Wong, Ernest Prakasa, Indra Birowo, Tanta Ginting, Paul Agusta, Masayu Anastasia, Afgan, Richard Kyle, Ronny P Tjandra
Director: Naya Anindita
Studio: 700 Pictures, Putrama Tuta Productions
#Synopsis:
Andrew (Albert Halim) adalah seorang mahasiswa IT sekaligus pembuat situs Kaskus asal Indonesia yang tinggal di Seattle Amerika Serikat. Ia sudah sangat nyaman tinggal di Seattle dengan segala fasilitas yang serba cepat dan praktis termasuk fasilitas koneksi internet yang super kencang. Kenyamanan yang didapatkan Andrew itulah yang menyebabkan dirinya senang mengurus dan merawat situs Kaskus di Seattle. Kaskus sendiri ketika awal-awal dibuat oleh Andrew sudah populer dikalangan kolektor video dan foto lewat forum BB17. Para member forum BB17 bahkan kecanduan ngaskus dimanapun dan kapanpun.
Disisi lain ada Ken (Dion Wiyoko) seorang mahasiswa yang baru saja tinggal di Seattle. Ia termasuk golongan pecandu berat games. Kedua orangtua dan keluarganya yang sukses mengembangkan bisnis di Indonesia sangat tidak menyukai kondisi anaknya yang sangat gila games. Dengan kemauan keluarganya, Ken mau tak mau melanjutkan kuliahnya di Seattle Amerika Serikat demi keluarganya bahagia.
Pada suatu malam ketika perkumpulan mahasiswa Indonesia mengadakan pesta, Andrew dan Ken akhirnya bertemu. Mereka kemudian berkenalan dan menjalin persahabatan.
Kehadiran Ken di kehidupan Andrew awalnya membawa dampak positif. Apartemen Andrew akhirnya tidak sepi lagi karena ada Ken yang selalu menemani dan memberi kehebohan dengan aktifitas games nya. Namun semakin lama, kegilaan Ken akan games terpaksa harus dihentikan oleh Andrew demi kesehatan Ken.
Bertahun-tahun berlalu. Ken yang sudah berpacaran lama dengan Pamela mempunyai ide untuk mengembangkan situs Kaskus menjadi semakin luas dan lebar. Ken optimis jika Kaskus diberi kesempatan untuk berkembang pasti akan menjadi salah satu situs terpopuler di Indonesia. Namun, ke optimisan Ken disambut dingin oleh Andrew. Ia merasa dengan Kaskus seperti ini sudah cukup baginya. Alasan lainnya yaitu terbentur modal. Andrew tidak mempunyai modal yang cukup untuk membuat Kaskus lebih besar.
Ken kemudian terus membujuk Andrew untuk bekerjasama membangun Kaskus di Indonesia menjadi lebih besar lagi. Ken berjanji jika keduanya kembali ke Indonesia, Ken akan berusaha sekuat tenaga mencari calon investor sana-sini demi Kaskusnya bersama Andrew itu.
Modal pertama, Ken meminjam modal pada kedua orangtuanya. Agar dipercaya, Ken berjanji jika usaha yang kali ini akan ia jalankan akan sukses besar. Dan jika berhasil, Ken akan mengembalikan modal itu bersama dengan rencana pernikahannya dengan Pamela.
Menyewa rumah sederhana dipelosok gang Ibukota Jakarta sebagai kantor sementara, Kaskus pun resmi mempunyai kantornya. Awalnya Andrew mengeluh dengan kondisi kantor sementaranya itu yang serba minimalis. Namun Ken terus meyakinkan Andrew agar tetap sabar karena ia akan berusaha mencari investor untuk Kaskus.
Hari demi hari berlalu. Keduanya berpacu dengan waktu untuk mendapatkan investor. Ken dibentrokkan dengan jadwal persiapan pernikahannya sementara Andrew tetap sibuk dengan Kaskusnya. Konflik-konflik kecil antara Ken dan Andrew juga ikut mengiringi keduanya dalam membesarkan situs Kaskus.
Akankah semua harapan dan cita cita keduanya untuk Kaskus sebagai situs komunitas terbesar di Indonesia tercapai?
#Review:
Jika Hollywood sudah mengangkat biografi perjalanan sejarah pendiri Apple Inc lewat JOBS (2015), kemudian ada sejarah Facebook lewat THE SOCIAL NETWORK (2012). Indonesia pun tak mau kalah. Salah satu situs komunitas terbesar saat ini yaitu Kaskus diangkat ke layar lebar Film Indonesia oleh sutradara Naya Anindita bersama rumah produksi 700 Pictures dan Putrama Tuta Productions. Sebelumnya, industri perfilman Indonesia sudah mempunyai film yang bertemakan sosial media yaitu REPUBLIK TWITTER (2009).
SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) merupakan debut sutradara Naya Anindita dalam membuat sebuah featured film. Naya Anindita cukup berhasil menghadirkan "bromance" asyik antara Ken dan Andrew. Chemistry keduanya kuat dan melengkapi satu sama lain. Dialog-dialog yang mereka lontarkan sungguh asyik dan tidak kaku.
Selain sisi persahabatan, Naya Anindita juga mengeksplor dengan baik serta memikat sisi drama struggle from nothing to something lewat perjalanan Ken dan Andrew mendirikan Kaskus. Perjuangan mereka merelakan berbagai hal dihidupnya hingga konflik konflik ringan secara tak langsung memberikan pengaruh positif dan menjadikan SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) semakin berwarna.
Dion Wiyoko dan Albert Halim memberikan chemistry bromance apiknya. Keraguan gue akan performa mereka hilang sudah saat melihat keduanya beraksi di layar lebar. Chemistry bromance keduanya tak kalah hebatnya dengan Ben dan Jody di FILOSOFI KOPI (2015).
Dion Wiyoko yang totalitas hingga menaikkan berat badannya demi menyerupai Ken versi Asli tampil memuaskan. Albert Halim pun tampil tak kalah memikatnya seperti Dion. Tak hanya mereka, jajaran pemain pendukung hingga sederet cameo pun memberikan kontribusi cukup baik dan mencuri perhatian difilm ini. Hingga tak terbayangkan sosok penyanyi Afgan juga bisa muncul sebagai cameo difilm ini! Haha
Dibalik bromance chemistry apik serta cerita memikatnya, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS (2016) memiliki sedikit poin minus pada segi visual. Pengelihatan gue hampir 85% film ini menggunakan Green-Screen. Cukup disayangkan. Entah faktor kurang modal atau bagaimana yang jelas jika menggunakan set lokasi atau properti real mungkin akan terlihat jauh lebih baik. Beruntung, sisi minus itu kembali terobati dengan efek animasi game-game lawas yang ditampilkan. Lumayan detail dan tidak terlihat maksa. Beberapa properti pun cukup mewakili pada masanya.
Overall, SUNDUL GAN THE STORY OF KASKUS is simply-nice bromance chemistry about founder Kaskus. Goodjob gan! Cendol nya mana nih?! 😄
[8/10Bintang]