Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] X-MEN Apocalypse: Sosok Mutant Pertama Di Dunia Siap Menghancurkan Dunia

- Tidak ada komentar



#Description:
Title: X-Men: Apocalypse (2016)
Cast: Michael Fassbender, James McAvoy, Jennifer Lawrence, Oscar Isaac, Nicholas Hoult, Rose Byrne, Evan Peters, Sophie Turner, Tye Sheridan, Kodi Smith-McPee, Olivia Munn, Ben Hardy, Alexander Shipp, Hugh Jackman
Director: Bryan Singer
Studio:  20th Century Fox, TSG Entertainment, Bad Hat Harry Productions, Marvel Entertainment


#Trailer:

Official Trailer X-Men: Apocalypse (2016)


#Synopsis:
En Sabah Nur (Oscar Isaac) yang merupakan sosok mutant tertua dan pertama di dunia baru saja bangkit dari “tidur panjangnya” setelah ribuan tahun lamanya berkat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Moira MacTaggert (Rose Byrne) seorang petugas CIA yang merupakan teman dekat Professor Charles Xavier (James McAvoy). Bangkitnya En Sabah Nur atau Apocalypse di Kairo Mesir ini mengancam kelangsungan peradaban manusia dan mutant di dunia. En Sabah Nur ingin dunia kembali berada digenggamannya dan melakukan pemusnahan massal diseluruh penjuru dunia.
En Sabah Nur kemudian mencari empat mutant untuk menjadi anak buahnya atau yang dikenal sebagai The Four Horseman. Mereka adalah Storm (Alexander Shipp) mutant jalanan di Kairo Mesir, Pyslocke (Olivia Munn) mutant yang ia temukan ketika akan membuat identitas untuk Storm, lalu Angel (Ben Hardy) mutant petarung bersayap yang baru saja kalah usai pertandingan melawan mutant bernama Nightcrawler (Kodi Smith-McPhee).
Disisi lain, Erik Lehnsherr atau Magneto (Michael Fassbender) kini sudah hidup tentram dan damai dengan identitas baru dan keluarga kecilnya di pinggiran Mongolia. Ia merubah identitasnya menjadi seorang pekerja mekanik bernama Henryz agar tidak terdeteksi oleh CIA dan FBI bahwa ia adalah Erik yang telah membunuh Presiden JFK dan membuat kekacauan di Washington D.C pada beberapa waktu yang lalu.
Kebangkitan En Sabah Nur mengguncangkan seluruh daratan dunia. Guncangan itu mengakibatkan banyak hal, salah satunya adalah kekuatan Henryz atau Magneto tidak sengaja keluar ketika ia menolong rekan kerjanya yang sedang bekerja. Semua rekan kerjanya terkejut dan keanehan melihat Henryz kala itu. Terkuaknya siapa sosok sebenarnya Henryz membuat ia kehilangan kembali orang-orang yang dicintainya. Henryz sangat terpukul dan menyalahkan akan segala kekuatan yang ia punya.
En Sabah Nur kemudian Memanfaatkan kesedihan yang sedang dialami oleh Magneto dengan mengajaknya bergabung dalam The Four Horseman untuk merebut kembali kekuasaan dunia dan memusnahkan seluruh umat manusia. Atas dasar rasa sakit hati karena beberapa kali kehilangan orang terdekatnya, Magneto kemudian bergabung dengan En Sabah Nur.
Mendengar sosok mutant pertama di dunia kembali bangkit dan mengetahui seluruh rencananya, Raven atau Mystique (Jennifer Lawrence) kemudian mengumpulkan mutant-mutant dari sekolah Professor Charles Xavier untuk menyelamatkan bumi. Mereka adalah Hanks atau Beast (Nicholas Hoult), Peter atau QuickSilver (Evan Peters), Jean Grey (Sophie Turner), Cyclops (Tye Sheridan) dan Nightcrawler.
Semuanya bersatu untuk mengalahkan En Sabah Nur dan The Four Horseman agar tidak terjadi Apocalypse atau kiamat di alam semesta ini. Bisakah kali ini tim X-Men bersama Professor Charles Xavier mengalahkan En Sabah Nur?


#Review:
Setelah kemarin dimanjakan dengan aksi spektakuler Team The Avengers lewat Civil War (2016) kini giliran para mutant milik Marvel Studios beraksi diseluruh bioskop dunia. X-Men Apocalypse dimulai setelah kejadian X-Men First Class (2011). Pihak 20th Century Fox berhasil menuai acungan jempol ketika keputusannya untuk me-reset Saga X-Men. Keputusan yang diambil ternyata tepat lewat X-Men Days Of Future Past (2014). Saga X-Men versi reset kini tampil memukau, sedikit kelam namun tetap menghibur khas Marvel Studios.
X-Men Apocalypse memiliki poin plus yaitu chemistry yang kuat diantara para mutant. Contohnya adalah chemistry antara Professor Charles Xavier dan Magneto serta Mystique dengan para mutant lainnya. Kerjasama yang mereka lakukan sungguh terasa real dan tidak berlebihan. Di X-Men Apocalypse kali ini sisi lain dari Magneto pun dieskplor cukup mendalam hingga terkuak alasan mengapa selama ini sosok Magneto tampil antagonis di Saga X-Men. Jajaran mutant lainnya pun diberi porsi pengenalan yang pas dan memikat. En Sabah Nur berhasil digambarkan powerful dan menakutkan. Anggota The Four Horseman lainnya juga sama.
Jika sisi “serius” nya berhasil disajikan lewat mutant-mutant diatas, untuk sisi “hiburan” nya X-Men Apocalypse menyuguhkannya lewat mutant-mutant seperti QuickSilver (as always he’s my favorite mutant) yang lagi-lagi menjadi scene stealer dan kali ini porsi QuickSilver jauh lebih banyak dan memuaskan. Dilanjut dengan Cyclops, mutant yang sedang berusaha mengendalikan kelebihannya, kemudian ada Nightcrawler yang sekilas mirip Andhika Kangen Band versi mutant LOL.
Sisi visual pun seperti biasanya tampil bombastis. Marvel Studios memang tidak pernah mengecewakan dalam urusan visual efek. Exploring berbagai belahan dunia pun tergambar memukau. Visual daratan Mesir dan segala pernak-pernik khas Mesir di X-Men Apocalypse ini yang paling mencuri perhatian gue. Meskipun gue yakin, someday pasti bakalan ada yang bilang jika X-Men Apocalypse ini adalah Illuminati. Haha.
Overall, secara keselurahan X-Men Apocalypse memuaskan buat gue. Segala komponen didalamnya tidak ada yang mengecewakan. Favorite Marvel Movies after The Avengers Heroes.

[8.5/10Bintang]

[Review] Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 at The Trans Luxury Hotel Bandung

- Tidak ada komentar


Konser Off-Air untuk kesekian kalinya kembali digelar oleh salah satu penyanyi pria terbaik di Indonesia yaitu Afgan. Yang membedakan dengan konser sebelumnya adalah, Konser kali ini merupakan rangkaian tour Afgan dalam mempromosikan album terbarunya berjudul SIDES yang akan segera dirilis setelah usai moment Lebaran tahun 2016.

Kota kembang Bandung ditunjuk sebagai kota pertama untuk Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 yang bertempat di GrandBallroom The Trans Luxury Hotel. Team #AfganSIDES membagi 4 golongan tiket yaitu:

VIP Class (Rp.1.000.000,-)
GOLD Class (Rp.750.000,-)
Silver Class (Rp. 500.000,-)
Festival Class (Rp.200.000,-)


Dari keempat golongan tiket tersebut VIP Class lah yang paling cepat sold-out lantaran kursi yang disediakan sangatlah terbatas. VIP Class juga dimanjakan dengan posisi duduk yang tepat berada paling depan stage #AfganSIDES. Keluarga besar Afgan, kerabat dekat, teman-teman hingga Walikota Bandung, Ridwan Kamil beserta istri menyempatkan hadir menyaksikan Konser #AfganSIDES ini.

Sekitar pukul 15:00 WIB Team #AfganSIDES mengizinkan beberapa pembeli ticket pada tanggal 01-12 Mei 2016 bisa menyaksikan Rehearsal (Gladi Resik) Afgan dan pengisi acara. Salah satu orang yang beruntung itu adalah gue. Gue berhasil mendapatkan GOLD CLASS TICKET dari @KampungSeleb dan @Telkomsel  gara-gara ikutan quiz di Instagram. 

Tak hanya itu saja, mereka (termasuk gue) juga diberi kesempatan untuk Meet & Greet bersama Afgan yang kenyataannya Meet & Greet itu hanyalah foto per-berlima orang saja dan berlangsung sangatlah singkat. Gue sih berharapnya bisa berbincang-bincang sama Afgan dan bisa berfoto dan selfie pakai ponsel pribadi, tapi kondisinya mungkin Afgan harus istirahat dan akhirnya kita Cuma bisa memakluminya.

Konser  #AfganSIDES dimulai sekitar pukul 20:00 WIB. Open gate dibuka sekitar satu jam sebelum pertunjukan dimulai. Festival Class adalah yang paling penuh antriannya dibandingkan Class lainnya. Dengan dibantu oleh mba-mba supercantik mengenakan kaos Afganisme terbaru para pemegang tiket VIP hingga Silver Class ditunjukkan ke tempat duduknya masing-masing. Alhamdulillah gue masuk deretan Gold Class dimana posisinya tidak terlalu jauh dengan stage #AfganSIDES dan berselebahan juga dengan pemenang quiz yang sama.

Konser yang disponsori oleh Good Day Coffee, Relaxa, Garnier Sakura dan Visit Indonesia ini dibuka dengan sebuah cuplikan seperti teaser akan album terbaru Afgan yang berjudul SIDES. Video nya sungguh keren abis berasa video-video klip musisi mancanegara. Setelah itu lalu muncul sang bintang utama yaitu Afgan. Diiringi oleh The Gandarianz, Afgan mulai menyanyikan beberapa hit-single upbeat miliknya:

Pesan Cinta
Katakan Tidak
Tak Peduli
Dia Dia Dia

Setelah memanaskan suasana GrandBallroom The Trans Luxury Hotel, Afgan kemudian sedikit mendinginkan suasana dengan menyanyikan lagu

Betapa Aku Cinta Padamu dengan suasana Jazzy
Bawalah Cintaku

Dilanjut dengan Track pada album The One (2010) yang merupakan lagu favorit gue yang sayang banget gak masuk ke single-single Afgan yaitu

Masih Untukmu

Setelah itu dilanjut dengan medley lagu-lagu slow yang cukup HITS seperti

Sabar
Sadis dengan sedikit aransemen dan improvisasi baru yang bikin merinding

Setelah bergalau ria lewat Sabar dan Sadis, Afgan kembali memanaskan suasana lewat lagu

Knock Me Out dengan visual effect yang memukau dan berdansa ria seperti yang sudah dilakukan pada Konser SOUND OF LOVE SCTV pada Februari 2016 lalu
Wajahmu Mengalihkan Duniaku

Dan untuk yang pertama kalinya, Afgan membawakan single terbarunya berjudul KUNCI HATI yang merupakan ciptaan sahabat dekat Afgan yaitu Inu Numata.

Kunci Hati (Download)

Usai menyanyikan single terbarunya, Afgan kemudian membawakan lagu Tribute To Michael Jackson berjudul

Chilhood dengan pencahayaan sangat minim dan menggunakan background foto-foto masa kecil seorang Afgan menjadikan part ini sungguh memukau.
Bukan Cinta Biasa

Setelah itu kemudian Afgan menyanyikan lagu Percayalah. Namun disayangkan Raisa tidak bisa hadir diacara Konser #AfganSIDES ini. Afgan kemudian mengajak seluruh audience untuk menyanyi bersama hit-single itu.

Percayalah

Usai beromantis ria lewat lagu Percayalah, Afgan kemudian mengcover hits milik Charlie Puth dan Selena Gomez yang berduet dengan Rossa

We Don’t Talk Anymore. Dengan irama yang enak untuk berjoget, Afgan dan Rossa sangat lincah berjoget hingga membuat seluruh penonton histeris. Genit! :D
Kamu Yang Kutunggu

Usai berduet dengan Rossa, Afgan kembali membawakan Track album The One (2010) yaitu

Rumahmu Jauh dengan aransemen baru yang ear-catchy

Dengan jeda break sebentar sambil memutar Teaser #AfganSIDES Album, Afgan kemudian menggebrak panggung dengan mengcover lagu-lagu yang menjadi inspirasinya dalam bermusik yaitu

Adventure Of My Life (ColdPlay)
Hotline bling (Drake)
Sorry (Justin Bieber)
Runaway Baby (Bruno Mars)

Usai bersenang-senang ria lewat cover lagu, Afgan kemudian kembali bermellow lewat lagu hits nya

Jodoh Pasti Bertemu

Dua lagu terakhir ini adalah KLIMAKS yang diberikan oleh Afgan yaitu

Terima Kasih Cinta dengan improvisasi endingnya yang bikin merinding. Gila! Semoga Terima Kasih Cinta versi konser ini muncul di album #AfganSIDES nanti. Sumpah gue terharu dengernya gan!
Panah Asmara. Menjadi ending yang paling memukau. Afgan turun dari stage dan bersalaman dengan seluruh audience (tapi sayang gue gak kebagian karena rebutan) kemudian berjoget semua. Iringan band The Gandarianz di akhir konser ini sungguh enak untuk berjoget. Andai saja pop-up confetti ditebar ketika konser usai pasti akan jauh lebih nendang gan! Tapi gue maklum sih ga pasang pop-up confetti, bikin sampah jadinya kan. Kasian mana besoknya (Minggu, 15 Mei 2016) ada event wedding ditempat yang sama :’D

Overall, secara keseluruhan Konser Afgan SIDES Indonesia Tour 2016 itu memukau. Suguhan apik tentang vokal, koreografi dan interaksi interaktif dengan audience nya menghibur! See you next time Afgan! Sukses untuk #AfganSIDES di kota lainnya!

[Review] Ada Apa Dengan Cinta 2: Legend Couple Is Back!

- Tidak ada komentar


#Description:

Title: Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Casts: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Sissy Prescillia, Adinia Wirasti, Titi Kamal, Dennis Adhiswara, Ario Bayu, Christian Sugiono, Sarita Thaib, Dimi Cindyastira
Director: Riri Riza
Studio: Miles Films, Legacy Pictures


#Trailer:

Official Trailer Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)


#Synopsis:

Cinta (Dian Sastrowardoyo), Milly (Sissy Prescillia), Karmen (Adinia Wirasti) dan Maura (Titi Kamal) akhirnya menyempatkan kembali untuk berkumpul setelah beberapa tahun terpisah oleh kesibukan mereka masing-masing. Genk Cinta sebutan untuk ke-empat wanita itu memutuskan untuk berlibur sekaligus reunian ke Kota Yogyakarta tanpa pasangan mereka masing-masing. Cinta hidupnya sudah bahagia karena sudah bertunangan dengan Trian (Ario Bayu), Milly sudah berumah tangga dengan Mamet (Dennis Adhiswara) dan akan segera memiliki buah hati, Maura sudah berbahagia dengan keluarga kecilnya bersama Tian (Christian Sugiono) dan Karmen kini sudah jauh lebih baik dan rajin mengikuti perkumpulan Yoga setelah masuk panti rehabilitasi narkoba.
Dibelahan benua lain yaitu Amerika, Rangga (Nicholas Saputra) tengah sibuk dengan rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa, penulis dan pemilik kedai kopi kecil-kecilan yang dibangun bersama teman bulenya disana. Pada suatu hari, Adik tiri Rangga yang bernama Sukma (Dimi Cindyastira) yang tinggal di Kota Yogyakarta datang menemuinya ke Amerika. Ia memohon pada Rangga untuk pulang ke Indonesia dan menemui Ibunya (Sarita Thaib). Rangga sempat menolak lantaran rasa sakit hati yang pernah dikecewakan oleh sang Ibu ketika Rangga masih kecil. Namun berkat dorongan temannya, Rangga kemudian memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Misi Rangga pulang ke Indonesia tak hanya untuk menemui Ibunya, ada satu misi lainnya yaitu menemui Cinta dan menjelaskan alasan mereka harus berpisah kala itu. Bagaikan takdir. Cinta pergi berwisata ke Kota Yogyakarta, dan Rangga pun menuju ke kota yang sama. Semua terjadi mengalir begitu saja tanpa ada rencana. Milly dan Karmen lah yang pertama kali melihat Rangga berada di Kota Yogyakarta.
Setelah melihat wujud Rangga, Milly, Karmen dan Maura awalnya memutuskan untuk merahasiakan nya pada Cinta karena mereka tak ingin membuat hubungan Cinta dan tunangannya Trian berantakan. Namun, tak lama kemudian mereka memutuskan untuk mempertemukan Rangga dengan Cinta tujuannya hanya satu yaitu untuk menuntaskan semua masalah dan alasan yang selama ini mereka pendam.
Awalnya Cinta menolak untuk menemui Rangga. Ia masih merasakan sakit hati ketika Rangga memutuskan hubungan dengannya. Namun karena alasan Milly, Karmen dan Maura, akhirnya Cinta mau menemui Rangga sekaligus menuntaskan semua urusannya dengan Rangga agar tidak mengganggu hubungan Cinta dengan Trian.
Setelah Ratusan Purnama terpisah. Tibalah Cinta dan Rangga bertemu setelah empat tahun Rangga mengucap kata perpisahan tanpa alasan pada Cinta. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan berbicara empat mata. Dengan amarah yang dipendam dan dikeluarkan secara perlahan, Cinta menjabarkan rasa sakit hati dan kecewanya pada Rangga. Rangga hanya bisa diam dan meminta maaf mendengar semua perkataan Cinta.
Setelah Cinta mengungkapkan kekecewaanya, Kini Rangga menjelaskan alasannya memutuskan hubungan dengan Cinta. Sambil berjalan menelusuri penjuru kota, menikmati alam, melihat berbagai kesenian dan mencicipi kuliner khas Yogyakarta, Rangga menjelaskan semuanya pada Cinta hingga tak terasa perjalanan mereka berdua terus berlanjut hingga larut malam. Milly, Karmen dan Maura dilanda kegelisahan lantaran Cinta belum juga pulang. Cinta kemudian mengabarkan pada ketiga sahabatnya itu bahwa ia baik-baik saja.
Waktu pun terus berlalu hingga menunjukkan pukul 04:30 dini hari. Rangga dan Cinta pergi ke Gereja Ayam Punthuk Setumbu untuk menikmati Sunrise. Setelah seharian penuh bersama dan menghadirkan moment mengejutkan, keduanya memutuskan untuk berpisah secara damai. Cinta kembali ke Jakarta melanjutkan rutinitasnya. Akan tetapi, tiba-tiba Rangga memohon untuk bisa bertemu kembali sekali lagi sebelum ia terbang ke Amerika.
Cinta menghiraukan semua permohonan Rangga, karena ia ingin menghargai hubungannya bersama Trian. Namun yang mengejutkan, Rangga nekat menemui Cinta di Gallery Art milik Cinta. Rangga kemudian berkata jujur bahwa ia ingin memiliki Cinta untuk sekali lagi. Akankah Cinta menerima Rangga atau tetap memilih Trian sebagai pendamping hidupnya?


#Review:

Legenda Couple Film Indonesia yaitu Rangga dan Cinta kembali menyapa pecinta Film Indonesia setelah 14 tahun jarak antara AADC Pertama (2002) kini giliran sutradara Riri Riza mengambil alih disekuel yang keduanya ini yang di edisi pertamanya disutradarai oleh Rudi Soedjarwo.
AADC Pertama (2002) merupakan salah satu tanda bangkitnya Film Indonesia. Terbukti kala itu, AADC Pertama mencetak Box Office Indonesia dan masuk Top10 Box Office Indonesia Sepanjang Masa. Tak hanya itu saja, merchandise hingga CD Soundtrack pun laku keras dimana-mana. Beberapa dialog dan karakter AADC Pertama pun menjadi iconic hingga sekarang.
Berakhirnya AADC Pertama yang menggantung itulah membuat semua para pecinta Rangga dan Cinta dibuat penasaran. Seperti apakah kelanjutan kisah mereka. Hingga 14 tahun kemudian rasa penasaran itu terbayarkan dengan manis, hangat, mempesona dan tetap sederhana seperti AADC Pertama. Riri Riza berhasil menyajikan reuni akbar AADC Pertama dengan hampir sempurna. AADC Kedua arahan Riri Riza tidak tampil ingin mengungguli seri pertamanya. Riri Riza sangat menghormati AADC Pertama contohnya dengan menampilkan beberapa scene yang serupa tapi tak sama. Kehangatan persahabatan antara Genk Cinta yang terjalin makin matang dan kuat satu sama lain. Chemistry diantara mereka begitu indah sama halnya ketika Genk Cinta masih duduk dibangku SMA. Dian Sastrowardoyo setelah comeback lewat 7/24 (2013) karya Fajar Nugros, ia sukses mencuri perhatian dan mengobati rasa kangen para penggemarnya. Di AADC Kedua pun Dian Sastrowardoyo kembali mengobati rasa rindu para penggemarnya. Totalitas yang Dian lakukan begitu mempesona disepanjang film. Jiwa Cinta begitu melekat didiri Dian. Gesture-gesture khas Cinta masih dilakukan dengan baik oleh Dian. Gerak-gerak alis manjah ala Cinta dilakukan dengan manis dan genit olehnya. Duh! Mba Dian gakuku! :3
Tak hanya Dian yang apik mempesona memerankan Cinta, Nicholas Saputra pun masih mempesona sebagai Rangga yang kini sudah dewasa. Sikap cool dengan tatapan tajam manjah sangat baik ditampilkan oleh Nico. Puisi-puisi indah karya M. Aan Mansyur yang dibawakan oleh Rangga begitu menggelegar dahsyat disepanjang film. Kata-kata puitis nan indah berhasil diucapkan dengan baik.
Poin plus lainnya dari AADC Kedua adalah pengambilan lokasi shooting yang mayoritas di Kota Yogyakarta. Riri Riza menyajikan keindahan Kota Yogyakarta lewat spot-spot yang anti-mainstream. Gereja Ayam Punthuk Setumbu adalah contohnya. Sepertinya belum pernah ada yang mengexplore keindahan Punthuk Setembu disepanjang sejarah Film Indonesia. Mayoritas kebanyakan mengexplore Keraton atau Candi-Candinya. AADC Kedua pun tidak “mabok-drone” seperti Film Indonesia kebanyakan. Cukup sekali penggunaan drone, AADC Kedua bisa tampil sangatlah indah gambarnya.
Alunan Soundtrack yang kembali diciptakan oleh musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed cukup easy listening. Ratusan Purnama cukup mewakili isi film. Namun menurut gue magic Soundtrack AADC Pertama masih sangat mempesona dibandingkan Soundtrack AADC Kedua.
Yang cukup mengganggu mungkin seperti pada Film Indonesia lainnya yaitu product placement. Terlebih untuk Ponsel. Jika menonton Film AADC Kedua ini lebih dari sekali mungkin akan sedikit jeli dimana adegan awal film, Cinta terlihat banget menutup logo ponselnya. Baru pada part pertengahan ponsel yang Cinta pakai langsung berubah menjadi ponsel yang sponsorin AADC Kedua.
Overall, secara keseluruhan AADC Kedua memuaskan! One of the best and favorite romantic Indonesia of the year so far! Tak heran jika dalam kurang dari sebulan Film AADC kedua ini telah meraup lebih dari 3.000.000 penonton diseluruh Indonesia. Blockbuster!


[9.5/10Bintang]

[New Single] Afgan - Kunci Hati (2016)

- Tidak ada komentar

Setelah single KNOCK ME OUT yang dirilis pada moment Valentine 2015 lalu dan hit-single PERCAYALAH yang berduet dengan Raisa dirilis kepasaran dan langsung menjadi hits dibeberapa chart musik hingga menyabet penghargaan musik, kini Afgan kembali merilis single terbarunya berjudul KUNCI HATI pada 14 Mei 2016. Perilisan single karya Inu Numata ini bertepatan dengan konser AFGAN SIDES INDONESIA TOUR 2016 yang dimana Bandung menjadi kota pertama diselenggarakan konser yang disponsori oleh Gooday Coffee, Relaxa dan Visit Indonesia.
Direncanakan album terbaru Afgan berjudul SIDES itu akan dirilis usai Lebaran 2016 mendatang. Album ke-4 penyanyi kelahiran 27 Mei 1989 ini akan menampilkan sisi lain seorang Afgan baik itu dari segi musik, lagu, aransemen dan konsep.

Dengarkan dan simpan lagu terbaru Afgan - Kunci Hati disini

Get it now on iTunes!

[Review] The Huntsman Winter's War: Impressive Prequel Snow White Darker Version

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: The Huntsman: Winter's War (2016)
Casts: Chris Hemsworth, Emily Blunt, Charlize Theron, Jessica Chastain, Nick Frost, Sheridan Smith, Alexandra Roach, Sam Claflin, Liam Neeson (Narator)
Director: Cedric Nicholas-Troyan
Studio: Universal Pictures, Roth Films


#Trailer:

Official Trailer The Huntsman: Winter's War (2016)


#Synopsis: 
Raveena (Charlize Theron) akhirnya berhasil menggantikan posisi raja kerajaan setelah berhasil membunuhnya. Kini ia menjadi seorang Queen yang mempunyai kekuasaan penuh dan kuat berkat sebuah cermin emas yang menggantung dikamar pribadinya. Suatu ketika Raveena melihat adiknya yaitu Freya (Emily Blunt) tengah dilanda jatuh cinta pada seorang pria. Ia kemudian menghasut adiknya agar tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Freya menolak. Ia meyakini bisa merasakan kebahagiaan jika hidup bersama dengan pria itu. Namun diluar dugaan. Anak perempuan yang baru saja mereka miliki tewas dibakar. Dengan amarah yang begitu membara, Freya kemudian melenyapkan orang yang tega menghilangkan nyawa anaknya itu dengan kekuatan esnya.
Dirundung duka yang mendalam, Freya memutuskan pergi dari istana kakaknya dan membangun kerajaan dan istana es diwilayah utara.
Bertahun-tahun berlalu, kerajaan es milik Freya semakin besar dan kuat. Terbukti, beberapa kerajaan kecil disekitarnya sudah takluk oleh tangan dingin Freya. Tiap tahun dirinya selalu mengambil paksa anak-anak dari desa atau kerajaan lain untuk dijadikan prajurit atau The Huntsman di kerajaannya hingga mereka tumbuh dewasa. Freya ingin mempunyai The Huntsman yang mempunyai nasib sama dengan dirinya yaitu pengkhianatan dan kehilangan orang yang paling dicintainya. Salahsatu diantara The Huntsman itu adalah Eric (Chris Hemsworth). Dilatih sedari kecil, Eric tumbuh menjadi The Huntsman terbaik yang dimilik Queen Freya. Tak hanya Eric, ada satu lagi yaitu Sara (Jessica Chastian) The Huntsman wanita yang paling kuat.
Bertemu dengan Sara, Eric mulai jatuh hati. Namun benih asmara yang muncul diantara mereka malah menjadikan mereka diusir dari istana karena menentang satu aturan yang Queen Freya berlakukan.
Tujuh tahun pun berlalu, kabar Snow White (Kristen Stewart) berhasil mengalahkan Queen Raveena meluas kemana-mana. Prince William (Sam Claflin) selaku orang kerajaan di Snow White diutus untuk mencari Eric. Tujuannya untuk meminta bantuan mencari dan melenyapkan cermin emas ajaib yang merupakan sumber kekuatan dari Queen Raveena. Ditengah perjalanan mencari cermin emas ajaib itu, Eric kembali bertemu dengan Sara. Keduanya tak percaya bisa bertemu setalah lama berpisah. Mereka memutuskan untuk bersama dalam mencari cermin emas ajaib itu dengan ditemani 4 kurcaci.
Mendengar kabar kakaknya berhasil dikalahkan oleh Snow White, Queen Freya kemudian menyuruh seluruh pasukannya untuk memburu juga cermin emas ajaib itu juga. Berpacu dengan waktu, akankah Eric dan Sara berhasil menemukan cermin emas ajaib itu sebelum jatuh ke tangan dingin Queen Freya?


#Review:
Siapa yang tak kenal dengan cerita Princess Snow White? Sosok princess yang cantik dan idaman anak-anak perempuan ini akhirnya resmi diangkat ke versi live action pada tahun 2012 lalu lewat SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012). Namun yang cukup mengejutkan, di versi live actionnya, Princess Snow White tidak digambarkan selalu indah dan riang gembira seperti di versi kartun, sutradara Rupert Sanders berhasil menampilkan dongeng Princess Snow White dengan versi gelap, kelam dan gahar. Meskipun Bella Swan *eh Kristen Stewart di SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012) kala itu jiwanya masih Twilight banget. Namun terlepas dari itu Snow White versi gelap itu cukup berhasil mencuri perhatian pecinta film termasuk gue. Aspek visual, kostum dan scoring nya sangat juara dan megah abis. Jajaran pemainpun boleh dibilang kelas wahid semua.
Dan pada tahun 2016 ini, Universal Pictures menghadirkan prequelnya berjudul THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR (2016). Ini bagaikan mimpi gue menjadi kenyataan. Kisah Snow White versi gelap dikembangkan oleh rumah produksinya. Meskipun Snow White kali ini tidak terlibat, dengan hadirnya prequel ini membuat gue semakin excited setelah melihat ensemble casts nya. Emily Blunt, Jessica Chastain, Charlize Theron dan Chris Hemsworth. Adalah bukan nama yang asing di film-film Hollywood. Mereka adalah jajaran artis nomor wahid dan sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Acungan jempol untuk para penulis cerita untuk SNOW WHITE CHRONICLES ini. Entah ide dari manakah mereka menemukan ide gelap yang ternyata sangat menarik dan membuat penasaran ini. Di THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini menurut gue ceritanya semakin meluas dan berpotensi akan terus diproduksi kelanjutannya. Alur cerita yang dihadirkan pun cukup enjoy untuk diikuti. Meskipun komedi soal kurcaci disini cukup menganggu menurut gue. Yang cukup mengganggu berikutnya adalah cut-sensored oleh LSF. Adegan intim dipotong begitu kasar. Tapi gue sedikit maklum, mungkin biar bisa masuk rating 13 TAHUN KEATAS dan penontonnya banyak kali ya? Hmm.. Tapi, beruntung klimaks THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR tampil super menegangkan menuju akhir film! Para ratu-ratu akhirnya berkelahi! Gilaa visual efeknya ngebantu banget dan jadi spektakuler! Pokonya gue akan tetap menjadi salah satu orang yang akan terus update soal SNOW WHITE CHRONICLES ini sampe kapanpun.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, dibintangi oleh jajarana artis nomor wahid, THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR tampil semakin megah. Emily Blunt subhanallah tampil paling kuat diantara yang lainnya. She's looks perfect as Queen Freya. Ekspresi kalem-kalem berbahaya berhasil ditampilkan secara memukau oleh Blunt. Charlize Theron pun kembali tampil supergemilang sebagai Queen Raveena yang super bengis dan licik. Tak boleh dilupakan juga The Huntsman-girl Jessica Chastain, she's so awesome! What a perfect woman-casts ever!
Sama seperti film sebelumnya, kualitas visual, costume dan scoring di THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini juga semakin megah, mewah dan membuat takjub. I saw Queen Freya's castle feels like Queen Elsa's castle from FROZEN (2013). Gue setuju banget kalo suatu hari nanti FROZEN dibuat versi live-action atau versi gelap, Emily Blunt harus jadi Queen Elsa! Costume nya pun indah dan memukau banget.
Secara keseluruhan, gue sangat puas dengan THE HUNTSMAN: WINTER'S WAR ini. Semoga kedepannya SNOW WHITE CHRONICLES (harus) terus dibuat. I LOVE YOU BLUNT!


[8.5/10Bintang]

[Review] Gila Jiwa: 5 Genre Dalam 1 Film Adalah Ide Gila!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Gila Jiwa (2016)
Casts: Hery Purnomo, Joshua Suherman, Jovial Da Lopez, Shaddira Marini, Ade Irawan, Aimee Saras, Julia Perez, Atrie Irawan, Augie Herman, Bagas Aldy, Tio Pakusadewo, Ria Irawan, Tya Arifin, Andre Hehanusa, Fauzi Baadila, Ayushita Nugraha
Director: Ria Irawan, Julia Perez, Aming Sugandhi, Ade Paloh, Afgansyah Reza
Studio: FireBird Films


#Trailer:

Official Trailer Gila Jiwa (2016)


#Synopsis:
Empat anak muda yaitu Omo (Hery Purnomo), Alex (Jovial Da Lopez), Ruben (Joshua Suherman) dan Dhea (Shaddira Marini) tengah berdiskusi tentang kondisi terkini industri perfilman Indonesia disebuah kafe disiang hari. Keempat pemuda itu berambisi ingin membuat sebuah gebrakan lewat ide Film Indonesia yang anti-mainstream. Mereka sudah bosan dengan kondisi perfilman Indonesia saat ini dimana selalu ber-happy ending, ide cerita yang kurang original, selalu berselipkan drama cinta agar mudah diterima penonton, hingga kesulitan mendapatkan jumlah penonton.
Selama berkumpul di kafe tersebut dan melihat orang-orang disekitar, mereka melihat pengunjung kafe lain sedang membaca tabloid selebritis. Seketika itu juga mereka langsung membuat cerita genre action tentang Superdiva (Julia Perez) seorang aktris papan atas yang tengah dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran.
Brainstorming selanjutnya mereka membuat cerita genre komedi satir tentang seorang anak sekolah bernama Endang (Hery Purnomo) yang dipaksa menjadi wanita oleh ibunya (Tio Pakusadewo) yang merupakan laki-laki berwujud wanita.  Karena paksaan, Endang mengikuti semua kemauan emaknya. Hingga semuanya terbongkar ketika Endang berkata jujur pada gurunya (Fauzi Baadila, Ayushita).
Setelah menulis dua draft genre, tiba-tiba Ruben menemukan sebuah buku aneh di kafe mereka nongkrong. Mereka kembali membuat sebuah cerita genre horror tentang mitos masuk ke alam gaib dengan ritual bermain engklek. Seorang turis asal Malaysia penasaran dengan segala mitos dan takhayul yang ada di Indonesia, ia kemudian berlibur ke Indonesia dirumah Dewi (Dea Annisa). Dirumah Dewi lah, sang turis itu melakukan ritual engklek. Hingga sesuatu yang menyeramkan mengancam keduanya.
Terakhir, Omo dan kawan kawan membuat cerita genre musikal tentang fenomena bully yang sering terjadi dimana-mana. Namun dibalik semua cerita yang telah mereka buat, tersimpan sebuah benang merah yang terikat satu sama lain diantara genre film itu. Hingga sebuah rahasia pun terbongkar.


#Review:
Akhirnya, film yang sudah dipromosikan pada zaman 2012-2013 lalu lewat akun sosmed kelima sutradara ini rilis juga di bioskop mulai 7 April 2016 lalu. Entah apa alasan mengapa film ini rilis 3-4tahun kemudian. Yang jelas satu alasan kenapa gue niat banget pengen nonton film ini adalah karena penasaran dengan kelima sutradaranya yang baru pertama kali menyutradarai sebuah film. Mereka adalah Afgan, Julia Perez, Aming, Ade Paloh dan Ria Irawan. Kelimanya sudah terkenal terlebih dahulu lewat karya baik itu musik dan akting. Namun dengan keberanian dan mencoba, mereka berlima membuat film GILA JIWA ini. Lalu bagaimanakah hasilnya?
Harus diakui, Film GILA JIWA ini adalah film multi-genre. Semua genre film semuanya ada disini. Namun seperti pada film omnibus lainnya, pasti akan ada 1-2 dua segment yang paling menonjol bagus banget dan kurang. Hal itu pun terjadi di Film GILA JIWA.
Part action yang disutradarai oleh Julia Perez lumayan tampil cukup baik. Adegan action yang langsung diperankan oleh JuPe sendiri cukup menegangkan. Kapanlagi melihat seorang JuPe lari-lari di gang sempit dan berantem dengan preman.
Part komedi satir yang disutradarai oleh Aming ini adalah yang terbaik di Film GILA JIWA. Aming berhasil menghadirkan isu yang lagi hits saat ini yaitu LGBT dengan cara yang segar dan mengundang tawa terbahak-bahak. Bahkan seorang Aming berhasil menyulap Aktor Terbaik Usmar Ismail Awards 2016 menjadi berhijab!
Dua Part selanjutnya yaitu horror dan musikal yang disutradarai oleh Ade Paloh dan Afgansyah Reza. Menurut gue ini adalah part terlemah dan membuat mood turun drastis usai dipukau oleh part komedi satir-nya Aming. Premis horror tentang mitos engklek sebagai portal masuk ke alam gaib dieksekusi terlalu membingungkan dan diberi jatah durasi yang paling lama. Padahal jika dikemas dengan santai, part horror ini cukup menjanjikan karena mengangkat mitos mitos klasik yang ada di Indonesia. Terakhir adalah part musikal yang disutradarai oleh Penyanyi Afgansyah Reza. Menurut gue ini yang paling lemah. Sepanjang durasi full dengan musikal yang membingungkan. Terlalu anti-mainstream hingga gue kurang menikmati part musikal ini. Part musikal sedikit terselamatkan juga oleh plot-twist yang disimpan diakhir film.
Jajaran pemain tampil memberikan performa baiknya. Hery Purnomo yang menurut Ria Irawan ketika diwawancarai pada Gala Premiere Film Gila Jiwa (5/4) lalu di Epicentrum XXI adalah calon aktor yang kualitas aktingnya sejajar dengan Chicco Jerikho atau Reza Rahadian ini memang tampil total ketika multi-peran. Paling favorit ketika Omo menjadi Endang! Haha
Overall, Gila Jiwa The Movie is a little success to be anti-mainstream movie. But the musical and horror segment is not good for me. Sorry!


[6/10Bintang]

Album Raisa - Handmade (2016)

- Tidak ada komentar

Download 3rd Album Raisa - Handmade (Expected Released: 20 April 2016)
Published by Juni Records



Bertepatan dengan Hari Kartini, penyanyi cantik Raisa Andriana akhirnya merilis album ke-tiga nya berjudul HANDMADE. Berikut adalah Tracklist album terbaru Raisa:


Let's order now on iTunes!

*Klik judul lagu untuk menyimpan dan mendengarkan lagu.

[Review] Batman V Superman Dawn of Justice: Pertarungan Antar Dua Superhero DC Comics

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)
Casts: Henry Cavill, Ben Affleck, Gal Gadot, Amy Adams, Jesse Eisenberg, Diane Lane, Laurence Fishburne, Jeremy Irons, Holly Hunter, Scott McNairy, Callan Mulvey
Director: Zack Snyder
Studio: Warner Bros Pictures, DC Comics, Atlas Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)


#Synopsis:
Bruce Wayne alias Batman (Ben Affleck) tak terima melihat kota yang ia tinggali yaitu Gotham City porak poranda gara-gara Superman (Henry Cavill) melawan musuh-musuhnya. Batman kemudian berusaha menuntut balas dendam pada Superman. Ia menelusuri berbagai cara untuk bisa mengalahkan manusia setengah dewa itu hingga ia menemukan cara bahwa batu Kryptonite yang berwarna hijaulah yang bisa membuat Superman lemah.
Kebutuhan akan batu Kryptonite itu kemudian membawa Batman bertemu dengan Lex Luther (Jesse Eisenberg) seorang pengusaha pemilik LEX COMPANY yang berhasil menemukan batu Kryptonite itu. Luther sendiri sedari dulu sudah mempunyai ambisi untuk membunuh Superman. Disisi lain Superman juga mempunyai rasa kesal terhadap Batman lantaran si manusia kelelawar itu dalam memberantas kejahatan selalu diiringi dengan tindakan-tindakan kasar yang tiada ampun.
Dengan masa lalu yang cukup kelam dimana Bruce Wayne ketika kecil melihat kedua orangtuanya dibunuh membuat iia selalu bertindak kejam dalam memberantas kejahatan. Hal itu berbanding terbalik dengan Clark Kent alias Superman dimana ia tumbuh dan besar dengan limpahan kasih sayang dan cinta dari orang-orang sekitarnya dan hingga tumbuh dewasa, ia mempunyai kekasih yang selalu membantunya yaitu Lois Lane (Amy Adams) seorang karyawan disebuah media newspaper.
Dengan memanfaatkan kisah masa lalu dari kedua meta-human itu, Luther berhasil mengadu domba Batman dan Superman. Amarah dari Batman dan Superman semakin membara setelah bertemu dan mendengar ucapan dengan Luther.
Ditengah situasi Batman dan Superman yang sedang bertarung, Lex Luther kemudian menciptakan sosok monster raksasa bernama Doomsday. Monster itu takkan terkalahkan lantaran berasal dari gen manusia dari planet Kryptonite. Dunia pun semakin terancam dengan kehadiran monster itu. Dengan dibantu Wonder Woman (Gal Gadot) mereka terus berusaha mengalahkan monster ciptaan Luther. Bisakah ketiga meta-human itu mengalahkan monster Doomsday?


#Review:
Pertanyaan "bagaimana jika kedua superhero DC yaitu Batman melawan Superman?" yang sangat hype terjadi diseluruh dunia selama beberapa tahun belakangan ini akhirnya terjawab sudah ketika filmnya dirilis. Film adaptasi DC Comics ini sangat ditunggu kehadirannya lantaran pihak studio menjanjikan pertarungan antar-superhero terbesar sepanjang sejarah. Namun dibalik kata VERSUS antar kedua superhero DC itu, sisi cerita yang dihadirkan oleh BVS ini malah cenderung terlalu lama, detail dan panjang. 1 jam pertama film BVS adalah bagian paling membosankan menurut gue. Zack Synder menceritakan kisah hidup kedua superheronya dengan panjang dan lebar diawal film. Dan untuk penonton awam yang bukan geek superhero comic kayak gue itu adalah hal yang terlalu lama untuk dibahas. Ditambah lagi kesan "serius dan kelam" yang sudah menjadi ciri khas film adaptasi DC Comics membuat gue sedikit mulai ngantuk didalam bioskop.
Beruntung, 1.5jam berikutnya, intense keseruan BVS mulai terasa. Pertarungan sengit antara Batman melawan Superman yang konon menjadi pertarungan terbesar sepanjang sejarah tampil cukup memuaskan meskipun penyebab mereka berdua bertarung agak cukup membuat dahi berkerut. Beberapa adegan ketika bertarung berasa kurang wow terlebih pada Batman. Menurut gue mungkin Ben Affleck keberatan dengan kostum Batman barunya itu :')) Tak hanya itu yang cukup bikin gue heran adalah Superman, meskipun sudah bertarung dan penuh debu dimana-dimana, rambut nya tetap hits klimis dan wajah bersih berseri tanpa noda sedikitpun. Manusia setengah dewa mungkin seperti itu kali ya :')) *peace*
Menuju paruh akhir, Film BVS akhirnya memberikan visual pertarungan yang bombastis dan wow setelah duel pertarungan salah-paham itu. Zack Snyder menghadirkan pertarungan sengit antara Batman Superman melawan monster Doomsday ciptaan Lex Luther yang kemudian dibantu oleh Wonder Woman. Menurut gue, pertarungan melawan monster Doomsday sungguh sangat memuaskan dibandingkan pertarungan salah-paham antara Batman dan Superman.
Gal Gadot yang memerankan sosok Wonder Woman tampil paling mencuri perhatian di film BVS. Dengan kostum Wonder Woman baru, ia tampil misterius diawal film dan semakin memukau, seksi dan tangguh ketika menuju akhir film. Tak lupa juga Jesse Eisenberg yang tampil cukup kuat sebagai Lex Luther yang bergaya malah mirip Joker. Yang mencuri perhatian gue selanjutnya adalah kemeja yang Clark Kent pakai ketika ngantor. Suka banget! :))
Overall, Film BVS ini cukup memuaskan ketika menuju paruh akhir film saja. Andaikan saja 1jam pertama film itu tidak membahas terlalu lama, panjang dan lebar mungkin BVS ini akan terlihat lebih singkat dan padat. I'm #TeamWonderWoman and #TeamMarvel :))


[7/10Bintang]

[Review] Wa'alaikumsalam Paris: Kisah Bule Mualaf Yang Berusaha Membahagiakan Sang Istri

- Tidak ada komentar



#Description:
Title: Wa'alaikumsalam Paris (2016)
Casts: Nino Fernandez, Velove Vexia, Tanta Ginting, Boris Bokir, Lidya Kandou, Joe P Project, Luthya Sury, Astrid Roos, Argo Jimmy, Fransoa
Director: Benni Setiawan
Studio: Maxima Pictures


#Trailer:

Official Trailer Wa'alaikumsalam Paris (2016)


#Synopsis:
Iceu (Velove Vexia) seorang gadis sunda asal Bojong Jawa Barat yang addictive akan selfie dan wefie akhirnya bisa menikah dengan bule bernama Clement (Nino Fernandez). Tujuan awal Iceu menikah dengan pacarnya itu karena Clement merupakan bule asal Eropa dan ingin mengubah nasibnya. Iceu yakin akan bisa hidup bahagia jika tinggal di Paris. Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan. Clement atau Emen hanyalah seorang petani anggur yang tinggal di pedesaan di Eropa. Kurang dari sebulan, Iceu merasa tidak betah tinggal di Eropa. Ia tak betah lantaran keadaan ekonomi pas-pasan dan Emen tidak mengajak Iceu jalan-jalan keliling Eropa. Ditengah sikap istrinya yang gampang ngambek, Emen dihadapkan juga dengan tuntutan keluarga Iceu (Lidya Kandou & Joe P Project) yang keukeuh ingin datang ke Eropa dan menagih oleh-oleh pada Emen. Tak hanya itu saja, kemunculan sosok Dadang (Tanta Ginting) pemuda asal Indonesia yang tinggal di Paris semakin memperkeruh keadaan rumah tangga Iceu dan Emen. Dengan segala tekanan dari sang istri beserta keluarga dari sang istri dan kehadiran Dadang, Emen tetap berusaha menjadi suami yang baik dan tetap belajar memperdalam agama demi keluarga yang sakinah mawwaddah dan warrahmah. Apakah Emen berhasil menjadi suami yang baik dan bisa membahagiakan Iceu yang masih kekanak-kanakan dalam membina rumah tangga?

#Review:
Sutradara spesialis drama-drama romantis komedi berkelas yaitu Benni Setiawan kembali menghadirkan drama romantis komedi ditahun ini bekerjasama dengan rumah produksi Maxima Pictures. Beberapa tahun lalu film beliau sukses besar dibeberapa ajang penghargaan film lokal dengan drama komedi-romantis-religinya yang berjudul 3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA (2010). Film WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini bukanlah sekuel atau jawaban dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014). Ini berbeda. WA'ALAIKUMSALAM PARIS berhasil dibuka dengan keseruan dan kekacauan yang lumayan menghibur. Kelucuan terus berlanjut ketika kedua pasangan suami istri itu tiba di Eropa. Namun dibalik keseruan dan kelucuan yang dihadirkan, sisi komedi lewat logat sunda yang dilakoni oleh Velove Vexia kurang terlihat natural. Namun kekurangan tersebut tertutup dengan akting Velove yang semakin matang. Jajaran keluarga Iceu yang diperankan Lidya Kandou, Joe P Project dan si cantik Luthya Sury tampil begitu mencuri perhatian dengan pertengkaran logat sunda nya itu. Bagian terbaik dari WA'ALAIKUMSALAM PARIS terletak pada pertengahan film dimana ketika sosok Dadang yang diperankan oleh Tantan Ginting hadir. Menambah keseruan dan kelucuan diantara duet Nino Fernandez dan Velove Vexia. Tak hanya itu saja, beberapa kejadian lucu seperti tragedi sambal, dan pura-pura ustadz menjadi bagian paling menghibur di pertengahan film. Menjelang akhir film, WA'ALAIKUMSALAM PARIS menutupnya dengan manis meskipun faktor kebetulan itu sedikit maksa kalo menurut gue.
Kehadiran Tanta Ginting juga meningkatkan chemistry yg semakin kuat antara Iceu dan Clement. Thumbs-up untuk Nino Fernandez yang kali ini akhirnya dia diberi kesempatan menjadi pemeran utama pria. Terakhir melihat Nino sebagai pemeran utama pria dalam film COKLAT STROBERI (2007), CLAUDIA/JASMINE (2008) dan COWOK BIKIN PUSING (2011). Kali ini ia tampil cukup meyakinkan sebagai seorang bule mualaf yang extra sabar menghadapi istrinya. Nino pun di WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini berhasil memainkan emosinya dengan baik dan meningkat. Jadi tak sabar menantikan aksi Nino Fernandez berikutnya di BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA PART 2 (Lebaran 2016) yang konon karakter Stefan akan jauh lebih dieksplor di Part 2 itu. Oia jangan lupa juga aksi Boris Bokir si Juragan Batu Akik pun tampil menghibur dan mencuri perhatian di film yang diproduseri oleh Ody Mulya Hidayat ini. Gesture dan logatnya nyunda banget. 
Untuk segi visual, cukup disayangkan ada beberapa bagian yang masih terlihat nge-blur dan pecah. Terlebih ketika adegan di Eropa. Andaikan saja Benni Setiawan dan Maxima Pictures lebih berani lagi mengeluarkan budget, mungkin visual WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini akan menjadi poin plus selanjutnya. Music scoring difilm ini juga cukup manis dan tidak berlebihan dan sangat Eropa banget.
Overall, secara keseluruhan, WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini cukup memuaskan. Drama religi-komedi-romantis yang sederhana dan lucu meskipun bagian terbaiknya hanya dipertengahan saja menurut gue.


[7.5/10Bintang]

[Review] Pesantren Impian: Ketika Genre Religi Digabung Dengan Genre Horror-Thriller

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Pesantren Impian (2016)
Casts: Prisia Nasution, Fachri Albar, Dinda Kanyadewi, Sita Nursanti, Deddy Soetomo, Indah Permatasari, Annisa Hertami, Sheila Cascales, Shabrina Sungkar, Lina Sugianto, Vika Aditya, Fuad Idris, Febby Stephanie Ginting, Karina Auliani, Alexandra Gottardo
Director: Ifa Isfansyah
Studio: MD Pictures


#Trailer:

Official Trailer Pesantren Impian (2016)


#Synopsis:
Sepuluh wanita dengan latar belakang yang berbeda mendapat undangan dari sebuah pondok pesantren yang berada disebuah pulau terpencil. Mereka diundang untuk bisa memperbaiki diri selama tinggal di pondok pesantren yang diberi nama Pesantren Impian itu. Diantaranya adalah Sissy Soraya (Indah Permatasari) seorang artis bersama dengan asisten managernya yaitu Inong (Dinda Kanya Dewi), kemudian ada Butet seorang pecandu narkoba, kemudian Tanti (Annisa Hertami) yang pecandu rokok berat, lalu ada Rini yang tengah hamil muda, kemudian ada Sri (Sheila Cascales) seorang pekerja seks komersil online, Iin seorang artis FTV, Ita (Lina Sugianto) yang hobi makan, Dina dan satu lagi yaitu Briptu Dewi (Prisia Nasution) seorang polisi yang tengah menyamar menjadi santriwati bernama Eni Abdinegoro untuk menyelidiki kasus pembunuhan disebuah hotel di Jakarta yang konon si pelaku merupakan salah satu dari kesepuluh santriwati itu.
Di Pesantren Impian milik Gus Budiman (Deddy Soetomo), kesepuluh santriwati itu memperdalam ilmu agama bersama dengan Ustadzah Hanum (Sita Nursanti) dan Umar (Fachri Albar) asisten dari Gus Budiman. Ketika Eni mulai menyelidiki kasusnya, kasus baru muncul. Tanti ditemukan tewas di toilet. Barang bukti yang berada di TKP mengarah pada Inong. Eni pun mengambil tindakan awal dengan menahan dan mengurung Inong di gudang pesantren. 
Hari terus berlanjut. Keadaan Pesantren Impian semakin mencekam ketika santriwati lainnya tewas secara misterius. Butet ditemukan tewas didalam koper, Rini ditemukan tewas di area belakang pesantren. Panik, santriwati yang masih tersisa memohon pada pengurus Pesantren Impian untuk bisa keluar dari pulau itu. Namun, alam tidak bersahabat. Ombak terlalu tinggi untuk diterjang oleh kapal kecil. Terpaksa mereka harus bertahan di pondok pesantren untuk beberapa hari kedepan.
Semakin lama tinggal di Pesantren Impian, keadaan semakin kacau. Satu persatu pengurus pondok pesantren menjadi korban selanjutnya.
Dengan dibantu oleh Umar, bisakah Eni membongkar dan menangkap siapa sosok pembunuh yang mengintai di Pondok Pesantren Impian itu?


#Review:
Novel karya Asma Nadia kini sedang laris manis diangkat ke layar lebar. Sebut saja mulai dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) hingga SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015) sukses meraih pencapaian di Tangga Box Office Indonesia. Rumah Produksi milik Manoj Punjabi yaitu MD Pictures kemudian tertarik lagi mengangkat novel Asma Nadia lainnya ke layar lebar setelah sukses dengan Surga Yang Tak Dirindukan pada 2015 lalu. Novel tersebut adalah PESANTREN IMPIAN. Masih mengusung tema religi, namun kali ini di PESANTREN IMPIAN, genre religi tersebut dibalut dengan unsur genre horror-thriller. Sungguh sebuah ide yang segar dan baru di industri Film Indonesia. Tak hanya itu saja, Prisia Nasution dan Fachri Albar pun menjadi jajaran pemain utama difilm ini ditambah lagi bangku sutradara diisi oleh Ifa Isfansyah yang sukses dengan SANG PENARI (2012) dan THE GOLDEN CANE WARRIOR (2014) nya. Tak heran, Film PESANTREN IMPIAN ini cukup menjanjikan jika dilihat dari jajaran pemain, sutradara dan produsernya.
Namun sayang, cerita yang ditampilkan PESANTREN IMPIAN terlalu aman banget sebagai sebuah film thriller. Adegan-adegan menegangkan dikemas dengan cara yang aman yaitu penggunaan musik scoring yang bombastis. Padahal jika menggunakan backsound dari suara-suara alam pasti lebih menyeramkan. Adegan pembunuhannya pun disajikan dengan aman juga. Jika bermain sedikit lebih "liar" mungkin PESANTREN IMPIAN akan menjadi lebih asyik. Meskipun bermain aman, tapi harus diakui adegan pembunuhan ketika sedang melaksanakan ibadah sholat itu cukup berani dan belum pernah dilakukan di Film Horror/Thriller Indonesia. Pengambilan gambar via drone pun cukup berhasil menambah kesan wah untuk PESANTREN IMPIAN ini.
Yang cukup mengganggu berikutnya adalah naskah cerita yang masih kurang untuk sebuah film Thriller. Unsur religinya sih menurut gue cukup masuk dan tidak lebay. Namun cerita misteri nya masih kurang tereksplor dan banyak kejanggalan dimana-mana. Contohnya ketika Eni (Prisia Nasution) sudah mengetahui pelakunya siapa, tidak ada eksekusi sama sekali malah cenderung hilang begitu saja. Padahal dari awal film, semangat Eni dalam memecahkan kasusnya begitu membara. Btw, bintik-bintik hitam di muka Prisia Nasution cukup mengganggu deh. Jadi pengen kasih dia pembersih wajah ketika Eni di shoot face-nya :))
Dinda Kanyadewi pun cukup disayangkan tampil terbatas difilm ini. Andai saja kesepuluh santriwati itu dijelaskan dengan baik latar belakangnya mungkin PESANTREN IMPIAN ini akan jauh lebih menyenangkan lagi. Endingnya pun terlalu cepat untuk diakhiri. Twist yang dihadirkan diending tentang siapa pembunuhnya juga kurang greget.
Overall, secara keseluruhan Film PESANTREN IMPIAN ini sangat berhasil memberikan genre baru di Industri Film Indonesia yaitu religi-horror-thriller meskipun banyak kekurangan disana-sini terlebih pada bagian naskah ceritanya.


[7.5/10Bintang]

[Review] Comic 8 Casino Kings Part 2: Akhir Perjalanan Para Comic Melawan The King

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016)
Casts: Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza, Arie Kriting, Indro Warkop, Pandji Pragiwaksono, Sophia Latjuba, Prisia Nasution, Donny Alamsyah, Yayan Ruhiyan, Boy William, Ence Bagus, Dhea Ananda, Nikita Mirzani, Cah Lontong, Agung Hercules, Lidya Kandau, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Sacha Stevenson, Soleh Solihun, Agus Kuncoro, Candil, Gandhi Fernando, Ray Sahetapy
Director: Anggy Umbara
Studio: Falcon Pictures


#Trailer:

Official Trailer Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016)


#Synopsis:
Ke-delapan agen rahasia Comic 8 yang dikomandoi oleh Indro (Indro Warkop) yaitu Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza dan Arie Kriting masih terjebak dalam sebuah permainan judi online terbesar yang melibatkan raja-raja dunia yang kaya-raya disebuah hutan belantara yang diatur oleh The King (Sophia Latjuba). Ke-delapan comic itu harus survive menghadapi serangan buaya-buaya ganas, melawan para The Hunters (Lidya Kandau, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Sacha Stevenson, Soleh Solihun) hingga The Ghost (Yayan Ruhiyan) untuk bisa menemukan keberadaan sosok The King dan Dr. Pandji (Pandji Pragiwaksono) yang telah melakukan konspirasi terhadap mereka.
Disaat para agen nya berjuang disebuah pulau yang penuh dengan jebakan The King, Indro sang pimpinan agen Comic 8 berhasil diculik oleh anak buah The King dan dibuang ke sebuah tempat bertarung bersama dengan agen Interpol asal Singapura, Cynthia (Prisia Nasution) dan Satpam komplek rumah Indro yaitu Ence (Ence Bagus). Ketiganya harus bisa mengalahkan algojo-algojo tangguh milik The King. Diantaranya adalah Isa (Donny Alamsyah) dan Bella (Hannah Al-Rashid). Disepanjang perjalanan para agen Comic 8 menemukan keberadaan The King, mereka mendapatkan fakta-fakta yang diluar dugaan. Sosok siapa sebenarnya The King hingga maksud dan tujuan Dr.Pandji semuanya terbongkar.
Bisakah agen Comic 8 memberantas The King (Kong) beserta para algojo-algojonya?


#Review:
Puncak dan akhir dari keseruan box-office dan blockbuster franchise COMIC 8 CASINO KINGS PART 1 (2015) karya ambisius Anggy Umbara akhirnya terjawab sudah. Namun sebagai sebuah film yang dibelah dua bagian, rasanya PART 2 ini hanya menampilkan 20-30% saja ending dari Casino Kings. PART 1 harus diakui memberi jalan cerita yang cukup membuat penasaran. Cerita dalam PART 2 kali ini hanya berfokus pada adegan-adegan action yang terus dibombardir dari awal hingga akhir film. Twist-twist yang dihadirkan pun cenderung terlalu berlebihan dan diluar nalar. Contohnya sosok sebenarnya The King. Itu adalah twist yang terlihat "maksa banget". Beberapa sisi komedi dari para comic stand-up komedian pun ada beberapa yang berhasil mengundang tawa namun tak jarang juga beberapa sisi komedi lainnya malah garing dan tidak mempresentasikan masa kini.
Jajaran pemain yang sangat melimpah pun, di PART 2 kali ini malah terlihat para comic-8 yang mendominasi terlebih porsi Babe Cabiita, beliau terlalu banyak dan kebanyakan garing juga komedinya. Jajaran pemain yang mencuri perhatian justru datang dari duet maut Prisia Nasution dan Hannah Al-Rashid. Adegan fightingnya begitu dramatis ditambah efek slowmo dan guyuran hujannya.
Untuk efek CGI pun sangat mendominasi di PART 2 kali ini. Sosok buaya mutant di PART 1 lalu, kini berubah menjadi seekor naga raksasa! Namun yang cukup disayangkan ada beberapa bagian efek CGI nya masih sangat kasar padahal pada PART 1 lalu, efek CGI nya tidak ada yang sekasar itu.
Overall, COMIC 8 CASINO KINGS PART 2 ini cukup berhasil menutup series CASINO KINGS meskipun banyak kekurangan dan kekecewaan yang gue rasakan setelah menontonnya. Dan pada akhirnya selera-lah yang berbicara. Gue ucapkan juga selamat untuk seluruh casts, crew dan team COMIC 8 CASINO KINGS PART 2 ini yang hingga tulisan ini dibuat sudah menembus angka 1.300.000 penonton di seluruh Indonesia. Luar Biasa!


[7/10Bintang]

[Review] A Copy Of My Mind: Kisah Cinta Sederhana Dan Sensual Dari Joko Anwar

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: A Copy Of My Mind (2016)
Casts: Chicco Jerikho, Tara Basro, Maera Panigoro, Paul Agusta, Ario Bayu, Ronny P Tjandra, Windu Arifin, Suhaya, Tony Setiadji
Director: Joko Anwar
Studio: CJ Entertainment, Lo-Fi Flicks Pictures


#Trailer:

Official Trailer A Copy Of My Mind (2016)


#Synopsis:
Bercerita tentang Sari (Tara Basro) seorang karyawan salon yang mempunyai mimpi punya home-theater dirumahnya sendiri. Ia sangat gemar menonton film dari DVD bajakan. Karena baginya, menonton film adalah kebahagiaan yang ia rasakan. Sari sangat gemar dengan film-film tentang mahluk-mahluk rekayasa yang mustahil keberadaanya. Suatu hari ia protes karena subtitle dalam DVD yang ia beli ngaco dan asal-asalan. Sang pemilik toko DVD bajakan (Tony Setiadji) kemudian mempertemukan Sari dengan Alex (Chicco Jerikho) si tukang translate untuk DVD bajakan. Tak disangka, awalnya dari DVD bajakan dan diajak melihat koleksi DVD-DVD bajakan milik Alex, kemudian keduanya menjalin kedekatan dan tumbuh cinta diantara mereka. Kepingan-kepingan DVD yang menempel di dinding kamar Alex yang sempit itu menjadi saksi kisah cinta keduanya.
Beberapa hari kemudian, Sari yang sudah dua tahun tinggal di Ibukota Jakarta dengan kemampuan facial-treatment yang ia peroleh ketika bekerja di Yelo Salon, merasa ingin mencari tempat kerja dengan suasana yang baru. Berbekal pengalaman itulah ia mencoba melamar kerja ke sebuah salon untuk kalangan menengah keatas milik Bos Bandi (Paul Agusta). Kebetulan, salon milik Bos Bandi sedang membutuhkan tenaga facial-treatment. Sari pun diwajibkan mengikuti masa training selama dua minggu sebelum terjun langsung melayani client salon itu.
Setelah melewati masa training, Sari kemudian ditugaskan oleh bosnya untuk memberikan treatment salon pada seorang Napi "spesial" di Rutan Jakarta bernama Ibu Marni (Maera Panigoro). Ibu Marni merupakan seorang terpidana kasus korupsi atas kasus makelar kasus yang berhasil meraup untung miliaran rupiah. Kondisi sel tahanan Ibu Marni ternyata jauh lebih nyaman dibandingkan tempat tinggal Sari. Ruangan ber-AC, home theater hingga deretan koleksi DVD. Namun, karena keisengan Sari, ia kemudian terjebak kedalam sebuah intrik politik yang kala itu menjelang Pemilihan Presiden hingga keselamatan Sari dan Alex menjadi terancam.



#Review:
Harus diakui, A COPY OF MY MIND berhasil menghadirkan cerita cinta yang senatural mungkin. Kenaturalan itu didukung pula oleh akting meyakinkan dari TARA BASRO dan CHICCO JERIKHO. Super-applause buat TARA BASRO yang kali ini tampil BERANI dan total dalam memerankan sosok Sari. Pantes banget dia diganjar BEST ACTREES di FESTIVAL FILM INDONESIA 2015 lalu lewat film ini juga. Chicco Jerikho pun semakin bersinar terang. Membintangi beberapa judul film sekaligus ditahun 2015-2016 ini ia tampil semakin meyakinkan dan boleh banget dibilang salah satu aktor terbaik di Indonesia.


Kesederhanaan A COPY OF MY MIND pun bisa kita rasakan lewat dialog-dialog dan adegan-adegan yang dikemas sesuai dengan realita. Lihat saja adegan Sari di Toko Elektronik. Disana tidak ada product-placement atau plesetin nama brand atau sensor sedikitpun. Padahal itu brand-brand disana sangat famous banget! Jangan lupakan juga Indomie Kuah dan Indomie Goreng yang menjadi "product placement" berikutnya yang menjadi salah satu hal yang mencuri perhatian di film ini! Kesederhanaan adegan hingga dialog-dialog di Film arahan Joko Anwar ini terasa begitu dekat dan real. Siapapun mungkin pasti pernah mengalami adegan-adegan atau dialog yang dilontarkan oleh para pemain difilm ini. Ada satu adegan Sari yang sukses bikin gue nangis. Gila! Sederhana namun ngena. 


Jakarta pun digambarkan dengan se-apa adanya banget oleh Joko Anwar. Deretan kabel kabel listrik yang menggantung dilangit ibukota, hiruk pikuk daerah pinggiran ibukota, suara gema adzan yang menjadi rutinitas hingga kamar Alex yang sempit dan sumpek itu berhasil menjadi set lokasi yang indah-sederhana difilm ini. Meskipun ciri khas Joko Anwar yaitu efek kamera yang sedikit "shaky" agak sedikit mengganggu dibeberapa bagian. Sisi intrik politik pun dikemas seringan mungkin agar mudah diikuti oleh penonton. Overall secara keseluruhan, A COPY OF MY MIND (2016) memberikan tontonan drama romantis yang sederhana, apa adanya dan cinta itu datang dari mana saja tidak dibuat ribet! Siapkan handuk untuk mengelap Alex-Sari dan siap-siap tergoda oleh indomie yang dimasak oleh Sari. Selamat berkeringaaat! Ditunggu 2judul lagi nya om Joko yang A COPY OF MY SOUL dan A COPY OF MY HEART nya!


[8.9/10Bintang]

[Review] Jagoan Instan: Ketika Kemal Palevi Berubah Menjadi Superhero!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Jagoan Instan (2016)
Casts: Kemal Palevi, Anisa Rahma, Dede Yusuf, Kevin Julio, Meriam Bellina, Jovial Da Lopez, Andovi Da Lopez, Alexa Key, Ki Manteb Soedharsono, Jono Amstrong, Tyson Lynch
Director: Fajar Bustomi
Studio: Starvision Plus


#Trailer:

Official Trailer Jagoan Instan (2016)


#Synopsis:
Di Amerika Serikat, para superhero sedang menganggur karena kehidupan disana sudah aman, tentram dan damai. Keadaan berbanding terbalik di Indonesia. Negara yang beribukota-kan DKI Jakarta ini masih dihantui oleh kejahatan dan korupsi yang merajalela dimana-mana. Om Gun (Dede Yusuf) selaku mantan superhero lokal asli Indonesia prihatin dengan kondisi Indonesia. Ia kemudian meminta serum superhero berwarna hijau pada para superhero di Amerika Serikat untuk membasmi segala kejahatan yang terjadi di Indonesia.
Om Gun kemudian merekrut keponakannya yaitu Bumi (Kemal Palevi) untuk menjadi superhero berikutnya. Mendengar ia akan menjadi superhero setelah disuntik serum, Bumi langsung menerima tawaran itu. Ia ingin menjadi sosok superhero untuk ayah serta adiknya. Ia juga ingin menjadi superhero sesungguhnya dimata Pertiwi (Anisa Rahma), pacarnya yang baru saja meminta pada Bumi untuk mengakhiri hubungannya (Putus) karena Bumi termasuk golongan menengah kebawah.
Setelah disuntik serum, Bumi kini benar-benar menjadi superhero. Ia ditugaskan oleh Om Gun untuk membasmi kejahatan di Indonesia seperti memberantas mafia kejahatan di pemerintahan hingga pengadilan, menyelidiki dewan DPR yang melakukan studibanding ke luar negeri hingga memberantas koruptor yang merugikan Indonesia.
Suatu hari, Bumi harus berhadapan dengan Romeo (Kevin Julio) anak dari Ratu Gelondongan (Meriam Bellina) yang merupakan pimpinan dari perhimpunan Pembalak Hutan Indonesia. Romeo telah berhasil merebut Pertiwi dari Bumi.
Akankah Pertiwi kembali ke tangan Bumi setelah melihat Bumi kini menjadi superhero lokal?


#Review:
Para Comic Stand-Up Comedian di Indonesia kini sedang berada dipuncak kesuksesan. Diantaranya, Raditya Dika yang sukses membawa film-film yang menampilkan dirinya berjaya di Tangga Box Office Indonesia, kemudian Ernest Prakasa yang sukses mencuri perhatian dan menuai pujian ketika debut perdana nya dalam kursi sutradara sekaligus bermain dalam film NGENEST (2015) lalu. Ada lagi Pandji Pragiwaksono yang sukses besar bermain dalam Film Comic 8 (2014) dan Comic 8: Casino Kings (2015) bersama dengan belasan Comic Stand-Up Comedian lainnya. Dan masih banyak comic-comic lainnya yang menuai kesuksesan. Kali ini Kemal Palevi kembali hadir sebagai Lead-Actor dalam film drama-superhero-komedi berjudul JAGOAN INSTAN (2016) setelah kemarin cukup sukses bermain dalam film drama-komedi TAK KEMAL MAKA TAK SAYANG (2015). Namun film keduanya sebagai Lead-Actor kali ini, tidak memberikan sesuatu yang istimewa. Ide cerita tentang superhero masih kurang digali dengan baik. Sebagai film superhero-komedi, JAGOAN INSTAN (2016) arahan Fajar Bustomi ini justru tampil nanggung. Komedi yang ditampilkan kebanyakan garing tidak menghibur sama-sekali. Rasa kantuk pun mulai terasa ketika diawal hingga film akan berakhir. 
Jajaran pemain pun tidak ada yang memberikan penampilan istimewa. Kemal Palevi sebagai Lead-Actor pun tampil seperti dirinya sendiri bukan memerankan sosok Bumi. Anisa Rahma, mantan personel CherryBelle ini juga tampil hanya sebagai "pemanis" saja di JAGOAN INSTAN. Tidak ada yang memukau kecuali mungkin aktris senior Meriam Bellina yang tampil super konyol sebagai Ratu Gelondongan dengan suara tertawa yang aneh. Jajaran pemain lainnya juga tampil bagaikan figuran tidak memberikan pengaruh signifikan pada cerita. Jika peran yang dimainkan oleh Alexa Key, para anak buah Ratu Gelondongan dihilangkan pun tak menjadi masalah karena mereka tidak memberikan penampilan yang istimewa sama sekali. Padahal di poster resmi dan karakter poster, mereka tampil cukup meyakinkan.
Visual efek yang dihadirkan JAGOAN INSTAN pun cenderung masih kasar dibeberapa bagian. Yang cukup halus mungkin penggunaan sling berhasil ditutupi dengan editing yang baik difilm ini. Overall secara keseluruhan, JAGOAN INSTAN kurang memuaskan. Masih banyak kekurangan sana-sini. Kemal Palevi still the best on TAK KEMAL MAKA TAK SAYANG (2015). Sorry!


[5/10Bintang]

Sharing Is Caring