Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

[Review] Gila Jiwa: 5 Genre Dalam 1 Film Adalah Ide Gila!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Gila Jiwa (2016)
Casts: Hery Purnomo, Joshua Suherman, Jovial Da Lopez, Shaddira Marini, Ade Irawan, Aimee Saras, Julia Perez, Atrie Irawan, Augie Herman, Bagas Aldy, Tio Pakusadewo, Ria Irawan, Tya Arifin, Andre Hehanusa, Fauzi Baadila, Ayushita Nugraha
Director: Ria Irawan, Julia Perez, Aming Sugandhi, Ade Paloh, Afgansyah Reza
Studio: FireBird Films


#Trailer:

Official Trailer Gila Jiwa (2016)


#Synopsis:
Empat anak muda yaitu Omo (Hery Purnomo), Alex (Jovial Da Lopez), Ruben (Joshua Suherman) dan Dhea (Shaddira Marini) tengah berdiskusi tentang kondisi terkini industri perfilman Indonesia disebuah kafe disiang hari. Keempat pemuda itu berambisi ingin membuat sebuah gebrakan lewat ide Film Indonesia yang anti-mainstream. Mereka sudah bosan dengan kondisi perfilman Indonesia saat ini dimana selalu ber-happy ending, ide cerita yang kurang original, selalu berselipkan drama cinta agar mudah diterima penonton, hingga kesulitan mendapatkan jumlah penonton.
Selama berkumpul di kafe tersebut dan melihat orang-orang disekitar, mereka melihat pengunjung kafe lain sedang membaca tabloid selebritis. Seketika itu juga mereka langsung membuat cerita genre action tentang Superdiva (Julia Perez) seorang aktris papan atas yang tengah dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran.
Brainstorming selanjutnya mereka membuat cerita genre komedi satir tentang seorang anak sekolah bernama Endang (Hery Purnomo) yang dipaksa menjadi wanita oleh ibunya (Tio Pakusadewo) yang merupakan laki-laki berwujud wanita.  Karena paksaan, Endang mengikuti semua kemauan emaknya. Hingga semuanya terbongkar ketika Endang berkata jujur pada gurunya (Fauzi Baadila, Ayushita).
Setelah menulis dua draft genre, tiba-tiba Ruben menemukan sebuah buku aneh di kafe mereka nongkrong. Mereka kembali membuat sebuah cerita genre horror tentang mitos masuk ke alam gaib dengan ritual bermain engklek. Seorang turis asal Malaysia penasaran dengan segala mitos dan takhayul yang ada di Indonesia, ia kemudian berlibur ke Indonesia dirumah Dewi (Dea Annisa). Dirumah Dewi lah, sang turis itu melakukan ritual engklek. Hingga sesuatu yang menyeramkan mengancam keduanya.
Terakhir, Omo dan kawan kawan membuat cerita genre musikal tentang fenomena bully yang sering terjadi dimana-mana. Namun dibalik semua cerita yang telah mereka buat, tersimpan sebuah benang merah yang terikat satu sama lain diantara genre film itu. Hingga sebuah rahasia pun terbongkar.


#Review:
Akhirnya, film yang sudah dipromosikan pada zaman 2012-2013 lalu lewat akun sosmed kelima sutradara ini rilis juga di bioskop mulai 7 April 2016 lalu. Entah apa alasan mengapa film ini rilis 3-4tahun kemudian. Yang jelas satu alasan kenapa gue niat banget pengen nonton film ini adalah karena penasaran dengan kelima sutradaranya yang baru pertama kali menyutradarai sebuah film. Mereka adalah Afgan, Julia Perez, Aming, Ade Paloh dan Ria Irawan. Kelimanya sudah terkenal terlebih dahulu lewat karya baik itu musik dan akting. Namun dengan keberanian dan mencoba, mereka berlima membuat film GILA JIWA ini. Lalu bagaimanakah hasilnya?
Harus diakui, Film GILA JIWA ini adalah film multi-genre. Semua genre film semuanya ada disini. Namun seperti pada film omnibus lainnya, pasti akan ada 1-2 dua segment yang paling menonjol bagus banget dan kurang. Hal itu pun terjadi di Film GILA JIWA.
Part action yang disutradarai oleh Julia Perez lumayan tampil cukup baik. Adegan action yang langsung diperankan oleh JuPe sendiri cukup menegangkan. Kapanlagi melihat seorang JuPe lari-lari di gang sempit dan berantem dengan preman.
Part komedi satir yang disutradarai oleh Aming ini adalah yang terbaik di Film GILA JIWA. Aming berhasil menghadirkan isu yang lagi hits saat ini yaitu LGBT dengan cara yang segar dan mengundang tawa terbahak-bahak. Bahkan seorang Aming berhasil menyulap Aktor Terbaik Usmar Ismail Awards 2016 menjadi berhijab!
Dua Part selanjutnya yaitu horror dan musikal yang disutradarai oleh Ade Paloh dan Afgansyah Reza. Menurut gue ini adalah part terlemah dan membuat mood turun drastis usai dipukau oleh part komedi satir-nya Aming. Premis horror tentang mitos engklek sebagai portal masuk ke alam gaib dieksekusi terlalu membingungkan dan diberi jatah durasi yang paling lama. Padahal jika dikemas dengan santai, part horror ini cukup menjanjikan karena mengangkat mitos mitos klasik yang ada di Indonesia. Terakhir adalah part musikal yang disutradarai oleh Penyanyi Afgansyah Reza. Menurut gue ini yang paling lemah. Sepanjang durasi full dengan musikal yang membingungkan. Terlalu anti-mainstream hingga gue kurang menikmati part musikal ini. Part musikal sedikit terselamatkan juga oleh plot-twist yang disimpan diakhir film.
Jajaran pemain tampil memberikan performa baiknya. Hery Purnomo yang menurut Ria Irawan ketika diwawancarai pada Gala Premiere Film Gila Jiwa (5/4) lalu di Epicentrum XXI adalah calon aktor yang kualitas aktingnya sejajar dengan Chicco Jerikho atau Reza Rahadian ini memang tampil total ketika multi-peran. Paling favorit ketika Omo menjadi Endang! Haha
Overall, Gila Jiwa The Movie is a little success to be anti-mainstream movie. But the musical and horror segment is not good for me. Sorry!


[6/10Bintang]

Album Raisa - Handmade (2016)

- Tidak ada komentar

Download 3rd Album Raisa - Handmade (Expected Released: 20 April 2016)
Published by Juni Records



Bertepatan dengan Hari Kartini, penyanyi cantik Raisa Andriana akhirnya merilis album ke-tiga nya berjudul HANDMADE. Berikut adalah Tracklist album terbaru Raisa:


Let's order now on iTunes!

*Klik judul lagu untuk menyimpan dan mendengarkan lagu.

[Review] Batman V Superman Dawn of Justice: Pertarungan Antar Dua Superhero DC Comics

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)
Casts: Henry Cavill, Ben Affleck, Gal Gadot, Amy Adams, Jesse Eisenberg, Diane Lane, Laurence Fishburne, Jeremy Irons, Holly Hunter, Scott McNairy, Callan Mulvey
Director: Zack Snyder
Studio: Warner Bros Pictures, DC Comics, Atlas Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Batman V Superman: Dawn of Justice (2016)


#Synopsis:
Bruce Wayne alias Batman (Ben Affleck) tak terima melihat kota yang ia tinggali yaitu Gotham City porak poranda gara-gara Superman (Henry Cavill) melawan musuh-musuhnya. Batman kemudian berusaha menuntut balas dendam pada Superman. Ia menelusuri berbagai cara untuk bisa mengalahkan manusia setengah dewa itu hingga ia menemukan cara bahwa batu Kryptonite yang berwarna hijaulah yang bisa membuat Superman lemah.
Kebutuhan akan batu Kryptonite itu kemudian membawa Batman bertemu dengan Lex Luther (Jesse Eisenberg) seorang pengusaha pemilik LEX COMPANY yang berhasil menemukan batu Kryptonite itu. Luther sendiri sedari dulu sudah mempunyai ambisi untuk membunuh Superman. Disisi lain Superman juga mempunyai rasa kesal terhadap Batman lantaran si manusia kelelawar itu dalam memberantas kejahatan selalu diiringi dengan tindakan-tindakan kasar yang tiada ampun.
Dengan masa lalu yang cukup kelam dimana Bruce Wayne ketika kecil melihat kedua orangtuanya dibunuh membuat iia selalu bertindak kejam dalam memberantas kejahatan. Hal itu berbanding terbalik dengan Clark Kent alias Superman dimana ia tumbuh dan besar dengan limpahan kasih sayang dan cinta dari orang-orang sekitarnya dan hingga tumbuh dewasa, ia mempunyai kekasih yang selalu membantunya yaitu Lois Lane (Amy Adams) seorang karyawan disebuah media newspaper.
Dengan memanfaatkan kisah masa lalu dari kedua meta-human itu, Luther berhasil mengadu domba Batman dan Superman. Amarah dari Batman dan Superman semakin membara setelah bertemu dan mendengar ucapan dengan Luther.
Ditengah situasi Batman dan Superman yang sedang bertarung, Lex Luther kemudian menciptakan sosok monster raksasa bernama Doomsday. Monster itu takkan terkalahkan lantaran berasal dari gen manusia dari planet Kryptonite. Dunia pun semakin terancam dengan kehadiran monster itu. Dengan dibantu Wonder Woman (Gal Gadot) mereka terus berusaha mengalahkan monster ciptaan Luther. Bisakah ketiga meta-human itu mengalahkan monster Doomsday?


#Review:
Pertanyaan "bagaimana jika kedua superhero DC yaitu Batman melawan Superman?" yang sangat hype terjadi diseluruh dunia selama beberapa tahun belakangan ini akhirnya terjawab sudah ketika filmnya dirilis. Film adaptasi DC Comics ini sangat ditunggu kehadirannya lantaran pihak studio menjanjikan pertarungan antar-superhero terbesar sepanjang sejarah. Namun dibalik kata VERSUS antar kedua superhero DC itu, sisi cerita yang dihadirkan oleh BVS ini malah cenderung terlalu lama, detail dan panjang. 1 jam pertama film BVS adalah bagian paling membosankan menurut gue. Zack Synder menceritakan kisah hidup kedua superheronya dengan panjang dan lebar diawal film. Dan untuk penonton awam yang bukan geek superhero comic kayak gue itu adalah hal yang terlalu lama untuk dibahas. Ditambah lagi kesan "serius dan kelam" yang sudah menjadi ciri khas film adaptasi DC Comics membuat gue sedikit mulai ngantuk didalam bioskop.
Beruntung, 1.5jam berikutnya, intense keseruan BVS mulai terasa. Pertarungan sengit antara Batman melawan Superman yang konon menjadi pertarungan terbesar sepanjang sejarah tampil cukup memuaskan meskipun penyebab mereka berdua bertarung agak cukup membuat dahi berkerut. Beberapa adegan ketika bertarung berasa kurang wow terlebih pada Batman. Menurut gue mungkin Ben Affleck keberatan dengan kostum Batman barunya itu :')) Tak hanya itu yang cukup bikin gue heran adalah Superman, meskipun sudah bertarung dan penuh debu dimana-dimana, rambut nya tetap hits klimis dan wajah bersih berseri tanpa noda sedikitpun. Manusia setengah dewa mungkin seperti itu kali ya :')) *peace*
Menuju paruh akhir, Film BVS akhirnya memberikan visual pertarungan yang bombastis dan wow setelah duel pertarungan salah-paham itu. Zack Snyder menghadirkan pertarungan sengit antara Batman Superman melawan monster Doomsday ciptaan Lex Luther yang kemudian dibantu oleh Wonder Woman. Menurut gue, pertarungan melawan monster Doomsday sungguh sangat memuaskan dibandingkan pertarungan salah-paham antara Batman dan Superman.
Gal Gadot yang memerankan sosok Wonder Woman tampil paling mencuri perhatian di film BVS. Dengan kostum Wonder Woman baru, ia tampil misterius diawal film dan semakin memukau, seksi dan tangguh ketika menuju akhir film. Tak lupa juga Jesse Eisenberg yang tampil cukup kuat sebagai Lex Luther yang bergaya malah mirip Joker. Yang mencuri perhatian gue selanjutnya adalah kemeja yang Clark Kent pakai ketika ngantor. Suka banget! :))
Overall, Film BVS ini cukup memuaskan ketika menuju paruh akhir film saja. Andaikan saja 1jam pertama film itu tidak membahas terlalu lama, panjang dan lebar mungkin BVS ini akan terlihat lebih singkat dan padat. I'm #TeamWonderWoman and #TeamMarvel :))


[7/10Bintang]

[Review] Wa'alaikumsalam Paris: Kisah Bule Mualaf Yang Berusaha Membahagiakan Sang Istri

- Tidak ada komentar



#Description:
Title: Wa'alaikumsalam Paris (2016)
Casts: Nino Fernandez, Velove Vexia, Tanta Ginting, Boris Bokir, Lidya Kandou, Joe P Project, Luthya Sury, Astrid Roos, Argo Jimmy, Fransoa
Director: Benni Setiawan
Studio: Maxima Pictures


#Trailer:

Official Trailer Wa'alaikumsalam Paris (2016)


#Synopsis:
Iceu (Velove Vexia) seorang gadis sunda asal Bojong Jawa Barat yang addictive akan selfie dan wefie akhirnya bisa menikah dengan bule bernama Clement (Nino Fernandez). Tujuan awal Iceu menikah dengan pacarnya itu karena Clement merupakan bule asal Eropa dan ingin mengubah nasibnya. Iceu yakin akan bisa hidup bahagia jika tinggal di Paris. Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan. Clement atau Emen hanyalah seorang petani anggur yang tinggal di pedesaan di Eropa. Kurang dari sebulan, Iceu merasa tidak betah tinggal di Eropa. Ia tak betah lantaran keadaan ekonomi pas-pasan dan Emen tidak mengajak Iceu jalan-jalan keliling Eropa. Ditengah sikap istrinya yang gampang ngambek, Emen dihadapkan juga dengan tuntutan keluarga Iceu (Lidya Kandou & Joe P Project) yang keukeuh ingin datang ke Eropa dan menagih oleh-oleh pada Emen. Tak hanya itu saja, kemunculan sosok Dadang (Tanta Ginting) pemuda asal Indonesia yang tinggal di Paris semakin memperkeruh keadaan rumah tangga Iceu dan Emen. Dengan segala tekanan dari sang istri beserta keluarga dari sang istri dan kehadiran Dadang, Emen tetap berusaha menjadi suami yang baik dan tetap belajar memperdalam agama demi keluarga yang sakinah mawwaddah dan warrahmah. Apakah Emen berhasil menjadi suami yang baik dan bisa membahagiakan Iceu yang masih kekanak-kanakan dalam membina rumah tangga?

#Review:
Sutradara spesialis drama-drama romantis komedi berkelas yaitu Benni Setiawan kembali menghadirkan drama romantis komedi ditahun ini bekerjasama dengan rumah produksi Maxima Pictures. Beberapa tahun lalu film beliau sukses besar dibeberapa ajang penghargaan film lokal dengan drama komedi-romantis-religinya yang berjudul 3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA (2010). Film WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini bukanlah sekuel atau jawaban dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014). Ini berbeda. WA'ALAIKUMSALAM PARIS berhasil dibuka dengan keseruan dan kekacauan yang lumayan menghibur. Kelucuan terus berlanjut ketika kedua pasangan suami istri itu tiba di Eropa. Namun dibalik keseruan dan kelucuan yang dihadirkan, sisi komedi lewat logat sunda yang dilakoni oleh Velove Vexia kurang terlihat natural. Namun kekurangan tersebut tertutup dengan akting Velove yang semakin matang. Jajaran keluarga Iceu yang diperankan Lidya Kandou, Joe P Project dan si cantik Luthya Sury tampil begitu mencuri perhatian dengan pertengkaran logat sunda nya itu. Bagian terbaik dari WA'ALAIKUMSALAM PARIS terletak pada pertengahan film dimana ketika sosok Dadang yang diperankan oleh Tantan Ginting hadir. Menambah keseruan dan kelucuan diantara duet Nino Fernandez dan Velove Vexia. Tak hanya itu saja, beberapa kejadian lucu seperti tragedi sambal, dan pura-pura ustadz menjadi bagian paling menghibur di pertengahan film. Menjelang akhir film, WA'ALAIKUMSALAM PARIS menutupnya dengan manis meskipun faktor kebetulan itu sedikit maksa kalo menurut gue.
Kehadiran Tanta Ginting juga meningkatkan chemistry yg semakin kuat antara Iceu dan Clement. Thumbs-up untuk Nino Fernandez yang kali ini akhirnya dia diberi kesempatan menjadi pemeran utama pria. Terakhir melihat Nino sebagai pemeran utama pria dalam film COKLAT STROBERI (2007), CLAUDIA/JASMINE (2008) dan COWOK BIKIN PUSING (2011). Kali ini ia tampil cukup meyakinkan sebagai seorang bule mualaf yang extra sabar menghadapi istrinya. Nino pun di WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini berhasil memainkan emosinya dengan baik dan meningkat. Jadi tak sabar menantikan aksi Nino Fernandez berikutnya di BULAN TERBELAH DILANGIT AMERIKA PART 2 (Lebaran 2016) yang konon karakter Stefan akan jauh lebih dieksplor di Part 2 itu. Oia jangan lupa juga aksi Boris Bokir si Juragan Batu Akik pun tampil menghibur dan mencuri perhatian di film yang diproduseri oleh Ody Mulya Hidayat ini. Gesture dan logatnya nyunda banget. 
Untuk segi visual, cukup disayangkan ada beberapa bagian yang masih terlihat nge-blur dan pecah. Terlebih ketika adegan di Eropa. Andaikan saja Benni Setiawan dan Maxima Pictures lebih berani lagi mengeluarkan budget, mungkin visual WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini akan menjadi poin plus selanjutnya. Music scoring difilm ini juga cukup manis dan tidak berlebihan dan sangat Eropa banget.
Overall, secara keseluruhan, WA'ALAIKUMSALAM PARIS ini cukup memuaskan. Drama religi-komedi-romantis yang sederhana dan lucu meskipun bagian terbaiknya hanya dipertengahan saja menurut gue.


[7.5/10Bintang]

[Review] Pesantren Impian: Ketika Genre Religi Digabung Dengan Genre Horror-Thriller

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Pesantren Impian (2016)
Casts: Prisia Nasution, Fachri Albar, Dinda Kanyadewi, Sita Nursanti, Deddy Soetomo, Indah Permatasari, Annisa Hertami, Sheila Cascales, Shabrina Sungkar, Lina Sugianto, Vika Aditya, Fuad Idris, Febby Stephanie Ginting, Karina Auliani, Alexandra Gottardo
Director: Ifa Isfansyah
Studio: MD Pictures


#Trailer:

Official Trailer Pesantren Impian (2016)


#Synopsis:
Sepuluh wanita dengan latar belakang yang berbeda mendapat undangan dari sebuah pondok pesantren yang berada disebuah pulau terpencil. Mereka diundang untuk bisa memperbaiki diri selama tinggal di pondok pesantren yang diberi nama Pesantren Impian itu. Diantaranya adalah Sissy Soraya (Indah Permatasari) seorang artis bersama dengan asisten managernya yaitu Inong (Dinda Kanya Dewi), kemudian ada Butet seorang pecandu narkoba, kemudian Tanti (Annisa Hertami) yang pecandu rokok berat, lalu ada Rini yang tengah hamil muda, kemudian ada Sri (Sheila Cascales) seorang pekerja seks komersil online, Iin seorang artis FTV, Ita (Lina Sugianto) yang hobi makan, Dina dan satu lagi yaitu Briptu Dewi (Prisia Nasution) seorang polisi yang tengah menyamar menjadi santriwati bernama Eni Abdinegoro untuk menyelidiki kasus pembunuhan disebuah hotel di Jakarta yang konon si pelaku merupakan salah satu dari kesepuluh santriwati itu.
Di Pesantren Impian milik Gus Budiman (Deddy Soetomo), kesepuluh santriwati itu memperdalam ilmu agama bersama dengan Ustadzah Hanum (Sita Nursanti) dan Umar (Fachri Albar) asisten dari Gus Budiman. Ketika Eni mulai menyelidiki kasusnya, kasus baru muncul. Tanti ditemukan tewas di toilet. Barang bukti yang berada di TKP mengarah pada Inong. Eni pun mengambil tindakan awal dengan menahan dan mengurung Inong di gudang pesantren. 
Hari terus berlanjut. Keadaan Pesantren Impian semakin mencekam ketika santriwati lainnya tewas secara misterius. Butet ditemukan tewas didalam koper, Rini ditemukan tewas di area belakang pesantren. Panik, santriwati yang masih tersisa memohon pada pengurus Pesantren Impian untuk bisa keluar dari pulau itu. Namun, alam tidak bersahabat. Ombak terlalu tinggi untuk diterjang oleh kapal kecil. Terpaksa mereka harus bertahan di pondok pesantren untuk beberapa hari kedepan.
Semakin lama tinggal di Pesantren Impian, keadaan semakin kacau. Satu persatu pengurus pondok pesantren menjadi korban selanjutnya.
Dengan dibantu oleh Umar, bisakah Eni membongkar dan menangkap siapa sosok pembunuh yang mengintai di Pondok Pesantren Impian itu?


#Review:
Novel karya Asma Nadia kini sedang laris manis diangkat ke layar lebar. Sebut saja mulai dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) hingga SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015) sukses meraih pencapaian di Tangga Box Office Indonesia. Rumah Produksi milik Manoj Punjabi yaitu MD Pictures kemudian tertarik lagi mengangkat novel Asma Nadia lainnya ke layar lebar setelah sukses dengan Surga Yang Tak Dirindukan pada 2015 lalu. Novel tersebut adalah PESANTREN IMPIAN. Masih mengusung tema religi, namun kali ini di PESANTREN IMPIAN, genre religi tersebut dibalut dengan unsur genre horror-thriller. Sungguh sebuah ide yang segar dan baru di industri Film Indonesia. Tak hanya itu saja, Prisia Nasution dan Fachri Albar pun menjadi jajaran pemain utama difilm ini ditambah lagi bangku sutradara diisi oleh Ifa Isfansyah yang sukses dengan SANG PENARI (2012) dan THE GOLDEN CANE WARRIOR (2014) nya. Tak heran, Film PESANTREN IMPIAN ini cukup menjanjikan jika dilihat dari jajaran pemain, sutradara dan produsernya.
Namun sayang, cerita yang ditampilkan PESANTREN IMPIAN terlalu aman banget sebagai sebuah film thriller. Adegan-adegan menegangkan dikemas dengan cara yang aman yaitu penggunaan musik scoring yang bombastis. Padahal jika menggunakan backsound dari suara-suara alam pasti lebih menyeramkan. Adegan pembunuhannya pun disajikan dengan aman juga. Jika bermain sedikit lebih "liar" mungkin PESANTREN IMPIAN akan menjadi lebih asyik. Meskipun bermain aman, tapi harus diakui adegan pembunuhan ketika sedang melaksanakan ibadah sholat itu cukup berani dan belum pernah dilakukan di Film Horror/Thriller Indonesia. Pengambilan gambar via drone pun cukup berhasil menambah kesan wah untuk PESANTREN IMPIAN ini.
Yang cukup mengganggu berikutnya adalah naskah cerita yang masih kurang untuk sebuah film Thriller. Unsur religinya sih menurut gue cukup masuk dan tidak lebay. Namun cerita misteri nya masih kurang tereksplor dan banyak kejanggalan dimana-mana. Contohnya ketika Eni (Prisia Nasution) sudah mengetahui pelakunya siapa, tidak ada eksekusi sama sekali malah cenderung hilang begitu saja. Padahal dari awal film, semangat Eni dalam memecahkan kasusnya begitu membara. Btw, bintik-bintik hitam di muka Prisia Nasution cukup mengganggu deh. Jadi pengen kasih dia pembersih wajah ketika Eni di shoot face-nya :))
Dinda Kanyadewi pun cukup disayangkan tampil terbatas difilm ini. Andai saja kesepuluh santriwati itu dijelaskan dengan baik latar belakangnya mungkin PESANTREN IMPIAN ini akan jauh lebih menyenangkan lagi. Endingnya pun terlalu cepat untuk diakhiri. Twist yang dihadirkan diending tentang siapa pembunuhnya juga kurang greget.
Overall, secara keseluruhan Film PESANTREN IMPIAN ini sangat berhasil memberikan genre baru di Industri Film Indonesia yaitu religi-horror-thriller meskipun banyak kekurangan disana-sini terlebih pada bagian naskah ceritanya.


[7.5/10Bintang]

[Review] Comic 8 Casino Kings Part 2: Akhir Perjalanan Para Comic Melawan The King

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016)
Casts: Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza, Arie Kriting, Indro Warkop, Pandji Pragiwaksono, Sophia Latjuba, Prisia Nasution, Donny Alamsyah, Yayan Ruhiyan, Boy William, Ence Bagus, Dhea Ananda, Nikita Mirzani, Cah Lontong, Agung Hercules, Lidya Kandau, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Sacha Stevenson, Soleh Solihun, Agus Kuncoro, Candil, Gandhi Fernando, Ray Sahetapy
Director: Anggy Umbara
Studio: Falcon Pictures


#Trailer:

Official Trailer Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016)


#Synopsis:
Ke-delapan agen rahasia Comic 8 yang dikomandoi oleh Indro (Indro Warkop) yaitu Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza dan Arie Kriting masih terjebak dalam sebuah permainan judi online terbesar yang melibatkan raja-raja dunia yang kaya-raya disebuah hutan belantara yang diatur oleh The King (Sophia Latjuba). Ke-delapan comic itu harus survive menghadapi serangan buaya-buaya ganas, melawan para The Hunters (Lidya Kandau, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Sacha Stevenson, Soleh Solihun) hingga The Ghost (Yayan Ruhiyan) untuk bisa menemukan keberadaan sosok The King dan Dr. Pandji (Pandji Pragiwaksono) yang telah melakukan konspirasi terhadap mereka.
Disaat para agen nya berjuang disebuah pulau yang penuh dengan jebakan The King, Indro sang pimpinan agen Comic 8 berhasil diculik oleh anak buah The King dan dibuang ke sebuah tempat bertarung bersama dengan agen Interpol asal Singapura, Cynthia (Prisia Nasution) dan Satpam komplek rumah Indro yaitu Ence (Ence Bagus). Ketiganya harus bisa mengalahkan algojo-algojo tangguh milik The King. Diantaranya adalah Isa (Donny Alamsyah) dan Bella (Hannah Al-Rashid). Disepanjang perjalanan para agen Comic 8 menemukan keberadaan The King, mereka mendapatkan fakta-fakta yang diluar dugaan. Sosok siapa sebenarnya The King hingga maksud dan tujuan Dr.Pandji semuanya terbongkar.
Bisakah agen Comic 8 memberantas The King (Kong) beserta para algojo-algojonya?


#Review:
Puncak dan akhir dari keseruan box-office dan blockbuster franchise COMIC 8 CASINO KINGS PART 1 (2015) karya ambisius Anggy Umbara akhirnya terjawab sudah. Namun sebagai sebuah film yang dibelah dua bagian, rasanya PART 2 ini hanya menampilkan 20-30% saja ending dari Casino Kings. PART 1 harus diakui memberi jalan cerita yang cukup membuat penasaran. Cerita dalam PART 2 kali ini hanya berfokus pada adegan-adegan action yang terus dibombardir dari awal hingga akhir film. Twist-twist yang dihadirkan pun cenderung terlalu berlebihan dan diluar nalar. Contohnya sosok sebenarnya The King. Itu adalah twist yang terlihat "maksa banget". Beberapa sisi komedi dari para comic stand-up komedian pun ada beberapa yang berhasil mengundang tawa namun tak jarang juga beberapa sisi komedi lainnya malah garing dan tidak mempresentasikan masa kini.
Jajaran pemain yang sangat melimpah pun, di PART 2 kali ini malah terlihat para comic-8 yang mendominasi terlebih porsi Babe Cabiita, beliau terlalu banyak dan kebanyakan garing juga komedinya. Jajaran pemain yang mencuri perhatian justru datang dari duet maut Prisia Nasution dan Hannah Al-Rashid. Adegan fightingnya begitu dramatis ditambah efek slowmo dan guyuran hujannya.
Untuk efek CGI pun sangat mendominasi di PART 2 kali ini. Sosok buaya mutant di PART 1 lalu, kini berubah menjadi seekor naga raksasa! Namun yang cukup disayangkan ada beberapa bagian efek CGI nya masih sangat kasar padahal pada PART 1 lalu, efek CGI nya tidak ada yang sekasar itu.
Overall, COMIC 8 CASINO KINGS PART 2 ini cukup berhasil menutup series CASINO KINGS meskipun banyak kekurangan dan kekecewaan yang gue rasakan setelah menontonnya. Dan pada akhirnya selera-lah yang berbicara. Gue ucapkan juga selamat untuk seluruh casts, crew dan team COMIC 8 CASINO KINGS PART 2 ini yang hingga tulisan ini dibuat sudah menembus angka 1.300.000 penonton di seluruh Indonesia. Luar Biasa!


[7/10Bintang]

[Review] A Copy Of My Mind: Kisah Cinta Sederhana Dan Sensual Dari Joko Anwar

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: A Copy Of My Mind (2016)
Casts: Chicco Jerikho, Tara Basro, Maera Panigoro, Paul Agusta, Ario Bayu, Ronny P Tjandra, Windu Arifin, Suhaya, Tony Setiadji
Director: Joko Anwar
Studio: CJ Entertainment, Lo-Fi Flicks Pictures


#Trailer:

Official Trailer A Copy Of My Mind (2016)


#Synopsis:
Bercerita tentang Sari (Tara Basro) seorang karyawan salon yang mempunyai mimpi punya home-theater dirumahnya sendiri. Ia sangat gemar menonton film dari DVD bajakan. Karena baginya, menonton film adalah kebahagiaan yang ia rasakan. Sari sangat gemar dengan film-film tentang mahluk-mahluk rekayasa yang mustahil keberadaanya. Suatu hari ia protes karena subtitle dalam DVD yang ia beli ngaco dan asal-asalan. Sang pemilik toko DVD bajakan (Tony Setiadji) kemudian mempertemukan Sari dengan Alex (Chicco Jerikho) si tukang translate untuk DVD bajakan. Tak disangka, awalnya dari DVD bajakan dan diajak melihat koleksi DVD-DVD bajakan milik Alex, kemudian keduanya menjalin kedekatan dan tumbuh cinta diantara mereka. Kepingan-kepingan DVD yang menempel di dinding kamar Alex yang sempit itu menjadi saksi kisah cinta keduanya.
Beberapa hari kemudian, Sari yang sudah dua tahun tinggal di Ibukota Jakarta dengan kemampuan facial-treatment yang ia peroleh ketika bekerja di Yelo Salon, merasa ingin mencari tempat kerja dengan suasana yang baru. Berbekal pengalaman itulah ia mencoba melamar kerja ke sebuah salon untuk kalangan menengah keatas milik Bos Bandi (Paul Agusta). Kebetulan, salon milik Bos Bandi sedang membutuhkan tenaga facial-treatment. Sari pun diwajibkan mengikuti masa training selama dua minggu sebelum terjun langsung melayani client salon itu.
Setelah melewati masa training, Sari kemudian ditugaskan oleh bosnya untuk memberikan treatment salon pada seorang Napi "spesial" di Rutan Jakarta bernama Ibu Marni (Maera Panigoro). Ibu Marni merupakan seorang terpidana kasus korupsi atas kasus makelar kasus yang berhasil meraup untung miliaran rupiah. Kondisi sel tahanan Ibu Marni ternyata jauh lebih nyaman dibandingkan tempat tinggal Sari. Ruangan ber-AC, home theater hingga deretan koleksi DVD. Namun, karena keisengan Sari, ia kemudian terjebak kedalam sebuah intrik politik yang kala itu menjelang Pemilihan Presiden hingga keselamatan Sari dan Alex menjadi terancam.



#Review:
Harus diakui, A COPY OF MY MIND berhasil menghadirkan cerita cinta yang senatural mungkin. Kenaturalan itu didukung pula oleh akting meyakinkan dari TARA BASRO dan CHICCO JERIKHO. Super-applause buat TARA BASRO yang kali ini tampil BERANI dan total dalam memerankan sosok Sari. Pantes banget dia diganjar BEST ACTREES di FESTIVAL FILM INDONESIA 2015 lalu lewat film ini juga. Chicco Jerikho pun semakin bersinar terang. Membintangi beberapa judul film sekaligus ditahun 2015-2016 ini ia tampil semakin meyakinkan dan boleh banget dibilang salah satu aktor terbaik di Indonesia.


Kesederhanaan A COPY OF MY MIND pun bisa kita rasakan lewat dialog-dialog dan adegan-adegan yang dikemas sesuai dengan realita. Lihat saja adegan Sari di Toko Elektronik. Disana tidak ada product-placement atau plesetin nama brand atau sensor sedikitpun. Padahal itu brand-brand disana sangat famous banget! Jangan lupakan juga Indomie Kuah dan Indomie Goreng yang menjadi "product placement" berikutnya yang menjadi salah satu hal yang mencuri perhatian di film ini! Kesederhanaan adegan hingga dialog-dialog di Film arahan Joko Anwar ini terasa begitu dekat dan real. Siapapun mungkin pasti pernah mengalami adegan-adegan atau dialog yang dilontarkan oleh para pemain difilm ini. Ada satu adegan Sari yang sukses bikin gue nangis. Gila! Sederhana namun ngena. 


Jakarta pun digambarkan dengan se-apa adanya banget oleh Joko Anwar. Deretan kabel kabel listrik yang menggantung dilangit ibukota, hiruk pikuk daerah pinggiran ibukota, suara gema adzan yang menjadi rutinitas hingga kamar Alex yang sempit dan sumpek itu berhasil menjadi set lokasi yang indah-sederhana difilm ini. Meskipun ciri khas Joko Anwar yaitu efek kamera yang sedikit "shaky" agak sedikit mengganggu dibeberapa bagian. Sisi intrik politik pun dikemas seringan mungkin agar mudah diikuti oleh penonton. Overall secara keseluruhan, A COPY OF MY MIND (2016) memberikan tontonan drama romantis yang sederhana, apa adanya dan cinta itu datang dari mana saja tidak dibuat ribet! Siapkan handuk untuk mengelap Alex-Sari dan siap-siap tergoda oleh indomie yang dimasak oleh Sari. Selamat berkeringaaat! Ditunggu 2judul lagi nya om Joko yang A COPY OF MY SOUL dan A COPY OF MY HEART nya!


[8.9/10Bintang]

[Review] Jagoan Instan: Ketika Kemal Palevi Berubah Menjadi Superhero!

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Jagoan Instan (2016)
Casts: Kemal Palevi, Anisa Rahma, Dede Yusuf, Kevin Julio, Meriam Bellina, Jovial Da Lopez, Andovi Da Lopez, Alexa Key, Ki Manteb Soedharsono, Jono Amstrong, Tyson Lynch
Director: Fajar Bustomi
Studio: Starvision Plus


#Trailer:

Official Trailer Jagoan Instan (2016)


#Synopsis:
Di Amerika Serikat, para superhero sedang menganggur karena kehidupan disana sudah aman, tentram dan damai. Keadaan berbanding terbalik di Indonesia. Negara yang beribukota-kan DKI Jakarta ini masih dihantui oleh kejahatan dan korupsi yang merajalela dimana-mana. Om Gun (Dede Yusuf) selaku mantan superhero lokal asli Indonesia prihatin dengan kondisi Indonesia. Ia kemudian meminta serum superhero berwarna hijau pada para superhero di Amerika Serikat untuk membasmi segala kejahatan yang terjadi di Indonesia.
Om Gun kemudian merekrut keponakannya yaitu Bumi (Kemal Palevi) untuk menjadi superhero berikutnya. Mendengar ia akan menjadi superhero setelah disuntik serum, Bumi langsung menerima tawaran itu. Ia ingin menjadi sosok superhero untuk ayah serta adiknya. Ia juga ingin menjadi superhero sesungguhnya dimata Pertiwi (Anisa Rahma), pacarnya yang baru saja meminta pada Bumi untuk mengakhiri hubungannya (Putus) karena Bumi termasuk golongan menengah kebawah.
Setelah disuntik serum, Bumi kini benar-benar menjadi superhero. Ia ditugaskan oleh Om Gun untuk membasmi kejahatan di Indonesia seperti memberantas mafia kejahatan di pemerintahan hingga pengadilan, menyelidiki dewan DPR yang melakukan studibanding ke luar negeri hingga memberantas koruptor yang merugikan Indonesia.
Suatu hari, Bumi harus berhadapan dengan Romeo (Kevin Julio) anak dari Ratu Gelondongan (Meriam Bellina) yang merupakan pimpinan dari perhimpunan Pembalak Hutan Indonesia. Romeo telah berhasil merebut Pertiwi dari Bumi.
Akankah Pertiwi kembali ke tangan Bumi setelah melihat Bumi kini menjadi superhero lokal?


#Review:
Para Comic Stand-Up Comedian di Indonesia kini sedang berada dipuncak kesuksesan. Diantaranya, Raditya Dika yang sukses membawa film-film yang menampilkan dirinya berjaya di Tangga Box Office Indonesia, kemudian Ernest Prakasa yang sukses mencuri perhatian dan menuai pujian ketika debut perdana nya dalam kursi sutradara sekaligus bermain dalam film NGENEST (2015) lalu. Ada lagi Pandji Pragiwaksono yang sukses besar bermain dalam Film Comic 8 (2014) dan Comic 8: Casino Kings (2015) bersama dengan belasan Comic Stand-Up Comedian lainnya. Dan masih banyak comic-comic lainnya yang menuai kesuksesan. Kali ini Kemal Palevi kembali hadir sebagai Lead-Actor dalam film drama-superhero-komedi berjudul JAGOAN INSTAN (2016) setelah kemarin cukup sukses bermain dalam film drama-komedi TAK KEMAL MAKA TAK SAYANG (2015). Namun film keduanya sebagai Lead-Actor kali ini, tidak memberikan sesuatu yang istimewa. Ide cerita tentang superhero masih kurang digali dengan baik. Sebagai film superhero-komedi, JAGOAN INSTAN (2016) arahan Fajar Bustomi ini justru tampil nanggung. Komedi yang ditampilkan kebanyakan garing tidak menghibur sama-sekali. Rasa kantuk pun mulai terasa ketika diawal hingga film akan berakhir. 
Jajaran pemain pun tidak ada yang memberikan penampilan istimewa. Kemal Palevi sebagai Lead-Actor pun tampil seperti dirinya sendiri bukan memerankan sosok Bumi. Anisa Rahma, mantan personel CherryBelle ini juga tampil hanya sebagai "pemanis" saja di JAGOAN INSTAN. Tidak ada yang memukau kecuali mungkin aktris senior Meriam Bellina yang tampil super konyol sebagai Ratu Gelondongan dengan suara tertawa yang aneh. Jajaran pemain lainnya juga tampil bagaikan figuran tidak memberikan pengaruh signifikan pada cerita. Jika peran yang dimainkan oleh Alexa Key, para anak buah Ratu Gelondongan dihilangkan pun tak menjadi masalah karena mereka tidak memberikan penampilan yang istimewa sama sekali. Padahal di poster resmi dan karakter poster, mereka tampil cukup meyakinkan.
Visual efek yang dihadirkan JAGOAN INSTAN pun cenderung masih kasar dibeberapa bagian. Yang cukup halus mungkin penggunaan sling berhasil ditutupi dengan editing yang baik difilm ini. Overall secara keseluruhan, JAGOAN INSTAN kurang memuaskan. Masih banyak kekurangan sana-sini. Kemal Palevi still the best on TAK KEMAL MAKA TAK SAYANG (2015). Sorry!


[5/10Bintang]

[Review] Deadpool: Anti-Superhero Dari Marvel Yang Super Konyol

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Deadpool (2016)
Casts: Ryan Reynolds. Morena Baccarin, Ed Skeirn, Stefan Kapicic, Brianna Hildebrand, TJ Miller, Karan Soni, Taylor Hickson, Jed Rees
Director: Tim Miller
Studio: Marvel Studios, 20th Century Fox


#Trailer:

Official Trailer Deadpool (2016)


#Synopsis: 
Wade Wilson (Ryan Reynolds) adalah seorang pemuda nakal yang jika ia tinggal di Indonesia mungkin ia adalah seorang Preman. Namun dibalik sosoknya yang seperti preman itu dan kerap membuat onar, Wilson menginap sebuah kanker ganas. Hal itu diketahui nya saat Wilson berhasil melamar Vanessa (Morena Baccarin).
Dilanda frustasi karena kanker yang dideritanya, Wilson kemudian mendapat sebuah tawaran bisa sembuh dari sebuah organisasi rahasia. Sang perekrut (Jade Rees) mengiming-imingi Wilson bisa sembuh dari kanker dan bahkan bisa membuatnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
Wilson pun menerima tawaran itu. Karena ia ingin bisa sembuh, kembali sehat dan bisa menikah bahagia dengan Vanessa. Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapan. Wilson malah dirubah menjadi sosok mutant oleh pimpinan organisasi itu yang bernama Francis Ajax (Ed Skeirn) beserta teman perempuannya Meghan (Taylor Hickson). Kanker dalam diri Wilson berhasil hilang bahkan ia berubah menjadi sosok yang jauh lebih kuat. Namun, kondisi fisik Wilson malah jadi menyeramkan. Hingga Wilson menamai dirinya Deadpool. Ia kemudian memburu Francis Ajax karena tak terima dengan kondisi dirinya yang seperti saat ini. Deadpool menuntut Francis untuk mengembalikan keadaanya kembali ganteng dan tidak buruk rupa seperti buah alpukat yg sedang bercinta dengan buah alpukat yg lebih matang yang dibantu oleh Colossus (Stefan Kapicic) si manusia tembaga dan Negasonic Teenage Warhead (Brianna Hildebrand) si superhero yang masih dalam masa training. Berhasilkah Deadpool memburu Francis? Atau malah mengambil jalur operasi plastik?



#Review:
Marvel Studios semakin membuktikan kesuksesannya dalam membuat film superhero. Dengan konsep "Superhero tak harus kelam dan serius", Marvel kembali menyajikan sebuah film superhero yang amat menyenangkan setelah sukses menghibur lewat AVENGERS, GUARDIANS OF THE GALAXY dan ANT-MAN.
Jika pada film-film diatas sisi hiburannya masih sangat kekeluargaan, di DEADPOOL kali ini, sisi menghiburnya jauh lebih dahsyat, kasar dan "cerdas". Hal itu terbukti disepanjang film, dialog-dialog serta adegan yang ditampilkan amat menghibur. Bahkan film-film Marvel sekelas X-MEN, kemudian Film Green Lantern (2011), Adegan 127 Hours, aktor Liam Neeson, Mel Gibson hingga Ryan Reynolds sendiri menjadi bahan paling epic dalam lelucon gila dan nyeleneh si DEADPOOL.
Disisi drama nya pun tergambar dengan amat romantis dan tidak ada jaim-jaimnya sedikitpun. Inilah yang menjadi poin plus dari film arahan Tim Miller yang dibilang Sutradara kaya raya oleh si DEADPOOL sendiri. Materi promosi film DEADPOOL juga terbilang sangat nyeleneh, kocak, niat banget dan membuat penasaran. Lihat saja deretan poster-poster berikut ini:










Marvel Studios pun kembali berhasil menggaet bintang-bintang Hollywood untuk menjadi superhero mereka. Dan gue yakin Ryan Reynolds yang menjadi Deadpool akan menjadi iconic seperti Chris Evans dan kawan-kawan. mendapat rating 17 Tahun Keatas (DEWASA) karena beberapa adegan explicit seperti adegan muncrat darah dan sadisme dieksplor gila-gilaan oleh sang sutradara. Dan mohon pencerahannya untuk para orangtua agar tidak membawa anak-anaknya untuk nonton film ini karena DEADPOOL ini film ANTI SUPERHERO untuk DEWASA dan jangan samakan dengan film superhero lainnya ya. Be a smart parents!
Overall, DEADPOOL (2016) is the most-most-most ridiculous anti superhero movie from Marvel Studio and 20th Century Fox!

[9.5/10Bintang]

[Review] Talak 3: Keseruan Pasangan Suami Istri Yang Ingin Kembali Rujuk Tapi Terhalang Talak 3

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Talak 3 (2016)
Casts: Laudya Cynthia Bella, Vino G. Bastian, Reza Rahadian, Dodit Mulyanto, HJ Ray Sitoresmi, Gareng Rakasiwi, Hasmi Gundala, Mozza Kirana, Mosidik
Director: Ismail Basbeth & Hanung Bramantyo
Studio: MD Pictures, Dapur Films


#Trailer:


Official Trailer Talak 3 (2016)


#Synopsis:
Bagas (Vino G. Bastian) dan Risa (Laudya C. Bella) kembali dipertemukan dalam sebuah wedding project bernilai besar setelah mereka resmi bercerai dan Bagas langsung memberikan Talak 3 pada Risa. Kehidupan keduanya setelah berpisah menjadi kacau balau. Kehidupan Bagas menjadi berantakan. Begitu juga dengan Risa, ia terlilit hutang kartu kredit dimana-mana. Keduanya juga masih mempunyai tunggakan cicilan rumah milik bersama yang kini menjadi bahan rebutan.
Berkat tawaran wedding project dari Inggrid (Tika Panggabean), Bagas sanggup mengerjakan project itu. Namun sayang, diproposal wedding project yang Bagas ajukan pada Inggrid, proposal itu adalah hasil kerjasama dan ide bersama dengan sang mantan istri. Inggrid pun tak mau tau wedding project Bagas itu harus dikerjakan bersama-sama tidak boleh sendirian.
Melihat peluang itu, Bagas kemudian mencoba merayu Risa untuk merelakan project itu dikerjakan sendiri. Risa dengan tegas menolaknya, karena ia merasa turut andil dalam isi proposal wedding project itu. Dengan alasan tunggakan cicilan rumah, utang kartu kredit dan kurangnya pendapatan, akhirnya mereka memutuskan untuk sepakat bekerjasama dalam mengerjakan wedding project itu dan dibantu oleh sahabat mereka yaitu Bimo (Reza Rahadian).
Seiring berjalannya waktu, roman-roman cinta diantara mantan pasangan suami istri itu kembali muncul. Bagas pun berniat rujuk dengan Risa. Namun ia lupa telah me-nalak 3 Risa sekaligus. Niat baik Bagas terhalang oleh hukum agama yang menyatakan bahwa pihak perempuan harus terlebih dahulu dipinang oleh seorang muhalil (laki-laki lain yang menikahi pihak perempuan, lalu menceraikannya) apabila ingin bersatu kembali.
Karena dikejar oleh deadline wedding project dari Inggrid, Bagas dan Risa kemudian menempuh jalur "express" dengan menyuap petugas KUA bernama Hasmi (Hasmi Gundala) dan Jonur (Gareng Rakasiwi) untuk segera mengeluarkan buku nikah terbaru mereka. Rencana express yang mereka tempuh harus terhalang oleh petugas KUA lainnya yaitu Basuki (Dodit Mulyanto) yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran hingga ia ratusan kali dimutasi dari berbagai KUA di Pulau Jawa gara-gara sikapnya itu.
Rencana lewat jalur "express" telah gagal. Bayu dan Risa kemudian menempuh jalur mencari suami sewaan. Mereka bertemu dengan pria blasteran indo-arab (Mike Lucock) hingga menemui sosok Mariono Tangguh (Mosidik) yang terkenal dengan salam cintanya. Syarat yang diajukan Bayu dan Risa hanya satu, yaitu disewa untuk sekedar sebagai muhalil dan tanpa adanya hubungan suami-istri. Syarat itu mutlak mereka keluarkan karena diantara mereka sudah muncul kembali rasa sayang dan cinta.
Lagi dan kegagalan harus dialami Bayu dan Risa. Mereka akhirnya memutuskan pilihan pada Bimo untuk menjadi suami sewaan bagi Risa. Awalnya Bimo menolak dengan tegas permintaan mereka, tapi setelah mendengar permohonan Risa yang merupakan teman Risa sejak kecil, Bimo kemudian mau menolong kedua temannya itu.
Rencana yang awalnya digambarkan oleh Bagas tidak akan menyakiti siapapun ternyata berubah drastis dan diwarnai kisah baper. Ternyata Bimo memendam perasaan pada Risa sejak mereka duduk dibangku sekolah dan telah banyak melakukan pengorbanan yang dilakukan Bimo pada Risa.
Lalu bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Risa akan tetap memilih Bagas atau justru berpaling pada Bimo? Bagaimanakah juga dengan wedding project mereka?


#Review:
Siapa yang tak menunggu filmnya jika sutradara sekaliber Hanung Bramantyo yang duduk dikursi sutradaranya? Ya. Gue yakin mayoritas pasti selalu mengantisipasi kehadiran film-film produksi beliau. Bagaimana jika film yang diproduksi Hanung, disutradarai juga oleh seorang Ismail Basbeth, sutradara baru Indonesia yang sukses besar mencuri perhatian tahun lalu lewat film MENCARI HILAL (2015) yang dibintangi Oka Antara dan Deddy Soetomo itu. Komposisi itu tampak semakin menjanjikan untuk tidak boleh dilewatkan dibioskop.
Dibuka dengan kisah humor yang tiada ampun, TALAK 3 (2016) memberikan humor khas Hanung Bramantyo yang tak kalah dahsyatnya seperti di Film HIJAB (2015) yang satir, penuh dengan sindiran dan pelesetan dari yang lagi nge-trend pada masa kini contohnya para pemain pendukung difilm ini, Saski Nggotik (Mozza Kirana) yang dituduh sebagai wanita idaman lain Bagas, kemudian Mariono Tangguh (Mosidik) dengan salam cintanya, Basuki (Dodit Mulyanto) yang menjunjung kejujuran dan anti KKN. Nama mereka sudah tak asing kan? Dan memang terinspirasi dari dunia showbiz Indonesia.
Setelah dibombardir oleh aksi humor, tak disangka moment drama dipertengahan hingga akhir film juga tak kalah dahsyat dengan aksi humornya. Hanung Bramantyo dan Ismail Basbeth berhasil membawa BAPER semua penonton dengan konflik cinta segitiga yang dikemas dengan apik dan luar biasa dengan jajaran pemain yang tengah HITS di industri Film Indonesia seperti Laudya C. Bella, Vino G. Bastian dan Reza Rahadian.
Ketiganya tampil cemerlang dengan karakternya masing-masing. Bella pun semakin menunjukkan "taring"nya yang berkelas setelah apik dalam ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) dan SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015). Vino dan Reza pun tampil sangat memukau dengan permainan emosi yang diberikan. Aktor kelas wahid di Indonesia emang mereka berdua.
Overall, secara keseluruhan Film TALAK 3 (2016) film rom-com Indonesia paling menghibur dan paling bikin menguras emosi. Jika tahun lalu ada KAPAN KAWIN? (2015) yang merupakan rom-com terbaik, mungkin TALAK 3 (2016) ini adalah rom-com terbaik ditahun ini. BEST!



[9/10Bintang]

[Review] Aach.. Aku Jatuh Cinta: Highclass Local Romantic Comedy From Garin Nugroho

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Aach.. Aku Jatuh Cinta (Chaotic Love Poems) (2016)
Casts: Pevita Pearce, Chicco Jerikho, Anissa Hertami, Nova Eliza, Bima Azriel
Director: Garin Nugroho
Studio: MVP Pictures


#Trailer:

Official Trailer Aach.. Aku Jatuh Cinta (2016)


#Synopsis:
Rumi (Chicco Jerikho) terkenal dengan anak nakal. Seringkali dia membuat nangis tetangganya, seorang perempuan berdarah campuran bernama Yulia (Pevita Pearce). Jika bosan dengan Yulia, Rumi mengacaukan teman-temannya. Berbagai peristiwa yang dialami Yulia selalu membekas dan memunculkan kerinduan akan sosok Rumi karena kejahilannya. Jika Rumi tidak ada, Yulia seolah merana.
Beranjak dewasa, kekacuan mereka semakin liar bak kartun Tom & Jerry. Tapi, siapapun tahu bahwa keduanya pun memendam rasa. Botol limun milik pabrik orangtua Rumi dan tebing pantai menjadi saksinya. Walaupun semesta dan segala isinya belum memberikan dukungan. Pertemanan Rumi dan Yulia sangat unik dan menarik. Meski diisi dengan pertengkaran, namun di balik itu semua adalah bukti kasih sayang di antara mereka yang dibalut dengan sesuatu yang berbeda.
Suatu ketika, terjadi kerenggangan antara hubungan Rumi dan Yulia akibat kondisi larangan dari ibu Yulia (Anissa Hertami) serta sosial, ekonomi. budaya juga menjadi pemicunya. Musik rock and roll, lipstik merah sampai bra merah menyala.
Akankah Rumi dan Yulia bersatu setelah mereka melewati segala kekacuan yang terjadi diantara mereka?


#Review:
Salah satu sutradara senior dan terbaik di Indonesia yaitu Garin Nugroho kembali merilis sebuah film Indonesia. Namun yang cukup mencuri perhatian, beliau membuat film bertema kisah drama cinta. Yang menjadi pusat perhatian lantaran, Garin Nugroho sudah melekat akan film-film nasionalis atau sejarah atau film bertema berat dan grande. Terakhir beliau menggarap HOS Tjokroaminoto (2015) yang sukses mendapatkan penghargaan di ajang festival penghargaan film lokal.
Dengan latar siapa yang menyutradarai serta jajaran pemain yang tengah naik daun. Tak heran jika film yang mempunyai judul internasional CHAOTIC LOVE POEMS dan sudah tayang lebih dulu di BUSAN INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2015 ini sangat ditunggu kehadirannya di Bioskop Indonesia.
Harus diakui, AACH.. AKU JATUH CINTA ini benar-benar kacau! Banyak adegan loncat kesana kemari yang membingungkan jadinya. Namun kekacuan itu disajikan juga dengan keindahan. Kisah cinta yang dihadirkan begitu menggemaskan ala teatrikal dengan nuansa tahun 80-90'an. Chicco Jerikho tampil begitu menjengkelkan disepanjang film lewat karakter Rumi nya. Pevita Pearce lagi-dan-lagi memberikan penampilan terbaik, berkelas dan melesat tinggi setelah kemarin sukses besar lewat karakter Hayati di TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013). Meskipun dibeberapa adegan, jiwa Hayati dalam diri Yulia sedikit muncul.
Yang menjadi nilai sempurna dari film AACH.. AKU JATUH CINTA ini adalah set lokasi dan properti yang digunakan tampil begitu NIAT. Jarang-jarang ada film Indonesia bisa bikin film seniat ini. AACH.. AKU JATUH CINTA ini tampil meyakinkan dengan mengambil setting retro Indonesia. Tak hanya itu saja, Soundtrack yang dihadirkan dikemas dengan sangat retro. I really loved it. Beberapa adegan pun sangat berkesan, contohnya adegan mengukur baju pelanggan ibunya Yulia.
Overall, AACH.. AKU JATUH CINTA sangat memuaskan! Favorite Movie!!


[8.9/10Bintang]

[Review] Surat Dari Praha: Another Masterpiece Movie from Angga Dwimas Sasongko

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Surat Dari Praha (2016)
Casts: Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, Rio Dewanto, Chicco Jerikho, Shafira Umm, Jajang C. Noer
Director: Angga Dwimas Sasongko
Studio: Visinema Pictures, Tinggikan Production, 13 Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Surat Dari Praha (2016)



#Synopsis:
Ketika ibunya, Sulastri (Widyawati), sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit \Laras (Julie Estelle) justru mengajukan sebuah permintaan: meminta sertifikat kepemilikan rumah untuk membayar pengacara dalam kasus perceraiannya dengan sang suami (Chicco Jerikho). Sayangnya permintaan tersebut menjadi hal terakhir yang diminta oleh Laras kepada ibunya yang kemudian meninggal dunia. Sulastri dan Laras memiliki hubungan ibu dan anak yang kurang begitu harmonis, tidak heran ketika Sulastri hendak memberikan warisan kepada anak tunggalnya itu terdapat sebuah syarat yang harus dilakukan oleh Laras sendiri.
Dalam surat wasiat Sulastri yang dibacakan oleh Tante Laras (Jajang C. Noer) bahwa Laras dapat memiliki rumah yang ia inginkan tadi ketika telah mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat ke sebuah alamat di Praha, Eropa. Keadaan mendesak memaksa Laras untuk memenuhi permintaan dari almarhum ibunya tersebut dan kemudian bertemu dengan pria paruh baya bernama Jaya (Tyo Pakusadewo) disana. Tugas Laras ternyata tidak semudah yang ia bayangkan, misi Laras bukan hanya sekedar mengantarkan sebuah kotak dan memperoleh tanda tangan sebagai bukti terima, penyebabnya karena Jaya bukan merupakan sosok biasa dalam kehidupan Sulastri. Laras menuding Jaya dan surat-surat yang pernah dikirimnya ke Sulastri sebagai penyebab ketidakharmonisan keluarganya, situasi yang membawa akibat buruk bagi hidupnya. Jaya merasa tersudut dan terpaksa harus menjelaskan apa yang baginya telah ia ikhlaskan.


#Review:
Angga Dwimas Sasongko kembali menghadirkan Masterpiece nya setelah CAHAYA DARI TIMUR (2014) dan FILOSOFI KOPI (2015). Kali ini di SURAT DARI PRAHA menghadirkan kisah cinta yang tak biasa namun dikemas dengan sangat indah dan mempesona.
Sejak film dimulai, SURAT DARI PRAHA langsung mengenalkan lebih personal sosok para pemainnya. Hal itu lah yang menjadi jualan utama dari film yang diproduseri oleh Glenn Fredly (lagi) ini. Pertama, kita diperkenalkan dengan sosok Jaya, pria paruh baya kharismatik yang terbuang ke Praha gara-gara pada zaman orde baru ia anti-soeharto. Lalu, ada Laras yang baru saja terguncang akibat kematian ibunya dan perceraian dengan suaminya. Berkenalan dengan keduanya kita langsung bisa merasakan sikap keras dan egois yang mereka miliki.
Dengan meeksplor sisi cerita yang dibalik mereka berdua, membuat SURAT DARI PRAHA terasa begitu matang dan sempurna. Dialog-dialog indah dan puitis begitu mengalun disepanjang film berkat bantuan narasi cantik dari Julie Estelle dan Tio Pakusadewo. Kekuatan utama Surat Dari Praha adalah bagaimana cerita mampu mengajak penonton untuk tidak hanya hanya sekedar ikut terlibat di dalam petualangan Laras bersama Jaya, namun ikut pula merasakan polemik yang mereka hadapi. Siapa sangka kisah tentang mengantarkan sebuah surat ternyata mengandung suara tentang kebebasan menggunakan unsur politik yang dibentuk dengan manis.
SURAT DARI PRAHA bukanlah sebuah film Indonesia yang hanya jalan-jalan diluar negeri dan mengeksplor secara membabi buta keindahan luar negeri. Film arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko ini menampilkan Praha, Eropa sederhana dan apa adanya. Inilah yang menjadi kekuatan dan kematangan SURAT DARI PRAHA.
Julie Estelle tampil semakin mempesona dengan gaya rambut ala Widyawati ketika masih muda. Kecantikannya pun sama halnya dengan kualitas akting yang ia tampilkan. Tio Pakusadewo pun tampil sangat charming. Tio Pakusadewo berhasil memerankan sosok Jaya yang sudah lama tinggal disana, berpuluh tahun. Kita bisa merasakan dari bagaimana dia berinteraksi dengan sekitar, dengan tempat yang biasa Jaya kunjungi, dengan orang-orang yang dikenalnya. Angkat jempol juga untuk Widyawati dalam SURAT DARI PRAHA ini. Harus diakui, kemunculan beliau meskipun sekilas memberikan impact yang memperindah untuk film ini.
Musikalitas Julie Estelle dan Tio Pakusadewo memainkan piano, harmonika dan bernyanyi Nyali Terakhir dan Sabda Rindu di Film SURAT DARI PRAHA menjadi kejutan manis lagi yang Angga Sasongko berikan.
Overall, SURAT DARI PRAHA memuaskan. Cerita cinta tak biasa namun dibalut dengan kuatnya cerita dan pendalaman emosi para karakternya. Worth it for local awarding season!


[9/10Bintang]

[Review] The Boy: Cerita Tersembunyi Di Balik Boneka Brahms

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: The Boy (2016)
Casts: Lauren Cohan, Rupert Evans, Jim Norton, Diana Hardcastle, Ben Robson, Jett Klyne, Lily Pater, James Russell. Stephanie Lemelin
Director: William Brent Bell
Studio: STX Entertainment, Lakeshore Entertainment, Huayi Brothers Pictures, Vertigo Entertainment


#Trailer:

Official Trailer The Boy (2016)


#Synopsis:
Greta Evans (Lauren Cohan) sedang mengalami permasalahan dalam keluarga bersama Cole (Ben Robson). Ia kemudian memutuskan untuk terbang ke Inggris untuk menenangkan diri sendirian. Atas usulan dari temannya Sandy (Stephanie Lemelin), Greta akan tinggal dan bekerja sebagai asisten rumah tangga disebuah rumah besar milik keluarga Mr. Heelshire (Jim Norton) dan Mrs. Heelshire (Diana Hardcastle). Di dalam rumah yang bagaikan istana dongeng ini, Greta diharuskan mengurus anak semata wayang keluarga Heelshire bernama Brahms ketika Mr & Mrs Heelshire pergi untuk berliburan.
Namun, Greta terkejut dan menganggap sebuah lelucon ketika Malcolm (Rupert Evans) yang merupakan petugas pengantar makanan ke kediaman keluarga Heelshire mengenalkan Brahms padanya. Brahms ternyata sebuah boneka porselen. Orangtua dari Brahms menginginkan Greta bisa mengurus Brahms dengan baik dan mengikuti seluruh peraturan yang telah dibuat. Diantaranya yaitu: Jangan memutar musik kencang, Jangan tinggalkan Brahms sendirian dan Beri ciuman selamat malam sebelum tidur.
Pada awalnya Greta, mengabaikan Brahms, namun kemudian hal-hal aneh mulai menghampiri Greta. Ia mulai mimpi buruk, merasakan hal-hal aneh dan puncaknya ia merasakan terror misterius didalam rumah itu.
Siapakah yang meneror Greta? Apakah benar boneka porselen bernama Brahms itu adalah pelakunya?


#Review:
Film horror yang menggunakan Boneka sebagai jualan terror-horrornya mungkin bukanlah hal yang baru. Sebut saja Chucky (1988) boneka yang iconic itu, kemudian baru-baru ini Annabelle (2014) yang sukses berkat muncul sebagai "cameo" dalam Film Horror Terlaris Sepanjang Masa, The Conjuring (2013) yang meskipun Film Annabelle itu cukup mengecewakan. Kali ini sutradara William Brent Bell menghadirkan sebuah horror yang memberikan terrornya lewat sebuah boneka porselen berwujud anak laki-laki yang diberi nama Brahms.
Dengan premis cerita yang klasik dan sudah banyak ditemukan pada film horror lainnya, THE BOY tampil lumayan menjanjikan diawal film. Kita diajak ikut mempercayai dan ikut menggila bahwa boneka Brahms itu benar-benar hidup berkat akting meyakinkan dari Jim Norton dan Diana Hardcastle. Meskipun akting dari Lauren Cohan yang berperan sebagai Greta tidak terlalu mencolok sebagai seorang asisten rumah tangga yang jiwanya sedang terancam.
Perlahan tapi pasti, misteri pun mulai ditebar dipertengahan film. Meskipun minim jumpscared, The Boy masih bisa memberikan sensasi horror yang oke dengan bantuan creepy-nya si boneka Brahms, set lokasi yang meyakinkan dan efek musik yang menyeramkan.
Menuju akhir film, THE BOY memberikan plot-twist yang cukup oke dan diluar ekspetasi. Entah ini disebut twist yang bagus atau jelek, keseluruhan horror dan jumpscared yang diberikan THE BOY lumayan baik.


[7.5/10Bintang]

[SPOILER ALERT] Fakta Menarik Film Midnight Show (2016)

- Tidak ada komentar

Ini dia beberapa fakta menarik dari film terbaru produksi Renee Pictures berjudul Midnight Show (2016):

1. Sutradara Midnight Show yaitu Ginanti Rona merupakan sutradara muda yang dulu pernah menjadi asisten sutradara TiMo Brothers. Ginanti termasuk anti CGI dalam proses pembuatan film. Beliau lebih memilih memakai properti asli daripada menggunakan efek CGI. Terbukti, di MIDNIGHT SHOW nya, ia memakai set bioskop asli.
2. Film MIDNIGHT SHOW ini rencananya akan tayang dibioskop Indonesia pada akhir 2015 lalu. Namun, karena suatu hal, film yang diproduseri oleh Gandhi Fernando dan Laura Kirana ini mundur menjadi 14 Januari 2016. (Prediksi: mungkin takut head-to-head dengan Film Single, Bulan Terbelah Di Langit Amerika & Star Wars: The Force Awakens hehe)
3. Lokasi shooting MIDNIGHT SHOW menggunakan bioskop betulan yaitu Bioskop Galaxy diwilayah Bogor Jawa Barat dan Bioskop Mall Cimanggis Depok Jawa Barat.
4. Selama proses shooting, beberapa pemain sempat mengalami hal-hal mistis. Hal itu diungkapkan oleh Acha Septriasa, yang pernah melihat beberapa kru film mengalami kesurupan, properti mainan digedung bioskop menyala sendiri dan lain-lain.
5. Film MIDNIGHT SHOW menjadi film horror/thriller pertama dari aktris Acha Septriasa.
6. Karakter Guntur yang seorang pembajak film di MIDNIGHT SHOW awalnya sempat diberikan pada Robby Shine, tapi karena jadwal yang padat kemudian digantikan oleh Ade Firman Hakim.
7. Film MIDNIGHT SHOW sempat ditolak oleh LSF untuk tayang di Bioskop Indonesia lantaran terlalu banyak adegan sadis. Namun, akhirnya setelah 3x proses, Film arahan Ginanti Rona ini tayang dibioskop meskipun beberapa adegan digunting selama 4menit.
8. Salah satu adegan yang digunting LSF adalah ketika Ganindra Bimo menggorok leher Yayu Unru dan Neni Anggraeni.
9. Proses shooting MIDNIGHT SHOW berlangsung pada Desember 2014 dan berakhir pada akhir Januari 2015.
10. Ide Cerita film MIDNIGHT SHOW muncul ketika kedua produser film ini mengalami kejadian aneh ketika selesai menonton film KUNTILANAK (2006) di bioskop Artha Gading 21.


Spoiler Film MIDNIGHT SHOW (2016):


Tama Herdiansyah (Ganindra Bimo) adalah seorang sutradara terkenal sekaligus seorang psikopat. Ia ditugaskan oleh Lusy (Gesata Stella) untuk membunuh Seno (Arthur Tobing) jaksa yang menuntut Bagas (Zack Lee) kakak kandung Lusy atas kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya itu. Seno dijebak disuruh datang ke Bioskop Podium, tempat Lusy bekerja sebagai petugas loket tiket. Tak hanya Seno saja, rupanya ada penonton lain yang mempunyai tujuan lain datang ke Bioskop Podium. Diantaranya Guntur (Ade Firman Hakim) yang berniat membajak film BOCAH dengan merekamnya dan pasangan kekasih Sarah (Ratu Felisha) yang merupakan PSK dan pelanggannya Ikhsan (Boy Harsya). 


Alasan utama Lusy ingin menghabisi nyawa Seno karena kakaknya itu tidak sepenuhnya salah atas kematian kedua orangtuanya itu. Lusy ingin balas dendam. Bagas dan Lusy mengalami kekerasan sejak kecil yang dilakukan oleh kedua orangtuanya (Citra Prima & Rangga Djoned).
Kematian kedua orangtuanya itu, kemudian direkayasa oleh wartawan bernama Yuli (Neni Anggraeni). Yuli membuat sebuah berita palsu bahwa Bagas lah yang membunuh kemudian memutilasi ayah-ibu-adiknya. Hal itu dijelaskan ketika sebuah video diputar ketika Tama Herdiansyah disiksa dan disuruh membunuh Yayu Unru dan Neni Anggraeni. Lusy sebenarnya tidak mati. Ia menderita post traumatic syndrome, bersembunyi, bekerja di Bioskop Podium dan tumbuh dewasa sendirian.
Tama menjadi psikopat lantaran ia terus mendapat ancaman dan tekanan dari Lusy. Hal itu terlihat ketika Tama berdialog dengan Naya (Acha Septriasa), dimana Tama sangat merasakan kepedihan ketika anak dan istrinya terus diganggu oleh terror yang ingin mencoba membunuh mereka. Tak terima dengan apa yang dialami keluarganya itu, Tama kemudian menjadi psikopat dan menuruti perintah Lusy untuk membunuh Seno.
Sementara itu, pegawai bioskop lain yaitu Naya, Juna (Gandhi Fernando), Pak Johan (Ronny P. Tjandra), Allan (Daniel Topan) serta Guntur, Sarah dan Ikhsan mereka hanya sebatas saksi mata ketika peristiwa penyerangan dan pembunuhan Tama terhadap Seno di Bioskop Podium. Takut, ketahuan, mau tak mau, Tama juga harus menghabisi mereka.

Sharing Is Caring