Cari Blog Ini

Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

Lagu Kemenangan Jebe & Petty - Over You

- Tidak ada komentar


FanMade Cover The Winner Song X Factor Indonesia Season 2
Jebe & Petty - Over You


Ajang X FACTOR INDONESIA SEASON 2 telah usai. Ajang pencarian bakat di bidang tarik suara ini berhasil membawa Jebe & Petty dari kategori Group keluar sebagai pemenang. Duo yang dimentori oleh penyanyi Rossa ini berhasil mengalahkan rival tangguhnya Clarissa Dewi dari kategori Girls yang dimentori oleh Afgansyah Reza.
Jebe & Petty (Jessica Bennet & Patrecia Sarah) ini merupakan duo bentukan tim dewan juri (Afgan, Ahmad Dhani, Bebi Romeo & Rossa) pada saat babak Bootcamp dan The Chairs. 
Lagu kemenangan untuk Jebe & Petty ini berjudul Over You yang dibuat oleh Cristi Vaughan, Michael Joseph Green dan Mhala Numata. Single yang sudah diputar di beberapa radio ini didistribusikan oleh label Sony Music Entertainment Indonesia. Berikut adalah liriknya:

Miss you katamu
Love you kau bilang
Baby i'm done await you
Dulu mengapa pernah kau minta break up dariku

Reff: 
Kemana waktu kemarin ku menangisi dirimu
Biarkan aku tertawa sekarang kau menyesal
Tak ada lagi cinta. I already moved on
Terima saja nyatanya
Baby i'm so over you

Rapp: 
Baby i'm so over you
Don't you know that i won't come back to you
Baby i'm do with you. Baby i'm so over you
Baby i'm done with you go ahead gonna be gone
Hey are you. Baby i'm do with you

Sorry, kau bilang ingin kembali
Baby oh it's too late
Sudah just stop now
Karena Hatiku takkan mau lagi

Kemana waktu kemarin ku menangisi dirimu
Biarkan aku tertawa sekarang kau menyesal
Tak ada lagi cinta. I already moved on
Terima saja nyatanya

Baby i'm so over you
Don't you know that i won't come back to you
Baby i'm do with you. Baby i'm so over you
Baby i'm done with you go ahead gonna be gone
Hey are you. Baby i'm do with you
Baby i'm so over you

Akhirnya kamu merasakan ooo
Apa yang kurasa selama ini

Kemana waktu kemarin, ku menangisi dirimu
Biarkan aku tertawa, sekarang kau menyesal
Tak ada lagi cinta. I already moved on
Terima saja nyatanya. Baby i'm so over you

Baby i'm so over you
Dont you know that i won't come back to you
Baby i'm do with you. Baby i'm so over you
Baby i'm done with you go ahead gonna be gone
Hey are you
Baby i'm do with you. Baby i'm so over you


 Dengarkan dan Simpan Lagu Jebe & Petty - Over You disini

[Review] Demona: It's Horror Movie With Full of Say No To Drugs Messages

- Tidak ada komentar





#Description:
Title: Demona (2015)
Casts: Alexa Keys, Ajun Perwira, Regina Rengganis, Inzalna Balqis, Kia Poetri, Thoriq Graduate, Rifky Moors, Angel Mulligan, Torro Margens
Director: Rizal Mantovani
Studio: Dreamscape Pictures


#Trailer:

Official Trailer Demona (2015)


#Synopsis:
Felicity jenis narkoba baru dimana jika dikonsumsi akan membuat penggunanya merasa happy dan hilang semua beban yang ada dipikirannya. Namun, dibalik efek yang membahagiakan tersebut tersembunyi sebuah efek lainnya jika dikonsumsi berlebihan yaitu overdosis, sakaw hingga kematian.
Sekelompok Anak Gahoel Jakarta yaitu Risa (Alexa Keys), Ado (Ajun Perwira), Elang (Thoriq Graduate), Demona (Regina Rengganis), Acha (Inzalna Balqis) dan Bella (Kia Poetri) memutuskan untuk merayakan pesta ulang tahun Demona disebuah villa yang dahulunya merupakan rumah masa kecil Ado.

Mereka kemudian mengkonsumsi Felicity. Tujuannya agar mereka bisa melupakan segala permasalahan yang tengah dihadapi. Namun pesta menyambut ulang tahun itu berubah menjadi petaka ketika Demona tewas overdosis. 
Kematian Demona kemudian disembunyikan oleh keempat temannya. Akan tetapi setelah kematian Demona, keempat teman Demona mengalami terror mulai melihat hal yang aneh-aneh, Suara-suara senandung, mimpi-mimpi buruk hingga kemunculan sosok misterius bergaun pengantin serba putih dimanapun mereka berada. Siapakah dia?

#Review:
Kesuksesan Rizal Mantovani sebagai sutradara film horror harus diakui lewat Film Jelangkung dan Trilogy Kuntilanak. Namun kesuksesan kedua film tersebut belum bisa terulang kembali di film DEMONA.
Potensi horror yang dihadirkan DEMONA boleh dibilang kurang berhasil sebagai sebuah film horror yang baik. Paruh pertama film hanya disuguhkan tentang perGAHOELan anak ibukota saja yang entah mengapa terasa begitu lama dan berlebihan. Beranjak menuju pertengahan film, intense ketegangan mulai terasa meskipun sesekali selalu Hit & Miss. Beberapa adegan jump-scared nya pun berhasil disajikan seperti adegan lorong lampu senter dan terror Demona mulai menyerang satu persatu teman-temannya. Namun menuju akhir film, rupanya Film DEMONA ini mempunyai pesan lain yaitu SAY NO TO DRUGS. Dan entah mengapa pesan yang disampaikan ini semakin terpampang jelas dan kurang rasional dimana ada seorang pemain tiba-tiba muncul dan berceramah panjang soal Bahaya Narkoba. OH EM JI.
Jajaran pemain yang tampil cukup memuaskan hanya Demona yang diperankan oleh Regina Rengganis saja. Dari awal hingga akhir film ia tampil mencuri perhatian dengan kostum pengantin serba putihnya. Harus diakui juga Sosok DEMONA yang ditampilkan Rizal Mantovani cukup ikonik dan bisa menjadi ikon hantu baru di Indonesia. Karakter Acha dan Bella yang awalnya cukup ngeselin, ketika pertengahan hingga akhir film mereka tampil memuaskan dan ekspresif.

Overall, DEMONA by Rizal Mantovani isn't a totally creepy movie but is a SAY NO TO DRUGS movie. Demona character is better than all of characters 

[6/10Bintang]

[Review] Sinister 2: The First is Much Better!

- Tidak ada komentar




#Description:
Title: Sinister 2 (2015)
Casts: James Ransone, Shannyn Sossamon, Robert Daniel Sloan, Dartanian Sloan, Lea Coco, Nicholas King, Lucas Jade Zumann, Jaden Klein, Laila Haley, Caden M. Fritz, Olivia Rainey, Tate Ellington
Director: Ciaran Foy
Studio: Focus Features, Entertainment One, BlumHouse Production


#Trailer:

Official Trailer Sinister 2 (2015)


#Synopsis:
Deputi So-And-So (James Ransone) kini tidak lagi bertugas menjadi seorang Deputi Kepolisian yang bertugas menegakkan hukum. Ia lebih tertarik untuk menyelediki kasus Terror Bughuul alias Boogieman (Nicholas King) yang telah menewaskan keluarga Ellison Oswalt (Ethan Hawke). 
Korban Bughuul kali ini adalah keluarga yang telah resmi bercerai namun hak asuh anak masih menjadi rebutan diantara kedua orangtuanya yaitu Courtney Collins (Shannyn Sossamon) dan Clint Collins (Lea Coco). Sang ibu mencoba bersembunyi dan tinggal disebuah rumah tua dekat ladang jagung yang jauh dari keramaian bersama kedua anaknya yaitu Dylan Collins (Robert Sloan) dan Zachary Collins (Dartanian Sloan). Tujuannya agar ia bisa terbebas dari kejaran sang mantan suami yang ingin merebut hak asuh Dylan dan Zach dari tangannya.
Tinggal disebuah rumah tua yang bersebelahan dengan sebuah gereja yang sudah tak terpakai lagi dan mempunyai sejarah yang kelam rupanya membuat hadirnya terror baru, terlebih untuk kedua anaknya Courtney. Dylan sering bermimpi didatangi oleh sosok Boogieman dan tiap tengah malam pun ia selalu dipaksa dan ditarik ke ruang bawah tanah untuk menyaksikan rekaman-rekaman pembunuhan sadis. Jika Dylan menolak dan kabur sebelum rekaman itu selesai diputar, Milo (Lucas Jade Zumman) dan teman-temannya mengancam sosok Boogieman akan selalu menghampiri mimpnya.
Setelah Deputi menyelidiki kasus keluarga Oswalt ia kemudian menemukan titik terang dan menyimpulkan bahwa koordinat / rantai kasus Terror Bughuul selanjutnya mengacu ke sebuah rumah yang ditempati oleh keluarga Courtney Collins bersama kedua anaknya itu. Hal itu diperkuat dengan analisa dari Dr. Stomberg (Tate Ellington) akan sejarah asal mula Terror Bughuul.
Bisakah Deputi So-And-So itu menyelamatkan keluarga Courtney Collins dari ancaman Terror Bughuul?


#Review:
Kesuksesan SINISTER (2012) sebagai salah satu film horror hollywood yang menyenangkan ketika rilis di bioskop. Menyenangkan dalam arti film arahan Scott Derrickson itu berhasil membuat penontonnya dibuat penasaran tingkat mampus ditambah dengan intense ketegangan yang terjaga dengan amat baik dan pastinya dibuat depresi juga ketika rekaman-rekaman pembunuhan diputar satu persatu.
Namun disayangkan, disekuelnya kali ini, SINISTER 2 (2015) tidak memberikan sesuatu yang menyenangkan seperti pendahulunya. Alur cerita malah menjadi semakin melebar tidak hanya tentang penyelidikan kasus Terror Bughuul saja. Cerita konflik perebutan hak asuh anak pun ditambahkan dalam film arahan Ciaran Foy ini. Hal ini cukup mengganggu dan membuat film ini semakin ngaret dalam memberikan terror menyeramkan.
Point lebih untuk SINISTER 2 (2015) kali ini seperti pada seri pendahulunya yaitu terletak pada rekaman-rekaman video pembunuhan. Rekaman-rekaman disekuelnya kali ini jauh lebih sadis dan kejam.
Jajaran pemain pun tampil lumayan baik untuk karakter sang Deputi dan Courtney Collins. Sisanya? Agak kurang memuaskan. Terlebih untuk para bocah-bocah itu. Mereka terlihat kurang ekspresif dibandingkan dengan bocah-bocah menyebalkan di SINISTER pertama.
Beruntung dibalik minimnya jump-scared yang berhasil, SINISTER 2 (2015) cukup perfect dalam memberikan ending film. Intense ketegangan diending film harus diakui dieksekusi dengan sangat baik.

Overall, The first is much better. It's enough. Say no to Sinister 3 or 4 or 5!


[7/10Bintang]

[Review] Love You Love You Not: Remake Film Thailand Yang Konyol Abis

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Love You Love You Not (2015)
Casts: Chelsea Islan, Hamish Daud, R.R Melati Pinaring, Miller Khan, Kemal Palevi, Pico Fahriza, Reynold Hamzah
Director: Sridhar Jetty
Studio: MVP Pictures


#Trailer:
Official Trailer Love You Love You Not (2015)


#Synopsis:
Amira (Chelsea Islan) seorang guru les bahasa inggris mendapat tawaran berupa sebuah tas cantik dan mahal dari Suchin (R.R Melati Pinaring) murid lesnya yang berasal dari Jepang secara cuma-cuma. Amira berjanji akan melakukan hal apapun demi mendapatkan tas itu secara gratis dari Suchin.
Namun hal itu ternyata membawa Amira pada hal "buruk" yang akan ia alami. Untuk mendapatkan tas tersebut, Suchin memberikan satu syarat pada Amira yaitu membantunya untuk putus dengan pacar Indonesia-nya yaitu Juki (Hamish Daud). Keinginan Suchin untuk putus dari Juki lantaran keduanya mempunyai keterbatasan mereka dalam berkomunikasi secara lisan lantaran keduanya berbeda bahasa, budaya dan kebangsaan.
Ketika Amira mencoba menjelaskan keinginan Suchin pada Juki, penjelasan Amira tidak langsung diterima oleh Juki. Juki malah langsung meminta Amira untuk mengajari nya bahasa Inggris agar ia bisa menyusul Suchin ke Amerika.
Semula, Amira tidak berniat mengajar Juki. Namun lantaran Juki terdesak untuk mengejar mantannya yang pergi ke Amerika Serikat, maka Amira terpaksa membantu melancarkan bahasa Inggris-nya. Dengan susah payah Amira mengajari Juki dari nol. Seiring berjalannya waktu muncul perasaan suka satu sama lain antara Amira dan Juki. Namun keduanya mencoba untuk tidak memperlihatkan perasaan itu lantaran Amira sudah terlanjur menyukai Taufan (Miller Khan) salah satu murid di tempat lesnta yang berasal dari keluarga kaya raya. Amira juga tidak ingin menghalangi niat dan cinta Juki untuk mengejar Suchin. Juki juga sebenarnya merasakan hal yang sama dengan Amira, tapi ia sudah bertekad akan pergi menyusul Suchin.
Sampailah pada waktunya Juki mengikuti tes Bahasa Inggris sebagai tahap pergi ke Amerika. Akankah Amira menyatakan isi hatinya? Akankah Juki menyadari siapa sebenarnya cintanya? Dan bagaimana Amira menyikapi Taufan yang semakin hari semakin posesif dan perfeksionis?


#Review:
Jika selama beberapa dekade ini industri Film Indonesia gemar membuat sebuah film dengan mengadaptasi dari judul novel atau buku yang mempunyai kredit mega best-seller, kali ini berbeda dengan Rumah Produksi MVP Pictures. Raam Punjabi membuat sebuah gebrakan baru, memproduksi Film Indonesia adaptasi dari Film Thailand berjudul I FINE.. THANK YOU.. LOVE YOU (2014) yang merupakan film terlaris ditahun 2014 di negara gajah putih itu. Film yang diproduksi oleh Rumah Produksi GTH itu adalah film komedi romantis yang sukses membuat publik Thailand tertawa terbahak-bahak dengan kekonyolan naskah dan ke-lebay-an karakter yang ada.
MVP Pictures dan Shidhar Jetty selaku sutradara pun mencoba sekuat tenaga untuk menghadirkan kekonyolan tingkat tinggi sama seperti versi aslinya. Namun kenyataanya, komedi yang dihadirkan cenderung terlihat agak maksa dan tidak terlihat natural seperti versi Thailand. Terlebih beberapa adegan yang menjurus ke komedi seks dan ucapan-ucapan tak sopan dalam film versi Indonesia ini rentan mengundang kontroversi karena budaya dan kebiasaan nya berbeda dengan di Indonesia. Beruntung, di beberapa adegan baru yang tidak ada di versi Thailand lumayan berhasil mengundang tawa terbahak-bahak.
Plot dan alur cerita pun tidak mengalir dengan mulus dari awal hingga film usai. Film arahan Sridhar Jetty ini pun mengalami kehilangan fokus dipertengahan hingga akhir film. Cerita pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan oleh Amira dan Juki menjadi tertutup oleh unsur komedi dan tingkah kekonyolan para pemainnya yang tiada ampun.
Dijajaran pemain, Chelsea Islan memberikan penampilan memukau nya sebagai seorang guru les bahasa Inggris. Sridhar Jetty sangat mengeksplor kemampuan Chelsea Islan lewat film ini. Hamish Daud pun tampil lumayan oke dalam memerankan sosok Juki yang tulen orang betawi. Namun dipertengahan hingga akhir film, logat dan gesture tubuh Juki malah semakin menjadi seperti Hamish Daud alias sisi bule nya keluar. Chemistry yang dihadirkan oleh keduanya juga tidak terlihat begitu alami ketika perasaan suka satu sama lain diantara mereka muncul.
Sangat disayangkan juga, dari segi visual tidak konsisten dalam memberikan ketajaman gambar. Dibeberapa adegan masih ada yg terlihat buram dan pecah. Hal itu juga kemudian diperparah dengan efek green-screen dibeberapa bagian yang masih terlihat kurang mulus.
Overall secara keseluruhan, I FINE THANKYOU LOVE YOU is much better than LOVE YOU LOVE YOU NOT. Sorry..


[6/10Bintang]

[Review] Surga Yang Tak Dirindukan: Belajar Sabar Dan Ikhlas Dalam Berbagi

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Surga Yang Tak Dirindukan (2015)
Casts: Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, Raline Shah, Tantan Ginting, Kemal Palevi, Zaskia Adya Mecca, Vita Mariana, Hj. Ray Sitoresmi, Landung Simatupang, Sandrina Michelle, Aline Adita
Director: Kuntz Agus
Studio: MD Pictures


#Trailer:

Official Trailer Surga Yang Tak Dirindukan (2015)


#Synopsis:
Hidup Citra Arini (Laudya Cynthia Bella) mungkin akan menjadi dongeng yang paling indah dan diidamkan oleh seluruh wanita dimanapun. Memiliki kehidupan yang layak, mempunyai suami yang mencintainya sepenuh hati yaitu Prasetya (Fedi Nuril) dan hadirnya buah hati tersayang yang cantik bernama Nadia Citra Prasetya (Sandrina Michelle). Keluarga kecil yang bahagia ini tinggal disudut kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kehidupan rumah tangga yang harmonis ini tidak pernah membuat Arini berprasangka buruk terhadap suaminya, meskipun sahabat-sahabat dekatnya yaitu Sita (Zaskia Adya Mecca) dan Lia (Vita Mariana) selalu bercerita keburukan pasangannya masing-masing.
Suatu hari, ketika perjalanan menuju kantor di Kulonprogo, Pras harus menolong seorang wanita pengemudi mobil yang mengalami kecelakaan. Ia adalah MeiRose (Raline Shah). Wanita yang mencoba bunuh diri karena sang mempelai pria malah kabur ketika akan melangsungkan pernikahan. MeiRose tak sanggup lagi untuk hidup karena sekarang ia tengah hamil tua tanpa adanya sosok pendamping, ayah kandung pergi entah kemana dan ibunya tewas bunuh diri.
Beruntung, berkat Pras, nyawa MeiRose dan anak yang dikandungnya selamat. Karena rasa kasihan, Pras tidak tega meninggalkan MeiRose dan anaknya begitu saja. Terlebih MeiRose lagi lagi mencoba untuk melakukan bunuh diri ketika berada dirumah sakit. Untuk membujuk MeiRose agar tidak bunuh diri, Pras berjanji akan menikahinya.
Tidak disangka, setelah pernikahan yang tidak biasa ini, Meirose sangat berbahagia dengan pernikahannya dengan Pras. Meirose merasa terharu dan bahagia bisa bertemu dan dinikahi oleh laki-laki sebaik Pras. Dengan demikian resmi sudah Pras melakukan poligami. Pras semakin hari semakin merasa bersalah pada Arini, sementara disisi lain, Meirose sangat mencintai Pras.
Sahabatnya Pras yaitu Amran (Kemal Palevi) dan Hartono (Tantan Ginting) sangat terkejut dengan keputusan poligami yang Pras lakukan. Keduanya mempunyai pendapat yang berbeda mengenai kejadian ini. Hingga suatu hari, kejadian ini akhirnya tercium juga oleh Arini. Dongeng dan surga bahagia yang ia bangun selama ini akhirnya hancur. 
Bagaimana nasib rumah tangga Pras dan Arini selanjutnya? Bisakah Arini menerima semua mimpi buruk ini bahwa dirinya harus berbagi dengan wanita lain?


#Review:
Film terbaru dari rumah produksi Box Office Indonesia seperti Ayat-Ayat Cinta (2008), Habibie Dan Ainun (2012) dan Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar (2014) kembali menghadirkan sebuah Film Drama Indonesia yang diangkat dari Novel Best Seller karya Asma Nadia berjudul SURGA YANG TAK DIRINDUKAN.
Kisah poligami yang diangkat dalam film ini dijamin akan membuat setiap penontonnya terharu, berkaca-kaca hingga meneteskan air mata (mungkin) disepanjang film. Alur cerita di awal film disajikan dengan gerak cepat dan ketika beranjak menuju pertengahan film, dimana isu poligami menjadi fokus cerita, alur kemudian bergerak lambat. Hal ini semakin efektif membangun suasana sendu dan menggali lebih dalam emosi para penontonnya. Meskipun ada beberapa adegan yang jika dibuang mungkin akan jauh lebih "nendang" dalam mengaduk-ngaduk emosi para penonton.
Untuk jajaran pemain, hampir secara keseluruhan memberikan penampilan terbaiknya. Harus diakui, Laudya Cynthia Bella adalah yang paling bersinar difilm arahan sutradara #RepublikTwitter (2012) ini. Film keduanya setelah Assalamualaikum Beijing (2014) dalam mengenakan hijab ini merupakan peningkatan kualitas yang melesat dari dia. Bella berhasil memerankan sosok Arini dengan segala emosi yang dimilikinya. Fedi Nuril pun tak mengecewakan dalam memerankan sosok pria yang melakukan poligami. Ini kedua kalinya Fedi melakukan poligami setelah difilm Ayat-Ayat Cinta (2008). Raline Shah pun tampil seperti biasanya, cantik dan manis seperti pada film-film sebelumnya, 5CM (2012), 99 Cahaya Dilangit Eropa (2013) dan Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh (2014). Jangan lupakan juga Kemal Palevi dan Tantan Ginting. Keduanya tampil gemilang dalam memerankan sahabat dari Pras. Bahkan boleh dibilang hampir sejajar dengan kualitas Bella difilm ini.
Film arahan Kuntz Agus ini juga sedikit memberikan nuansa baru dalam teknik pengambilan gambar yaitu menggunakan kamera drone dibeberapa bagian. Namun yang cukup disayangkan ada beberapa adegan, backsoundnya terlalu over dan menghentak. Soundtrack utama yang berjudul Surga Yang Tak Dirindukan ini sukses membangun nuansa yang semakin sendu disepanjang film dengan alunan vokal dari Krisdayanti.
Overall secara keseluruhan, Film Surga Yang Tak Dirindukan adalah Film Indonesia paling super melo-drama ditahun 2015 ini. Recommended!


[8/10Bintang]

[Review] Ant-Man: Ukuran Kecil Tidak Menjadi Masalah Untuk Tampil Memukau

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Ant-Man (2015)
Casts: Paul Rudd, Michael Douglas, Evangeline Lily, Corel Stoll, Michael Pena, Judy Greer, Bobby Cannavale, Anthony Mackie, Abby Ryder Fortson, T.I, Wood Harris
Director: Peyton Reed
Studio: Marvel Studios


#Trailer:

Official Trailer Ant-Man (2015)


#Synopsis:
Pasca keluar dari jeruji besi akibat kasus pencurian yang dilakukannya, Scott Lang (Paul Rudd) mulai mencoba untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dan tidak ingin kembali masuk penjara. Namun pada kenyataannya, menyandang status mantan narapidana dirasa sangat sulit dari yang ia bayangkan. Scott merasa kehilangan kehormatannya ketika menyandang status mantan napi ini ditambah ia tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ayah demi anak perempuannya Cassie Lang (Abby Ryder Fortson). Scott tergoda kembali untuk melakukan aksi pencurian. Namun rencana pencurian yang akan ia lakukan kali ini telah dilacak tanpa sepengetahuan mereka.
Dan yang melakukan pengawasan itu adalah Dr. Hank Pym (Michael Douglas) pemilik Pym Technology. Dengan penemuan yang ia temukan yaitu bisa mengecilkan benda dan berkomunikasi dengan semut, ia menilai bahwa Scott adalah orang yang tepat untuk menjadi Ant-Man. Ia memberikan tawaran pada Scott untuk membuktikan sekaligus memberikan kesempatan kedua pada Scott agar bisa kembali diterima di lingkungannya.
Singkat cerita, Pym terus melatih Scott agar bisa menggunakan kekuatan Ant-Man dengan baik dan menyelamatkan dunia dari seorang ilmuwan ambisius yang mencoba mengambil alih Pym Techonlogy bernama Darren Cross (Corey Stoll). Ia membuat penemuan serupa dengan yang dimiliki oleh Dr.Hank Pym karena ia kecewa tidak merasa dipercaya oleh Dr.Hank Pym.
Bisakah Scott memanfaatkan situasi ini untuk memperbaiki nama baiknya dimata keluarga dan anak perempuannya?


#Review:
Jika selama ini sosok superhero identik dengan kekuatan yang wah dan bombastis, kali ini Film superhero ANT-MAN yang dihadirkan oleh Marvel Studios tampil lebih menekankan pada sisi penggalian karakter dan drama yang sangat kuat. Tak hanya itu saja, adegan aksi nya pun tak kalah memukau film Marvel Studios lainnya seperti Iron-Man, Captain America, maupun The Avengers: Age of Ultron (2015).
Jajaran pemain pun sangat pas dalam memerankan perannya. Inilah kekuatan Marvel Studios dalam memilih aktor aktris pemeran superheronya. Paul Rudd tampil sangat memukau memerankan Scott Lang alias Ant-Man. Kharisma yang ia tampilkan begitu kuat sebagai sosok seorang pria yang cinta akan keluarga dan bertanggung jawab. Hal itulah yang mudah disukai banyak orang. Dialog yang ia hadirkan juga begitu menghibur disepanjang film.Tak lupa juga kemunculan Michael Pena disepanjang film cukup mencuri perhatian dengan karakternya yang lumayan menghibur.
Ukuran kecil tidak menjadi masalah. Marvel Studios berhasil menyajikan adegan aksi laga yang tak kalah keren meskipun dalam ukuran kecil. Gerombolan semut, aksi kejar-kejaran hingga peperangan diatas kereta Thomas pun tampak terlihat nyata dan menyenangkan.
Overall, secara keseluruhan Film ANT-MAN memuaskan. Film Marvel Studios paling menyenangkan setelah Guardians of The Galaxy (2014). Langkah Marvel Studios dalam mengenalkan superhero barunya dengan cara seperti ini membuat penggemar Marvel Cinematic Universe semakin jatuh cinta dan akan terus menunggu film Marvel Studios lainnya.


[9/10Bintang]

[Review] Minions: Spin-Off Despicable Me Yang Hanya Menghibur Saja!

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Minions (2015)
Casts: Pierre Coffin, Sandra Bullock, Jon Hamm, Allison Janney, Steve Coogan, Geoffrey Rush, Jennifer Saunders
Director: Kyle Balda & Pierre Coffin
Studio: Illumination Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Minions (2015)


#Synopsis:
Dikisahkan sejak sebelum masehi, telah ada sebuah suku unik yang berbentuk lonjong berwarna kuning. Mereka adalah The Minions (Pierre Coffin). Para Minions ini mempunyai tradisi yang unik yaitu mengabdi pada sosok jahat yang paling ditakuti.
Dinosaurus menjadi tuan mereka yang pertama. Namun sayang, baru beberapa jam mengabdi, gara-gara hal ceroboh yang dilakukan oleh para Minions, sang tuan mereka itu mati. Hal itu terus berulang hingga ke zaman peradaban fir'aun, vampir hingga zaman perang uni soviet. Semua tuan mereka mati gara-gara kecerobohan para Minions.
Tanpa tuan untuk mengabdi, para Minions bagaikan kehilangan semangat hidup. Setelah berabad-abad lamanya tinggal disebuah gua es, Kevin (Pierre Coffin) salah satu dari para Minions pun bertekad keluar dari gua untuk mencari penjahat untuk dilayani. Ia tidak sendirian, ditemani oleh Stuart (Pierre Coffin) dan Bob (Pierre Coffin).
Pencarian penjahat itu membawa mereka sampai ke Orlando, dimana diwilayah tersebut sedang mengadakan VillainCon. Event tahunan yang dihadiri oleh penjahat-penjahat super dari berbagai penjuru dunia. Di VillainCon itu juga hadir Scarlett Overkill (Sandra Bullock) yang terkenal sangat hebat dan kebetulan ia juga sedang mencari anak buah. Akhirnya berkat kecerobohan juga, Kevin, Stuart dan Bob berhasil mendapatkan tuan baru.
Sebagai tugas pertama, Scarlett memberikan tugas pada ketiga Minions itu untuk mencuri mahkota milik Queen Elizabeth (Jennifer Saunders) yang sangat ia impikan selama ini. Karena dengan memiliki mahkota itu, ia bisa menguasai daratan Inggris.
Lagi dan lagi, para Minions melakukan kecerobohan yang menyebabkan Queen Elizabeth malah memberikan gelar Raja pada para Minions itu. Tidak terima dengan dijadikannya Minons sebagai raja, Scarlett Overkill berencana untuk memusnahkan Minions.
Bisakah para Minions memberikan penjelasan pada Scarlett Overkill yang terlanjur sudah marah besar pada mereka?



#Review:
Kepopuleran The Minions dalam Despicable Me (2010) dan Despicable Me 2 (2013) membuat Illumination Entertainment tertarik untuk membuat sebuah film animasi yang berfokus pada The Minions saja. Hal itu akhirnya terealisasi pada Summer Movies 2015 ini. Sejak menit pertama, MINIONS (2015) ini memberikan lawakan dan keseruan yang memborbardir tanpa permisi. Tingkah konyol dan hal hal ceroboh yang dilakukan oleh para Minions sangat ampuh membuat tertawa terbahak-bahak. Jangan dilupakan juga dialog-dialog aneh yang diucapkan para Minions ini. Membuat bingung namun tetap bikin tertawa juga pada akhirnya.
Porsi gila-gilaan dan kekonyolan tingkah polah Minions ini sedikit membuat cerita utama MINIONS ini menjadi kosong, hampa dan malah hilang. Angkat jempol pun hanya untuk Pierre Coffin saja yang lagi-lagi selalu berhasil menghidupkan karakter Minions lewat suara dan dialog nya yang beneran aneh. Sandra Bullock yang awalnya diprediksi bisa memuaskan difilm ini, harus diakui hanya tampil biasa saja. Lakon penjahatnya pun jauh lebih bagusan Gru daripada dia juga.
Overall, secara keseluruhan Spin-Off Despicable Me ini berhasil tampil menghibur dengan visual animasi yang sempurna dan tajam serta kekonyolan yang tiada ampun saja. Cocok untuk melepas penat setelah menghadapi banyak kesibukan.



[7/10Bintang]

[Review] Comic 8 Casino Kings Part 1: Saatnya Agen Comic Melawan Sindikat Perjudian Besar

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015)
Casts: Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza, Arie Kriting, Indro Warkop, Pandji Pragiwaksono, Sophia Latjuba, Prisia Nasution, Donny Alamsyah, Yayan Ruhiyan, Boy William, Dhea Ananda, Nikita Mirzani, Cah Lontong, Agung Hercules, Lidya Kandau, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Sacha Stevenson, Soleh Solihun, Agus Kuncoro, Candil, Gandhi Fernando, Ray Sahetapy, Jovial Da Lopez, Andovi Da Lopez, Arief Didu, Adjis Doa Ibu, Isman HS, Gilang Bhaskara, Akbar Kobar, Asep Suaji, Awwe, Uus, Temon, Boris Bokir, Loloz, Bene Rajagukguk, Gita Bhebhita, Mo Sidik, Ence Bagus dll
Director: Anggy Umbara
Studio: Falcon Pictures


#Trailer:

Official Trailer Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015)


#Synopsis:
8 Bulan setelah insiden perampokan di Bank I.N.I yang melibatkan Indro Warkop dan ke-8 anak buahnya, muncul sebuah ancaman baru untuk team Indro Warkop yang konon ancaman itu berasal dari The Kings (Sophia Latjuba) sosok Ratu Perjudian kelas kakap yang menurut sebagian besar orang hanya sebuah mitos belaka. Indro Warkop kemudian mengutus para agen nya yang disebut dengan Comic 8 untuk menyelidiki dan memberantas sindikat perjudian yang dipimpin oleh The Kings itu.
Berbagai cara telah mereka lakukan untuk bisa menemukan dimana The Kings berada. Salah satunya adalah mereka menyamar menjadi para Stand-Up Comedian dan melakukan roadshow dibeberapa kota di Indonesia. Bersamaan dengan itu pula agen yang dipimpin Indro Warkop ini masih saja diselidiki oleh kepolisian yang dipimpin oleh AKB Mawar (Dhea Ananda) beserta anak buahnya Adrian (Boy William). Pihak kepolisian pun mendapat bantuan dari seorang Interpol asal Singapura (Prisia Nasution) untuk menyelidiki komplotan ini. Cara menyamar yang para agen Comic 8 lakukan rupanya berhasil. The Kings mengutus Bella (Hannah Al-Rashid) untuk mengundang para Stand-Up Comedian itu ke pulau pribadinya untuk memeriahkan acara Casino yang akan digelar secara internasional, besar dan megah.
Para agen Comic 8 yang menyamar sebagai Stand-Up Comedian menyetujui tawaran tersebut karena sosok The Kings yang selama ini mereka incar kini semakin dekat didepan mata. Tapi ternyata The Kings jauh lebih pintar dari para agen Comic 8. Ia mempunyai sebuah rencana lain yang masih berkaitan dengan peristiwa perampokan Bank I.N.I yang melibatkan agen yang dikomandoi Indro Warkop serta Dr. Pandji (Pandji Pragiwaksono) dan kedua anak buahnya, Agung (Agung Hercules) dan Nikita (Nikita Mirzani) yang kini tengah berada didalam penjara.
Ancaman lainnya pun datang dari The Hunters, para pemburu yang siap membunuh siapa saja hingga terror ganas dari kumpulan buaya yang berada ditengah hutan belantara. Bisakah Ernest Prakarsa, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fahriza dan Arie Kriting menyelesaikan misi yang ditugaskan oleh Indro Warkop meskipun lawan mereka kali ini sangat berat?


#Review:
Kesuksesan Film COMIC 8 (2014) yang berhasil menjadi Top #1 Box Office Indonesia Tahun 2014 membuat Rumah Produksi Falcon Pictures dan sang sutradara, Anggy Umbara semakin optimis dan ambisius untuk melanjutkan sekuelnya.
Ditahun 2015 ini, Anggy Umbara akhirnya merilis sekuelnya berjudul COMIC 8: CASINO KINGS PART 1 pada musim Film Lebaran 2015. Formula yang ia berikan di sekuelnya ini konon akan jauh lebih besar dan lebih berlipat ganda dari film pertamanya. Dan hal itu rupanya berhasil ia suguhkan disepanjang film!
Dengan alur cerita yang maju mundur serta diberi beberapa bab The Grudge, The Mission, The Missing Link, The Tour, The Kings of Casino dan The Game ketika film diputar, membuat gaya cerita di sekuelnya ini tak jauh berbeda dengan film pertamanya yang layaknya seperti potongan puzzle yang membuat penasaran hingga akhir film.
Intense humor dan action yang ditampilkan pun membuat film ini tampil semakin gila dibandingkan film pertamanya. Jajaran 50 pemain yang dihadirkan pun semakin memperbesar keseruan COMIC 8: CASINO KINGS PART 1 ini. Nama-nama seperti Prisia Nasution, Hannah Al-Rashid, Donny Alamsyah, Sophia Latjuba dan yang lainnya ini berhasil mengimbangi kegilaan para Stand-Up Comedian yang beraksi. Film arahan Anggy Umbara ini juga menampilkan beberapa adegan yang benar-benar terinspirasi (atau sebenarnya memparodikan) dari film-film Box Office Dunia termasuk Indonesia seperti The Raid, The Raid 2: Berandal, Iron-Man, The Hunger Games dan lainnya. Ini yang menjadi hal yang paling seru dibalik melimpahnya jajaran pemain dan humor yang diberikan.
Dan keseruan COMIC 8: CASINO KINGS PART 1 ini terpaksa harus ditahan dulu gara-gara film ini dibelah menjadi dua bagian. Ending COMIC 8: CASINO KINGS ini akan dirilis pada moment Imlek, Februari tahun 2016 mendatang. Jika melihat keseruan dan rasa penasaran yang diberikan di PART 1 nya ini, akan menjadi jaminan kalau PART 2 nya akan jauh lebih edan dan gila. Can't wait!



[8.5/10Bintang]

[Review] Inside Out: Saatnya Bertemu Dengan Suara-Suara Yang Ada Didalam Pikiranmu

- Tidak ada komentar

#Description:         
Title: Inside Out (2015)
Casts:  Amy Poehler, Phyllis Smith, Kaityln Dias, Bill Hader, Lewis Black, Mindy Kaling, Richard Kind, Diane Lane, Kyle Maclachlan
Director: Pete Docter
Studio: Walt Disney Pictures, Pixar Animated Studios

#Synopsis:
Saatnya mengeksplorasi pikiran dan emosi seorang anak perempuan yang beranjak remaja bernama Riley (Kaityn Dias).  Mari berkenalan dengan Joy si Kebahagiaan (Amy Poehler), Sadness si Kesedihan (Phyllis Smith), Disgusted si Muak (Mindy Kaling) dan Anger si Kemarahan (Lewis Black). Mereka merupakan 5 emosi yang berada didalam pikiran dan perasaan seorang manusia termasuk ada didalam diri Riley. Kelimanya tinggal disebuah tempat bernama “headquarters”. Merekalah yang mengontrol emosi dan perasaan Riley. Sebagai contoh, ketika Riley merasakan kegembiraan maka Joy lah yang mengendalikan tuas di headquarters itu. Didalam emosi dan pikiran, Riley membangun beberapa pulau yang terbuat dari beberapa kenangan dan ingatan yang takkan pernah Riley lupakan, pulau tersebut adalah: Goofball Island, Honesty & Friendship Island dan Family Island. Masing-masing pulau tersebut terhubung oleh sebuah garis cahaya dan keawetan pulau tersebut diisi oleh bola-bola emosi dan perasaan Riley yang terus bergelinding setiap harinya.
Suatu hari, diusianya yang menginjak 11 tahun, Riley harus pindah rumah dan meninggalkan Minnesota. Hal itu disebabkan karena kedua orangtua Riley (Kyle MacLachlan & Diane Lane) akan memulai bisnis baru di San Fransisco. Awalnya Riley senang dengan perpindahan ke lingkungan barunya, namun kenyataan tak sesuai dengan harapan. Rumah baru yang akan mereka tempati ternyata jauh lebih kecil dan sederhana. Di malam pertama menempati rumah itu, Riley tidak bisa tidur nyenyak. Ia sedih sekaligus ketakutan melihat kedua orangtuanya terlihat seperti sedang menghadapi sebuah masalah. Dan keesokan harinya Riley berangkat ke sekolah barunya. Ketika guru dikelasnya mempersilahkan Riley untuk memperkenalkan diri, Riley mencoba mengingat beberapa kenangannya. Sadness kemudian memegang kontrol di headquarters. Namun hal itu berhasil dicegah oleh Joy. Joy tidak ingin moment pertama disekolah baru, Riley merasa sedih. Namun karena suatu hal, semua bola-bola utama emosi menjadi berantakan. Joy dan Sadness kemudian terbuang ke “perpustakaan pikiran” milik Riley yang letaknya sangat jauh dari headquarters.
Keduanya harus berpacu dengan waktu kembali ke headquarters untuk mengembalikan dan menyeimbangkan perasaan Riley. Diperjalanan itu banyak rintangan yang harus dilalui oleh Joy dan Sadness. Tak hanya itu, gara-gara Joy dan Sadness tidak berada di headquarters, aksi Disgusted, Fear dan Anger yang mengontrol emosi Riley membuat keadaan semakin kacau. Riley berubah menjadi sosok yang pendiam, mudah marah dan lupa akan kenangan-kenangan indah masa lalunya. Hal itu pula yang menyebabkan satu persatu pulau-pulau kenangan didalam pikiran Riley menjadi rubuh dan hancur. Bisakah Joy dan Sadness kembali ke headquarters dan menyeimbangkan kembali emosi Riley yang semakin tak karuan?

#Review:
Disney Pixar Animated Studios is back! Rumah produksi film animasi Hollywood yang terkenal akan kekuatan kualitas cerita, gambar dan pesan ditiap filmnya ini sebut saja Trilogy Toy Story, A Bugs Life, Finding Nemo, Up dan lainnya. Kali ini di Summer 2015, Pixar menghadirkan sebuah animasi yang saya yakin INSIDE OUT ini akan berjaya pada ajang penghargaan film bergengsi seperti Golden Globe dan Oscar 2016 mendatang.
Ide cerita yang sangat original untuk sebuah film animasi sangat berhasil disajikan lewat INSIDE OUT. Kisah tentang 5 emosi yang berada didalam jiwa seseorang digambarkan penuh dengan warna, pesan, dan ringan. Ini adalah sebuah new experience yang takkan pernah bisa dilupakan dimana kita bisa menyaksikan sebuah film yang tak hanya menghibur juga mempunyai pesan yang amat kuat, original sekaligus bisa mempelajari sebuah emosi dan perasaan dalam diri seseorang.
Jajaran pengisi suara pun memberikan performa terbaiknya. Mereka semua berhasil membangun chemistry satu sama lain baik itu antara Riley dan kedua orangtuanya, Riley dengan kelima emosinya dan chemistry antara kelima emosi itu.
Hal-hal yang selama ini mungkin hanya ada didalam imajinasi saja, hal-hal imajinasi itu berhasil divisualkan dengan sangat baik ketika adegan Joy dan Sadness datang ke Imagination Land. Sang filmmaker benar-benar keren dalam storytelling. Klimaks yang dihadirkan diending film pun berhasil disajikan dengan sempurna lengkap dengan sisi emosional yang amat menyentuh. Disepanjang credit title, Film Inside Out masih memberikan beberapa adegan yang menghibur lewat kelima karakter emosi yang bermunculan bukan dari diri Riley melainkan mahkluk hidup lainnya.
Untuk segi visual pun tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Disney Pixar selalu memberikan suguhan terbaiknya. Hal itu sudah terbukti lewat beberapa judul film animasi yang sudah disebutkan diawal paragraf.
Overall, secara keseluruhan INSIDE OUT sangat memuaskan. Best Animated Movie of The Year so far! :’)


[9.9/10Bintang]


[Review] The Age of Adaline: Apakah Dengan Adanya Kekuatan Mustahil Bisa Membuat Seseorang Bahagia?

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: The Age of Adaline (2015)
Casts: Blake Lively, Michiel Huisman, Kathy Baker, Harrison Ford, Evelyn Burstyn, Amanda Crew, Lynda Boyd, Hugh Ross, Peter J. Gray
Director: Lee Toland Kreiger
Studio: Lakeshore Entertainment, Lionsgate Pictures


#Trailer:

Official Trailer The Age of Adaline (2015)


#Synopsis:
Adaline Bowman (Blake Lively) lahir pada 1 Januari 1908. pada saat usianya 29 tahun, ia sudah menikah dan mempunyai seorang anak bernama Flemming (Elizabeth Pearce). Namun sang suami harus pergi untuk selama-lamanya akibat kecelakaan kerja diproyek pembangunan Golden Gate di San Fransisco. Suatu malam, ketika akan mengunjungi anaknya disebuah pondok. Adaline mengalami kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya terjun kedalam sungai. Akibat kecelekaan tersebut terjadi sebuah anomali fisika dan kimia ganjil yang dialami oleh Adaline. Sel-sel biologis dalam tubuh Adaline mendadak berhenti menua. Dan Adaline pun kini hidup tanpa adanya proses menua. Ia tetap cantik, tidak ada keriput, uban dan bertubuh proposional.
Keanehan itu sedikit banyak akan mencolok pada waktunya, menarik perhatian orang lain yang tentu saja takjub setengah mati, misalnya saja ketika ia berjalan bersama dengan putri semata wayangnya, Flemming (Cate Richardson) keduanya malah seperti nampak seperti kakak adik ketimbang ibu anak. Dan apa yang ditakuti Adaline benar-benar terbukti, dunia rupanya tidak bisa menerima dirinya yang tak normal, ketika ancaman dari pihak-pihak yang penasaran datang, Adaline kemudian mengambil keputusan drastis, ia meninggalkan kehidupannya saat ini, selalu berpindah-pindah tempat setiap tahun guna menghidari kecurigaan sembari terus merubah penampilan dan namanya, hidup seorang diri sambil menghidari sebisa mungkin berhubungan terlalu dekat dengan seseorang.
60 tahun berlalu setelah kejadian kecelakaan itu, Adaline kini mempunyai identitas baru. Ia mengganti namanya menjadi Jenny. Ia bekerja disebuah perpustakaan. Hingga suatu malam pada saat pesta tahun baru, Jenny bertemu dan berkenalan dengan Ellis Jones (Michiel Huisman) seorang pengusaha kharismatik yang turut menjadi tamu di pesta perayaan tahun baru itu.
Kedekatannya dengan Ellis membuat ia menjadi dilematis dan harus berhadapan dengan dua keputusan yang amat sulit dihadapi. Terus berlari dan bersembunyi seperti biasanya atau berhenti dan menemukan cintanya. Lalu keputusan mana yang akan diambil oleh Adaline?



#Review:
Film drama romantis Hollywood memang sudah banyak dihadirkan oleh sineas Hollywood. Kali ini di The Age of Adaline, kisah drama romantis nya diberi "bumbu penyedap" yang lumayan berbeda dan tampak menjanjikan. Kisah fantasi tentang "keabadian" ini sangat berhasil disajikan lewat film arahan Lee Toland Kreiger. Dikemas dengan sangat lembut dan modern siapapun yang menyaksikannya akan selalu dibuat penasaran disepanjang film. Dibuka dengan sedikit aroma misterius kemudian ditutup dengan ending yang sangat oke. Sang sutradara berhasil menyajikan cerita yang tidak terlalu meluas dan berfokus pada perjalanan ageless dan cinta nya Adaline saja. Latar sejarah hanya sebagai tempelan dan pembuktian bahwa Adaline benar-benar ageless.
Melihat kisah hidup Adaline memberikan sedikit imajinasi tersendiri. Apakah dengan tidak menuanya seseorang, seseorang akan menjadi bahagia? atau justru malah sebaliknya?. Pertanyaan itu berhasil dijawab dengan baik lewat kisah hidup Adaline ini. Penjelasan penyebab Adaline bisa seperti ini pun dihadirkan dengan baik penuh dengan misterius namun tetap hangat dan lembut.
Teknis visual, setting tempat dan setting waktu dihadirkan dengan lembut oleh David Lanzenberg, memacarkan aroma misterius, vintage sekaligus romantis. Tetapi kekuatan terbesar The Age of Andeline ini tidak melulu pada konsep kisah fantasinya, tetapi juga pada diri Blake Lively yang tampil fantastis menggerakan narasinya, tidak hanya pesona fisik dan kecantikannya namun bagaimana ia mengisi jiwa Adaline dengan sempurna lengkap dengan kekuatan dan kerapuhannya. Dan yang terpenting lagi, ia bisa membuat penontonnya peduli dan bersimpati pada karakternya, sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk sebuah film yang memfokuskan pada satu karakter. Jajaran pemain pendukung pun tampil tak kalah fantastis dari istri Ryan Renolds ini. Sebut saja, Michiel Huisman dari series Game of Thrones sebagai Ellis Jones yang kharismatik sampai nama-nama senior seperti Ellen Burstyn, Kathy Baker dan Harrison Ford. Khusus buat Ford, meski porsinya tidak terlalu banyak namun penampilannya sebagai William Jones memberikan sebuah kejutan luar biasa pada cerita yang disajikan. Acungan jempol juga untuk Narrator yang dibacakan oleh Hugh Ross. Narasi yang diucapkannya membuat The Age of Adaline semakin indah sebagai sebuah dongeng modern.
Overall, secara keseluruhan The Age of Adaline memuaskan! Salah satu Film drama Hollywood terbaik di tahun 2015 ini. "Everything is not make sense without her" - Ellis Jones


[8.5/10Bintang]

[Review] Jurassic World: Terror Di Wahana Wisata Dinosaurus

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Jurassic World (2015)
Casts: Chris Pratt, Bryce Dallas Howard, Vincent D'Onofrio, Ty Simpkins, Nick Robinson, Irrfan Khan, Jake Johnson, BD Wong, Judy Greer, Lauren Lapkus, Katie McGrath
Director: Colin Trevorrow
Studio: Universal Pictures, Amblin Entertainment, Legendary Pictures


#Trailer:


Official Trailer Jurassic World (2015)


#Synopsis:
22 Tahun setelah kejadian Jurassic Park (1993) seorang pengusaha sukses bernama Simon Masrani (Irrfan Khan) dan Dr.Henry Wu (BD Wong) ingin mencoba "menghidupkan" kembali warisan dari John Hammond (Richard Attenborough) yaitu membuka sebuah taman wisata yang berisi hewan-hewan dinosaurus yang diberi nama Jurassic World. Lokasinya pun sama persis dengan lokasi Jurassic Park yaitu di Isla Nublar Island wilayah Costa Rica.
Tak hanya itu, Simon Masrani memberikan sentuhan lebih modern dan lebih canggih pada Jurassic World nya. Namun sayang, beberapa tahun belakangan ini, tingkat wisatawan yang berkunjung ke Jurassic World cenderung menurun. Untuk itu, Simon kemudian meminta bantuan pada Dr.Henry Wu untuk menciptakan spesies dinosaurus baru untuk menarik kembali minat para wisatawan untuk berkunjung ke Jurassic World.
Semuanya berjalan dengan baik. Jurassic World berhasil meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung berkat kini para wisatawan bisa berinteraksi, melihat pertunjukan mosasaurus raksasa didasar laut bahkan menunggangi dinosaurus secara langsung. 
Bekerjasama dengan Dr.Claire Dearing (Bryce Dallas Howard), Dr.Henry Wu berhasil menciptakan spesies dinosaurus baru bernama Indominus Rex yang merupakan pencampuran genetik dinosaurus dan beberapa hewan lainnya. Tujuannya sama yaitu untuk terus menambah jumlah wisatawan yang berkunjung.
Disisi lain, keponakan dari Dr.Claire yaitu Zach (Nick Robinson) dan adiknya Gray (Ty Simpkins) berkunjung ke taman Jurassic World untuk berlibur selagi orangtua mereka tengah dalam proses perceraian. Kedua orangtuanya menitipkan pada Dr.Claire agar mereka berdua tidak sedih mengetahui orangtua nya akan berpisah.
Diluar dugaan, spesies dinosaurus yang diciptakan Dr.Henry Wu dan Dr.Claire ternyata jauh lebih cerdas dibandingkan spesies dinosaurus lainnya. Indominus Rex pun menjadi ancaman serius bagi dinosaurus dan para wisatawan yang sedang berkunjung ke Jurassic World. Dengan dibantu oleh Mr.Owen (Chris Pratt) seorang peneliti yang ahli dalam dunia dinosaurus bisakah para pengelola Jurassic World menghentikan terror Indominus Rex dan menyelamatkan puluhan ribu wisatawan yang tengah berlibur?


#Review:
Kesuksesan Film Jurassic Park (1993) karya salah satu sutradara terbaik Hollywood yaitu Stephen Spielberg masih terasa hingga saat ini. Pada saat itu dimana teknologi belum secanggih seperti sekarang, Spielberg berhasil menyuguhkan sebuah visual tentang taman wisata dinosaurus yang takkan pernah bisa dilupakan selamanya.
Kali ini ditahun 2015, Jurassic Park "versi modern" akhirnya dibuka untuk umum. Kali ini "kepemilikan" taman Jurassic World tidak dipegang oleh Spielberg namun diserahkan kepada Colin Trevorrow. Lantas, apakah taman Jurassic World akan jauh lebih spektakuler dibandingkan taman Jurassic Park milik Spielberg?
Harus diakui visual Jurassic World sangat berhasil menyuguhkan pengalaman tak terlupakan bermain di taman dinosaurus. Modernisasi yang dihadirkan di Jurassic World pun semakin memberikan kesan "wah" dan takjub ketika menyaksikannya. Segi cerita yang dihadirkan pun lebih meluas tidak hanya tentang survive. Konflik kecil tentang kepercayaan antar keluarga, konflik emosional antara dinosaurus dan manusia serta konflik kepentingan politik militer sedikit diselipkan pada Jurassic World kali ini.
Jajaran pemain pun tampil lumayan memuaskan. Chemistry satu sama lain cukup meyakinkan. Chris Pratt semakin menunjukkan kegemilangannya dalam dunia seni peran. Ia berhasil menghadirkan emosi yang kuat dengan para dinosaurus "didikannya". 
Tak hanya itu, Jurassic World juga tidak melupakan dan menghormati akan sejarah. Beberapa set dan adegan di Jurassic World ada sedikit yang menampilkan kenangan-kenangan tentang Jurassic Park. Inilah yang menjadi salah satu poin lebih untuk taman Jurassic World "milik" Colin Trevorrow.
Overall secara keseluruhan Jurassic World berhasil menghadirkan Jurassic Park versi modern. Tapi, Jurassic Park it's the best dinosaurs theme park ever for me!



[8/10Bintang]

[Review] Pitch Perfect 2: The Barden Bellas Are Back!

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Pitch Perfect 2 (2015)
Casts: Anna Kendrick, Rebel Wilson, Hailee Steinfeld, Brittany Snow, Hana Mae Lee, Easter Dean,  Skylar Astin, Adam Devine, Chrisstie Fit, Anna Camp, Ben Platt, Katey Sagal, Birgitte Hjort Sorensen, Flula Borg, Elizabeth Banks
Director: Elizabeth Banks
Studio: Gold Orange Circle, Universal Pictures


#Trailer:

Official Trailer Pitch Perfect 2 (2015)


#Synopsis:
Menyandang gelar juara tiga kali dalam lomba acapella tingkat nasional membuat The Barden Bellas grup acapella dari Barden University semakin populer. Namun, kepopuleran grup acapella yang berisi Beca (Anna Kendrick), Chloe (Britanny Snow), Fat Amy (Rebel Wilson), Lily (Hana Mae Lee), Rose (Easter Dean) dan Flo (Chrisstie Fit) terpaksa harus tercoreng saat mereka tampil dalam sebuah pertunjukan dimana terjadi insiden konyol dan memalukan yang tak sengaja dilakukan oleh Fat Amy. Di pertunjukan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Obama beserta Istri dan ditonton jutaan warga Amerika Serikat lainnya. Insiden memalukan itu lantas membuat The Barden Bellas mendapat cibiran yang meluas. Pihak kampus pun mengambil tindakan untuk skorsing The Barden Bellas dari segala aktivitas lomba dimanapun, melarang perekrutan anggota baru hingga terancam dibubarkan.
Satu-satunya cara untuk mengembalikan nama baik The Barden Bellas adalah mereka harus mengikuti ajang kompetisi acapella tingkat dunia yang akan dilaksanakan di Kopenhagen Eropa, meskipun ajang tersebut tidak pernah satu kalipun berpihak kepada team yang berasal dari Amerika Serikat. Demi mengembalikan nama baik Bellas, mereka terus berjuang berlatih. Namun, kekompakan dan keharmonisan acapella Bellas malah semakin berubah tiap mereka tampil. Ditambah kini Beca mempunyai fokus dan kesibukan menjadi karyawan magang disebuah label rekaman yang menuntut para karyawan nya untuk bisa memberikan ide serta karya yang orisinil.
Untuk mengembalikan keharmonisan acapella Bellas, Chloe (Britanny Snow) kemudian mempunyai ide untuk melakukan kegiatan camping disebuah tempat camp yang ternyata dimiliki oleh senior The Barden Bellas yaitu Aubrey (Anna Camp).
Disisi lain, kisah cinta juga ikut mewarnai perjalanan The Barden Bellas. Beca dengan Jesse (Skylar Astin) yang merupakan personel The Treblemakers, grup acapella yang dahulu merupakan pesaing The Barden Bellas dikampus. Kemudian Fat Amy dan Bumper (Adam Devin) mantan personel The Treblemakers yang sangat terobsesi untuk bisa terkenal dan yang terakhir Emily (Hailee Steinfeld) anggota baru The Barden Bellas yang merupakan anak dari The Barden Bellas generasi 80'an bernama Katherine Junk (Katey Sagal) yang menjalin pendekatan dengan Benji (Ben Platt).
Bisakah The Barden Bellas mengembalikan nama baik mereka dengan mengikuti kompetisi acapella tingkat dunia? Meskipun lawan-lawan mereka sangatlah berat. Salah satunya adalah grup acapella asal jerman Das Sound Machine yang dikomandoi oleh Pieter Kramar (Flula Borg) dan Kommisar (Brigitte Hjort Sorensen).


#Review:
Kesuksesan PITCH PERFECT (2012) sebagai salah satu film musikal komedi yang bagus dan mencuri perhatian pecinta film membuat Univesal Pictures tidak berpikir dua kali untuk membuatkan sekuelnya. Kali ini ditangan Elizabeth Banks, keseruan PITCH PERFECT 2 meningkat dua kali lipat dibandingkan film pertamanya. Elizabeth Banks berhasil menyajikan PITCH PERFECT 2 lebih luas jangkauannya. di kelanjutan film keduanya ini, para Bellas hadir out of the box. Karakter para anggota Bellas tampil sangat memukau dan jauh lebih liar dan dewasa. Keseruan itu semakin berlanjut ketika beberapa lagu lagu generasi 80'an hingga generasi kekinian dibawakan oleh The Barden Bellas dan Das Sound Machine secara acapella serta diiringi dengan dance yang membuat mata serta telinga terpana.
PITCH PERFECT 2 pun tak hanya bercerita tentang sebuah kompetisi. Sang sutradara dan penulis pun menyelipkan beberapa kisah cinta yang aneh, rumit dan menyenangkan lewat karakter Fat Amy, Bumper, Beca, Benji, Emily dan Jesse. Moment mengharukan pun tak lupa mereka sisipkan saat para Bellas saling curhat mengenai "Apa yang akan kamu lakukan setelah selesai wisuda?" di camp perkemahan. Siapapun dijamin pasti bakal menitikan air mata pada bagian itu. 
Klimaks dari PITCH PERFECT 2 pun semakin PERFECT ketika akhir film. Ditutup dengan sangat megah dan meriah lewat penampilan The Barden Bellas membawakan lagu Flashlight. Tak terasa pula air mata kembali menetes melihat para Bellas beraksi untuk mengembalikan nama baik mereka.
Overall, secara keseluruhan PITCH PERFECT 2 sangat memuaskan. Jauh lebih menghibur, meriah dan lebih gila-gilaan! Superb Acawesome!


[9/10Bintang]

[Review] Demonic: Misteri Di Balik Pembantaian Sekelompok Remaja Di Rumah Kosong

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Demonic: The Horror House (2015)
Casts: Frank Grillo, Dustin Milligan, Maria Bello, Cody Horn, Megan Park, Scott Mechlowicz, Aaron Yoo, Alex Goode, Ashton Leigh, Terence Rosemore
Director: Will Canon
Studio: Dimension Films, First Point Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Demonic (2015)


#Synopsis:
Detektif Mark Lewis (Frank Grillo) mendapatkan tugas untuk menyelidiki kasus terbunuhnya 4 orang terbunuh dan 1 orang selamat disebuah rumah tak berpenghuni yang dahulu terkenal dengan pemiliknya bernama Martha Livingstone. Satu orang yang selamat itu adalah John (Dustin Milligan). Keempat orang lainnya yaitu Michelle (Cody Horn) pacar dari John yang tengah hamil muda, Jules (Megan Park), Donnie (Aaron Yoo) dan Sam (Alex Goode) kakak kandung dari John.
John sangat shock atas kejadian yang baru saja menimpanya. Ia tak percaya semua kegiatan yang ia lakukan bersama keempat orang terdekatnya itu berubah menjadi petaka. Pihak kepolisian kemudian mendatangkan Psikolog bernama Dr. Elizabeth Klein (Maria Bello) untuk mencoba menenangkan John dan meminta kesaksian serta keterangan dari satu-satunya orang yang selamat dari peristiwa tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Detektif Mark Lewis kemudian terus mencari segala informasi dan barang bukti yang mungkin masih tertinggal dirumah itu. Ia kemudian menemukan beberapa rekaman CCTV dan handy-cam yang John dan keempat orang lainnya pasang ditiap sudut rumah. Setelah melihat semua rekaman yang dipasang, sang detektif mengetahui kalau kelima orang tersebut tengah melakukan sebuah aktifitas gaib untuk membuktikan bahwa rumah tersebut ada penunggunya atau tidak.
Disisi lain, John memberikan kesaksian kepada Dr. Elizabeth Klein tentang peristiwa sebelum mengalami kejadian menyeramkan itu. Ia bercerita bahwa kakaknya yaitu Sam sangat penasaran ingin membuktikan jika rumah yang dahulu dihuni oleh Martha Livingstone itu berhantu. Mereka kemudian masuk dan melakukan ritual gaib untuk membuktikannya. Elizabeth kemudian menyuruh tim kepolisian untuk menyelidiki sejarah rumah tersebut dan siapa Martha Livingstone.
Berkat kesaksian John, Dr.Elizabeth dan Detektif Mark kemudian mengetahui siapa sosok Martha Livingstone itu dan semakin menemukan titik terang ketika beberapa rekaman yang ditemukan semakin membantu dalam mencari sosok misterius yang telah membantai sekelompok remaja di rumah tak berpenghuni itu.


#Review:
Jika Film Horror yang mempunyai embel-embel James Wan entah mengapa selalu membuat saya tertarik untuk menontonnya. Meskipun beliau hanya duduk dibangku produser atau eksekutif produser saja.
Kali ini sebuah Film Horror yang diproduseri oleh James Wan dan diproduksi konon secara kecil-kecilan ini diberi judul Demonic yang sebelum dirilis kepasaran berjudul The Horror House. Dan mengejutkan! Meskipun tidak diproduksi oleh rumah produksi ternama seperti BlumHouse, WanerBros, Lionsgate, ataupun Sony Pictures, Film Demonic ini berhasil menyajikan horror yang mengasyikkan dengan durasi waktu hanya sekitar 90menitan.
Film Demonic ini memberikan sensasi menarik dan membuat penasaran disepanjang film. Film arahan Will Canon ini seperti perpaduan antara Film The Conjuring, Paranormal Activity dan Deliver Us From Evil dimana unsur mistik, foundfootage dan kepolisian dilibatkan disepanjang film. Inilah yang menjadi poin lebih untuk Film Demonic.
Tak hanya itu, intense ketegangan dan jumpscared nya pun terjaga dengan baik hingga akhir film. Twist yang dihadirkan pun tergolong berhasil disajikan. Jajaran pemain dalam film yang ada embel-embel James Wan nya pun juga selalu memberikan penampilan terbaiknya.
Overall, secara keseluruhan Fim Demonic ini memuaskan. Sekali lagi James Wan membuktikan bahwa beliau adalah sutradara serba bisa dalam semua genre film. The Conjuring, Insidious, Furious 7 dan Demonic adalah contoh terbaiknya.



[8/10Bintang]

[Review] Insidious Chapter 3: Terror Dari The Man Who Can't Breathe

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: Insidious Chapter 3 (2015)
Casts: Stefani Scott, Lin Shayne, Tata Berney, Angus Sampson, Leigh Whannell, Dermot Mulroney, Michael Reid MacKay, Elle Keats, Jeris Poindexter, Tom Fitzpatrick
Director: Leigh Whannell
Studio: BlumHouse Production, Entertainment One, Stage 6, Sony Entertainment


#Trailer:

Official Trailer Insidious Chapter 3  (2015)


#Sinopsis:
Kejadian bermula beberapa tahun sebelum terror yang menghantui Keluarga Lambert (Rose Byrne, Patrick Wilson & Ty Simpkins). Seorang gadis bernama Quinn Berner datang menemui Elise Rainier (Lin Shaye). Ia memohon untuk bisa berkomunikasi dengan almarhum ibunya Lily Brenner (Elle Keats) yang sudah meninggal beberapa waktu yang lalu akibat kanker payudara yang dideritanya. Sebelum bertemu dengan Elise, Quinn selalu mencoba “berkomunikasi” dengan ibunya tanpa bantuan siapapun tiap malam dikamarnya. Quinn merasakan jika semua usaha yang ia lakukan itu mendapatkan sebuah respon. Ia yakin bahwa itu adalah respon dari almarhum ibunya.
Namun ketika Elise Rainer mencoba melihat melalui mata batinnya, ia terkejut ternyata sosok yang merespon semua usaha yang dilakukan oleh Quinn bukanlah dari almarhum ibunya melainkan dari sosok mahkhluk jahat yang mencoba mengincar jiwa Quinn.
Dan ternyata benar, sepulang dari rumah Elise, Quinn mengalami hal-hal aneh seperti suara suara ganjil, bayangan misterius hingga menyebabkan ia tertabrak mobil yang menyebabkan kakinya harus di gips. Gangguan-gangguan dari sosok misterius yang berada dirumah keluarga Brenner semakin parah dan mengancam keselamatan Quinn.
Mendengar Quinn yang terus diterror oleh sosok misterius itu, Elise Rainier akhirnya mau membantu Quinn terbebas dari gangguan sosok itu. Ia yang sebelumnya sudah menyatakan “pensiun” dalam dunia cenayang kini harus berjuang mengembalikan Quinn dari tangan The Man Who Can’t Breathe (Michael Raid MacKay), sosok misterius yang mencoba merenggut jiwa Quinn yang dibantu oleh Tucker (Angus Sampson) dan Specs (Leigh Whannell) Duo “Pemburu Hantu” yang terkenal di dunia maya.
Bisakah Elise menyelamatkan Quinn? Dan siapakah sosok The Man Who Can’t Breathe yang mengincar jiwa Quinn itu?

#Review:
Kesuksesan Franchise Insidious sebagai salah satu Franchise Horror Terbaik milik Hollywood tak bisa dipungkiri berkat tangan dingin seorang James Wan yang duduk di bangku sutradara. Beliau berhasil membawa film horror miliknya seperti Franchise INSIDIOUS dan THE CONJURING menjadi salah satu Film Horror Hollywood yang berkualitas dan terbaik yang pernah dibuat.
Kini lewat Insidious Chapter 3 (2015) James Wan mencoba memberikan jabatan sutradara nya kepada Leigh Whannell yang merupakan penulis skenario dari seri Insidious sebelumnya. James Wan kali ini hanya duduk sebagai seorang produser saja.
Lalu bagaimanakah dengan hasilnya? Insidious Chapter 3 cukup berhasil menjadi sebuah film horror yang mengutamakan kualitas cerita seperti seri Insidious sebelumnya. Leigh Whannell melakukan tugasnya dengan baik dengan memberikan ketegangan dan atmosfir horror yang dibangun dari awal hingga akhir film. Intense jump-scarednya pun lumayan bikin kaget sekaget-kagetnya. Ditambah dengan iringan musik Joseph Bishara yang membuat Film Insidious Chapter 3 semakin horror.
Jajaran pemain yang mayoritas pemain baru memberikan penampilan memukaunya.  Lin Shayne sangat menjiwai perannya sebagai seorang cenayang bernama Elise Rainier. Stefani Scott yang sekilas mirip perpaduan antara Prilly Latuconsina dan Deasy Bowman ini juga memberikan penampilan terbaiknya dalam memerankan sosok gadis yang terus dihantui oleh terror.
Selain menyeramkan, di Insidious Chapter 3 ini juga memberikan sisi komedi lewat karakter duo Ghostbuster Angus dan Specs yang sukses memberikan humor ditengah suasana menyeramkan dan menegangkan.
Overall secara keseluruhan Insidious Chapter 3 memuaskan. Can’t wait for another Darkest Chapter from Insidious!

"Love someone is only delaying the sadness" Best quotes from Elise Reiner on Insidious Chapter 3

[8.5/10Bintang]

[Review] San Andreas: Ketika Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah Mengguncang Dunia

- Tidak ada komentar


#Description:
Title: San Andreas (2015)
Casts: Dwayne Johnson, Alexandra Daddario, Carla Gugino, Hugo Johnstone-Burt, Art Parkinson, Paul Giamatti, Will Yun Lee, Archie Panjabi, Ian Gruffudd, Kylie Minogue, Morgan Griffin
Director: Brad Peyton
Studio: WarnerBros Pictures, New Line Cinema


#Trailer:

Official Trailer San Andreas (2015)


#Synopsis:
Ray (Dwayne Johnson) yang merupakan seorang petugas regu penyelamat mendapat laporan untuk menyelamatkan seorang gadis bernama Natalie (Morgan Griffin) yang tersangkut pada sebuah tebing bersama dengan mobil yang ia kendarai. Natalie terperosok kedalam jurang itu akibat sebuah gempa kecil yang mengguncang wilayah yang ia lewati.
Rupanya guncangan gempa kecil tersebut merupakan awal dari sebuah rangkaian gempa super besar akibat patahan San Andreas yang siap mengguncang mulai dari wilayah Nevada, California, Los Angeles hingga San Fransisco. Namun beruntung, ilmuwan kegempaan setempat yang bekerja pada CalTech bernama Professor Lawrence (Paul Giamatti) dan rekannya Kim (Will Yun Lee) berhasil menemukan metode untuk mengetahui kapan gempa tersebut terjadi agar bisa meminimalisir jumlah korban.
Gempa selanjutnya kembali mengguncang dan kekuatan semakin membesar hingga meluluh lantakkan sebuah Bendungan terbesar di kawasan Amerika. Professor Lawrence kemudian berusaha untuk memberitahukan kepada semua warga untuk segera menyelamatkan diri dan keluar dari zona berbahaya yang dibantu oleh kedua asistennya beserta seorang reporter tv bernama Serena (Archie Panjabi) dan kameramennya.
Gempa-gempa susulan pun kembali hadir meluluh lantakkan semua kota. Blake (Alexandra Daddario) yang merupakan anak dari Ray pada saat gempa dahsyat terjadi sedang berada di kantor milik teman dekat Ibunya yaitu Daniel Riddick (Ian Gruffudd). 
Ray kemudian harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan anak beserta mantan istrinya yaitu Emma (Carla Gugino) sebelum gempa dahsyat lainnya menghancurkan kota. Ditambah gempa susulan selanjutnya diprediksi akan jauh lebih besar ditambah dengan Tsunami dan akan menjadi gempa bumi terbesar sepanjang sejarah.
Bisakah Ray menyelamatkan keluarga kecilnya ditengah bencana dahsyat yang siap mengancam keselamatan umat manusia?



#Review:
Disaster Movie akhirnya kembali hadir di parade BlockBuster Movie tahun 2015 ini setelah beberapa tahun kebelakang jarang banget diproduksi oleh sineas Hollywood. 
Seperti pada umumnya, San Andreas karya sutradara Brad Peyton ini menghadirkan Disaster Movie yang begitu massive dan menegangkan. Beruntung, cerita San Andreas ini hanya berfokus pada cerita keluarga Ray dan Ilmuwan Kegempaan saja. Hal ini menjadi poin plus karena isi cerita menjadi padat tidak melebar seperti Film 2012 (2011) yang terlalu luas cakupannya.
Untuk segi visual dan efek CGI, Film San Andreas sangatlah berhasil menyajikan sebuah "tontonan" bencana yang dahsyat dan apik ditambah sound yang menggelegar disepanjang film. Penggambaran kota yang luluh lantak terlihat begitu real. Thumbs up juga untuk adegan ketika Ray dan Blake terjebak tenggelam di sebuah gedung.
Untuk jajaran pemain tidak ada yang istimewa karena tertutup oleh visual dan efek CGI yang bombastis. Satu-satunya yang mencuri perhatian adalah karakter Ollie yang diperankan oleh Art Parkinson. Ia menjadi penyegar difilm bencana ini dengan karakter remaja serta dialog yang lumayan menghibur.
Overall, secara keseluruhan Film San Andreas ini seperti menonton film bencana pada umumnya, not good but not bad. Visual efek dan CGI selalu menjadi penyelamat dalam sebuah Disaster Movie. Oia Satu pertanyaan setelah menonton Film San Andreas: Nasib Taylor Swift dalam film ini bagaimana ya? Kan ada lagu dia difilm ini :((


[7/10Bintang]

[Review] Tarot: Sosok Berbahaya Di Balik Ramalan Kartu Tarot

- Tidak ada komentar

#Description:
Title: Tarot (2015)
Casts: Shandy Aulia, Boy William, Sara Widjayanto, Aurelie Moeramans, Zaneta Giorgina
Director: Jose Poernomo
Studio: Hitmaker Studios


#Trailer:

Official Trailer Tarot (2015)


#Synopsis:
Bercerita tentang Julie (Shandy Aulia) dan Tristan (Boy William) yang baru saja tunangan dan akan segera melangsungkan pernikahan. Namun kebahagiaan mereka harus dikhawatirkan oleh sebuah ramalan yang datang dari peramal tarot bernama Madam Herlin (Sara Wijayanto). Si peramal mengatakan bahwa akan ada sosok dari masa lalu yang akan mengganggu mereka dan teman-teman dekat Julie yaitu Via (Aurelie Moeremans) dan Sabrina (Zaneta Giorgina). Banyak hal hal aneh dan ganjil setelah Julie pindah ke rumah orangtuanya dulu. Rumah dimana Julie beserta keluarganya tinggal sebelum Julie pindah ke Bogor untuk melanjutkan kuliahnya. Gangguan tersebut dialami oleh Via dan Sabrina. Satu persatu keselamatan mereka menjadi taruhannya. Sosok misterius yang menjadi ancaman Julie dan orang terdekatnya ialah Sofie (Shandy Aulia) kembaran Julie yang tak beruntung dalam kecantikan dan kebahagiaan. Ia menuntut balas dendam atas sakit hati yang ia rasakan pada Julie, adiknya beserta orang terdekat Julie. Mampukah Julie dan Tristan menghadapi terror dari kembaran Julie?



#Review:
Mengejutkan! Setelah tahun 2014 lalu saya dikecewakan oleh Rumah Gurita (2014) YANG BENERAN JELEK BANGET ITU kali ini Jose Poernomo berhasil membuat Film Tarot ini menjadi film horror yang beneran horror! It's much much MUCH better than Rumah Gurita or Danau Hitam.
Segi cerita horror yang ditampilkan di Film Tarot ini terbilang kuat meskipun konon katanya meniru dari film horror Asia berjudul Alone. Intens ketegangan dan jumpscared nya pun terjaga dengan baik dari awal hingga akhir film. Meskipun konon meniru, Film Tarot ini jelas mengalami peningkatan kualitas cerita yang baik banget dibandingkan film-film horror Jose Poernomo dan Shandy Aulia terdahulu. Twist yang ditampilkan pun lumayan tampil baik ketika dimunculkan didalam film.
Assemble casts Film Tarot juga kali ini memberikan penampilan yang jauh lebih baik jika dibandingkan di Film Rumah Gurita. Jajaran pemain pendukung nya entah mengapa hampir disemua film horror Jose Poernomo, mereka selalu jauh lebih mencuri perhatian dan sangat disayangkan porsi mereka begitu terbatas. Special untuk Shandy Aulia, di Film Tarot kali ini beliau tampil mengalami peningkatan yang berlipat ganda. Memerankan 2 karakter sekaligus dalam satu film patut kita apresiasi, terlebih ketika beliau memerankan tokoh Sofie. Ia bagaikan keluar dari "zona nyaman" nya dalam berseni peran.
Untuk segi visual dan setting lokasi, seperti film-film Jose Poernomo tedahulu, beliau selalu memberikan kesan lux dan grande ditiap film yang ia sutradarai. Angle-angle pengambilan gambar pun begitu cantik dan mencekam.
Overall secara keseluruhan Film Tarot ini memuaskan sebagai salah satu Film Horror Indonesia ditahun 2015 ini. Terima kasih banyak untuk Jose Poernomo dan Mrs. Shandy Aulia yang telah mengembalikan kepercayaan saya lewat film Tarot ini.


[8/10Bintang]

Sharing Is Caring